"Masih punya nyali rupanya!" seru Rey yang seketika membuat kakak beradik itu menolah dan berdiri. Sedangkan Bumi hanya diam memperhatikan saudara tirinya itu mendekat. "Untuk apa kalian ke sini?" ketus Rey lagi. Akan tetapi Yota tidak peduli. Matanya yang sembab hanya tertuju pada Bumi. Dia melih
Rey pun mengeluarkan ponselnya, lalu meletakkan ke telapak tangan Bumi yang sudah terbuka. Tentu saja Bumi langsung menggeser layar ponsel itu dan mulai menghubungi seseorang. Senyap, semua orang terdiam. Rey menatap tajam ke Yota sedangkan Aryan menepuk punggung tangan Yota yang melingkar di lenga
Setahun kemudian. Cahaya pagi mulai masuk dari celah-celah tirai yang berwarna putih, membuat Rey yang tadinya terlelap menggeliat pelan, tangannya yang kekar meraba-raba sisi ranjang di sebelahnya. Saat tak mendapati apa yang dicari, Rey pun langsung membuka mata meski masih terasa berat. "Apa di
Bak tengah memperagakan adegan pengantin baru, Rey dengan begitu gagah membopong badan Bumi. Tangannya yang berotot dan kekar telah membuktikan betapa kuat tenaganya itu. Dia benar-benar tidak ingin melepaskan Bumi kali ini. Dengan mata yang berkabut hasrat lelaki yang sudah terbuka semua kancing k
"Apa itu Sakha?" Bumi mengangguk. Rey pun sudah ambil ancang-ancang untuk meraih benda pipih itu, tetapi terjeda karena Bumi langsung mengarahkan tangan—kode agar Rey diam dan tidak mengganggunya. Rey pun kembali duduk. Dia merengut dengan muka masam. Sakha, lelaki itu begitu susah untuk dibasmi k
"Apa kamu yakin dengan ini?" tanya seseorang berjubah putih yang berdiri di belakang etalase. Dia menatap penuh selidik. Namun, Rey hanya memberikan senyuman ambigu. Ia yang sudah berpakaian rapi itu menatap pria yang sebenarnya adalah teman lamanya. Teman yang sama-sama berkuliah di luar negeri. Be
Rey yang masih kesal dengan si pemilik R&B Ekspress dikejutkan dengan suara pintu yang diketuk. Meski agak malas dia pun terpaksa menyuruh orang itu agar langsung masuk. Betapa kagetnya dia saat melihat siapa yang datang. "Milea?" batin Rey. Matanya melotot melihat betapa cantik gadis yang sedang b
"Kenapa kamu tersenyum begitu?" tanya Bumi sembari memungut lengerie yang teronggok di lantai, setelah itu memakainya dengan santai. "Tidak ada alasan," balas Ray. Dia yang terbaring dengan lengan menopang kepala tetap menatap tubuh Bumi yang masih proposional, lekukan pinggulnya sangat indah. Bent