Beranda / Romansa / My Brilliant Doctor / Chapter 87: Tension

Share

Chapter 87: Tension

Penulis: Luna Lupin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading ;)

-------------

"Apa?! Kau serius?!" Suara Tara terdengar panik berbeda dengan Vin yang begitu santai di dalam helikopter. Ia bahkan mendesah samar mendengar wanitanya tengah suara derap langkahnya berlari.

"Tak perlu berlari sayang, santai saja. Ia seorang pria."

"Mike terluka Vin! Ia tak sadarkan diri, bagaimana bisa kau-" Tara mendesah percuma, entah bagaimana kronologi awal kejadian itu Tara tak tahu tapi satu hal, ia harus segera tiba di helipad.

"Ya, aku segera mendarat." Vin mematikan ponselnya dan membuka kacamata hitam yang ia kenakan. Bermodal keberanian tanpa skill, Vin terkekeh penuh cemooh mengingat Mike.

Mike memang berusaha menyelamatkan Emily dengan bantuan anak buahnya tapi tetap saja pria itu tak memiliki kemampuan bela diri bahkan teknik memegang senjata.

Vin bergegas turun saat Tara tengah berjalan tergesa di atas helipad. Ia merentangkan kedua tangannya berharap wanita itu akan memeluknya. Diluar du

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Brilliant Doctor   Chapter 88: Actually

    Happy reading ;)--------------Tara memandang Vin sesaat dan kembali menatap Emily. "Benarkah?"Emily terkekeh menerima tatapan tajam bosnya. Tak ia sangka menggoda bosnya seperti ini cukup menyenangkan. Setidaknya ia tahu kelemahan Vin."Bukankah, ia pria menjengkelkan? Kau tahan dengan itu?" Emily melipat bibirnya menahan senyum, gestur Vin seketika mengendur dan bersandar tenang. Sial! Emily mempermainkannya."Aku sudah terbiasa," Tara tertawa seraya memakan makanan yang di bawakan oleh Emily."Ku harap kau pun akan terbiasa dengan hal lainnya."***"Ku dengar kau terlibat dalam pernikahan Joey dan Cindy? Kau membantunya?" Tara menekan tombol kode dan membuka pintu. Vin mengikuti langkahnya di belakang dan mengedarkan pandangan di seluruh ruangan."Kau kira aku tak ada kerjaan lain?" Pria itu membuka kulkas dan meraih botol mineral."Aku tak percaya, Joey yang mengatakannya." Tara menaruh tas sembarang di atas

  • My Brilliant Doctor   Chapter 89: Hearing

    Happy reading ;)--------------Sial! Vin menggeram rendah mengepalkan tangannya. Tara terkekeh sembari merapikan blouse yang tak melekat pada tempatnya semula. Ia kemudian beralih merapikan kemeja sang kekasih lalu menyematkan kecupan singkat di bibirnya.Reeves menoleh dengan pandangan sulit di baca. Namun pria itu segera mengecup Tara yang menghampirinya sedikit malu. "Kau tak perlu malu, next time kunci pintunya jika ingin bercinta di sana."Rona merah pada pipi Tara mencuat bukan lagi seperti kepiting rebus tapi hampir jelas seperti chibi maruko chan di film kartun. "Mengapa kau datang kemari?" Tara menggaruk belakang kepalanya.Pertanyaan bodoh itu kini keluar begitu lancar dari mulutnya. "Aku baru tahu selama ini kau tak menganggapku ada." Reeves meraih wine dan meneguknya.Ia duduk di barstool sambil menatap Vin yang tengah menenggak air mineralnya santai. "Tidak, bukan seperti itu. Bukankah harusnya kau ada di Italia?"Vin me

  • My Brilliant Doctor   Chapter 90: Found Out

    Happy reading ;)--------------Tak pernah ia kira jika Vin tega menyembunyikan dirinya selama ini. Ia seorang bos mafia? Tara terkekeh bodoh, ia menekan dadanya yang mulai sesak. Tara berjalan mundur hingga tanpa sadar mnyentuh sesuatu.PRANG!Hiasan dinding jatuh tepat di sebelah kakinya. Pecahan itu menggores telapaknya, namun ketakutan Tara melebihi apapun yang ia rasakan saat ini. Vin dan Reeves menoleh dan mendapati Tara tengah berdiri di sana."Tara, apa yang terjadi?" Vin mendekat cemas melihat body language Tara yang bergetar takut. Namun satu tangan Tara menahan pria itu."Jangan mendekat!" pekiknya marah. Berbeda dengan hatinya yang sangat ingin menjerit menyuarakan kekesalan dan sakit hatinya."Tara kakimu-""Diam!" Reeves tersentak dan melirik Vin yang juga tengah terpaku. Dada Vin seakan tertusuk kala mendapati luka di mata sang kekasih. Juga penolakan yang tak pernah ia dapatkan selama ini.Namun pikiranny

