Beranda / Romansa / My Adorable CEO / Chapter 64. Positive

Share

Chapter 64. Positive

Penulis: Cheezyweeze
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-14 14:00:00

Bab sebelumnya.

"Kau ini seperti orang yang sedang ngidam."

"Bagaimana jika kau yang hamil, tapi aku yang merasakan rasa ngidam?"

__________

Semalaman Irish tidak bisa tidur, dia tampak memikirkan kata-kata sang suami. Berbanding terbalik dengan suaminya yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Mata Irish masih terbuka lebar hingga menjelang tengah malam.

Keesokan harinya, Irish mengambil testpack dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengisi wadah kecil dengan air urinenya dan mencelupkan alat testpack itu ke dalam wadah berisi air urine beberapa detik kemudian mengangkat testpack nya dan menunggu sekitar beberapa menit untuk memastikan dua garis merah itu nyata.

"Aku positive hamil."

Irish begitu sangat bahagia sampai menitihkan air mat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Adorable CEO   Chapter 65. Déjà Vu

    Bab sebelumnya. Irish hamil? Bahkan Irish sendiri tidak merasakan apa-apa jika dirinya sudah positive hamil. Irish pergi ke bazar musim gugur di sekitar komplek rumah suaminya. Dia pergi sendirian tanpa ada pengawalan khusus. __________ Sebuah mobil Porsche berwarna silver berhenti di depan sebuah rumah. Pintu terbuka dan sosok pemuda tampan keluar. Dia melangkah masuk ke dalam rumah dan selang beberapa menit pemuda itu keluar dari rumah dengan berlari menuju mobil. Irish sangat terkejut ketika mengetahui sosok ora

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • My Adorable CEO   Chapter 66. Heartbeat

    Bab sebelumnya. Pasien hamil enam minggu dan sekarang tengah terbaring di rumah sakit .... __________ "Kenapa ini harus terjadi padamu lagi?" Benjamin benar-benar merasa sangat bersalah, dia membelai lembut rambut Irish dan memandangi wajah sang istri yang pucat. Benjamin menggenggam tangan Irish. Bayangan kejadian setahun yang lalu mulai muncul kembali di kepala Benjamin. Denyut nadi yang berdetak lemah, akan tetapi pada akhirnya kembali normal. Drrtt ... Drrtt ... Drrtt .... Suara getaran ponsel milik Benjamin membangunkan Irish, sedangkan si empunya ponsel tertidur lelap. Irish meraih ponsel Ben yang memang tergeletak dekat dengan jemari

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • My Adorable CEO   Chapter 67. Kejutan Kecil

    Irish duduk di sofa. Matanya tajam menatap layar televisi. Sebuah berita yang membuat dadanya mulai terasa sesak mendengarkan sang pembawa berita menjelaskan tiap detailnya. Tiba-tiba Benjamin datang dan merebut remote yang sedang digenggaman Irish. "Berita tidak penting. Berita seperti itu akan membuatmu sakit kepala. Lebih baik aku matikan saja televisinya," ucap Benjamin. "Dia kan ...," ucapnya terhenti dan menatap Irish. Ben menarik napas, "Dia kan yang menyerangmu di bazar kemarin," lanjutnya. "Ba-bagaimana kau tahu hal itu?" tanya Irish kaget. Benjamin mendekati istrinya, lalu dia jongkok di depan istrinya. "Aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu. Jika bukan karena Marky, aku tidak tahu apa yang akan terj

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • My Adorable CEO   Chapter 68. Tahanan Rumah (21+)

    Salam bulgos eh selamat malam epribadeh .... Bab sebelumnya. Grace Van Dirk telah kembali ke Leiden? ________ Berita kaburnya beberapa narapidana dari penjara telah sampai ke telinga Alexander Van Willems. "Semoga keparat itu tidak ikut kabur," ujarnya. Pria tampan itu mulai khawatir, akan tetapi ditepisnya perasaan itu. Sekarang yang Alex khawatirkan adalah istrinya. Kehamilan Ayana yang sudah memasuki usia lima bulan. Alex sendiri sudah sedikit mengurangi pekerjaannya. Sang istri, Ayana juga sudah mendengar tentang berita tersebut. Di satu sisi, dia juga mulai khawatir. Namun, disisi lain, dia berusaha untuk tetap berpikir positif. Lain ceritanya dengan Benjamin, pria itu sekarang lebih over-protected pada sang istri. Tidak dipungkiri Ben juga mulai merasa kh

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • My Adorable CEO   Chapter 69. Grace Van Dirk

