Erika membelalakkan matanya, "A-apa?" Erika shock mendengar ucapan Jimmy yang tidak pernah ia sangka
Terdengar helaan napas Jimmy, ia lalu meletakkan kantong plastik putih dari apotik yang berisi vitamin Erika di atas meja. Setelah itu Jimmy beranjak dan berjalan mendekati Erika.
Jantung Erika berdebar begitu kencang. Tubuhnya juga seakan membeku seolah tak bisa ia gerakkan. Apakah ini nyata? Jimmy ingin menjemputnya?
Jimmy meraih kedua tangan Erika dan menggenggamnya. "Iya, sayang. Kedatanganku kemari ingin menjemputmu pulang bersamaku. Aku ingin memulai semua dari awal lagi. Ada kamu, aku dan juga anak kita." ucap Jimmy yang berada tepat di depan Erika.
Erika masih terdiam, ia hanya menunduk melihat kearah tangannya yang ada di genggaman Jimmy. Perasaan Erika tidak bisa tergambarkan lagi. Kata-kata Jimmy sepertinya sedikit mempengaruhi pikiran dan hati Erika.
"Aku minta maaf selama ini telah banyak menyakiti hati kamu. Aku minta maaf karena
Bantu dukung karya saya kak, dengan memberikan vote , rate bintang 5 dan juga komen positif nya đđ€đ„°... Dan lagi mampir juga di karya saya yang lain.. makasih kak sebelumnya đ€..
Mentari pagi terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Karena cuaca pagi ini sedikit tertutup mendung yang pertanda mau hujan. Erika yang baru saja bangun, ia keluar kamar untuk membuat susu ibu hamil yang biasa ia konsumsi. 'Syukurlah mas Jimmy sudah pulang.' batin Erika. Ia menghela napas lega saat tidak melihat Jimmy di atas sofa dan hanya tertinggal selimut yang ia berikan tadi malam. 'Kalau masih ada dia, pasti rasanya akan sangat canggung akibat kejadian tadi malam. Bisa-bisanya aku melakukan hal bodoh seperti itu.' batin Erika. Membayangkan saja membuat kedua pipinya terasa panas, mungkin saat ini sudah memerah. Erika meletakkan gelas susu yang hanya tersisa setengah di atas meja yang ada di dapur. Lalu ia berjalan menuju ke sofa. Erika membereskan selimut yang ada di sofa, melipat dan membawanya ke dalam kamar. Setelah selesai Erika mengambil gelas susunya dan duduk di sofa panjang yang sebelumnya di pakai Jimmy tidur semalam. "Cuac
Sudah 3 hari ini Jimmy menahan diri agar tidak datang ke tempat kos Erika, walaupun rasa rindunya begitu kuat pada istri yang sangat di cintainya itu. Jimmy sedang menyiapkan rencana baru serta strategi baru agar bisa selalu dekat dengan Erika, rencana yang sudah ia susun dengan rapi tanpa harus memaksa Erika supaya ikut tinggal dengannya.Jimmy ingat pesan Indri yang meminta supaya mendekati Erika pelan-pelan agar Erika tidak tertekan atau pun terguncang dengan permintaan Jimmy yang tiba-tiba. Sekarang ia tahu alasan di balik perkataan Indri. Itu di karenakan kondisi Erika yang sedang hamil, dan dalam kondisi hamil sebisa mungkin jangan ada tekanan yang di alami Erika. Agar janin yang ada di dalam kandungan Erika bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan juga sehat.Penolakan Erika tempo hari tidak menyurutkan niat Jimmy. Tekadnya sudah bulat, ia harus mendapatkan Erika-nya kembali. Pelan tapi pasti, Jimmy akan mendapatkannya."Evan, bagaimana persiapan dokume
