Share

Makam

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alarm Gita berbunyi tepat jam lima subuh. Itu membuat Alan yang tidur nyaman di sofabed-nya ikut tersentak bangun. Dia tertegun ketika melihat sang istri sudah tebangun dan mematikan alarmnya. Lebih kaget lagi ketika Gita terlihat berjalan gontai ke arah kamar mandi.

Alan mengerjapkan, bahkan menggosok mata beberapa kali memastikan dirinya tak salah lihat dan memang tidak. Gita yang biasanya sulit bangun, kini sudah bangun dan sedang mandi.

"Dia kenapa bisa bangun sepagi ini." Alan bermonolog sendiri.

Lelaki yang sudah tidak bisa tertidur lagi itu, memutuskan untuk membereskan tempat tidurnya. Setelahnya Alan memutuskan berolahraga ringan. Hitung-hitung sambil menunggu Gita selesai mandi.

"Wow. Kau bisa push up dengan satu tangan?" Gita berseru takjub melihat suaminya sedang push up dengan satu tangan, tanpa menggunakan kaos atau apa pun untuk menutupi tubuh atasnya.

"Apa kau masih bisa push up jika aku naik di atasmu?" Perempuan yang penasaran itu, berlari kecil dari arah kamar mandi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Dua Orang Mantan

    "SiAlan, pijitin kakiku dong."Gita langsung menjatuhkan diri di sofabed yang biasa ditiduri suaminya. Perempuan itu menguap besar, masih mengantuk karena bangun terlalu pagi. Belum lagi kakinya yang pegal karena lama berjongkok."Jangan langsung baring gitu. Mandi dulu. Minimal cuci tangan, muka dan ganti baju. Kamu habis dari kuburan loh.""Memangnya kenapa?" tanya Gita bingung dengan teguran sang suami."Pamali. Nanti bisa kena sial." Alan menjawab sambil membuka kancing kemejanya. Rasanya lelaki itu makin terbiasa buka baju di dalam kamar."Ya, ampun. Kamu tinggal di zaman apa sih?" Gita tertawa dengan pikiran kolot suaminya."Terserah deh. Yang jelas aku sudah kasih tahu kamu." Alan memilih untuk melangkah ke kamar mandi, untuk menghindari pertengkaran dan langsung saja diteriaki Gita."SiAlan. Kakiku belum dipijit.""Nanti setelah aku mandi." Alan balas berteriak karena sudah berada di dalam kamar mandi. "Jangan lupa ganti baju." Dengan malas, Gita beranjak ke walk in closet. M

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Serangan Konyol

    "Ada berita soal Eza yang bertemu dengan Tony." Alan langsung berbicara begitu masuk ke dalam ruangan kerja istrinya."Biarkan saja." Gita menjawab tanpa mengalihkan tatapan dari ipad."Biarkan saja? Gak salah? Ini sahabat dan mantanmu loh. Difoto di lobi kantor kita lagi." tanya Alan dengan penuh penekanan. Siapa tahu istri sekaligus bosnya salah dengar."Gak salah siAlan. Itu bagian dari rencana Eza." Gita menjawab masih sambil menggambar di ipad."Kalian masih mengerjai Tony?""Eza, bukan aku. Lagian bukannya berita ini akan menaikkan harga saham kita?" Kali ini Gita mendonggak menatap sang asisten."Kenapa bisa?" tanya Alan bingung."Eza akan disebut pelakor yang merebut tunanganku. Aku akan jadi sahabat yang terkhianati dan orang-orang akan kasihan padaku. Ujung-ujungnya sentimen masyarakat akan positif untuk orang yang teraniaya sepertiku.""Teraniaya? Yang benar saja." Alan sampai tertawa mendengar kalimat tidak masuk akal itu."Lah, itu benar kan? Aku yang jadi korban ditinggal

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Rencana Besar

    Isabella menghembuskan napas kasar, mendengar apa yang dikatakan si sekretaris. "Apa sih hubungannya dengan pernikahan kamu?" Dia enggan sekali menggunakan kata pernikahan kalian. "Katamu kalian tidur bareng beberapa hari sebelum putus. Kalian putus itu sebelum hari pernikahan yang belum dua bulan berlalu. Lalu kenapa bisa kandunganmu sudah tiga bulan lebih?"Isabella membeku di tempat. Dia sama sekali tidak memperhatikan tanggal dan asal bicara saja tadi. Alan memang pernah mabuk bersamanya, tapi dia sendiri sudah lupa kapan itu. Jadinya tadi dia hanya asal ngomong saja. "Ma ... Maksudku dua bulan. Kandungannya baru dua bulan. Tadi aku salah ingat." Mau tidak mau mengoreksi."Oke. Katakan saja kau hamil dua bulan lebih. Bagaimana kau membuktikan itu anak Alan?" Gita bertanya lagi."Tes DNA mungkin?" Jelita yang menjawab dengan ragu-ragu. Perempuan itu, rupanya masih sangat setia menonton. "Perfect. Usia kandungannya mungkin belum mencukupi untuk dicek, tapi tinggal sebentar lagi.