  • My Brilliant Doctor   Chapter 91: Scream

    Happy reading ;)----------------Vin melepas beberapa kancing kemeja atas saat helikopter telah siap untuk membawanya ke Italia. Pikirannya kembali di terjang dengan potongan potongan kejadian yang baru saja terjadi.Ketiga made guy Sisilia menunduk hormat saat Vin menapaki kabin dan duduk santai berbeda dengan hatinya yang terus bergemuruh mengapai pusat kepala.Made guy yang menjemput Vin saling menoleh melihat kacaunya bos Bratva itu. Tetapi Vin memang selalu tampak agung dan dingin berbeda dari Don mereka yang santai namun tetap keji.Helikopter mengudara menampilkan keindahan kerlip bintang juga ramainya kota di bawah sana. Walau begitu, tak mengubah gundahnya hati Vin saat ini justru membuatnya semakin geram.Vin tak bisa melepaskan Tara begitu saja, ia perlu rencana matang agar wanita itu kembali dalam hidupnya dan menerima fakta tentangnya. Vin mendengus kasar, mustahil! Ia menengadah memejamkan mata, ingatannya justru tertarik pada

  • My Brilliant Doctor   Chapter 92: Daubentonia Madagascariensis

    Happy reading ;)----------------Vin tengah mengamati ruang tamu yang redup dan berkelas. Lampu gantung dan hiasan dinding berbahan dasar emas begitu kontras dengan soffa juga pot pot kecil kristal yang terpajang di setiap meja.Tak berselang lama, Marco dan ke empat made guy membawa meja juga sesuatu yang di bungkus oleh kain emas berukuran kecil. Vin menoleh pada Marco yang turut menghampiri meja tersebut."Ini hadiah untukmu, primata langka Madagaskar." Ia membuka kain penutup hingga menampilkan tiga ekor hewan mirip sugar glider namun jauh berbeda dengan fisiknya yang tampak seperti penyihir menakutkan.Daubentonia madagascariensis adalah nama latin hewan tersebut, bulu dari lemur nokturnal (beraktivitas pada malam hari) ini begitu kasar dan kusut, telinga besar, mata menonjol, gigi seri yang terus tumbuh, serta jari-jarinya kurus dan panjang. Berbicara soal bagian tubuh tersebut, jari tengahnya bahkan dapat tumbuh lebih panjang.

  • My Brilliant Doctor   Chapter 93: FIG

    Happy reading ;)----------------Vin terdiam, tubuhnya kaku. "Sejak kapan kau memasang penyadap di apartemennya?" Vin menoleh singkat dan kembali melihat rekaman tersebut."Bukan aku, drone yang memasangnya," Matt tersenyum kekanakan. Sedangkan Vin hanya mendesah lesu. Apa yang tadi Tara katakan? Ia akan mengajaknya bertemu? Benarkah?"C'mon kau bujuk saja dia, lagipula bukankah Tara akan mengajakmu bertemu? Kau harus gunakan kesempatan ini!" saran Matt menggebu."Mengapa kau yang bersemangat?" Vin beranjak dan meninggalkan sahabatnya. Namun ia terhenti saat mengingat sesuatu. "Kau tahu apa yang tadi di presentasikan?" tanya Vin berbalik.Matt mengangguk santai. "Ya, mengapa?""Kalau begitu, kau langsung terjun melihat lokasi perdagangan mereka.""Apa? Mengapa aku?"Vin menatap tajam. "Ya, Gospodin." Matt menunduk patuh. Tapi mengapa harus melibatkannya? Bukankah perdagangan itu aman aman saja?Tepat saat i

