Home / Romansa / My Boss Behavior / 12. Penjara Ruang Cemburu

Share

12. Penjara Ruang Cemburu

Author: Aloegreen
last update Last Updated: 2022-11-26 16:54:51

"Tuan, maaf menunggu! Ini kopi manis untukmu!"

Zara tersenyum menaruh kopi di meja, padahal Reon tidak meminta. Dia diacuhkan.

"Ah, keringatmu menetes. Izinkan saya membersihkannya."

Cekatan mengambil tisu dari saku celemek dan menyeka keringat di pelipis Reon. Sayangnya Reon melenggang pergi.

"Eh?!" Zara kelepasan.

Dia merengut dan berdecak. Mengejar Reon yang terburu-buru.

Alexa sudah menunggu di lobi. Dia memberi salam ketika Reon datang.

"Kunjungan ke laboratorium sudah dipersiapkan. Zack telah mengatur janji temu dengan desainer mancanegara tiga puluh menit lagi." ujar Alexa sembari mengikuti Reon.

Reon hanya mengangguk. Mereka sangat cepat hingga tiba di mobil. Zara bingung dan setelah mengerti dia langsung membukakan pintu mobil.

"Silahkan masuk, Tuan!"

Senyum Zara sangat manis. Terlalu manis sampai membuat Alexa tersipu. Namun, Reon menatapnya bengis.

Panas terik seakan dibalut mendung hitam. Kharisma Reon merusaknya hingga senyum Zara menjadi pahit.

Kembali lagi diab
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Boss Behavior   13. Identitas Kelicikan Zara

    Tiupan angin mengusik tiap helai rambut Zara. Bastian terbuai pesona. Dia baru menyadari kecantikan Zara dengan pakaian pelayan.Kemudian, Zara memberi tahu sedang melarikan diri dari penjara kamar Reon."Apa?! Jika kau kabur begini dia pasti marah!" Bastian takut mengingat kharisma Reon."Tidak juga. Dia halus padaku. Mungkin karena aku cantik," jawab Zara percaya diri."Hah! Senjatamu dari dulu selalu menggunakan wajahmu." Bastian menunduk lesu. "Dan juga otakku." Zara mengerling menunjuk kepalanya. 'Marahnya Reon dilampiaskan ke orang lain, bukan padaku. Selama ini dia hanya bermain denganku. Aku tidak takut lagi, tapi jadi merinding,' sambungnya dalam hati. Kegelisahan sementara itu hilang kala Bastian mengoceh tidak jelas. Isinya masih tidak menyangka Zara seorang pelayan. Zara telah menceritakan bahwa dia dicampakkan Ryo dan menjadi bawahan orang yang mengaku Raja Iblis.Zara memutar bola matanya jengah dan memandang sekeliling. "Tidak ada kabar setelah pesta itu. Semua ker

    Last Updated : 2022-11-27
  • My Boss Behavior   14. Balas Dendam Dimulai

    "Ah, nasibku memang terlalu buruk! Haruskah aku menerima hukumannya?" pandangan sayu bak putri yang menderita, "Karena aku terlalu cantik." sambungnya menunduk. Seluruh otot Forin mengejang. "Sungguh ini kejahatanku. Merebut lirikan CEO perusahaan parfum ternama hingga merekrutku menjadi pelayan pribadinya. Mata yang tajam nan teduh itu menyihirku untuk masuk ke pelukannya. Huaaa, sepertinya aku terkena virulen cinta! Dunianya bagaikan utopia yang sempurna! Aku rela terjerumus dalam kegelapan tanpa batas Tuan Reon. Apa yang diberikan Ryo tidak sebanding dengannya. Aku sudah teramat gila!"Zara semakin memperparah improvisasinya. Semua yang dia ucapkan seperti melodi.Forin tersentak dahsyat. "Mustahil! Apa ada orang sesempurna itu? Ini kisah pelayan dan Tuan Muda?!" kaget Forin membuat Zara menggeleng. "Bukan Tuan Muda, tapi Bos Besar! Kurasa aku jatuh cinta padanya!" Zara memicing seraya tersenyum miring. Hilang sudah pertahanan Forin. Dia berdecak tak lagi menahan diri."Wah,