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Lelaki Brengsek

    "Apa kau sudah gila?" Tony berteriak marah pada Isabella."Kecilkan suaramu, Kak. Kita lagi di tempat umum." Isabella berdesis marah.Sudah cukup dirinya dijadikan bulan-bulanan kemarin di kantor. Dia tidak mau lagi mengalami hal yang sama hanya karena suara keras Tony."Sudah kukatakan padamu, aku tidak mau melakukan hal gila. Itu kriminal, Vampir." Tony sempat melihat sekelilingnya sebelum berbisik pada Isabella."Ayolah, Kak. Ini satu-satunya jalan." Isabella ikut berbisik."Masalahnya adalah otakmu itu kosong. Pura-pura hamil ketika kau tidak pernah tidur dengan siAlan itu? Ide yang sangat cemerlang."Isabella memejamkan mata dengan penuh amarah. Dia sudah memberitahu Tony soal idenya yang gagal itu, tapi tak menyangka lelaki itu juga akan menertawakannya. Atau tepatnya, otak Isabella benar-benar tak ada isinya jika berpikir tidak ada yang akan menertawakannya."Kau tidak punya hak untuk menolak, Kak. Ingat uang yang diinvestasikan ke perusahaanmu." Isabella memberikan ancaman."M

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Masa Lalu 1

    "Eza."Perempuan remaja masih dengan seragam putih birunya berbalik ke arah datangnya suara, mencari tahu siapa yang memanggil. Orang yang memanggil langsung menubruknya dan memeluknya erat."Astaga Dina. Harus banget ya main tabrak-tabrak?" Eza langsung protes pada saudara kembarnya itu."Gimana ni, Za. Aku takut banget." Madina Felia Atthallah alias Dina, menagis terisak-isak dipelukan saudara kembarnya."Apa sih Din? Takut kenapa?" tanya Eza penasaran."A-Aku …. " Dina terbata-bata. Kesulitan bicara karena tangisannya yang begitu keras membuatnya kesusahan."Hei, sekarang coba kamu berhenti nangis dulu deh, Din. Abis itu baru cerita sama aku." Eza mencoba untuk menenangkan dan dijawab dengan anggukan pelan, berusaha menahan tangisannya.Dua saudara kembar ini sedang duduk di teras tempat mereka les. Mereka sedang menunggu dijemput oleh sang ayah.Walaupun wajah mereka nyaris sama, banyak yang bisa membedakan dua anak perempuan ini. Eza terlihat lebih tomboy dan Dina lebih kalem. D

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Masa Lalu 2

    Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Eza. Ayahnya menampar dengan sangat keras dan penuh amarah, bahkan sang ibu tidak repot-repot mau membela putrinya itu. Mereka ketahuan. Bahkan Eza belum menemui Tony. Tapi entah bagaimana, Atthallah-sang ayah menemukan test pack yang disembunyikannya. Eza yang memegang benda itu, sehingga dirinyalah yang langsung diseret untuk dihakimi. Dina sendiri masih keluar karena disuruh belanja oleh sang ibu."Apa Ayah pernah mengajarimu untuk bergaul sebebas ini?" Attha berteriak marah sambil menunjuk-nunjuk putrinya yang terdiam."Siapa pria brengsek yang melakukan ini?" Attha masih membentak-bentak dengan sangat gusar. Sementara sang ibu hanya bisa menatap anaknya dengan nanar."Jawab Eza." Attha berteriak makin kencang.Eza bergeming. Tidak ada yang bisa dia katakan karena memang bukan dia yang melakukan. Namun dia juga tidak mau membawa-bawa Dina. Saudarinya itu sudah cukup stres, Eza tidak mau membuat Dina makin stres. Satu-satunya yang bisa d

