Beranda / Romansa / My Billionaire Aiden / Bab 17 Stephanie Marah

Share

Bab 17 Stephanie Marah

Penulis: arkein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Boom!

Suara tenang itu membawa mereka bertiga menoleh ke arah sumber suara yang berada tepat di belakang Amanda.

Seorang Aiden Chayton sudah berdiri di sana dengan pakaian jas lengkap, tak lupa dengan tatapannya yang tidak pernah lepas dari Stephanie yang sudah dia mematung. Mereka saling bertatapan beberapa saat sampai sebuah suara membuat fokus mereka terpecahkan.

“Sayang, akhirnya kita bertemu.” Suara Amanda yang terkesan ramah itu membuat Aiden menarik pandangan. Dia masih diam dikala Amanda sudah berdiri di hadapannya. “Padahal aku berniat ingin menemuimu di Chayton’s Group.

Sedangkan Stephanie, dia masih diam di tempat. Melihat dan menunggu akan apa reaksi yang Aiden berikan kepada perempuan yang pernah punya tempat spesial di hatinya dulu. Melihat tatapan Aiden yang lembut sama seperti dia menatap Stephanie membuat hati perempuan itu terasa diiris-iris&m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Billionaire Aiden   Bab 18 Meeting ditunda

    “Apa kau yakin akan menemuinya?” Pertanyaan yang diberikan oleh Nancy membuat Stephanie menarik pandangan ke arahnya.“Tentu. Aku akan menemuinya. Sekarang!” jawab Stephanie tegas yang lalu diberikan gelengan oleh Nancy.“Tapi, Stephanie, ini sudah sore. Sebentar lagi malam dan keluargamu akan kumpul untuk makan malam.”“Maka aku akan pulang sebelum makan malam.” Stephanie menjawab sambil memegang kedua bahu Nancy. Menatap Nancy dengan penuh keyakinan walau sebenarnya Stephanie tidak yakin jika masalah ini akan selesai sebelum makan malam. “Kau harus percaya kepadaku. Jadi jika daddy atau mommy bertanya tentangku sebelum makan malam, maka kau harus menjawabnya. Kau paham, Nancy?”Nancy mengangguk penuh lesu. Dia terlihat khawatir. Tapi mau bagaimana lagi. Tidak ada yang bisa dilakukan Nancy selain membantu Stephanie. “Baiklah. Aku akan membantumu. Sekarang kau bersiaplah dan aku akan menyiapkan sopir—”

  • My Billionaire Aiden   Bab 19 Bingung

    “Jadi sekarang apa yang ingin kau lakukan?”“Aku tidak tahu, Shirley.” Stephanie menjawab sambil melihat ke arah gelas yang ada di hadapannya. Jarinya juga terus mengetuk-ngetuk pelan gelas keramik tersebut. Dia terlihat seperti orang yang bingung.Shirley menghela napasnya penuh sabar. Dia menarik tangan Stephanie yang membuat Stephanie menoleh ke arahnya. “Lalu apa yang kau rasakan?”Mendengar pertanyaan dari Shirley membawa Stephanie menyatukan kedua alisnya. Menatap Shirley dengan penuh kebingungan. Dia belum mengerti maksud Shirley. Tapi setelah Stephanie mengulang beberapa kali pertanyaan sahabatnya dalam benak, barulah Stephanie mengerti dan mulai menjawab.“Aku merasakan ... nyaman,” jawab Stephanie yang lalu membuang wajahnya ke arah gelas. Dia tidak bisa menjawab karena ditatap oleh Shirley, maka dari itu Stephanie memilih membuang wajahnya. D

  • My Billionaire Aiden   Bab 20 Pertunangan

    Dan pesta pertunangan yang didambakan oleh kedua keluarga itu tercipta pada malam ini. Pesta yang diadakan di halaman Casey’s Mansion. Halaman itu disulap sedemikian rupa sehingga menampilkan tampilan yang luar biasa ciamik dengan tema yang dekat dengan tumbuhan hijau.“Kenapa? Kau pikir aku tidak datang, huh?” Marvin mengeluarkan suaranya sesudah sampai di hadapan Aiden. Menatap Aiden dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk beberapa kali. Dia merasa kagum dengan apa yang dilihatnya sekarang. Aiden benar-benar berbeda dengan penampilannya sekarang.“Ck. Harusnya kau tidak datang.” Protes yang dilayangkan Aiden membuat Marvin terlihat kesal. Bukan tanpa sebab, Aiden hanya tidak suka dengan Marvin yang tiba-tiba muncul setelah menghilang tanpa kabar. “Lebih baik kau menghilang saja untuk selamanya.”“Oh ... ternyata kau mencariku, Mr. Aiden?” tanya Marvin dengan