    Seorang wanita berjalan mendekati Mike dan Duncan di sebuah kafe. Tanpa basa-basi, wanita itu langsung duduk di antara Duncan dan Mike. Kedua pemuda itu tersentak kaget. "G-Grace!" Serentak mereka berdua menyebut nama wanita itu. Bahkan Mike sempat menyemburkan air yang telah di minumnya. "Hai ... lama kita tidak berjumpa. Apa kabar kalian?" tanyanya tersenyum sumringah. "Ki-kita baik kok, iyakan?" Kaki Mike menyenggol kaki Duncan. "Ah, iya kita dalam keadaan baik," balas Duncan melirik Mike sambil memberi kode. "Oh, di mana Benjamin? Dia pasti datang ke sini kan?" tanyanya antusias. "Ah ... itu, kita hanya berdua kok," sahut Mike menyedot minumannya. "Benarkah? Lalu di mana Benjamin sekarang?" tanyanya lagi. "Kami berdua sudah lama tidak bertemu dengan Benjamin!" timpal Duncan. "Kenapa?" Grace terlihat penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • My Adorable CEO   Chapter 70. Amber vs Grace

    Bab sebelumnya. Amber segera keluar dari mobilnya, begitu pula dengan wanita yang mengendarai mobil sedan itu. Saat kedua mata itu saling bertemu. "Amber Brouwer!" "Grace Van Dirk!" ____________ Kedua wanita itu saling menatap. Tatapan mata Grace terlihat sinis, berbeda dengan Amber yang terlihat sangat kalem dan tenang. "Kau!" seru Grace. "Sedang apa kau di sini? Apa kau baru saja bertemu dengan Benjamin?" terka Grace. "Benjamin?" Amber mengulangi satu kata itu. "Iya, Benjamin. Aku seperti berpapasan dengan mobilnya dan kau juga berada di sini. Kalian berdua pasti masih punya hubungan kan?" "Aku memang bertemu dengan Benjamintadi. Kenapa memangnya? Kau cemburu?" Amber justru memanas-manasi Grace. "Kau——" Grace tersulu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • My Adorable CEO   Chapter 71. Kecemasan Benjamin

    Bab sebelumnya. Amber membalikkan badannya dan menatap Grace. "Aku tidak tahu!" jawabnya singkat dan meninggalkan Grace begitu saja. Wanita seksi itu terlihat sangat geram, dia mengepalkan kedua tangannya. Di antara keduanya memang pernah ada dendam dan keduanya pun pernah berseteru. __________ Seorang wanita sedang aktif memantau suasana di sekelilingnya. Entah apa yang sedang dic

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-19
  • My Adorable CEO   Chapter 72. Salah Sasaran

    Bab sebelumnya. "Dia pun belum tahu kalau aku sudah menikah, jika dia tahu aku sudah menikah dengan Irish. Maka Irish lah yang akan menjadi sasarannya!" "Maksudnya?" Alex menatap tajam Benjamin. "Wanita itu sangat terobsesi denganku, jadi aku khawatir akan keselamatan Irish." Alexander dan Marky saling pandang lalu beralih menatap Benjamin. __________ Sebuah mobil hitam menepi di pinggir jalan yang tidak begitu jauh dari mobil metalic silver milik Benjamin. Tampak seorang perempuan keluar dari mobil tersebut dan dia ikut bergabung dengan Benjamin dan juga lainnya. Marky yang masih serius memperhatikan ke seberang jalan sana, akhirnya memberi saran pada Benjamin dan juga Alex. "Aku rasa lebih baik Tuan Muda Ben dan Nona Irish bertukar mobil dengan Tuan Muda Alex

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20

Bab terbaru

  • My Adorable CEO   Chapter 90. Pengusaha Baru (Extra Part)

    Lima tahun kemudian. Marky mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Dia mengendarai mobil sambil bersiul riang. Sepertinya keadaan hati pemuda berwajah tampan itu sedang bahagia. Marky menghentikan mobilnya di sebuah toko buah. "Wah, kau selalu datang tepat waktu," ucap seorang pria. Marky mengangguk dan melangkah menghampiri pria tersebut. "Buah Strawberry dari kebunmu ludes terjual. Apa kau bisa mengirimnya lagi hari ini?" kata Larry. "Tentu saja," jawab Marky singkat. "Aku akan meminta mereka untuk mengirim buah Strawberry nanti sore." Setelah itu dia melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke sebuah Dessert Cafe. "Nak Marky, akhirnya kau datang juga." Seorang wanita yang biasa dipanggil oleh Marky dengan sebutan Bibi Luna. "Bibi Luna pasti menungguku." Marky terlihat sangat percaya diri.