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Tanda Merah

    Seharian ini Eza merasa gelisah. Sejak pamit berangkat ke sekolah tadi pagi, entah mengapa hatinya tidak tenang. Tidak. Bahkan sejak semalam tidurnya sudah gelisah. Sungguh tak ada yang bisa dilakukannya dengan benar sedari pagi.Pagi tadi tidak sengaja Eza memecahkan piring. Dalam perjalanan ke sekolah, dia juga nyaris saja ditabrak motor karena jalan sambil melamun. Selama jam pelajaran Eza juga tidak fokus, bahkan sampai ditegur berkali-kali oleh guru.Satu-satunya yang menghibur Eza adalah pesan singkat yang dikirim oleh Dina. Saudarinya menyatakan bahwa ayah dan ibu Tony sangat baik. Dina bahkan dibawa menemui keluarga yang lain. Lagi-lagi, Dina membicarakan soal pernikahan, juga meminta Eza untuk berbahagia. Eza tersenyum saja melihat pesan yang dikirimkan saudaranya. Dirinya ikut bersyukur dan bahagia untuk kembarannya.Dina dan Eza sedari kecil memang diperlakukan berbeda. Karena Eza lebih tomboy dan aktif, dia akan lebih banyak kena masalah dan selalu dimarahi. Sementara Din

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Belum Pernah

    "Ada apa denganmu?" Gita bertanya begitu melihat sahabatnya muncul di kantornya pagi ini.Pagi ini Eza mengenakan kaos turtle neck lengan panjang dan celana panjang. Bahkan leher kaosnya menutupi keseluruhan leher perempuan itu. Jujur saja, Gita merasa heran dengan pakaian sahabatnya yang luar biasa tertutup itu. Tidak seperti biasanya dan membuat dirinya yakin ada sesuatu yang terjadi dengan sang sahabat.Sayangnya, Eza tidak langsung menjawab pertanyaan Gita dan memilih duduk di hadapan sahabatnya, bukannya di sofa seperti biasanya. Tapi karena yang empunya ruangan agak sibuk, ada jeda beberapa saat sebelum ada yang bersuara."Jadi kau kenapa?" tanya Gita sambil kembali mendongak sebentar, untuk melihat ekspresi sahabatnya."Kau sungguh ingin tahu?" tanya Eza sok penting."Kalau kau tidak mau menjawab ya sudah. Paling kau sedang demam saja." Gita menjawab dengan santai, bahkan dia sudah kembali sibuk."Coba kau lihat ini." Eza berdiri dari kursi dan mengangkat kaosnya, memamerkan b

Bab terbaru

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Special Chapter 2

    “Siapa yang punya ide bodoh, untuk mengumpulkan anak-anak ini di sini?” Gita hanya bisa menghela napas, ketika mendengar adiknya mengeluh. Bagaimana tidak, sekarang rumah orang tua mereka tiba-tiba saja berubah menjadi taman bermain anak-anak. Bukan hanya ada anak-anak Gita dan saudara perempuannya, tapi ada juga anak-anak Eza di sana. Total, ada sembilan anak kecil yang sedang berteriak dan berlari di ruang tengah rumah besar itu. “Maaf.” Pada akhirnya, Gita yang mengatakan hal itu. “Aku tidak benar-benar berpikir kalau Eza akan benar-benar membawa semua anak-anaknya.” “Hei, kau mengundang semua anakku,” hardik Eza terlihat agak kesal. “Memangnya apa yang akan kau dapatkan, ketika mengadakan pesta ulang tahun untuk anak-anak?” Gita kembali menghela napas karena mendengar pembelaan diri yang sangat benar itu. Tapi dia sama sekali tidak berniat untuk membuat acara besar untuk ulang tahun pertama putra keduanya. Rencananya hanya makan-makan bersama dengan keluarga besar

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   Special Chapter

    “Wah, kau benar-benar luar biasa.” Eza baru membuka pintu rumahnya, dan sudah langsung disambut kalimat bernada ejekan dari sang sahabat. Gita Bramantara, baru saja tiba di depan pintu rumahnya. “Berhenti menatapku dengan pandangan mencemooh seperti itu sialan,” desis Eza merasa sangat kesal. “Tunggu saja giliranmu nanti, Ta.” “Maaf, tapi aku tidak ingin punya banyak anak.” Gita mengangkat kedua tangannya. “Lagi pula, akan sulit kalau aku tidak benar-benar berusaha.” Eza menghela napas mendengar apa yang dikatakan sahabatnya barusan. Dia sebenarnya masih ingin memprotes, tapi merasa tidak tega juga. Biar bagaimana, Gita memang agak kesulitan mendapat anak. “Bagaimana keadaan Teddy?” Pada akhirnya, Eza mengalihkan pembicaraan saja. Tentu setelah mempersilakan tamunya masuk ke dalam rumah. “Dari pada menanyakan keadaan anakku yang sedang tertidur pulas, bagaimana kalau aku yang menanyakan keadaanmu saja? Apa kau baik-baik saja?” Eza meringis mendengar pertanyaan sahabatnya itu.