Meeting kini sedang berlangsung, semua merasa tegang di saat seperti ini. Karena biasanya Jimmy selalu merasa tidak puas dengan hasil kerja para pegawainya. Bukan sekali atau dua kali mereka mendapatkan tekanan begitu besar dari Jimmy, mengingat Jimmy orang yang selalu menuntut kesempurnaan dalam hal pekerjaan. Sudah menjadi rahasia umum kalau Jimmy tidak segan meminta untuk membuat ulang laporan atau pun presentasi yang sudah selesai di kerjakan hanya karena satu kesalahan. Bagi Jimmy tidak boleh ada sedikitpun kesalahan dalam hal pekerjaan, semua hasilnya harus perfect sesuai keinginan Jimmy. "Bagaimana pak Jimmy?" tanya salah satu pegawai yang telah selesai mempresentasikan hasil kerjanya sekaligus rencana untuk kelanjutan dari laporannya tersebut. Tidak ada jawaban dari Jimmy, matanya hanya tertuju pada sebuah benda berbentuk persegi panjang yang ada di telapak tangannya. Sebuah senyuman terukir indah di sudut bibir Jimmy. Dan hal itu membuat pegawa
"Ma, Mama masak apa? Kenapa aromanya harum sekali dari depan?" suara itu sukses membuat Erika terpaku diam di depan meja makan. Suara langkah kaki yang terdengar semakin mendekat membuat jantung Erika berdebar kencang tak beraturan. "Jimmy? Sudah pulang? Nggak jadi lemburnya?" sarkas Angela dari arah dapur. Karena tadi saat di telepon, Jimmy bilang akan lembur malam ini. Bukannya menjawab pertanyaan mamanya, langkah kaki Jimmy mendekati Erika yang masih diam di dekat meja makan, sedang menata makanan yang sudah matang. Tanpa aba-aba Jimmy mengecup pelipis Erika sekilas ketika sudah berdiri di sampingnya. "Masak apa? Sepertinya enak." ucap Jimmy yang sebelah tangannya melingkar di pinggang Erika. Sedangkan tangan satunya memegang jas yang ada di lengannya. "Hah?" Erika begitu terkejut. Ia menoleh kearah Jimmy yang ada di sampingnya. Belum hilang keterkejutan Erika, kini Jimmy memanfaatkan keadaan dengan langsung mengecup bibir E
Malam ini Angela sengaja memaksa Erika untuk menginap. Tujuan Angela yaitu supaya Erika dan Jimmy bisa bicara dari hati ke hati, setidaknya mereka bisa membicarakan masalah yang mereka alami saat ini.Bagi Angela saling menyakiti atau pun menghindar bukanlah solusi yang tepat untuk keduanya. Dan di sinilah peran Angela sebagai orangtua yang tidak ingin rumah tangga anaknya hancur."Sayang, kenapa masih di sini? Jangan tidur terlalu malam, tidak baik bagi kesehatan kamu dan janin kamu." ucap Angela yang melihat Erika masih berada di ruang keluarga menonton acara televisi."Sebentar lagi, Ma. Setelah acara ini selesai, aku akan segera tidur." jawab Erika dengan senyuman ramah."Baiklah. Jangan sampai kamu ketiduran di sofa lho." Angela mengingatkan Erika."Iya, Ma."Setelah mengambil sebotol air mineral, Angela kembali masuk ke dalam kamarnya. Kini tinggal Erika sendirian di sofa yang ada di ruang keluarga sambil menont
Mendapat pertanyaan seperti membuat Jimmy bingung harus memulai dari mana lagi menjelaskan pada Erika, jika itu ia lakukan karena kecewa saat mengetahui Erika sudah tidak perawan saat mereka bulan madu di Bali.Jimmy menghela napas berat, "Sebenarnya itu kesalahanku yang terlebih dulu salah paham yang mengira bahwa kamu sudah ...""Tidak perawan lagi saat bulan madu di Bali?" potong Erika.Jimmy terperanjat saat mendengar Erika mengatakan hal yang sangat sulit ia ucapkan. Karena Jimmy takut kalau mengatakannya maka keadaan akan semakin rumit dan membuat Erika akan menjauh darinya. "Kamu tahu soal itu?" tanya Jimmy dengan wajah yang terlihat cemas.Tentu saja Jimmy cemas dengan reaksi Erika setelah mengatakannya. Bagi seorang perempuan, keperawanan seperti mahkota suci yang harus di jaga sebelum ikatan janji pernikahan terjadi. Dan Jimmy telah mencurigai Erika tidak perawan saat berbulan madu di Bali. Bagaimana jika Erika akan semakin mar