    Last Updated : 2022-11-28
  • My Boss Behavior   15. Bastian Sang Burung Merpati

    "Terima kasih sudah menjaga Zara baik-baik." senyum penuh penekanan Reon menusuk jantung Bastian hingga Bastian koma. "Bastian? Bastian, kau kenapa? Bastian!!!" pekik Zara setelah menginjak kaki Alexa dan menghampiri Bastian. Dia mengguncangkan tubuh lelaki itu kuat. Kemudian, Bastian sadar dan pergi. Dia telah berjanji akan membantu Zara.Bukan hanya sebagai teman lama, tetapi dia tidak menyukai perubahan Ryo dengan kekasih barunya. Nasib Zara kembali di penjara. Menjadi pajangan layaknya boneka yang meronta di lemari kaca ruang tamu. "Lepaskan aku! Tuan, aku tau aku bersalah. Itu hanya jendela, kenapa kau marah besar?! Aku tidak bisa bernapas!"Zara menggedor-gedor lemari itu pelan lantaran takut memecahkannya. Gaya bicaranya kembali tidak formal."Tuan, sudah tiga jam lamanya. Dia bisa mati jika tidak dikeluarkan," dengan datar Alexa berkata demikian. "Lupakan saja!" Reon tetap fokus pada dokumen di meja kerjanya. "Ahahaha, kasihan sekali! Itu balasanmu karena sok kecantikan

    Last Updated : 2022-11-29
  • My Boss Behavior   16. Merebut Hati Para Pelayan

    "Bastian, maukah kau menjadi Burung Merpati untukku? Surat ini hanya untuk Ryo. Kumohon!" Zara menyerahkan kertas itu. Semula Bastian ragu sebelum menerimanya. "Apa artinya ini surat khusus?" yang dipandang hanyalah darah Zara di kertas. "Iya, ini cara istimewa kami untuk saling bicara. Sedikit romantis, bukan?" Zara menyeringai."Aku mengerti." Bastian berdiri, walau menurutnya itu mengerikan. Artinya Bastian harus menyerahkannya secara sembunyi-sembunyi dan surat itu tidak boleh jatuh ke tangan orang lain selain Ryo. "Pak Reon, maaf tadi aku menerobos masuk. Lain kali aku akan minta izin darimu." Bastian menunduk memberi salam. "Tidak masalah. Kau tidak perlu datang lagi," ujar Reon polos. Buta sudah pandangan Zara.'Sshh, orang ini benar-benar!' kesalnya dalam hati. Cemberut saat Bastian pamit pergi dan tidak dihiraukan oleh Reon. Beruntung Bastian baik-baik saja diusir."Heh? Begitu, ya? Kau terkenal juga." Zack mendayu melipat tangan di dada. Lirikan Zara yang semula unt

    Last Updated : 2022-11-30
  • My Boss Behavior   17. Kembali Melihat Senyuman Tuan

    Kegelisahan yang melanda hati begitu mudah dimengerti. Azuma merasakannya. "Kau sangat mengkhawatirkan Tuan, ya?" tanya Kepala Pelayan itu mengejutkan Zara. "Astaga! Sejak kapan kau di sini?" Zara terjingkat. "Ck, menyebalkan! Jangan bilang kau jatuh cinta sungguhan pada Tuan kami. Aku tetap tidak akan membiarkamu." Azuma memicing. Zara justru mengusap hidungnya, "Waspada sekali! Jika aku benar-benar merebutnya bagaimana?" "Kau!" Azuma kesal karena Zara menggodanya. Zara tertawa pelan. Mendadak sinar di matanya meredup kembali menatap gerbang yang jauh.Azuma sampai tersentak dalam hati. "Bibi, aku tidak tau dunia apa yang menghampiriku, tapi kedatangan Reon terasa berharga bagiku. Sepertinya aku memiliki wajah baru. Bastian benar, aku tidak bisa memasuki kawasan rumah yang dulu. Aku telah kehilangan jati diri dan semua itu belum diketahui penyebabnya. Karena itu aku harus membuat ulang hidupku. Hanya Reon yang menjadi tumpuanku sekarang. Jika aku tidak mendapat kepercayaannya,