  • My Brilliant Doctor   Chapter 94: Snowfall

    Happy reading ;)--------------Vin bergeming, pertanyaan Tara seolah kembali membunuhnya perlahan. Itu berarti, ia tak dapat menerima fakta tentangnya. Bagaimana bisa Tara meminta sesuatu yang telah ia perjuangkan sejak kecil.Bratva adalah bagian dari hidupnya. Walau sang ayah sempat meminta untuk meninggalkannya tapi, ia tak akan pernah melakukan hal itu bagaimana pun ia bertanggung jawab terhadap orang orang di bawahnya.Vin tak tahu alasan saat ayahnya meminta melenyapkan Bratva, tapi yang jelas ia telah mencapai titik dimana ia berkuas atas segalanya. Lalu, Tara meminta melepaskan begitu saja? Cinta macam apa jika harus meninggalkan sesuatu yang telah ia raih dengan darahnya sendiri?Bukankah cinta akan menerima segala kekurangan berikut kelebihan? Mengapa begitu sulit untuk menerima di saat ia telah menerim segala kurangnya Tara.Vin mengangguk samar. "I can't," jawabnya tegas. Tara tersenyum pahit. "Aku mengerti, ku rasa tak ada lagi

  • My Brilliant Doctor   Chapter 95: Joey Wedding

    Happy reading ;)-------------Gabriella menatap sahabatnya yang masih terisak. "Memang kenapa jika ia seorang mafia?" tanya Gabriella heran."Apa? Kenapa kau bilang? Aku tahu mafia itu kelompok orang orang jahat Gab," ujar Tara seraya meraih lembaran tissue dan membuangnya sembarang."Example?""Mungkin menjual wanita, atau membunuh orang lain? Juga-""Mungkin? Atau? Apa maksudmu? Kau tak tahu apapun Tara." Gabriella menyandarkan tubuhnya di soffa. Sementara sahabatnya masih terisak memandang foto dirinya dan Vin yang di ambil saat bersama."Begini, dengarkan aku." Gabriella kembali duduk dan menatap tajam Tara."Bagaimana jika mereka tak melakukan hal yang kau sebutkan tadi? Tara, para mafia atau gengster atau semacamnya mereka tak akan membunuh orang yang tak bersalah. Lagipula jika seseorang bersalah bukan mereka saja yang akan membunuh, aku pun akan melakukan hal yang sama jika orang lain mengusikku." Gabriella melipat ked

Bab terbaru

  • My Brilliant Doctor   Chapter 115: Svad'ba

    Waaah ini adalah part endingnya yaa temen temen, terimakasih banyak udah setia membaca novelku sampai akhir ya huhu terharuu akutuuu :')Yuk ah lanjuuuuutttt ;*Have you fun enjoy it!------------Pink Sands Beach, Bahama.Nyatanya Vin benar benar berdebar karena pembahasan di ruang meeting bersama beberapa rekan dan kerabatnya kini menjadi kenyataan. Sepagi ini ia bahkan terjun sendiri untuk melihat dekorasi pernikahan yang sesuai dengan keinginan Tara.Vin tahu, Tara akan kesal karena hal ini begitu mendadak. Pria itu hanya merasa tak sabar dan tak ingin jauh dari wanitanya. Mengingat kecelakaan yang kemarin terjadi justru semakin kuat baginya untuk cepat melangsungkan pernikahan mereka. Agar seluruh dunia tahu bahwa Tara adalah istrinya. Maka dari itu tak akan ada yang berani menyentuh nya sedikitpun.Garis pantai unik dengan pasir merah muda muda yang ia pijaki membuat Vin kagum terpesona. Warna yang tidak biasa dan pemandangan ya

  • My Brilliant Doctor   Chapter 114: Mobilization

    Happy reading ;)-------------Tara benar benar menikmati hari harinya disana. Ia bahkan sempat terkejut dan gemetar saat Vin menjelaskan bahwa kecelakaan yang ia alami bukan sekedar kecelakaan tak di sengaja melainkan rencana pembunuhan yang di lakukan oleh temannya sendiri Luke Richard.Dan yang lebih mengejutkan bahwa Vin sudah membunuh pria itu. Namun Tara tak mungkin marah padanya saat ia membuktikan bahwa Vin mampu melindungi dan membalas rasa sakit yang ia alami.Lagipula Vin selalu terus menemaninya dan melatih dirinya mobilisasi serta ia bahkan tak pernah memberikan tubuhnya kepada perawat untuk sekedar di bersihkan. Awalnya ia malu dan tak menyangka pria yang begitu di segani dan di hormati melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.Saat ini, ia selalu mengajak berkeliling hingga berhenti di sebuah balkon yang menghadap menatap taman kecil yang memang di sediakan seperti di mansion Kiel. "Taman ini, untuk ayahku jika datang berk

