Home / Romansa / My Crazy Office Girl / 9. Mantan Oh Mantan

Share

9. Mantan Oh Mantan

Author: Bai_Nara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku tersentak kaget gara-gara mendapati posisi Aryo yang begitu dekat denganku. Hampir saja kita berdempetan.

"Hai, Kania. Selamat pagi?" Aryo tersenyum manis sekali sayang terlalu manis dan membuatku mau muntah akibat kemanisan. Hoek.

"Ngapain kamu deket-deket sama aku? Bagian kamu bukan di lantai ini!" sinisku lalu bersedekap.

"Hehehe. Kamu lupa ya? Aku ini kepala bagian pantry. Terserah aku dong mau dimana?" Dia masih memasang senyum aspartamya. Dih! Punya senyum aspartam aja sok iyes. Untung aku udah sadar kadar manis dalam senyumnya ada rasa-rasa pahit.

"Justru itu, aku sangat ingat."

"Nah, jadi gak salah dong aku keliling. Siapa tahu bawahanku ada yang gak semangat kerjanya."

"Uwow, keren!"

"Iyalah, Aryo."

Aryo langsung bergaya dengan sedikit menaikkan kerah seragam OB-nya. Jiah, sok iyes banget ini orang.

"Tapi ya, Yo. Selain statusmu sebagai kepala pantry aku jadi ingat statusmu yang lain?"

"Apa?"

"Mantan pacar dan suami orang. Jadi ya mantan yang udah jadi suami orang, ingat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Crazy Office Girl   10. Cari Pacar Baru

    "Udah pulang?""Udah, Mas Andro jahat ih! Gak jemput Ara.""Ya, maaf. Masuk yuk.""Oke deh."Pak Andro dan wanita yang dipanggil Ara masuk ke dalam ruangan Pak Andro sambil bergandengan tangan. Sementara Mbak Jelita mengekori di belakangnya.Bruk!"Aduh!"Refleks aku menutup mulutku, takut suara tawaku yang macam kuntilanak sampai keluar dari persembunyiannya. Gawat, gak enak aku sama Mbak Jelita. "Andro! Ara! Dasar kalian."Dengan umpatan-umpatan yang bertema para penghuni Ragunan, Mbak Jelita memasuki ruangan Pak Andro. Seperti waktu itu, aku hanya bisa shock mendengar umpatan yang keluar dari mulut Mbak Jelita, bahkan sampai melongo dalam waktu yang lama.Begitu sadar, aku memilih menuju pantry lantai enam yang ukurannya mini. Sampai di sana aku menjatuhkan bokongku secara kasar. Ada rasa sebal pada lelaki bernama Andromeda itu."Ish nyebelin banget sumpah. Katanya cowok susah jatuh cinta. Setia. Lah ini malah udah punya gandengan baru? Mana cantik glowing kayak Mbak Jelita lagi.

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   11. Trik Buat Menghadapi Mantan

    Menjalani rutinitas sebagai OG itu ya kadang senang ya kadang bosan. Namanya hidup gak selamanya semangat. Aku pun terkadang merasa bosan dan memilih mengkhayal menjadi istri sultan. Tinggal ongkang-ongkang kaki, main perintah sana sini, wara-wiri jalan-jalan ke luar negeri sambil memakai busana trendy. Jiah! Ngimpi.Daripada khayalanku kemana-mana mending segera menginjak bumi dan menyadari realita yang ada kalau Kania hanyalah pekerja biasa alias OG.Selesai dengan tugas membersihkan area lantai enam. Aku segera kembali ke pantry mini untuk membuat minuman bagi para bos salah satunya biasalah. Pak Manajer."Pagi Pak.""Hem."Aku segera meletakkan minuman di meja Pak Andro, meliriknya sekilas lalu segera pamit saja. Namun baru juga memutar badan, si bos bersuara."Tolong carikan saya beberapa file ini di rak." Dia menyodorkan catatan padaku. Aku pun membacanya dan segera mencarinya."Ini, Pak.""Makasih.""Saya permisi, Pak.""Hem."Aku segera keluar dari ruangan Pak Andro tepat ket