  • My Billionaire Aiden   Bab 21 Stephanie Merasa Bersalah

    Aiden menoleh ke samping. Menatap Stephanie yang sedari tadi masih diam. Tidak ada topik pembicaraan yang mereka buka selama perjalanan kali ini. Dan Aiden, untuk pertama kalinya dia merasa bingung. Bingung ingin membuka pembicaraan dari mana. Salah langkah, maka Stephanie akan marah. Tentu Aiden tidak mau itu terjadi. Untuk saat ini, diam lebih baik.“Aiden.” Panggilan yang Stephanie berikan membuat Aiden kembali menoleh sekilas. Lalu memusatkan ke arah jalanan. “Apa dia akan menceritakan semuanya?”Aiden mengerti maksud pertanyaan Stephanie. Ini tentang ancaman yang Amanda berikan. “Biarkan saja. Lagi pula aku tidak peduli.”“Tidak peduli bagaimana?” tanya Stephanie kesal. Menatap Aiden dengan pandangan tak masuk akal. “Kalau dia menceritakan semuanya bagaimana dengan kita? Jangan pikirkan kita. Pikirkan tentang keluarga. Para tamu juga belum pulang .... Seharusnya kau tidak memb

  • My Billionaire Aiden   Bab 22 Panas

    “Kenapa Calon Menantuku tiba-tiba datang sepagi ini?” Ransom bertanya dengan kekehan di akhir. Ransom sedang jalan santai di teras mansionnya sembari melihat keadaan sekitar. Tapi tiba-tiba ada mobil milik Sean dan ternyata Stephanie keluar dari sana. Dan sekarang, Stephanie sedang berada di hadapannya.“Apa aku tidak bisa datang ke sini, Dad?” tanya Stephanie sambil tersenyum lebar. Stephanie tidak merasa canggung seperti pertama kali mereka bertemu. Dirinya merasakan kalau Ransom sama seperti daddynya, sama-sama punya kesan hangat, terlebih dari tatapan mereka.“Tentu. Kau bisa datang ke sini semaumu. Tapi nanti, kau yang akan menguasai mansion ini, Sayang,” seru Ransom. Dia merasakan ada sesuatu yang bergerak di belakangnya. Segera saja Ransom menoleh ke belakang. Mendapati Rose sedang berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa. “Lihatlah Mommy-mu. Dia sangat semangat menyambutmu sampai-sampai tidak

  • My Billionaire Aiden   Bab 23 Pulau Pribadi

    “Silakan duduk, Sayang.”Stephanie menuruti perkataan Ransom dengan duduk di salah satu kursi yang langsung menghadap meja makan. Terlebih dahulu Stephanie mengedarkan pandangan lalu jatuh ke Ransom.“Kemana Mommy, Dad?” tanya Stephanie setelah menyadari ada yang kurang.“Sebentar lagi dia akan turun. Aku juga tidak tahu apa yang dia lakukan di kamar,” jawab Ransom yang membuat Stephanie mengangguk mengerti. “Lalu kemana calon suamimu?”Mendengar pertanyaan Ransom membuat Stephanie menjawabnya. “Dia juga di kamar untuk berganti pakaian. Mungkin sebentar lagi Aiden akan turun, Dad.”Jujur saja, tatapan Ransom ke Stephanie membuat dirinya merasa curiga dan tidak enak. Seperti ada yang ingin disampaikan Ransom namun tertahan. Entah apa sebabnya. Yang jelas itu membuat Stephanie merasa penasaran.“

  • My Billionaire Aiden   Bab 24 Kecewa

    “Kau menghancurkan segalanya, Sweetie,” cicit Aiden lemah.Stephanie menggeleng. Memegang tangan Aiden supaya Aiden mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. “Maaf,” kata Stephanie tidak enak. Baru saja dia meminta maaf tadi pagi dan kali ini Stephanie mengulanginya. Dan topiknya masih sama, karena Amanda. Stephanie bukan bermaksud menghancurkan segalanya. Pertanyaan itu terlintas begitu saja dan anehnya malah keluar dari bibirnya.“Itu tandanya kau masih belum percaya padaku,” jelas Aiden. Dia membuang napasnya panjang. “Lalu kenapa kau minta maaf tadi pagi?”Stephanie semakin kalang kabut. Pertanyaan Aiden jelas membuat Stephanie tak berkutik. Apalagi dengan manik cokelat yang semakin menajam. Itu membuat Stephanie malah semakin takut.“Aiden—”“Aku mau kita berhenti membicarakan ini.” Stephanie men