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Titipan

    “Akhirnya kau bangun juga?” Dina mengembuskan napas lega begitu melihat Eza terbangun. Eza mengerjap beberpa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya bukan ilusi. Syukurnya bahkan setelah Eza mengucek matanya, Dina masih terlihat. Ini bukan ilusi, tapi apakah ini mimpi lagi? “Dina? Apa yang kau lakukan di rumahku?” Eza bertanya dengan nada bingung. Eza makin terlihat bingung ketika menyadari Dina berada di kamar tidurnya dan Danny tidak terlihat dimana pun. Bagaimana Dina bisa tahu tentang rumah barunya? “Tenang saja, suamimu ada di lantai bawah. Dia tidak lari kok dan pernikahan kalian kemarin itu nyata.” Dina tersenyum melihat kebingungan di wajah saudara kembarnya itu. Eza yang tadinya masih berbaring, kini sudah duduk di pinggir ranjang dan meminta Dina duduk di sebelahnya. “Kenapa kemarin kau tidak hadir? Aku menunggumu loh.” Eza memprotes Dina yang tidak terlihat dimana-mana saat acaranya kemarin. “Kata siapa? Aku datang kok, kau saja yang tidak melihatku.” “Benar

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Satu Garis

    "Mary? Kok cemberut sih?" Danny sedang mencoba melihat wajah tunangannya itu. Sudah sejak kemarin malam Mary-nya cemberut. Dia selalu memalingkan wajah saat berbicara dengan Dann,dan hal itu membuat Danny jadi frustasi. Bahkan saat sedang berdua di dalam mobil seperti ini pun, Mary tetap memalingkan muka. Membuat Danny meminggirkan mobilnya. Sebenarnya Danny sudah bisa menebak apa yang membuat kekasihnya itu cemberut. Dia pastinya kecewa dengan keputusan semalam. Semua orang memaksanya untuk menikah dalam bulan ini juga. Alasan Attha memang cukup masuk akal dan Xavier juga sudah setuju dengan hal itu. Apalagi Danny yang sudah tidak sabar bisa berduaan saja dengan Mary sesuka hatinya. Tapi sepertinya Mary tidak terlalu setuju dengan hal itu. "Apa segitu tidak cintanya kau padaku sampai tidak mau cepat-cepat menikah denganku?" Danny mengeluh frustasi. Takut jika Mary meninggalkannya. Mendengar pertanyaan tunangannya, Eza refleks berbalik ke arah Danny. Keningnya berkerut, ti

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Persiapan Nikah

    Eza bersenandung riang di depan cermin. Dia sudah mengenakan bajunya dan makeup-nya juga sudah terasa sangat sempurna. Sekarang hanya tinggal menungggu anak-anak siap dan mereka akan berangkat ke acara peluncuran produk baru Mar. “Sudah siap, Za?” Fika muncul dari balik pintu. “Anak-anak sudah siap?” Eza balik bertanya. “Udah.” “Kalo gitu ayo pergi,” seru Eza tidak sabar. Eza tiba sedikit lebih awal dari waktu yang direncanankan. Kru Eza juga sudah lebih dulu sampai untuk menyiapkan beberapa hal. Dan tentu saja mereka semua disambut dengan baik. Apalagi karena Eza sudah dikenal oleh semua karyawan Mar. Pada awalanya semua berjalan norma saja. Tidak ada hal yang aneh dan kata-kata Gita kemarin malam tentang ‘lamaran’ juga tidak mempengaruhi Eza sama sekali. Eza sibuk berkeliling tempat acara untuk melakukan live. Tidak terlalu lama karena dia tidak mau meninggalkan anak-anak terlalu lama. Dia yang belum mau memperlihatkan wajah anak-anaknya di depan kamera, juga mendapat

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Will You Marry Me?