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   12. Kunjungan Mendadak

    Tok. Tok. Tok.Suara ketukan di pintu kamarku, benar-benar mengganggu acara kencanku sama guling. Berusaha abai, aku malah semakin mengetatkan pelukanku pada MasGul.Tok. Tok. Tok. Suara ketukan pintu menjadi semakin keras."Arggh." Aku menggeram frustasi. Mau tak mau aku jadi terbangun.Tok. Tok. Tok.Secara kasar, aku mengacak-ngacak rambutku, melempar MasGul dan menatap nyalang pada pintu.Tok. Tok. Tok. Lagi, pintu kamarku diketuk dengan sangat keras.Aku menghembuskan napasku kasar. Dalam hati mengumpati siapa pun yang mengetuk pintu."Dasar kurang garam. Gak tahu apa, aku capek banget habis kerja rodi kemarin. Beneran dah, siapa pun yang ketuk pintu aku kutuk dia. Kalau cewek kujadikan saudari kalau cowok kujadikan suami."Tok. Tok. Tok."Ya ya ya, aku bangun!" teriakku.Dengan malas aku turun dari ranjang lalu berjalan gontai menuju ke pintu.Ceklek. Aku memutar kunci pintu lalu segera membuka pintu kamar lebar-lebar."Bisa gak sih! Gak ganggu orang tidur? Capek tahu, habis kerj

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   13. Canggung

    Aku kaget saat pintu lift terbuka pun dengan sosok di dalam lift. Otomatis kami saling membuang muka. Pak Andro segera keluar dari lift, setelah itu baru aku memasuki lift. Saat pintu lift menutup aku mengusap-usap dadaku untuk menghilangkan debar-debar di dada. Aneh, semenjak kejadian itu kok aku seringnya berdebar ya kalau ketemu Pak Andro?Bukannya sok pede, tapi Pak Andro juga aneh. Beberapa kali aku melihat dia sering mencuri-curi pandang padaku. Dan you know arah tatapannya? Yak ke situ. Dan itu bikin aku gak pede. Soalnya ukurannya kan lebih kecil dibandingin Mbak Jelita. Yah walau Mbak Jelita kalau pakai baju seringnya tertutup tapi kan sebagai wanita aku bisa ngira-ngira ukurannya. Nah, kalau dibandingin dengan punyaku jelas punyaku gak ada apa-apa.Lah, ini aku kok kenapa malah mikirin urusan nomer kacamata? Haish, gara-gara Pak Andro ini. Au ah. Daripada pusing mikirin kacamata mending kembali ke realita.Sampai di lobby aku sedikit kaget melihat Mas Andi sedang bersenda gu

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   14. Malu-Ku Tabras

    Aku segera mengambil karbol, membuka tutupnya lalu mengucurkan sedikit demi sedikit ke atas lantai maupun ke dalam kloset. Menunggu beberapa menit kemudian mulai menyikati kloset maupun kamar mandinya. Kuulangi beberapa kali sampai bau pesingnya benar-benar hilang. Setelah itu segera kukucurkan air dan bilas sampai bersih. Kegiatan selanjutnya adalah membuka plastik kapur barus lalu menaruhnya di berbagai sudut toilet.Aku menghirup aroma karbol bercampur kapur barus. "Sip. Bau pesingnya udah gak ada."Aku menaruh sikat panjang di pojokan belakang pintu. Baru saja berniat membuka pintu namun urung. Bahkan aku sampai 'jimprak' (kaget) gara-gara mendengar suara pintu terbuka dengan keras. Hampir saja pintu kamar mandi mengenaiku, beruntung aku menahannya dengan tangan.Dan belum sempat aku lepas dari kekagetanku, aku kaget lagi gara-gara pintu kamar mandi ditutup keras dan terdengar bunyi klik."Dasar mantan kurang ajar, sialan! Dia pikir bisa jebak aku apa? Ini Andro ya? Rasakan balas

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   15. Calon Mantu Or Babu?