  • My Billionaire Aiden   Bab 25 Berbicara dengan Amanda

    Aiden menggerakkan tangannya, menyuruh Xander untuk segera keluar dari ruangan yang terdapat di dalam sebuah restoran. Segera Xander keluar layak seorang anak yang menurut pada ibunya. Barulah setelah itu Aiden melirik perempuan yang sedang duduk menghadap dengan dirinya. Perempuan itu tersenyum, tapi anehnya membuat emosi Aiden malah memuncak. Perasaan sesak mulai menghinggapi Aiden kala dia sudah duduk di bangku yang berhadapan dengan Amanda.“Kenapa kau memanggilku ke sini?” Amanda segera mengeluarkan pertanyaan. “Kau rindu denganku?”Aiden meremas tangannya kala mendengar pertanyaan itu. Rindu ... tak pernah sekalipun Aiden mengizinkan dirinya merindukan perempuan licik yang tega meninggalkannya dengan penuh luka.“Buang jauh-jauh pemikiranmu itu,” tegas Aiden. Dia menatap tajam Amanda. “Apa tujuanmu datang ke sini setelah dua tahun berlalu?”Amanda

Bab terbaru

  • My Billionaire Aiden   Selesai

    Stephanie menghela napasnya bosan melihat Aiden yang terus saja mondar mandir mengelilingi kamar.“Apa kau tidak akan mengizinkannya tidur?” Stephanie bertanya yang berhasil membuat Aiden berhenti.“Dia sudah tidur, Sweetie,” jawab Aiden dengan suara pelannya. Dia menoleh ke bayi yang ada dalam gendongannya lalu kembali ke Stephanie. “See … dia bahkan tidak bergerak sama sekali.”Stephanie yang awalnya kesal malah terkekeh kecil. “Ya, kau sangat hebat. Tapi sekarang dia membutuhkan mommy-nya. Kemarikan putraku, aku ingin tidur bersamanya sekarang!”Aiden merubah wajahnya menjadi masam. Tidak ada pilihan lain. Dia pun berjalan dengan pelan lalu meleta

  • My Billionaire Aiden   Bab 49 Menyadari

    “Ma—ma—ma—ma!”Wanita berambut seleher itu terkekeh kecil karena mendengar ocehan bayi yang berada dalam pangkuannya. Karena tak tahan, akhirnya wanita itu memberikan ciuman bertubi-tubi di pipi gembulnya.“Kenapa kau sangat lucu sekali, hm?” tanya wanita tersebut sembari mengangkat bayi perempuan yang terkekeh karena kegiatan tersebut.“Rasanya aku ingin mengurungmu disini,” lanjutnya sesudah memberikan lagi dot yang berisi susu.Bayu tersebut sontak terdiam. Terlihat jelas dirinya yang sedang berusaha menyedot susu itu. Tak lu

  • My Billionaire Aiden   Bab 48 Pergi

    2 hari kemudian …Mata Aiden tak pernah luput dari Stephanie. Dia bersandar ke daun pintu dan tangan yang bersedekap.Entah sudah berapa lama Aiden terus memandang Stephanie, yang jelas dia tidak pernah meninggalkan perempuan yang sedang terduduk di ranjang rumah sakit dengan pandangan kosong itu.Setelah berperang dengan kepalanya— berusaha mengambil keputusan, Aiden kemudian berjalan mendekat. Mendudukkan setengah bokongnya di kasur yang Stephanie tempati. Meskipun demikian, Stephanie tetap tidak menyadari kalau Aiden sudah berada di sampingnya.

  • My Billionaire Aiden   Bab 46 Menemukan

    Pria dengan setelan jas itu duduk terdiam di ruangan tertutup salah satu restoran Jepang. Ruangan yang semulanya ingin digunakan untuk membahas proyek namun tak kunjung terjadi karena mereka mendapat kabar buruk. Pria itu terus menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Pria itu tidak melakukan apapun setelah mendengar teriakan Stephanie dan kata tolong yang ia katakan sebelum panggilan tadi terputus.“Apa yang harus kita lakukan?!” Bentakan itu keluar dari bibir Joshua yang terus mondar mandir. Dia berhenti dan menjatuhkan pandangannya ke arah Aiden yang masih setia diam. Melihat itu, emosi Joshua mendadak tak terkontrol.“KENAPA KAU DIAM SAJA?!”Alex yang berdiri di depan pintu sudah menduga hal itu akan terjadi. Sebelum Joshua meluka

