"Selamat kepada Lucer Ford dan Margaret Phire. Untuk pasangan kelompok biologi terhebat, silahkan naik ke atas panggung!" Kak Hyun berteriak kencang, penuh semangat.Jerome dan Renata bertepuk tangan paling keras. Mereka berdua heboh sendiri, padahal kami yang menang. Tidak, bukan hanya kami saja tapi juga dua pasangan lainnya.Ada tiga pemenang dengan kategori tersendiri. Urutan nilai paling besar diraih oleh kelompok Frey dan Necia. Namun, hanya Frey yang berdiri di atas panggung. Sebagai gantinya Chel yang menggantikan, karena Necia tidak dapat hadir. Hum, siapa yang tahu jika dia akan meninggalkan kehidupan untuk selamanya? Mungkin bagi mereka yang membenci, kematian Necia adalah anugerah. Berbeda jika yang berpikir seperti itu adalah seorang Lucer. Mungkin tidak rela.Aku dan Lucer termasuk ke dalam kelompok yang paling hebat, karena mengerjakan tugas remedial pertama. Sebenarnya, Mr. Sei mungkin sengaja berbaik hati pada Lucer, lantaran mengincar salah satu rakyatnya–Nona Natal
Kematian adalah salah satu peristiwa yang dari sebagian orang mungkin tidak mampu menerima. Batas yang ditetapkan oleh pencipta, tidak ada yang tahu akhirnya akan bagaimana. Menjalani hidup dengan baik, dan ikhlas menerima kenyataan adalah satu-satunya cara untuk tetap tersenyum.Lucer adalah orang kedua yang membuatku merasa dunia ini lebih indah daripada mimpi. Semenjak pesta besar di Onzer, dia tidak lagi datang ke sekolah setelahnya. Aku mencoba menghubungi, dan datang ke Paradista Alpha II, tetapi tidak pernah bertemu.Hingga pada suatu hari, aku bersama Frey, dan Chel mengunjungi sebuah makam di gua tengah hutan. Ulangan berturut-turut selama satu Minggu penuh, membuat jariku keriting. Otakku butuh refreshing, eh, mereka berdua malah membawaku ke kuburan."Dia masih menantikan pangerannya untuk menjadi kekasih." Frey menaburkan setumpuk bunga mawar di atas tanah merah itu. Chel mengelus punggungku, mungkin dia merasa aku meneteskan air mata karena ucapan Frey. Padahal bukan. Ak
Hatiku rasanya pedih berkeping-keping, hingga habis dilindas kenyataan pahit. Aku memang menunjukkan foto Lucer, tetapi tergeser ke potret dia, berdua dengan mendiang Necia."Hahaha. Kamu pacarnya yang ke berapa, Ret? Kukira kamu beneran dapat yang ganteng. Ini mah mana nggak kelihatan mukanya, Woi!" hujat Kay.Aku tidak punya foto berdua dengan Lucer. Boro-boro mengajak selfie, dia super sibuk dengan urusannya sendiri. Mungkin dia hanya sekedar singgah, sama seperti Kay. Betapa beratnya aku untuk mengikis perlahan cinta di dalam hati, yang telah terpaut pada sosok pemimpin werewolf alpha itu."Kamu nggak punya foto yang jelas? Kalo cuma foto dia sendiri, aku juga punya banyak."Mata kananku memicing. "Kamu nge-fans juga sama Si Lucer Ford?""Iyalah. Dia, kan, cowok keren." Kay memperlihatkan isi galerinya. Di sana ada banyak sekali berbagai pose pria idamanku dengan gaya khasnya–berdiri menghadap membelakangi kamera."Hahaha. Kasihan banget hidup kamu, Kay." Gantian aku menertawakann
Mungkin dia kembali hanya untuk berpamitan. Kemudian, pergi selamanya. Aku mendengkus kesal, setelah mengisi banyak tugas catatan kelas matematika. Di dunia ini ada banyak yang datang, lalu pergi. Juga, ada yang singgah, dan menetap. Kita tidak bisa memaksakan, bagaimana hatinya meminta apa yang akan dilakukan ke depannya.Ya, dunia memang penuh dengan plot twist. Di mana kejadian yang sebelumnya kadang masuk planning, bisa keluar kapan saja. Kuucapkan banyak terima kasih pada punggung yang enggan berbalik arah lagi. Tenang saja, payung yang kubawa masih cukup tegar melawan badai kenyataan."Ret, besok pesta pernikahan Nona Kim dan Tuan Robert, kan?" Chel tiba-tiba mengingatkannya lagi. Duh! Padahal aku susah-susah melupakannya.Aku menjawab dengan malas, "Iya, besok pagi-pagi. Kamu nggak mau datang?""Enak aja! Mulutmu minta disumpal pakai bakso goreng, ya? Asal aja nuduh orang yang enggak-enggak." Chel mengeluarkan dompet berbentuk domba. "Nih, kalo kamu mau jajan!" Kemudian, membe