    Ini adalah hari kedua aku menginap di tempat Mbak Ara yang sekaligus rumahnya Pak Andro. Semenjak kejadian super absurd di hari sabtu. Praktis itu si Papan datar menghindariku. Mungkin dia takut beneran terpesona sama keabsursanku. Eh siapa tahu ya, Pak Andro itu udah bosan sama tipe wanita cantik, anggun dan elegan. Soalnya tipe-tipe wanita kayak mereka kan kurang menantang. Berbeda dengan wanita unik nan slengekan, kayak aku. Tipe kayak aku itu pasti bagi lelaki macam Pak Andro itu sangat menantang. Menantang untuk dinormalkan dari keabsurdan maksudnya. Hahaha.Udah ah, ngapain mbahas Pak Andro mulu mending kita ke dapur. Siapa tahu ada makanan yang bisa kusikat. Hohoho."Pagi Mbak Kania," sapa Mbok Siti ketika aku sampai di pintu dapur. Beliau adalah pembantu keluarga Pak Andro yang berasal dari Cilacap."Pagi Mbok.""Deneng tangi gasik, Mbak? Apa sewengi ora ngrumpi karo Mbak Ara?"(Kok bangun pagi, Mbak? Apa semalam gak ngerumpi sama Mbak Ara?)"Ya jelas ngrumpilah Mbok. Cuma Kan

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   16. Plesir

    Hari ini, hampir seluruh warga PT. Mentari Jaya Sentosa akan melaksanakan darma wisata alias plesiran ke Kepulauan Seribu. Daerah wisata yang akan kami kunjungi adalah Pulau Bidadari. Ya ampun, ada bidadari mau liburan ke Pulau Bidadari pasti di sono banyak hal-hal surgawi. Hohoi.Letak Pulau Bidadari tidak terlalu jauh dari Pantai Marina Ancol. Hanya sekitar satu jam dari Marina Ancol. Pulau Bidadari disebut juga dengan nama Pulau Eco Resort. Alasannya karena keadaan alamnya yang tetap terjaga sehingga sangat pas sebagai tempat wisata bagi orang-orang yang menyukai wisata alam.Kami berangkat dari perusahaan pukul enam tepat menuju ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan ini dipilih karena dari sini kami bisa naik kapal besar. Sementara jika dari Pantai Marina Ancol jelas tak bisa. Di sana tidak ada kapal adanya speed boat saja. Jelas mahal lah.Aku menikmati semilir angin dari atas kapal. Bahkan aku sengaja merentangkan kedua tanganku. "Wah, seger ya Nia. Nanti kamu harus coba wahana

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Crazy Office Girl   17. Rasa Yang Tak Biasa

    Aku masih menggigit kesal kaos renang Milik Pak Andro. Aksiku terhenti karena suara tawa seseorang."Hahaha. Ngamuk kamu?""Sumpah, temen Bapak nyebelin banget.""Bikin kamu pengen gigit ya?""Ho'oh.""Udah daripada kamu marah-marah jadi gak lihat perut sobek punyaku?""Boleh-boleh. Lihatin dong, Pak?""Siap. Aku tunjukin ya? Satu dua ti—!"Plak!"Aduh!" Pak Egar mengaduh karena kepalanya dikeplak sama seseorang. Dan tanpa aba-aba, mukaku diraup lagi secara kasar sama Pak Andro."Bismillahirahmanirrahim. Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa nauum, la Huu maa fis samawaati wa maa fil ardh, mann dzalladzii yasyfa’u ‘inda Huu, illa bi idznih, ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiituuna bisyayim min ‘ilmi Hii illaa bi maa syaa’, wa si’a kursiyyuus samaawaati walardh, wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal ‘aliyyul ‘adziiim"Pak Andro membacakan ayat kursi dan terakhir dia meniup ubun-ubunku sebanyak tiga kali."Astaghfirullah, P

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • My Crazy Office Girl   40. Ekstra Part 2

