Elgan dan Cia keluar dari toko tersebut setelah membayar belanjaan mereka. Sama seperti sebelum-sebelumnya ketika Cia meminta pendapat Elgan, suaminya itu tetap mengatakan apa yang ditunjukkan istrinya bagus dan lagi-lagi Elgan menyarankan untuk membeli semuanya. Cia yang sudah terbiasa hemat akhirnya mengikuti saran Elgan. Toh, semua itu juga untuk anak mereka. Tidak yang salah dengan hal itu.
Elgan sendiri dibuat keheranan saat Cia mengatakan kalau apa yang ia cari sudah dapat sepenuhnya. Elgan pikir, Cia akan membeli beberapa baju untuknya, tapi ternyata tidak. Istrinya itu hanya membeli perlengkapan calon anak mereka.dan tidak membeli satu dress atau apapun itu. Lagi-lagi Elgan salah mengira mengenai Cia. Ayolah...mengapa ia selalu salah memprediksi istrinya sendiri? He is not a good husband!
Sekitar 1 jam lebih mengelilingi mall dan memilih pernak-pernik perlengkapan bayi mereka, Elgan membawa Cia menuju restoran yang ada di mall itu. Sel
Mobil yang di kemudi oleh Syam tampak melambat sebelum akhirnya berbelok dan berhenti di depan rumah megah. Sesaat kemudian, mobil yang dinaiki para bodyguard juga tampak memasuki pekarangan rumah tersebut. Setelah memutari mobil dan membukakan pintu untuk istrinya, Elgan meraih tubuh Cia ke dalam gendongannya. Dengan sekali hentakan, ia sudah berhasil mendekap tubuh Cia dan membawanya ke ruang TV sesuai dengan permintaan wanita itu.Cia yang berada di gendongan Elgan melepaskan tautan tangannya dari leher Elgan ketika pria itu mendudukkannya di atas sofa. Tidak lupa, ia juga mengucapkan terimakasih kepada suami tercintanya itu."Kamu di sini sebentar dulu ya? Aku keluar dulu," ujar Elgan yang kini berjongkok di depan Cia dengan tumpuan lututnya. Elgan harus menemui orang-orangnya untuk memberi mereka tugas selanjutnya.Cia mengangguk sambil mengusap perut besarnya lembut."Tapi jangan lama-lama ya," jawabnya seraya menatap wajah Elgan
Setelah pesanan yang ditunggu-tunggu selesai dan telah berada di genggamnya, Cia mengulum senyum kepada seorang wanita counter, lalu berbalik dan melangkah menuju mobilnya. Melody yang tadi bercengkrama dengan Cia sudah tidak lagi terlihat lagi. Entah kemana perginya wanita itu. Cia tidak lagi melihatnya saat melintasi tempat yang ia duduki bersama Melody tadi. Cia bergedik acuh, tidak ingin ambil pusing kemana perginya wanita itu. Yang ia inginkan saat ini hanya cepat-cepat pulang dan segera menikmati makanannya. Cia memperbaiki slingbagnya setelah melewati pintu kaca yang tampak kokoh sebagai pembatas ruangan tersebut. Tiba-tiba saja suara Melody kembali menyapa dan menghentikan langkahnya."Flo, lo udah selesai?"Cia memperhatikan Melody dari atas sampai bawah, wanita itu sangat cantik dan anggun di matanya, membuat ia pangling dan merasa kalah jauh dari wanita itu. Apalagi kini berat badannya sudah naik dan perutnya membesar. Cia mencoba menying
Bukan hal yang menyenangkan bagi Elgan jika seseorang mengusik ketenangannya. Mencampuri urusan Elgan dan ingin menyakiti orang-orang yang ia sayangi bukan lah hal yang patut dilakukan. Hal itu sama saja dengan memancing kemarahan sisi iblis pria itu.Pengusik!Elgan sangat benci dengan orang-orang yang seperti itu. Emosinya sangat cepat tersulut ketika ketenangan yang ia miliki ataupun orang-orang yang ia cintai di usik oleh orang-orang yang tidak senang dengan kebahagiaannya. Kemarahan tampak jelas di mata Elgan saat melihat mobil istrinya yang melaju kencang di depan sana. Entah Cia atau siapa yang mengendalikan mobil itu, yang pasti Elgan sangat geram melihatnya. Mobil yang melaju cepat itu membuat jantung Elgan berdetak tidak karuan. Perasaannya tentu khawatir melihat hal itu. Elgan sudah tidak sabar. Ia ingin melihat siapa pelaku yang mengemudi mobil itu. Jika itu Cia, maka Elgan tidak akan segan-segan menghukum istrinya yang kelewat bandel itu. Cia y
Gerbang yang menjulang tinggi itu kembali tertutup saat mobil mewah Elgan telah masuk sempurna ke dalam pekarangan rumah. Sudah menjadi hal yang biasa bagi Elgan melihat bodyguard-bodyguard itu menundukkan setengah badan mereka saat ia melewat. Elgan tidak mengerti mengapa orang-orangnya melakukan hal tersebut, padahal ia tidak pernah menyuruh mereka melakukannya.Seorang bodyguard yang menjaga pintu utama berjalan mendekati pintu yang ada di samping tuannya lalu membuka pintu tersebut. Elgan lantas keluar dari sana dengan menggendong tubuh Cia yang terkulai lemas. Bodyguard itu kembali menutup pintu mobil setelah Elgan menjauh dari sana."Elgan, Cia kenapa, Nak?" Elena keluar dengan tergesa-gesa mendekati Elgan yang baru saja menaiki undakan tangga.Elgan sedikit terkejut melihat kehadiran mama mertuanya. Namun, ia sangat pandai mengatur ekspresinya. Melihat wanita yang mirip dengan Cia itu membuat rasa lega memenuhi perasaan Elg
