Hiasan natural yang ada di depan cermin diri merupakan bantuan dari Nona Kim. Dia sampai mengambil libur, untuk menghiasi diriku agar tampil sempurna."Apakah calon suami Anda tidak keberatan, Nona Kim? Aku takut dia akan marah nanti." Aku memakai sepatu kaca berwarna merah muda. Hari itu, aku menggunakan semua warna yang sama–merah muda, untuk seluruh aksesoris, hingga gaun yang kupakai.Berdiri sendirian tanpa adanya Nona Kim di sisiku lagi. Aku ingin menangis di depannya, tetapi teringat pesan dari Lucer bahwa, aku harus tetap merelakannya. Semua pengorbanan sudah kulakukan hanya untuk membuatnya bahagia.Tuan Robert dan Nona Kim adalah dua orang manusia yang ingatannya diambil oleh Pak Aiden. Bukan semuanya, tetapi saat perang pertama berlangsung saja."Hahaha. Gery tidak akan marah, Nona Phire. Anda jangan terlalu memikirkannya. Saya sudah minta izin dia, tadi sebelum berangkat ke sini." Nona Kim berdiri di belakangku, menata sanggul."Pak Gery itu orang yang bagaimana menurut A
"Jadi, kita udah pacaran?" Aku ragu untuk bertanya, karena pria yang hatinya sulit untuk digapai itu hanya memandang, dengan seribu bungkam."Pestanya akan dimulai pada pukul tujuh, lalu selesai pada jam sebelas. Kurasa mereka yang membuat undangan itu keliru." Frey nampak membakar lima undangan menggunakan magis apinya, di depan kami.Dikelilingi oleh banyaknya orang-orang yang luar biasa–memiliki kekuatan magis, menjadikanku sebagai wanita paling beruntung. Menurutku, jarang sekali ada manusia yang aman, jika hidup berdampingan dengan pemangsanya–vampir maupun werewolf.Pertunjukan spektakuler magis. Ya, ada acara tambahan di malam penuh kebahagiaan itu. Dona berpesan, agar kami menjaga barang-barang dan juga pasangan. Hum, aku belum tahu apa alasan di balik ucapannya."Anak-anak muda mah kalo udah ada pesta, nggak akan berhenti lagi sampai pagi. Ya, seperti tahun lalu, sih." Jerome memakai kacamata hitamnya. Di sampingnya, Renata tampak mengenakan aksesoris yang sama. Mereka mungki
Kak Hyun dan Pak Steve mengizinkan dua dari kami untuk pergi menjemput. Frey dan Lucer awalnya ingin pergi berdua. Namun, pesta dansa sudah dimulai. Chel yang tidak mau ditinggal, akhirnya membuat Frey mengalah.Dia masih sempat bilang, "Kalo lewat ke sana lagi, jangan sampai ketemu dengan manusia serigala betina jadi-jadian itu! Tetap pada posisi hening, oke?" Ya, walaupun berbisik-bisik.Maksud kata "hening" yang dilontarkannya adalah mode penyamaran identitas. Mr. Sei mungkin mengetahui ada sesuatu yang salah di Hutan Valarie. Maka dari itulah, aku dan Lucer mesti berhati-hati.Suasana kompleks di daerah tempat tinggal Mr. Sei nampak remang. Kabut asap menemani sepanjang perjalanan. Lucer menggunakan mata tajamnya untuk sampai dengan berhati-hati.Jalanan berlobang membuatku terbentur bagian atas mobil, berulangkali. Kata Lucer, aku harus bertahan untuk sementara waktu. Ya, dia hanya bisa bilang saja, tanpa merasakan bagaimana jika menjadi aku.Manusia serigala adalah gabungan dari
"Selamat kepada Lucer Ford dan Margaret Phire. Untuk pasangan kelompok biologi terhebat, silahkan naik ke atas panggung!" Kak Hyun berteriak kencang, penuh semangat.Jerome dan Renata bertepuk tangan paling keras. Mereka berdua heboh sendiri, padahal kami yang menang. Tidak, bukan hanya kami saja tapi juga dua pasangan lainnya.Ada tiga pemenang dengan kategori tersendiri. Urutan nilai paling besar diraih oleh kelompok Frey dan Necia. Namun, hanya Frey yang berdiri di atas panggung. Sebagai gantinya Chel yang menggantikan, karena Necia tidak dapat hadir. Hum, siapa yang tahu jika dia akan meninggalkan kehidupan untuk selamanya? Mungkin bagi mereka yang membenci, kematian Necia adalah anugerah. Berbeda jika yang berpikir seperti itu adalah seorang Lucer. Mungkin tidak rela.Aku dan Lucer termasuk ke dalam kelompok yang paling hebat, karena mengerjakan tugas remedial pertama. Sebenarnya, Mr. Sei mungkin sengaja berbaik hati pada Lucer, lantaran mengincar salah satu rakyatnya–Nona Natal