    Aku berlari sekuat tenaga dari parkiran menuju ke halaman sekolah tempat lima bus pariwisata sedang bertengger. Astaga! Benar-benar dah. Untung aku ini emak-emak strong, kalau enggak. Duh!"Pak, Pak, Pak. Bentar jangan ditutup!" teriakku pada bapak-bapak yang akan menutup pintu bus."Mamake!"Seorang gadis berusia tujuh belas tahun akhirnya turun. Dia segera memelukku dengan sangat erat seakan kami baru saja tak berjumpa setelah berpisah sekian lama. Padahal baru juga beberapa jam gak ketemu."Kamu ini ya Mbak, kan mamake uwis ngomong dicek dulu barang-barangnya. Kalau lupa gak jadi plesir kamu!""Hehehe." Si gadis remaja cantik duplikatku hanya cengengesan saja. Dia pun mencium tanganku, bercipika-cipiki lalu segera masuk menuju ke dalam bus. Aku dadah-dadah dan dibalas hal yang sama oleh Lyra. Pada Pak Kernet bus dan guru-guru yang ada di dalam bus aku mengangguk sopan.Selesai dengan urusan Lyra yang mau berangkat studi wisata ke Bromo, aku segera menuju ke tempat putri bungsuku yan

  • My Crazy Office Girl   39. Ekstra Part 1

    *Kania*Menjalani kehidupan baruku sebagai istri dari seorang Andromeda Bagaskara itu benar-benar menyenangkan sekali. Setelah menjadi istrinya, otomatis aku dipecat dari MJS. Aslinya aku tetap ingin bekerja di sana, tetapi Mas Andro gak mau. Saat aku bertanya apa dia malu punya istri seorang OG? Jawaban yang kuterima sungguh luar biasa saudara-saudara."Mas gak peduli sama status kamu dan pekerjaan kamu. Penting kamu jangan zina sama berbuat buruk, gak baik. Kalau kamu mau kerja atau kuliah lagi, oke gak masalah penting kamu jangan jadi OG lagi di MJS, bekerja satu atap sama mas.""Kenapa aku gak boleh kerja satu atap sama Mas Andro?" cecarku."Kenapa? Apa Mas Andro takut aku ngerecokin pekerjaan Mas? Takut Mas gak bisa selingkuh gitu?" Aku memberondongnya dengan banyak pertanyaan."Astaghfirullah, kamu pikir mas sejahat itu. Insya Allah mas tipe setia.""Terus kenapa kita gak boleh kerja satu atap?" tanyaku dengan mimik muka memelas.Mas Andro mengembuskan napasnya dalam lalu menata

  • My Crazy Office Girl   38. My Crazy Office Girl (Sesion 1 Tamat)

    *Andromeda Bagaskara*Gadis cilik itu terus saja menangis dengan sesenggukan. Sesekali dia mengelap air mata dan ingusnya yang ikut keluar. Aku mengulurkan sapu tanganku padanya.“Bajumu udah kotor, udah gak bisa lagi nampung ingus. Nih, pakai punyanya Mas.”“Makasih, Mas Ando.”“Andro!”“Ando?”“Andro! Udah tujuh tahun masih belum bisa bilang ‘R’.”Gadis itu hanya bersungut-sungut lalu mengeluarkan ingusnya lagi dengan sapu tanganku.“Nih.” Dita kecil menyerahkan sapu tangan padaku.“Jorok, cuci dulu baru balikin sama mas.”“Oke.”“Mau pulang?”Dita menggeleng. “Mau nunggu Bapak sama Ibu saja.”“Oooo.”“Mas Ando gak balik ke pesta?”“Malas, udah aku usir semua orang sama Juwita juga.”“Kasihan Mbak Juwi, Mas Ando kok galak.”“Kamu jangan polos gitu dong, kalau dijahatin balas, kalau gak bisa marah-marah ya pakai aksi gila kek, gokil kek. Pokoknya lawan. Ngerti?!”Dita mengangguk lalu tersenyum. Melihat senyumnya, aku pun ikutan tersenyum. Aneh memang, tapi aku yang kini berusia dua b