Semenjak keputusannya memberikan kesempatan kedua untuk Jimmy. Kehidupan Erika kini berubah, dia harus mulai terbiasa dengan kehadiran Jimmy yang rutin ke tempat kosnya. Walau kehadirannya cuma sebentar. Kedatangan Jimmy terkadang untuk menemani Erika makan siang di tempat kosnya, atau hanya sekedar membelikan kebutuhan Erika (susu ibu hamil, camilan atau pun buah-buahan). Mengingat kalau Erika tidak bekerja di kantor seperti dulu, sehingga Erika lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kosnya. Sudah beberapa kali Jimmy membujuk Erika supaya mau kembali pulang ke apartemen, namun dengan alasan belum siap dia menolak permintaan Jimmy secara halus. Bukannya Erika ingin mempersulit Jimmy yang sedang berusaha keras untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah di lakukannya. Namun karena Erika pernah merasa di kecewakan sebelumnya, sehingga membuat Erika lebih membentengi dirinya dengan tidak mudah percaya pada siapapun termasuk Jimmy. Sepert
'Zack mengenal mas Jimmy? Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?' batin Erika."Bertemu denganmu di sini sungguh suatu kebetulan yang langka, Zack." sarkas Jimmy dengan nada dingin ciri khasnya. Lalu ia berjalan mendekati Zack.Zack yang masih shock hanya mampu tersenyum dan melihat Erika dengan tatapan bingung. Kenapa bisa seorang pemilik Adinata group ada di kosan Erika? Walaupun Zack tahu bahwa Jimmy adalah mantan bosnya Erika di perusahaan itu. Begitulah yang Zack pikirkan."Hah ... Benarkah? Padahal hampir setiap pagi saya datang kemari mengantarkan sarapan untuk, Er. Tapi baru kali ini bertemu dengan pak Jimmy di sini." ucap Zack, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum canggung.Melihat kebingungan Zack, membuat Erika tersadar bahwa dia harus segera melakukan sesuatu. Karena sepertinya Jimmy sedang mengamati Zack dengan tatapan penuh selidik serta mengintimidasi."Pak Jimmy, perkenalkan ini Zack teman kuliah saya." uca
Pandangan mata Jimmy tidak lepas dari Erika yang berdiri di samping ranjang baby Nino yang tertidur pulas. Raut wajah penuh rasa khawatir tergambar jelas di sana. Karena kelahirannya yang prematur, maka mau tidak mau baby Nino masih berada di dalam boks inkubator. Untuk menjaga agar tubuhnya tetap hangat.'Apa ini mimpi?' batin Jimmy yang masih bingung dan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi hari ini. Walau tubuhnya masih terlihat capek sehabis perjalanan jauh, namun itu tidak membuatnya mengeluh.'Kalaupun ini mimpi, rasanya aku tidak ingin terbangun. Mimpi ini terlalu indah.' batin Jimmy dengan perasaan campur aduk tak karuan.Setelah demam Nino turun, dokter memberikan ijin untuk dipindahkan ke ruang perawatan khusus bayi. Di ruangan VVIP itu hanya tinggal Jimmy dan Erika yang menemani. Angela memilih untuk pulang dan memberikan ruang bagi keduanya bicara dari hati ke hati.Jimmy masih belum bisa percaya bahwa dirinya kini telah menjadi seorang
Seminggu sudah berlalu semenjak acara konferensi pers berlangsung, namun berita panas tentang pernikahan Jimmy masih saja menghiasi berbagai layar kaca. Banyak yang tidak menyangka jika pernikahan mereka sudah berjalan lebih dari setahun lamanya.Entah Jimmy yang pandai menyembunyikan hal itu, atau mungkin para wartawan yang lengah dengan hal itu. Namun yang pasti saat ini dari pernikahan Jimmy dan Erika, mereka sudah memiliki seorang bayi mungil yang sangat menggemaskan."Er, bagaimana kalau sepulang dari sini kita mampir dulu ke tempat Indri. Sudah lama kita tidak ngumpul." ajak Zack saat berada di salah satu bioskop untuk nonton bareng film 'My Boss' bersama beberapa artis yang terlibat dalam penggarapan film itu."Nino gimana?" Erika sepertinya mencemaskan Nino yang ditinggalkannya di rumah bersama baby sitter."Apanya yang gimana, suruh aja mbaknya ke cafe Indri sekalian bawa Nino. Biasanya juga gitu kan?" ucap Zack yang sepertinya tidak mene