  • My Billionaire Aiden   Bab 45 Perasaan tidak enak

    Satu gelas susu panas sudah berada di tangan Stephanie. Kaki yang dibalut oleh sandal tipis itu melangkah ke luar. Mencari tempat paling nyaman untuk menjatuhkan bokongnya.Pilihannya jatuh di belakang villa yang menyuguhkan pemandangan sawah yang baru ditanam. Warna hijaunya terlihat sangat menyegarkan di mata Stephanie. Ditariknya oksigen banyak-banyak untuk masuk ke dalam paru-parunya. Udara di sini sungguh berbeda dengan udara kota mereka berasal.Jelas saja, ini adalah pulau pribadi Aiden dimana kendaraan sangat jarang lalu lalang. Bukan pulau baru, melainkan pulau yang sama dengan yang Stephanie kunjungi bersama Aiden, entah berapa bulan yang lalu, Stephanie tidak mengingatnya.

  • My Billionaire Aiden   Liburan

    Erland dan Diana kompak masuk ke ruangan Stephanie, diikuti dengan Rose. Mereka mengabaikan Ransom yang sedang berhadapan dengan Alex.“Kau harus makan—“Kalimat Aiden berhenti karena mendengar suara pintu yang terbuka. Sontak mereka berdua menoleh bersamaan. Mendapati Erland dan Diana yang diam berdiri. Sedangkan Rose, dia berjalan, mendekap sang putra untuk melampiaskan rasa rindu yang sudah mengendap lama.“Mommy kangen.” Diana bergumam, mengelus punggung Aiden yang masih setia mendekap Rose.“Aku juga,” sahut Aiden. Mengecup puncak kepala Rose sebelum melepaskan pelukan tersebut.“S

  • My Billionaire Aiden   Bab 43 Menyelinap

    “Apa yang kau bilang, Stephanie?” Aiden bertanya dengan nada tidak suka dan sedikit meninggi. Dia bahkan sudah mengganti panggilannya— menandakan kalau dirinya tidak menyukai apa yang Stephanie katakan.“Bagaimana bisa kau ingin menggugurkan darah dagingku?” tanyanya, mendesak Stephanie dengan mengguncang kedua bahu wanita yang sedang memejamkan mata karena rasa sakit dari apa yang Aiden lakukan.Stephanie membuka matanya. Bertemu dengan manik Aiden. “Kau menginginkannya karena harta, bukan? Agar Daddy Ransom memberikan harta kekayaan ini padamu, ‘kan?”Untuk sesaat, Aiden terkejut karena Stephanie mengetahui rahasia tersebut, tetapi Aid

  • My Billionaire Aiden   Bab 42 Datang

    “20 menit lagi kita akan meeting, Pak,” kata seorang pria yang menjabat sebagai sekretaris baru di perusahaan Aiden kepada Aiden yang sedang sibuk berperang dengan berkas-berkas.Aiden hanya mengangguk pelan saja lalu menggerakkan tangannya untuk menyuruh pria itu keluar.Dan tak menunggu waktu lama, seorang pria dengan muka yang babak belur masuk ke ruangan Aiden. Aiden menatapnya dengan tajam seraya berdiri menjumpai dirinya yang masih diam memaku di pintu.“Katakan!” desak Aiden setelah menutup pintu ruangan itu. Dia mendorong Alex sampai ke dinding. Mengambil kerahnya lalu berkata, “Jangan buat kepercayaanku hilang sepenuhnya untukmu! Harusnya kau berterima kasih padaku karena masih membiarkanmu hidup, Pengkhianat! Tapi sep

  • My Billionaire Aiden   Bab 41 Terbongkar

    Aiden menahan dirinya untuk tidak menemui Alex yang sedang berjalan ke arah luar. Dan karena emosi yang ada dalam dirinya tak bisa disalurkan dengan benar, membuatnya mengepalkan kedua tangan.Mengetahui fakta tentang dalang dari kejadian dimasa lalunya tentu membuat Aiden kaget. Ditambah lagi ternyata hal itu sudah dirancang sedemikian rupa.Amanda tak bersalah … dapatkah Aiden menyimpulkan itu sekarang?“Akhhgg,” teriak Aiden sambil melemparkan ceret kaca tersebut. Suara gaduh terdengar disaat ceret itu sudah berbentuk kepingan-kepingan dengan ljnggiran tajam yang dapat membuat darah segar mengalir jika tersentuh.Pria yang sedang emosi itu langsung melenggak pergi. Menga

DMCA.com Protection Status