Hari yang ditunggu akhirnya tiba.
Hari di mana Kyra resmi menjadi istri Asoka Bagaskara. Di mata agama dan hukum.
Asoka tampak sangat luar biasa dengan balutan beskap berwarna hitam dan jarik. Aura pengantinnya tumpah-tumpah hingga Kyra tidak bisa berkedip atau berkata-kata. Begitu ijab qabul terucap dari bibirnya yang indah, Kyra nyaris kehilangan napas. Begitu pula saat Asoka memajukan wajah dan mengecup keningnya lembut, Kyra menahan diri agar air matanya tidak luruh.
Meski ini hanya pernikahan kontrak, tetapi nuansa sakralnya sangat kentara. Para tamu undangan juga ikut-ikutan terharu dan meneteskan air mata. Terutama ayah yang diam-diam mengusap sudut matanya dengan punggung tangan.
Acara akad nikah digelar di kebun belakang mansion Patibrata yang luas, dengan konsep outdor. Kyra menggunakan kebaya berwa
Resepsi malam itu berakhir pukul sebelas malam. Kyra sudah ngantuk dan lelah luar biasa, jadi mereka memutuskan untuk menginap di salah satu kamar VIP sebelum pulang ke apartemen Asoka. Ya, baik Asoka maupun Kyra sudah memutuskan untuk tinggal di apartemen Asoka selama pernikahan kontrak mereka. Mungkin sesekali, Kyra akan pulang ke apartemennya sendiri jika dia sudah mulai jenuh dengan kehidupannya bersama Asoka. Kyra juga sudah memutuskan untuk membuat agensi miliknya sendiri, yang akan dia bernama KP Ent, singkatan dari Kyra Patibrata. Ajaibnya, izin dari ayah sangat mudah didapat, mungkin karena Kyra sudah menikah? Namun, sebelum melakukan bisnisnya, Kyra akan bulan madu dulu, ke Korea Selatan.“Kak Soka enggak keberatan tidur sama aku untuk sementara waktu kan?” Kyra bertanya saat mereka memasuki sebuah kamar hotel di lantai paling atas. “Bed-nya besar kok, cukup buat berdua. Tapi kalau Kak Soka
Saat mata Kyra terbuka pagi harinya, Kyra tidak tahu sudah tertidur berapa lama. Yang pasti, seluruh tubuh Kyra pegal-pegal dan perutnya keroncongan. Mendesah, Kyra kemudian mengucek matanya dan melihat ke segala sisi, seolah kehilangan orientasi sesaat. Barulah ketika melihat pemandangan kota Garuda dari balik kaca tebal gedung, serbuan ingatan langsung menghantam Kyra dan membuat seluruh tubuhnya memerah.Kyra melihat ke samping ranjang dan tidak menemukan keberadaan Asoka. Kyra refleks menutupi wajahnya dengan selimut dan mengacak-acak rambutnya sendiri.Astaga.Astaga.Astaga.Kyra tidak sedang bermimpi, kan?Dia menggigiti bibirnya sendiri dan tertawa geli. Hingga kemudian, suara pintu yang terbuka membuat tubuh Kyra seketika memat
Adalah keputusan yang sangat bagus untuk datang ke Korea Selatan di pertengahan bulan April, karena bunga sedang mekar-mekarnya. Sepanjang jalan, Kyra bisa melihat pepohonan yang bunga dan daunnya begitu lebat. Di hari pertamanya setelah tiba di Seoul, Kyra memutuskan untuk berpisah dengan Asoka. Karenanya, Kyra tak perlu berdebat tentang lokasi yang akan mereka kunjungi, atau restoran mana yang akan mereka singgahi. Kyra juga bebas menunggu berjam-jam di depan gedung agensi hanya untuk menunggu keberuntungan setipis tisu melihat idol kesukaannya keluar masuk gedung. Atau hanya sekadar melihat-lihat dan mengagumi tempat mereka bekerja.Kyra tahu jika di usianya yang sekarang, bukan saatnya fangirling sampai tidak tahu waktu. Namun, mau bagaimana lagi? Kyra tidak bisa menahan hasratnya. Lagi pula, Kyra juga tidak setiap hari berada di Korea.Sambil mengulas senyum dan mangambil napa