3 Bulan kemudian. "Apa kamu sudah siap, sayang?" suara Jimmy terdengar sudah tidak sabar dari luar kamar. "Sebentar lagi, mas." jawab seorang wanita dari dalam kamar. "Buruan, sayang. Acaranya sebentar lagi akan dimulai. Nanti kita bisa terlambat." ucap Jimmy mengingatkan. "Iya, ini sudah selesai kok." Tak lama setelah menjawab 'iya', seorang perempuan cantik keluar dari kamar dengan kaos lengan pendek berlogo judul film 'My Boss', serta celana jeans panjang dengan seorang balita imut berada di gendongannya. "Tadi Nino pup, makanya lama." ucapnya merasa bersalah telah membiarkan Jimmy menunggu lama diluar kamar. Bukannya marah, Jimmy justru memberikan kecupan hangat di kening perempuan itu. "Aku tidak akan keberatan walau harus menunggu seumur hidupku." ucap Jimmy yang kini mencium sekilas bibir perempuan tersebut yang tidak lain adalah Erika. "Ih ... Gombal." ucap Erika dengan senyum menggoda sambil
Jimmy langsung menutup panggilannya dan segera pergi menuju ke rumah sakit. Jantungnya berdebar kencang, ia takut terjadi sesuatu hal buruk pada Erika. "Apa yang membuatmu sampai harus ke rumah sakit?" ucap Jimmy.Setelah sampai di rumah sakit, seorang petugas parkir dengan sigap mengambil alih kemudi mobil Jimmy untuk memarkirkan mobilnya di tempat khusus yang hanya dirinya dan keluarga yang boleh menempati tempat tersebut.Jimmy langsung berlari menuju tempat dimana Erika saat ini berada. "Apa kamu merindukan anak kita? Kepergian anak kita pasti membuatmu sangat terpukul." Jimmy berhenti saat melihat Erika berdiri didepan ruang rawat bayi.Jimmy berpikir mungkin saja Erika sangat merindukan bayinya, sehingga dia rela berdiri begitu lama didepan ruang rawat bayi hanya untuk melihat beberapa bayi yang berada di dalam ruangan tersebut.Erika yang fokus melihat keadaan didalam ruang perawatan bayi, tidak menyadari kedatangan Jimmy yang kini sudah berdiri te
Berita tentang Monika yang melakukan tabrak lari, kini menghiasi berbagai media cetak maupun media elektronik. Rekaman cctv yang menunjukkan hal itu, berseliweran juga diberbagai media sosial. Sehingga menambah berita tersebut semakin viral. Apalagi Monika adalah model papan atas, sehingga membuat keadaan semakin memanas.Kini kasus itu juga sedang ditangani pihak kepolisian, dan Monika sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus tabrak lari. Dan dari pengakuan Monika, ia tidak sengaja melakukannya. Hanya karena takut dihakimi massa, sehingga dia memilih untuk kabur.Polisi yang tidak semudah itu percaya dengan pengakuan Monika, masih melakukan penyelidikan lebih lanjut motif dibalik peristiwa itu. Namun hingga kini polisi belum bisa berkomunikasi dengan korban tabrak lari itu, yang tidak lain adalah Erika. Karena hingga kini Erika belum mau menemui polisi, dengan alasan masih dalam tahap pemulihan pasca operasi.Berbagai media berlomba-lomba menyoroti