Kematian adalah salah satu peristiwa yang dari sebagian orang mungkin tidak mampu menerima. Batas yang ditetapkan oleh pencipta, tidak ada yang tahu akhirnya akan bagaimana. Menjalani hidup dengan baik, dan ikhlas menerima kenyataan adalah satu-satunya cara untuk tetap tersenyum.Lucer adalah orang kedua yang membuatku merasa dunia ini lebih indah daripada mimpi. Semenjak pesta besar di Onzer, dia tidak lagi datang ke sekolah setelahnya. Aku mencoba menghubungi, dan datang ke Paradista Alpha II, tetapi tidak pernah bertemu.Hingga pada suatu hari, aku bersama Frey, dan Chel mengunjungi sebuah makam di gua tengah hutan. Ulangan berturut-turut selama satu Minggu penuh, membuat jariku keriting. Otakku butuh refreshing, eh, mereka berdua malah membawaku ke kuburan."Dia masih menantikan pangerannya untuk menjadi kekasih." Frey menaburkan setumpuk bunga mawar di atas tanah merah itu. Chel mengelus punggungku, mungkin dia merasa aku meneteskan air mata karena ucapan Frey. Padahal bukan. Ak
Hatiku rasanya pedih berkeping-keping, hingga habis dilindas kenyataan pahit. Aku memang menunjukkan foto Lucer, tetapi tergeser ke potret dia, berdua dengan mendiang Necia."Hahaha. Kamu pacarnya yang ke berapa, Ret? Kukira kamu beneran dapat yang ganteng. Ini mah mana nggak kelihatan mukanya, Woi!" hujat Kay.Aku tidak punya foto berdua dengan Lucer. Boro-boro mengajak selfie, dia super sibuk dengan urusannya sendiri. Mungkin dia hanya sekedar singgah, sama seperti Kay. Betapa beratnya aku untuk mengikis perlahan cinta di dalam hati, yang telah terpaut pada sosok pemimpin werewolf alpha itu."Kamu nggak punya foto yang jelas? Kalo cuma foto dia sendiri, aku juga punya banyak."Mata kananku memicing. "Kamu nge-fans juga sama Si Lucer Ford?""Iyalah. Dia, kan, cowok keren." Kay memperlihatkan isi galerinya. Di sana ada banyak sekali berbagai pose pria idamanku dengan gaya khasnya–berdiri menghadap membelakangi kamera."Hahaha. Kasihan banget hidup kamu, Kay." Gantian aku menertawakann
Mungkin dia kembali hanya untuk berpamitan. Kemudian, pergi selamanya. Aku mendengkus kesal, setelah mengisi banyak tugas catatan kelas matematika. Di dunia ini ada banyak yang datang, lalu pergi. Juga, ada yang singgah, dan menetap. Kita tidak bisa memaksakan, bagaimana hatinya meminta apa yang akan dilakukan ke depannya.Ya, dunia memang penuh dengan plot twist. Di mana kejadian yang sebelumnya kadang masuk planning, bisa keluar kapan saja. Kuucapkan banyak terima kasih pada punggung yang enggan berbalik arah lagi. Tenang saja, payung yang kubawa masih cukup tegar melawan badai kenyataan."Ret, besok pesta pernikahan Nona Kim dan Tuan Robert, kan?" Chel tiba-tiba mengingatkannya lagi. Duh! Padahal aku susah-susah melupakannya.Aku menjawab dengan malas, "Iya, besok pagi-pagi. Kamu nggak mau datang?""Enak aja! Mulutmu minta disumpal pakai bakso goreng, ya? Asal aja nuduh orang yang enggak-enggak." Chel mengeluarkan dompet berbentuk domba. "Nih, kalo kamu mau jajan!" Kemudian, membe
Aku membuka banyak kado yang terus dikirim oleh Lucer ke rumah. Kurir yang sama agaknya kelelahan karena terus bolak-balik. Aku penasaran, kenapa Lucer menjahili tukang antar barang, dengan membeli satu per satu dalam waktu yang berbeda-beda?"Semua ini dari Lucer, Yah. Aku nggak tahu, sih, kenapa dikirim nggak sekaligus?"Tuan Robert mengambil gunting, berniat membantuku. "Punya dendam pribadi apa pacarmu itu sama kang kurir, Nak? Ayah sampai pusing lihat mereka ke sana-kemari cuma nganter satu per satu paket kiriman Lucer."Punya pacar yang bisa membeli banyak barang tanpa melihat harga, itulah aku. Beruntung sekali, bukan? Uang bagi Lucer mungkin hanya lembaran tak bernilai.Aku menggelung rambut panjangku. Cukup sulit melakukan aktivitas, ketika mahkota manusia itu tergerai. Esok harinya adalah hari penting bagi Tuan Robert dan Nyonya Thea. Mereka menggelar pesta besar di dekat rumahku. Ya, ada panggung besar di samping kanan kediaman Phire. Malam itu, para tamu mungkin akan seg