    “Bisa gak sih, jangan menghela napas terus? Bikin sial tahu gak,” Ian berseru kesal. Bagaimana tidak? Entah sudah berapa kali Danny bolak balik seperti setrikaan rusak sambil mendesah atau menghela napas. Itu benar-benar membuat Ian pusing. “Aku gugup.” Danny mengaku pada sahabatnya itu. “Lalu apa dengan kau menjadi gugup seperti ini masalahmu akan selesai?” Ian bertanya dengan gemas. “Tidak akan, Dan. Jadi berhentilah mondar-mandir seperti itu.” Danny akhirnya menuruti kata-kata Ian. Dia duduk di kursi kosong di sebelah Ian, tapi jelas masih merasa gugup. Danny makin gugup ketika pihak dari EO mengatakan acaranya sudah bisa dimulai. Intinya acara berjalan sesuai rencana. Pertama-tama Danny dan Ian menyapa beberapa tamu dan influencer, sebelum masuk ke acara utama. Termasuk Eza yang sedang live. Eza hari ini memilih memakai halter dress berwarna hijau zamrud dengan bahan brokat dan hanya menutupi setengah pahanya. Pilihan pakaian Eza jelas membuatnya terlihat makin cantik dan

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Makanan Pembuka

    Danny menatap kotak perhiasan yang baru saja tiba di kantornya sore ini. Akhirnya benda penting yang disiapkannya untuk acara besok tiba juga. Itu membuat Danny makin gugup. Karena harus mengurusi anak-anak dan kerja disaat bersamaan, Danny harus memesan secara online. Selain itu kali ini Danny memesannya sendiri tanpa melibatkan Maureen. Untungnya, barang yang datang sesuai dengan ekspektasi Danny. Begitu shining, shimmering, splendid. Menurutnya, ini cincin yang sangat cocok dengan Mary. Sayang sekali, lamunan Danny terinterupsi dengan ketukan di pintunya. Buru-buru, Danny menyimpan kotak perhiasan itu di kantong jasnya. "Pak, orang dari EO datang untuk membahas acara besok." Maureen tidak masuk ke dalam ruangan dan hanya memberitahu dari depan pintu. "Suruh masuk." Demi untuk melamar Mary-nya, Danny memilih untuk bekerja sama dengan event organizer. Dia tidak mau terlalu mempercayakan ini ke divisi PR, terutama setelah insiden dengan Rosaline. Rosaline belum dipecat,

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Tidak Sesuai Ekspektasi

    “Kau sudah datang?” Danny langsung berdiri begitu melihat Eza masuk ke ruanga VIP yang dipesannya. Dia juga segera menarikkan Eza kursi untuk wanita itu duduki. “Kau sendirian? Anak-anak ke mana?” Eza bertanya dengan ekspresi bingung. “Ah, itu. Maaf aku sedikit berbohong soal itu. Sebenarnya hari ini aku ingin makan malam berdua saja denganmu.” Danny menjawab dengan jujur. “Apa kau marah?” Danny bertanya dengan hati-hati, takut jika kekasihnya itu marah. “Tidak juga sih. Tapi aku hanya khawatir dengan mereka.” Eza menjawab dengan sedikit gugup. “Ah, tenang saja. Aku sudah memulangkan mereka ke rumah. Ayah dan Bunda juga tidak keberatan membantu menjaga mereka untuk sementara waktu.” Eza mengangguk canggung dengan bibir membentuk huruf o yang sempurna. Sungguh rasanya seumur hidup baru kali ini Eza merasa gugup. Tepatnya kali kedua setelah proses melahirkannya dulu. “Tadi aku sudah memesan makanan duluan. Kau tidak masalahkan dengan yang namanya iga penyet?” tanya Danny dengan

  • My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri)   S2-Imajinasi Eza

    "Ada apa dengan telingamu?" Ian langsung bertanya ketika melihat Danny memasuki ruangannya, yang sedang menggendong Lily. "Ini gara-gara karyawan yang kau rekrut." Danny langsung mengeluh pada Ian. "Siapa?" "Manager PR," jawab Danny jujur sembari duduk di sofa ruangan sahabatnya itu. "Rosaline? Kenapa dengan dia? Jangan bilang kau bercinta dengannya di kantor dan kepergok sama Eza?" "Kau pikir aku tukang selingkuh?" sergah Danny kesal. "Dia mencoba menggodaku, tapi ketahuan Mary. Untung saja aku menolak dengan tegas." "Lalu? Apa hubungannya dengan telingamu itu?" tanya Ian makin bingung. "Mary menyalahkanku, dan dia menjewer telingaku, bahkan mencubit lenganku." Danny sedikit menarik lengan kemejanya yang suduh tergulung. Di sana terlihat jelas dua titik biru yang lumayan besar dan pastinya sakit jika disentuh. "Oh, wow!" Ian menatap ngeri pada Danny. Bagaimana mungkin pria lembek sepertu sahabatnya ini jatuh cinta pada wanita sebar-bar itu? "Sudah lupakan saja soal tel

DMCA.com Protection Status