Aku membuka banyak kado yang terus dikirim oleh Lucer ke rumah. Kurir yang sama agaknya kelelahan karena terus bolak-balik. Aku penasaran, kenapa Lucer menjahili tukang antar barang, dengan membeli satu per satu dalam waktu yang berbeda-beda?"Semua ini dari Lucer, Yah. Aku nggak tahu, sih, kenapa dikirim nggak sekaligus?"Tuan Robert mengambil gunting, berniat membantuku. "Punya dendam pribadi apa pacarmu itu sama kang kurir, Nak? Ayah sampai pusing lihat mereka ke sana-kemari cuma nganter satu per satu paket kiriman Lucer."Punya pacar yang bisa membeli banyak barang tanpa melihat harga, itulah aku. Beruntung sekali, bukan? Uang bagi Lucer mungkin hanya lembaran tak bernilai.Aku menggelung rambut panjangku. Cukup sulit melakukan aktivitas, ketika mahkota manusia itu tergerai. Esok harinya adalah hari penting bagi Tuan Robert dan Nyonya Thea. Mereka menggelar pesta besar di dekat rumahku. Ya, ada panggung besar di samping kanan kediaman Phire. Malam itu, para tamu mungkin akan seg
Necia memberikan sesuatu yang tidak bisa kukembalikan. Apa yang ada di dalam sana membuatku menangis diam-diam. Hari sudah mulai pagi, aku harus cepat menyeka air mata di kedua pipi. Kotak yang berisi tentang harapan sedari kecil kututup kembali. Raja Harry adalah orang yang mudah bergaul. Namun, mungkin ayah lupa, jika Raja Oise pernah menolongnya, semasa perang besar terjadi. Berabad-abad lamanya, bangsa elf murni maupun campuran hidup berdampingan dengan banyak golongan. Wilayah Swifolges adalah tempat yang sangat kaya akan sumber daya, terutama bunga-bungaan. Oleh karena itulah, pertempuran besar terjadi.Ayahnya Raja Oise–Kakek Kenneth, memiliki reputasi baik di sejarah Swifolges, berbeda jauh dengan putranya. Jika saja waktu bisa diputar kembali ke kanan, mungkin Ratu Jingga akan menyesali keputusannya.Berbohong itu tidak baik. Menutupi kebohongan dengan kebohongan lain akan memperbanyak masalah. Kekuatan elf mampu menutupi aib. Ratu Jingga pernah menikah dengan Raja Oise, l
"A apa!? Lu Lucer orang kaya yang hartanya nggak bakalan abis-abis?" Setelah mengucapkan pertanyaan tanpa harus dijawab itu, Lionel tidak sadarkan diri di lantai. Kak Regard menolong, lalu membawanya masuk ke dalam rumahku.Seisi tamu undangan heboh karena dia pingsan. Salah sendiri kenapa dia bertanya begitu. Toh, aku menjawab sesuai kenyataannya saja. Mau diberi tahu isi saldo Lucer pun dia mungkin takkan kuat. Gaji kepala sekolah menurutku lumayan besar, belum ditambah bonus keaktifan kerja. Lucer dan Regard hanya tinggal bertiga, dan bisa membeli apa pun. Kenapa orang kaya iri dengan kasta yang sama? "Kamu kenapa pake acara pingsan-pingsan segala, sih?" Reona memercikkan air dingin dari gelasnya ke wajah Lionel. Pria yang semula terbaring, begitu disiram keseluruhan barulah terbangun. Dia basah kuyup, termasuk sofaku. "Kok Lionel bisa pingsan? Gimana ceritanya?" Lucer yang tidak melihat kejadian, hanya bisa kebingungan mencari jawaban di antara gelak tawa."Tadi, kan, Si Marga
Perselingkuhan .... Mendengarnya saja aku sudah tidak mau, apalagi membahasnya. Hubungan di masa laluku–Kay, mengajarkan banyak hal berharga, dan juga tidak. Bertemu dengan pria yang tak cukup satu wanita adalah pelajaran hidup paling berkesan.Kalau kata Tuan Robert, selingkuh memiliki tiga elemen: dua sebagai pelaku, dan satunya korban. Namun, semakin banyaknya kelebihan diri, biasanya seseorang makin bertingkah. Mengapa bisa kukatakan seperti itu? Kadangkala satu pelaku, dan korbannya banyak–lebih dari satu.Kesempurnaan adalah tolak ukur bagi si pemuja fisik. Begitu pula dengan si korban yang merasa ia adalah "rumah". Hubungan dijalin pada sebuah komitmen semu. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, mereka adalah dua orang yang sama-sama memanfaatkan."Kamu melamun lagi, Ret. Bosan, ya?" Lucer memecah kefokusanku untuk membuat status di media sosial.Aku berdecak sebal, "Ck! Orang diam aja dibilang bosan. Aku bertingkah dibilang mau nyari yang lain. Kamu kenapa, sih?""Pusing, mikirin ke