    Last Updated : 2022-12-01
  • My Boss Behavior   18. Rayuan dan Usaha

    Mengelilingi pusat kota di mana panggung ajang kecantikan pernah diadakan. Rasanya mereka bernostalgia. "Haha, bagaimana, Tuan? Apa kau sudah puas? Aku hampir menabrakmu tadi!"Zara melepas helm. Tepat di depan gerbang tempat itu mereka berhenti. Sepi, hanya kerlap-kerlip bintang dan lampu yang menyinari. "Tidak buruk! Pada akhirnya aku yang menang." Reon menyeka rambutnya. "Oh? Begitukah? Aku tidak sedih walau kalah, yang penting aku hampir bisa mengimbangimu. Sshh, kau itu bukan tandinganku. Aku ratunya jalan raya dulu." Zara menepuk dadanya bangga. "Maksudmu ratu curang?" Reon menumpukan sikunya ke kepala motor. "Heh? Dari mana kau tau?" Zara mendelik kaget."Ah, pasti Alexa," sambungnya. Reon mengangguk tanpa memudarkan senyumannya. "Aku mengetahui semua tentang dirimu. Betapa menyebalkannya memiliki pelayan multitalenta." Reon memutar pandangan. Suara berat itu membuat Zara turun dari motor dan menghampirinya kesal. "Apa? Kalian benar-benar stalker! Sepatutnya kau senang

    Last Updated : 2022-12-02
  • My Boss Behavior   19. Peluru Jarak Jauh

    Kelincahan kaki berhasil menembus pertahanan. Mereka tumbang tanpa Zara sentuh, karena dia berlari secepat kilat. Sampailah mengejar Reon ke restoran. Ruang VIP tanpa makanan di meja. Suasana terasa hampa. 'Eee, bagaimana mendeskripsikannya? Aku tidak dianggap atau sengaja dibiarkan?' batinnya suram. Reon membiarkan Zara menemaninya tanpa menoleh dan berucap kata. Pada akhirnya seorang lelaki pebisnis di depan mereka berbicara."Ah, Pak Reon. Memiliki gadis cantik membuatku iri sekali. Pasti menyenangkan bisa bermain bersama setiap hari." orang itu tersenyum dengan mata terpejam. Ucapannya sangat tertata.Merasakan serangan mental, Zara tidak menyukai orang itu. 'Apa-apaan tadi? Dia orang jahat? Dari nadanya kurasa berencana memegang perasaan Reon dan membuatnya terbakar?' pikir Zara.Tak urung dia menajamkan pandangannya. Namun, Reon membalas dengan tenang. "Bisakah kita kembali pada pekerjaan?"Tawaran Reon membuat orang itu tertawa pelan. Zara terus mengamati.'Memang hebat! R

    Last Updated : 2022-12-03
  • My Boss Behavior   20. Kegelisahan Melanda Kegelapan

    "Jadi, aku bebas dari hukuman dan denda?" tanya Zara mengalihkan pembicaraan. Dia tidak bisa terjerumus dalam rasa malu terus-menerus.Semua ini berawal dari Alexa yang menyuruhnya ganti rugi. Reon menepuk dahi, "Kurasa aku memang tidak bisa menahanmu. Zara, selesaikan sampahnya. Aku tidak tahan lagi." Dia pun memasuki mobil.Zara semangat memberi hormat. "Aaa, senangnya! Baik, Tuan! Terima kasih sudah dimaafkan!"Seulas senyum manis terbit seiring atasannya semakin jauh di jalan raya.'Dengan begini usai sudah perkara jendela juga kecemburuannya pada Bastian. Sekarang tinggal membuatnya berkata setuju,' batinnya. "Ck, sulit sekali menaklukkan Reon. Sampah yang dia maksud tidak lain adalah orang yang gemetar di sana, bukan?" gumamnya sembari berjalan perlahan mendekati orang itu. Lalu-lalang kendaraan membawa polusi dan debu, disertai angin panas yang terus bertiup menerbangkan dedaunan kering layaknya film. Zara membuat perisai tangan untuk matanya. "Bahkan debu memberiku hadi

    Last Updated : 2022-12-04

Latest chapter

  • My Boss Behavior   110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan Cantik

