Geng, cerita ini kontrak ekslusive 200.000 kata di mana memang aku agak harus panjangin. Jadi mohon bersabar dan tidak usah berkomentar yang buruk, lanjut baca silahkan, bosan tinggalkan! semoga kalian bijak sebelum mengetik komentar. Terima kasih Love NaMa @nasyamahila
"Aryan, kenapa kita ke sini?" tanya Yota. Dia meronta tapi cekalan tangan saudara kembarnya itu membuatnya tak kuasa melawan. Dia terpaksa mengikuti langkah kaki sang abang. Sekarang keduanya sudah berada di dekat meja prasmanan sebuah rumah makan Padang. Para karyawan bahkan saling berbisik meliha
"Aryan! Tenanglah. Jangan begini ...." Entah sudah keberapa kali Yota menenangkan Aryan. Akan tetapi tetap saja mendapatkan penolakan. Sang abang benar-benar telah diselimuti kemarahan sekarang. Aryan bahkan tanpa ragu menepis terus tangannya saat mencoba menghentikan. Mendadak dia menyesal mengata
"Apa katamu? Apa sekarang kau sedang mengancamku?" tanya Farel. Mukanya merah padam dengan rahang mengetat kuat. Tangannya juga menggenggam erat ponsel yang ada di tangan. "Halo! Ha-halo!" Farel berteriak, dia bahkan beberapa kali melihat layar, lalu menempelkan kembali benda pipih itu ke telinga.
"Maaf telat," kata seseorang berpenampilan urakan, sosok laki-laki tua berusia empat puluh lima tahun yang kesuluruhan tubuhnya hampir dipenuhi tato. Dia menatap ke arah Farel yang duduk bersedekap. Dia bahkan mengabaikan Farel yang menatap dengan tatapan membunuh. "Boleh aku duduk sekarang?" tanya
Gemerlap pesta di sebuah aula hotel berbintang lima menyilaukan mata tamu undangan. Bunga, balon, lampu kerlip dan beberapa hiasan pun memenuhi tempat itu. Semua dihias begitu apik. Musik dan tatanan makanan serta minuman pun seakan menambah semarak dan euforia. Di sana ada Prita yang menjadi ratun
"Sini bersandarlah padaku!" tawar Rey lagi sembari menepuk pundak. Bumi yang melihat itu kembali menyipitkan mata. Gumpalan embun yang tadinya hendak tumpah langsung hilang begitu saja. Perasaan sedihnya seperti lenyap, yang ada sekarang dia justru menatap kesal pada Rey. Baginya Rey dan Yota setal
"Bum, kamu kenapa? Kamu kenapa, Sayang? Bumi, bangun!" Nihil. Sama sekali tak ada jawaban. Bumi seolah damai kala terpejam. Tentu saja itu membuat Rey makin ketakutan. Celingukan, Rey pun menggendong sang istri. Susah payah akhirnya dia bisa membopong badan Bumi yang terkulai. Beruntung, di depan
Beranjak dari posisinya yang tidak nyaman, Rey pun mencoba mendekati istrinya lagi. "Sayang, kamu kenapa?" tanyanya keheranan. "Kenapa? Kenapa tanyamu?" geram Bumi, juga telunjuknya diarahkan mengacung tegak ke Rey. "Kamu bodoh apa pura-pura bodoh, Rey. Kamu melakukan semuanya sekehendak hati. Apa