“Kak Soka bisa anggep aku sebagai teman,” balas Kyra, ketika akhirnya mereka berdua menaiki kereta gantung untuk menuju ke Namsan tower. “Dengan begitu, kalau seandainya kita bertengkar selama periode waktu kontrak, kita bisa langsung balikan. Kayak nggak pernah terjadi apa-apa.”Asoka menatap Kyra dengan sebelah alis terangkat naik. “Nggak ada teman yang berbagi ranjang yang sama, Kyra.”Kyra mengerjapkan mata, kemudian nyengir lebar. “Oh ya? Gimana kalau friends with benefit?”Asoka refleks mengetuk kepala Kyra karena gemas. Entah sejak kapan, Asoka tidak tahu persisinya, dia tidak terlalu marah berada di dekat Kyra. Mungkin karena Asoka sudah tidak takut lagi dengan kata tolong? Karena mereka sudah berkompromi? Kyra juga bukan tipe pengganggu seperti yang selalu berada di otak Asoka. Jika diliha
Tidak.Rasanya ini tidak benar.Kenapa Asoka tiba-tiba berubah baik sekali?Kyra bahkan sempat terlena dan mengira jika mereka berdua memang sepasang suami istri yang sebenarnya. Jika semua ini berakhir, bagaimana jika Kyra tidak bisa melepaskan Asoka? Bagaimana jika Kyra bergantung padanya?Sudah dua bulan, mereka keliling Korea dan beberapa negara di Eropa dalam rangka liburan. Anehnya, tak banyak cekcok yang terjadi di antara mereka. Entah Kyra yang selalu mengalah, atau dia sama sekali tidak keberatan dengan tempat-tempat yang direkomendasikan Asoka? Ajaibnya, sama seperti di Namsan Tower, Asoka sesekali mengiyakan permintaan Kyra untuk mengunjungi tempat-tempat romantis, dan bahkan berfoto.Kini, mereka sudah tiba di kota Garuda, siap menjalani rutinitas mereka sepert
Hubungan Kyra dan Asoka kian hari semakin merenggang saja.Kyra yang sibuk dengan kegiatannya, juga Asoka yang bekerja dari pagi hingga malam menjelang. Kyra bahkan tidak tahu project apa yang sedang Asoka kerjakan, dan di mana selama ini diai menghabiskan waktunya. Kyra sudah bertanya pada Fian, tetapi dia tidak berani menjawab karena sudah dilarang Asoka.Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?Kyra memang takut dengan kenyataan yang akan dia hadapi begitu sampai di kota Garuda, tetapi dia tak menyangka jika Asoka adalah orang yang paling menjaga jarak. Seolah-olah mereka adalah orang asing.Seolah kehadiran Asoka di apartemen membuat Asoka tidak nyaman. Padahal, kemarin waktu liburan di Korea dan beberapa negara Eropa, mereka selalu memesan satu kamar, nyaris tidak berjarak dan tidak memiliki privasi satu sam
Asoka pikir, hanya dirinya dan Bianca saja yang akan duduk di meja juri dan menilai kualitas akting para aktor rookie yang akan bergabung dengan agensi Kyra. Namun, rupanya juga ada Bianca dan juga... Kendra. Bagaimana bisa cowok itu ada di sini? Seharusnya dia ada di lokasi syuting drama action barunya, bukannya di sini sambil buang-buang waktu. Lagi pula, kenapa Kyra harus meminta bantuan Asoka jika sudah ada Kendra?Melihat Kyra yang langsung mengobrol akrab dengan Kendra tepat saat mereka tiba di lokasi entah mengapa membuat Asoka merasa... jengkel. Terlebih, Asoka merasa dikhianati karena Kyra tidak bilang jika dia juga mengajak Kendra.Duduk di kursi, Asoka kemudian memainkan ponselnya sambil menunggu pemilihan dimulai. Dia tidak ingin bertambah
‘Aku ada di depan apartemenmu.’Mata Kyra membulat saat melihat pesan dari Ayudia di ponselnya. Tak lama, suara bel berbunyi dari pintu depan. Kyra buru-buru meloncat dari kasurnya dan keluar kamar. Diketuknya pintu kamar Asoka berulang kali.“Kak Soka, buka pintunya! Ada yang urgent nih!” Kyra masih mengetuk-ngetuk sambil melihat pintu bagian depan yang masih tertutup rapat, takut jika tiba-tiba kepala Ayudia muncul dari balik pintu. “Kak Soka! Ada Kak Ayudia di depan!”Tak lama, pintu terbuka dan Asoka muncul dengan rambut acak-acakan. Dia menatap Kyra dengan sorot datar. “Apaan sih ribut-ribut. Kalau dateng ya suruh masuk aja.”“Ya seenggaknya aku mau peringatin Kak Soka buat akting jadi suami yang baik.” Kyra mengerucutkan bibir. “Jangan cu