Malam telah tiba. Bintang-bintang mulai bermunculan di atas lagi yang gelap. Lampu-lampu di tepi jalan sudah menyala menerangi jalanan yang kini diterpa hujan gerimis. Tidak sedikit para pengguna jalan mempercepat laju kendaraan roda dua mereka untuk menembus tetesan hujan yang membasahi kulit. Dan sebagian pengendara memilih untuk berteduh di depan ruko-ruko yang sudah tutup. Diantara pengendara lainnya, Melody melajukan mobilnya bersama dengan pengendara mobil yang lain membelah hujan tanpa perlu merasa khawatir basah kehujanan. Melody sudah tampak cantik di balik setir mobil. Melody semakin keras menginjak gas di kakinya agar cepat sampai di Saptaprabu's company. Melodi sudah tidak sabar ingin bertemu Mr. Bill. Semakin cepat ia menemui pria itu, maka semakin cepat ia menyelesaikan misinya. Melodi sudah tidak tahan dan hatinya terasa panas melihat cia yang sangat menikmati pernikahannya dengan Elgan.Melody menatap fokus jalanan yang ada ada di depannya. Bekas tetesan
"Ma, Cia pengen makan ini." Cia menyodorkan ponselnya kepada Elena. Meminta mamanya untuk melihat ponselnya yang sedang menampilkan makanan, berupa sayur-sayuran yang diolah.Elena yang tadinya sedang mengusap rambut Cia yang ada di pangkuannya, lantas mengambil ponsel putrinya itu dan melihat apa yang Cia maksud. Elena melihat sebuah foto yang menampilkan makanan yang sangat populer di sekitar Jogjakarta, Jawa timur maupun Jawa tengah. Pecal merupakan makanan yang berbahan dasar sayur-sayuran serta bumbu sambal kacang yang dikombinasikan menjadi satu. Elena kembali menyodorkan ponsel tersebut kepada cia seraya mengulum senyum menatap putri manjanya itu. Cia sedang mengidam, yakin Elena."Kamu mau makan ini?" tanya Elena memastikan. Lantaran tidak biasanya Cia ingin memakan olahan dengan bumbu kacang seperti pecal. Sebenarnya wajar saja kalau Cia ingin memakan makanan yang dulu tidak ingin ia makan. Elena juga tahu kalau ini merupakan bawaan d
Bagaimana perasaanmu jika pergi ke pasar dikawal oleh belasan bodyguard? Malu, bangga atau malah senang? Ck! Mungkin kebanyakan wanita akan merasa bangga dan senang. Namun, tidak dengan Cia. Ia malah malu karena menjadi pusat perhatian. Demi Tuhan, dari dulu Cia memang tidak suka menjadi pusat perhatian. Mungkin kalau Cia memiliki topeng, ia akan menggunakannya agar orang-orang tidak melihat wajah aslinya. Melihat begitu banyaknya orang di pasar membuat Cia deg-degan seperti akan mengikuti ujian saat di kampus aja. Belum lagi saat melihat orang-orang yang langsung menatapnya penasaran saat ia turun dari mobil dan langsung diikuti oleh para bodyguard. Hal itu semakin membuat Cia tidak enak hati. Cia menunduk malu saat langkah demi langkah ia berjalan memasuki pusat pasar yang ramai. Semakin ia berjalan lebih dalam, orang-orang yang ia lalui semakin menatapnya penasaran. Oh, god, tidak bisakah orang-orang itu mengabaikannya dan fokus pada kegiatan mereka saja. Cia rasany
Lambert CompanyElgan telah selesai merapikan dokumen yang tadi berserakan di atas mejanya. Setelah menggunakan kembali jas hitam miliknya, Elgan segera keluar dari ruangannya. Pandangan Elgan langsung tertuju kepada Niko yang ternyata juga sedang merapikan meja kerjanya. Sore yang cerah ini, kedua teman sejoli itu akan pulang bersama. Tadi, saat kembali dari prosesi tender umum dilakukan, Niko meminta Elgan untuk mengantarkannya pulang karena mobilnya sedang diservis. Sementara Nadin sedang pergi ke luar kota, sehingga Niko tidak bisa meminta bantuan kepada kekasihnya itu."Bro, udah selesai lo." Niko sedikit terkejut mendapati Elgan yang berdiri di dekatnya dengan tampang datar dan kedua tangan yang dimasukkan ke saku. Elgan benar-benar aneh. Ia lebih memilih menunggu daripada menegur Niko yang tadi sengaja memperlambat kegiatannya. Hal itu membuat Niko tertawa dalam hati."Hmm,"Well, Elgan tetaplah Elgan. Sekalipun mereka telah berte