"Mama akan tunggu di luar ya sayang." ucap Angela saat akan keluar dari kamar Erika. "Iya, Ma." jawab Erika singkat sambil tersenyum. Lalu ia melanjutkan kembali sapuan make up tipis di wajahnya. Dua wanita beda generasi itu sepertinya sedang bersiap untuk pergi keluar rumah. Sudah menjadi agenda kegiatan rutin bagi keduanya, apalagi semenjak Erika tinggal di rumah Angela. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu berdua, baik itu di luar rumah atau didalam rumah itu sendiri. Mereka sering sekali pergi bersama-sama. Bahkan terkadang bisa memakan waktu hingga seharian penuh, dan akan kembali ke rumah itu di sore hari atau malam hari. Tujuan mereka sebenarnya tidak lain adalah ke tempatnya Indri. Kalau tidak ke cafe milik Indri, ya ke rumahnya. Itu saja. Jimmy yang tahu akan hal itupun, tidak pernah melarang. Karena Jimmy merasa tenang kalau Erika pergi bersama dengan Mamanya. Ditambah lagi ada bodyguard yang selalu saja menemani mereka. Sehingga Jimm
Erika hanya diam saat mobil yang dikemudikan Jimmy membawanya pulang kearah rumah Angela. Diamnya Erika dikarenakan ada beberapa hal yang mengganggu pikirannya saat ini, salah satunya soal Zack.Erika terlihat sedih karena tidak bisa ikut dengan Zack, saat Zack menjemputnya di rumah sakit tadi. Ya tentu saja itu semua karena ulah Jimmy yang melarang keras Erika ikut dengan Zack. Kecemburuan Jimmy membuat Erika terpaksa harus ikut dengannya.Melihat Erika yang lebih banyak diam, membuat Jimmy sesekali melirik kearahnya. Untuk memastikan apa yang sedang Erika lakukan. Jimmy melihat Erika duduk dengan kepala bersandar ke kaca jendela serta matanya melihat pemandangan lalu lalang diluar sana.Perjalanan yang sudah hampir 30 menit berlalu itu hening, tanpa ada satu patah katapun dari keduanya. Jimmy yang masih merasa kesal dan cemburu pada Zack memilih diam, sedangkan Erika yang sedih tidak dapat pulang bersama Zack juga melakukan hal yang sama. Padahal j
Erika terkejut mendapat respon Jimmy yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Seketika Erika pucat pasi karena takut membayangkan amarah Jimmy. 'Apa mas Jimmy menyalahkanku atas kecelakaan itu?' batin Erika.Tatapan intimidasi dan juga aura dingin yang Jimmy berikan, membuat lidah Erika kelu seketika dan tak mampu untuk berkata-kata. Bahkan beberapa kalimat yang sudah dia rangkai dan dia susun sebelumnya, hilang begitu saja tanpa jejak di kepalanya.Erika hanya bisa terdiam dan seperti kehilangan fokus, dia tidak tahu harus bagaimana lagi supaya Jimmy tidak mendominasi hidupnya. Dia tidak tahu lagi bagaimana membuat Jimmy mengerti bahwa dia tidak ingin anak yang ada di kandungan Monica lahir tanpa sosok seorang ayah dan disebut sebagai anak haram.Ditambah sebenarnya Erika juga sudah lelah dengan semua yang telah ia lalui selama menjadi istri seorang Jimmy Adrean Adhinata. Walaupun dia mencintai laki-laki itu, tapi hatinya tidak siap jika harus terus tersakiti. E
Erika terlonjak kaget ketika mendengar ada seseorang sedang membuka pintu ruangan VVIP di rumah sakit yang ia tempati saat ini. Erika dengan mudah dapat menebak siapa yang barusan datang, sehingga dia cepat-cepat mengakhiri panggilan video call-nya dengan Angela (mertuanya). Erika yang duduk bersandar pada sandaran ranjang rumah sakit, seketika raut wajahnya tegang disaat orang yang tadi membuka pintu berjalan memasuki ruangan. Bahkan orang itu semakin mendekat kearah ranjang tempatnya beristirahat. Apakah Erika berbuat kesalahan? Sehingga kedatangan Jimmy membuatnya setakut itu? Entahlah. Hanya saja dia tidak menyangka akan kedatangan Jimmy di jam kerja seperti ini, itulah yang membuat Erika benar-benar terkejut bukan main. 'Mas Jimmy? Kenapa dia datang di jam kerja seperti ini? Sungguh ini diluar dugaan.' batin Erika. Ia melihat sekilas Jimmy yang sekarang berdiri tepat disisi ranjang. Jimmy mengerutkan keningnya saat ia melihat ekspre