  • My Crazy Office Girl   37. Tuker Tambah

    Aku menselonjorkan kedua kakiku di atas kasur. Pegel. Ternyata nikah itu capek juga. Padahal cuma berdiri di atas pelaminan, memasang senyum dan menyalami tamu doang tapi ternyata bikin capek.Suara pintu kamar yang terbuka mengalihkan atensiku dari rasa capek. Aku tersenyum pada Mas Suami yang dibalas dengan senyum juga.“Capek ya Mas?”“Iya.”“Mandi dulu sana.”Mas Andro menurut dan langsung menuju ke kamar mandi dalam. Aku terkekeh geli saat kembali sadar kalau Mas Andro begitu perhitungan saat merehab rumah Bapak. Selain didesain sedemikian rupa, rupanya dia menambahkan kamar mandi dalam, khusus di kamarku dan kamar kedua orang tuaku. Ckckck. Pintar-pintar.Sebagai hadiah buat si pintar, aku harus menyiapakan diri. Segera saja aku mengganti daster rumahan dengan gaun tipis menerawang yang kubeli bersama Ara. Kemudian kuolesi wajahku dengan bedak tipis-tipis lalu menggunakan lipstick warna terang biar semakin menantang buat disosor. Rambut pun kusisir rapi. Dan terakhir menyemprotk

  • My Crazy Office Girl   36. Akad Nikah

    Hari pernikahanku pun tiba. Keluarga Tante Laras banyak yang datang. Sementara dari Om Andreas ada beberapa. Kakek Ahsan pun datang.Keharuan terjadi saat Kakek Ahsan bertemu dengan Bapak. Keduanya berpelukan dan tangis-tangisan membuat semua orang yang melihat sampai menitikan air mata. “Gak nyangka beneran nikah sama Pak Manajer, loh.” Aku kaget karena sempat melamunkan adegan pertemuan Bapak dan Kakek Ahsan. Senyum kuulas pada BIP yang baru datang.“Namanya juga jodoh. Mungkin habis ini kamu sama Dokter ACDC yang nyusul.” Aku mencoba bijak.BIP sama sekali tak berkomentar, tapi aku bisa melihat ada semburat warna merah di pipinya. Ckckck, pasti deh ada apa-apa antara BIP sama Pak Dokter. Aih jadi gak sabar drama apa yang bakalan terjadi sama si dua manusia yang hidup bertetangga itu. Moga-moga sih akhir kisah keduanya happy ending kayak aku.“Kania, ayok keluar. Ijab kabulnya mau dimulai.”Aku mengangguk pada Ibu. Ibu menuntunku menuju ke ruang depan yang sudah disetting untuk te

  • My Crazy Office Girl   35. Kejutan Lamaran

    Hari ini, Pak Andro sekeluarga akan mengunjungi rumahku di Banyumas. Aku sudah bilang pada kedua orang tuaku. Dan ketika sampai di sana, kedua lelaki paruh baya hanya saling menatap sambil menitikan air mata. Lalu mereka saling berangkulan dan menangis penuh haru. Aku yang masih bingung bagaimana bisa ada scene menangis antara Bapak dan Om Andreas makin dibuat bingung ketika ibuku berteriak heboh dan langsung cipika-cipiki dengan Tante Laras. Semakin melongo dong akunya. “Apa kamu gak paham artinya?” Mas Andro menghampiriku lalu melingkarkan tangannya pada bahuku. “Enggak.”“Ck. Kadang kamu telmi.”“Terlalu minis!”“Dan absurd.”“Abis sun radius dekat mulut.”Mas Andro hanya bisa geleng-geleng kepala. Kasihan sekali dia, bisa ketemu cewek aneh kayak aku.“Stres tahu ngomong sama kamu.”“Terus ngapain dipacarin?”“Habis antik.”Kami pun tertawa. Begitulah kami. Kalau ngobrol kadang gak nyambung tapi gak nyangka udah pacaran hampir enam bulan. Meski masih banyak netijen nyinyir yang g