  • My Brilliant Doctor   Chapter 113: Back to Russia

    Happy reading ;)-------------Reeves terdiam mendengar penjelasan Vin barusan di telepon. Ia harusnya tahu bahwa pria itu memang akan selalu keji pada siapapun yang menyakiti keluarga bahkan orang orang terkasih.Jadi, hal semacam ini sudah tak asing bagi mereka. Dengan membunuh perlahan si pelaku adalah balas dendam terbesar dan setimpal dari apa yang sudah Tara alami. Namun ia juga tak menutup mata bahwa tindakan tersebut melanggar hukum negara.Reeves mencengkram railing besi di atas balkon menengadah pada langit yang mulai terang dengan kehadiran matahari. Di waktu bersamaan Tara mengerjap menolak cahaya yang menembus melewati celah jendela.Ia berbalik dan langsung meringis merasakan sakit yang teramat. Vin terbangun mendengar suara samar dan bergegas menghampiri Tara begitu menangkap raut wajah nyeri pada kekasihnya."Ada apa? Kau ingin apa? Katakan padaku," cecar pria itu proteksi."Ah, maaf aku membangunkan mu," lirih T

  • My Brilliant Doctor   Chapter 112: The Real Angel

    Happy reading :)-----------"Am..pu..ni a..ku," lirih Luke lemah di atas sana. Ia menatap tubuhnya yang sudah tidak memiliki kaki. Ia bahkan menangis melihat singa itu dengan lahap memakan kedua kaki tersebut."To..long lepas..kan aku," gumamnya kemudian. Ia bahkan tak kuasa menahan sakit yang teramat ketika singa itu kembali melompat menggigit perutnya.Luke sudah tak dapat lagi berteriak karena nyeri itu begitu menghujam dirinya. Usus dan seluruh isi perutnya telah menjadi santapan liar di bawah sana.Sementara Vin tersenyum puas dan kembali meraih cerutu. Matt hanya bergidik dan sempat membuang muka ketika pria itu bahkan hanya tersisa bagian dada dan kepala. Vin tahu bahwa pria itu masih hidup."Lempar ia saat nadi dan nafasnya terhenti." Vin kemudian beranjak meninggalkan lokasi. Ia membersihkan diri setelah itu kembali ke rumah sakit. Operasi Tara sudah selesai, Pedro dan Dominika setia menunggu juga beberapa rekan Tara yang berada di

  • My Brilliant Doctor   Chapter 111: Lion King

    Happy reading ;)---------------"Vin?" Reeves segera menghampiri Vin kala pria itu terduduk di lantai sembari memijat kepalanya. Pria itu menoleh mendapati kecemasan di raut wajah tua Reeves."Maafkan aku," lirih Vin tak tahu lagi harus berkata apa saat semua itu seakan merenggut jiwanya. Semua terlalu cepat. Bahkan bodyguard yang menjaga Tara pun kini telah mati di tangan Fyodor."It's okay, tapi kau yakin ini hanya kecelakaan?" tanya Reeves sedikit menyindir."Tidak, orangku sedang melacaknya.""Haruskah ia mendapat hukuman mati di penjara?" Reeves melipat kedua tangannya di dada dengan bersandar pada dinding rumah sakit."Tidak, ia tak akan mati dengan mudah." Tepat saat itu juga Pedro dan Dominika menghampiri Vin."Vin? Bagaimana keadaan Tara?" Dominika membantu Vin berdiri dan menatap iba pada kakaknya."Ia masih di dalam sana." Pandangan Vin tertuju pada ruang operasi. Sementara Reeves berpamit untuk melihat berja