    Diam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati

  • My Boss Behavior   109. Pernyataan Janji

    "Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku

  • My Boss Behavior   108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah

    "Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p

  • My Boss Behavior   107. Asmara Bersemi Kembali

    Keesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode

  • My Boss Behavior   106. Pertarungan Hati Selesai

    Demam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara

  • My Boss Behavior   105. Terpuruk dalam Dua Cinta

    "Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te

  • My Boss Behavior   104. Penghianatan Forin

    Bastian masih menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang gadis berubah menjadi kepala sipir yang mengerikan?Bagaimana pula tubuh kecil itu berkembang menjadi besar? Di depan cermin, Bastian tak kunjung reda menunjukkan wajah bodohnya. "Aku siap! Kau jangan mengacaukan rencanaku. Jika tidak, kau juga akan kugantung!" Aoi berbalik sembari memakai sarung tangan putih. Bastian tersentak mundur. "Haaa! Suara ... suaramu juga berubah seperti laki-laki!" Syok yang tak berkesudahan itu membuat Aoi mendesah panjang."Ayo pergi!" Terpaksa menyeret Bastian dengan menarik kamera yang terkalung di leher. Sungguh malam yang indah penuh gairah. Perempuan bisa menjadi sangat kuat dari dua sisi. Zara hanya bisa merenung membayangkan langit gelap penuh bintang. Andai saja pertarungan juga terjadi padanya sekarang. "Menendang pintu juga tidak berhasil. Sialan! Ryo, kau melanggar janjimu!" Ribuan kali Zara memaki tak mempan menghilangkan dendamnya. Semua untaian perasaan Ryo sebelumnya len

  • My Boss Behavior   103. Terbebasnya Forin dan Mario

    Ryo memberitahu siksaan yang Reon terima di penjara kepada Zara. Terus mengancam dan mendorong mental Zara agar bersedia membebaskan Forin dan Mario. Gadis itu begitu tangguh, meskipun mendengar Reon disiksa. Ini sudah lewat satu hari. Semuanya masih berjalan monoton. Hingga pada akhirnya, di pagi ini Ryo kembali datang membawa sebuah video rekaman. "Pergilah!" usir Zara. Ryo tersenyum miring setelah mengunci pintu."Kenapa? Ayo kita bermain-main, Sayang! Akan kuperlihatkan kehidupan penjara padamu." Langkah tertata memaksa keberanian Zara mundur hingga terealisasikan. Zara menabrak kepala ranjang dan Ryo semakin mendekatinya. Kemudian, rekaman video itu pun diputar. Bagai tersapu badai seorang diri, kesadaran Zara menghilang. Mata seakan buta dan telinga tidak mendengar.Ryo tersenyum jahat melihat Zara yang membatu tak berdaya. Ketangguhan Reon yang tak menjerit sama sekali dalam menerima semua siksaan itu tiba-tiba meluruhkan air mata Zara. Tanpa suara, gadis itu menangis

  • My Boss Behavior   102. Aksi Aoi dan Bastian

    Sementara Reon yang terus disiksa, perusahaannya masih berjalan dengan normal. Alasannya karena Zack dan Alexa dipaksa bekerja dari penjara. "Haha, ini menarik! Akan kukenang seumur hidup. Ternyata penjara tidak sepahit itu. Yah, jika aku mau kubisa merusak besi-besi ini kapan saja, tapi demi Pak Reon dan Zara aku harus menahannya. Ah, aku pegal. Azuma, bisakah kau buatkan aku kopi?" Zack dengan lihai mengolah dokumen di laptop dalam jeruji besi. Dia bertolakbelakang dengan Alexa yang juga sedang bekerja. Azuma hanya memandang mereka di pojokan. "Hanya debu yang bisa kuberikan padamu, Tuan Zack. Huft, kenapa Tuan Reon harus menerima pukulan yang menyakitkan itu demi kita? Kenapa tidak membiarkan kita menanggungnya juga? Aku sangat sedih!" lirih Azuma. "Menjijikkan!" maki Alexa datar. Seketika bibir Azuma semakin melengkung ke bawah. "Itulah kualitas terbaik Tuan kita, bukan?" Zack meredupkan matanya.Di sisi lain, Ryo membawakan makanan untuk Zara. Zara berdiri tegap mengepal

DMCA.com Protection Status