  • My Crazy Office Girl   34. Ketagihan Ciuman

    Tok. Tok. Tok.“Masuk.”Dengan hati-hati aku membawa minuman menuju ruangan Mas Andro.“Permisi, Pak.”“Hem.”Mas Andro seperti biasa hanya berdehem dan fokus dengan laptopnya. Aku pun menaruh secangkir kopi dan botol air mineral di mejanya. Meski kami pacaran, tapi kalau di kantor kita tetap professional. Aku selalu memanggilnya ‘pak’ selama jam kerja. Kalau sudah selesai baru kupanggil ‘Mas Pacar’. Hehehe.“Permisi, Pak.” Segera kubalikkan tubuhku hendak keluar ruangan.“Kania.”“Ya.” Refleks kubalikkan tubuhku dan menatap ke arah Mas Andro.“Tolong rapikan rak buku saya.”“Oh, iya Pak.”Aku pun segera menuju ke rak buku milik Mas Andro. Mataku melotot, mulutku menganga melihat rak buku di ruangan Mas Andro terlihat luar biasa berantakan. Aneh, perasaan tadi pagi masih rapi. Kulirik Mas Andro yang masih asik dengan laptopnya. Ckckck, rupanya mas pacar lagi modus guys. Dia pengin berduaan tapi sama orang lain pengennya terlihat professional. Jiah, dasar!“Saya tahu saya itu tampan, t

  • My Crazy Office Girl   33. Barisan Mantan Harap Bubar

    Hampir dua bulan aku menjadi pacar Pak Manajer dan tetap menjadi OG di MJS. Tugas OG pun selalu kulakukan dengan baik. Bisik-bisik gunjingan maupun tatapan sinis padaku perlahan menghilang seiring berjalannya waktu. Mungkin para jomblowati akhirnya lelah. Mau nyinyirin, gosipin bahkan menjadi sosok Lampir yang suka perintah-perintah sambil ngegas kayak Mbak Wina gak bisa merubah realita kalau mereka tetap gak bisa bikin aku sama Mas Pacar putus. Yang ada mereka capek sendiri.Godain Papan Datar yang lempeng-peng gak ada guratan malah seringnya dapat bentakan sampai hukuman lama-lama bikin para calon penikung capek kayaknya. Ditambah lagi ngadepin aku si OG sedikit kurang waras yang dikira mudah ditindas malah bikin mereka jadi darah tinggi. Karena aku selalu menghadapi kejulitan netijen dengan senyum maut, tingkah absurd plus kibas rambut yang sekarang jarang kucel apalagi ketombean. Maklum kan udah punya Mas Pacar ganteng, jadi harus jaga diri sama penampilan dong ya.Ah, jangan lupa

  • My Crazy Office Girl   32. Mas Pacar, Kencan Yuk!

    Dua rengkuhan mampir di kanan kiriku membuatku sedikit kaget.“Lah, kok pada tumben meluknya barengan?”“Selamat ya Sayang.”“Selamat ya Mbak.”“Selamat buat apa ya? Buat ultahnya Kania apa karena Kania naik pangkat?”“Naik pangkatlah?”“Ciyus?”“Ciyus dong.”“Emang kalau OG naik pangkat jadi apa? Kepala pantry kan biasanya cowok?”“Calon istri.” Kompak Tante Laras dan Mbak Ara. Dan pernyataan mereka membuatku melongo.Hop. “Tutup Mbak ntar ngeces.” Mbak Ara sengaja menekan daguku.“Ish, dengar ya Mbak. Kania walau suka ngeces gini banyak yang demen loh.” Seperti biasa aku mengibaskan rambut panjangku.“Ya iyalah, buktinya mamasku yang so cool-nya macem papan datar bisa tertawan. Sampai kayak orang gila saking frustasinya gak bisa baikan sama OG idaman. Untung Ara itu adek yang perhatian. Hahaha.”“Hah? Maksudnya?”“Udah ah, yuk masuk.”Mbak Ara dan Tante Laras langsung menggamit lengan kanan-kiriku. Mereka membawaku berjalan bersama menuju lift. Aksi kami tentu saja diketahui oleh be

DMCA.com Protection Status