  • My Brilliant Doctor   Chapter 110: Open Reduction Internal Fixation

    Happy reading :)----------------Jantung Vin seolah berhenti. Ia segera meraih Tara dalam dekapannya. Vin berlari menabrak beberapa orang yang berlalu lalang disana. Sementara Gabriella yang hendak masuk ke dalam taxi terhenti saat Vin berteriak sembari menggendong Tara masuk ke dalam ruang UGD."Astaga, Tara!" Wanita itu ikut berlari di belakang Vin. Matanya berlarian mencari Tara di beberapa ruang pasien. Hingga ia menemukan Vin yang keluar sembari meremas keras rambut nya sendiri."Vin? Ada apa?" Gabriella menatap baju pria itu yang telah berubah warna merah oleh darah Tara. Vin kemudian terduduk seolah tulang dan syarafnya patah.Sedangkan Laura segera melakukan pemeriksaan survei primer yang dilakukan penanganan pada keadaan yang mengancam nyawa, seperti sumbatan jalan napas, henti napas, atau henti jantung.Gabriella segera masuk ke dalam begitu tak mendapatkan jawaban dari Vin. Mata Gabriella membulat mendapati Tara yang sedang di be

  • My Brilliant Doctor   Chapter 109: Cadillac CTS-V

    Happy reading ;)------------Tiga hari kemudian, Tara dan Gabriella memutuskan mengunjungi Nick di jam pulang. Ia meletakkan makan malam untuk temannya. Sedangkan Nick tersenyum lembut berbeda dengan hatinya yang masih menyangkal kebenaran tentang pernikahan Tara."Bagaimana keadaanmu?" tanya Tara seraya bersandar pada jendela."Baik, berkatmu," jawaban santai. Gabriella membantu Nick untuk duduk bersandar pada kepala ranjang."Thanks.""Ku dengar besok kau pulang?" Gabriella mengupa kulit apel kemudian memotong nya menjadi bagian kecil."Ya, aku tak tahu bahwa profesor itu gagal mengoperasi ku." Nick menerima mangkuk yang telah terisi potongan apel. Ia lantas memakannya lahap."Dia bukan gagal, hanya otaknya terus bekerja untuk reputasi saja," jawab Tara sembari melipat kedua tangannya di dada."Kau pasti menyerangnya saat selesai operasi ulang," tebak Nick terkekeh. Ia sekarang tahu sikap dan sifat Tara yang memang su

  • My Brilliant Doctor   Chapter 108: The New Legend of Vin

    Happy reading ;)----------"Apa dia terkesan?" tanya Dominika setelah pelukannya terurai. Vin tersenyum bangga namun ia tak tahu jika sang adik merencanakan hal gila seperti ini."Begitulah," jawab Vin sembari merangkul sang adik kemudian membawanya bertemu dengan Tara. Sedangkan Tara membulatkan mata melihat kedatangan mereka.Ia tak sadar pikiran kotornya telah mengisi hatinya. Matt yang tahu pikiran Tara dan melihat ekspresi itu segera terbahak. "Dia adiknya Tara bukan selingkuhannya. Coba kau jernihkan otak dan hatimu paksa ia untuk sinkron di situasi tertentu." Matt terkekeh dan meninggalkan Tara begitu saja.Wanita itu mendelik sebal. Sialan! Beraninya dia menebak pikiranku. Awas saja kau! teriak batinnya. "Hai Tara," sapa Dominika memeluk calon kaka iparnya dengan hangat."Kenalkan ini adikku," sambung Vin seraya menempatkan tangannya pada pinggang Tara."Oh, hai kau sangat cantik," pujinya jujur. Tubuh tinggi semampai, kulit

  • My Brilliant Doctor   Chapter 107: Little Party

    Happy reading ;)--------------Vin membuka sabuk pengaman Tara dan membawanya ke kursi belakang. "Kau sudah menerimaku kan?" Tara memperhatikan gerak Vin yang tangkas dan cepat."Y- ya tapi kita? Mengapa melakukan inj?" Tara kembali menunduk memperhatikan tubuhnya yang telah terikat pengaman juga bersama Vin. Mereka menyatu bersamaan dengan Vin yang telah memakai tas parasut."Jangan katakan bahwa kita akan melompat?!" peringat Tara panik dengan membukatkan matanya. Vin mengecup bibir wanitanya sebelum memposisikan tubuhnya di belakang Tara."Semuanya akan baik-baik saja, percayalah." Vin telah bersiap membawa Tara ke sisi kabin."Vin! Tidak tidak! Kau gila!" seru Tara. Tepat saat itu juga Vin mendorong tubuh mereka melompat meninggalkan helikopter yang telah berbelok dan siap mendarat.Vin memeluk tubuh kekasihnya sedangkan satu tangannya menarik parasut. "Oh God," lirih Tara tertahan. Ia tak bisa berteriak saat ketakutan itu menyer

DMCA.com Protection Status