  • My Adorable CEO   Chapter 89. HPL ( END )

    Tiga bulan kemudian. Sebuah keluarga akan sangat sempurna jika ditambah dengan kehadiran buah hati. Itulah yang sedang dirasakan oleh keluarga Van De Haan. Tuan Robi dan Nyonya Elaine ikut berbahagia dengan kelahiran si kembar Shane dan Daisy Van Willems. Kedua bayi kembar itu tumbuh sehat. Keduanya sudah mulai bisa menengkurapkan tubuhnya dan sudah bisa diajak bercanda. Tuan Robi dan Nyonya Elaine benar-benar merasakan menjadi seorang Kakek dan Nenek. Mereka sudah menganggap Alexander dan Ayana seperti anak-anak mereka sendiri. Benar-benar tidak bisa dipungkiri kehadiran bayi kembar itu membuat suasana rumah menjadi sangat ramai. Satu bayi menangis dan satu bayi lagu ikut menangis. Tangisan mereka saling bersahutan. Pagi itu tampak Tuan Robi dan Nyonya Elaine sedang duduk di ruang tengah. Sedangkan Ayana masih menyusui Daisy yang ada dalam gendongannya. Alex sibuk menggendon

  • My Adorable CEO   Chapter 88. Masa Tahanan

    David Janssen, Hendrick Smit, dan Grace Van Dirk masih menjalani masa tahanan mereka. Di dalam lingkungan penjara David harus sering bertemu dengan Hendrick dan Grace, akan tetapi David lebih sering menjaga jarang dengan mereka berdua. Sama halnya dengan hari itu, hari di mana David baru saja dikunjungi oleh Benjamin dan Irish. David mendapat banyak cemilan dari Ben dan makanan favorit yang dimasakan oleh Irish sendiri, sedangkan sebungkus rokok yang diberi oleh Benjamin, dia berikan pada seseorang. Ya, seseorang itu adalah polisi keamanan yang selalu mengawasinya. "Pak Martijn, tadi ada yang mengunjungiku. Dia memberiku ini, tapi aku sudah berhenti merokok." David memberikan sebungkus rokok itu pada pria itu. "Apa aku harus menerimanya?" tanyanya. "Terimalah ini dan apa Pak Martijn juga ingin makan cemilan?" David kembali menyodorkan sebuah kantung plastik. "Ah, cemilan itu untukmu.

  • My Adorable CEO   Chapter 87. Bayi Kembar

    Empat bulan kemudian. Alexander tampak resah gelisah tidak menentu. Dia merasa hatinya sedang gundah gulana dan rasanya itu seperti permen Nano-Nano. Tampak di samping Alex, Irish yang sedang duduk mengusap berkali-kali kandungannya yang sudah berumur enam bulan. Sesekali Irish merasakan gerakan bayi yang ada di dalam perutnya. Benjamin yang berada di samping Irish ikut merasakan ketegangan. Pria berlesung pipi yang tengah duduk di kursi besi itu masih terus menebarkan aura gundah gulana. Kakinya terus bergerak tidak bisa diam hingga menimbulkan bunyi. Nyit ... nyit ... nyitt! "Kak, kau ini bisa tenang sedikit tidak?" keluh sang adik. Irish yang duduk di sampingnya ikut terkena getarannya dari kaki Alex. Alex menghela napas. "Kakak mana bisa tenang dalam keadaan seperti

  • My Adorable CEO   Chapter 86. Save Me

    Irish membuka matanya dan terbangun dari tempatnya. Dia menyebarkan pandangannya ke sekitar tempat tersebut. Semua yang Irish lihat serba berwarna putih bahkan dirinya pun mengenakan baju berwarna putih. "Di mana aku? Apakah aku sudah mati?" lirihnya pelan. Dia tampak bingung dengan keadaan sekitar dan dia juga merasa asing berada di tempat tersebut. Tak ada satu orang pun di sana bahkan dia tidak melihat Benjamin, Alexander, ataupun Ayana. Irish mencoba bangkit dan ingin mencari tahu tempat tersebut. Namun, dia dikejutkan dengan sebuah cahaya putih yang sangat menyilaukan mata. Irish mengangkat kedua tangannya untuk melindungi matanya dari cahaya tersebut. Irish tampak menyipitkan matanya di tengah-tengah cahaya putih yang semakin mendekat ke arahnya. Dia berusaha melihat sesuatu di depan sana. Sesuatu yang masih samar-samar dalam penglihatannya, akan tetapi bergerak mendekat ke arah

  • My Adorable CEO   Chapter 85. Antara Hidup dan Mati

    Alex berjalan cepat sambil menempelkan benda pipih di telinganya, berharap panggilan itu ada yang menjawabnya. "Kau di mana?" ujar Alex saat panggilan itu terjawab. "Aku sedang berada di pinggir jalan, sedang menung——" Suara terjeda cukup lama .... "Aarghh!" Terdengar suara teriakan nyaring dari seberang sana. Suara yang tidak asing di telinga Alex. Ya, itu adalah suara teriakan dari Ayana. Alex yang mendengarkan teriakan itu seketika menghentikan langkahnya dan wajahnya langsung berubah menunjukkan kepanikan yang luar biasa. "Ay!" teriaknya. "Halo Ayana! Kau kenapa? Halo!" Alex mengecek layar ponselnya, dia melihat panggilan telepon masih tersambung. Alex berteriak sekali lagi melalui sambungan benda pipih itu. "Ay! Kau masih di sana kan? Jawablah!" Raut mukanya begitu sangat

  • My Adorable CEO   Chapter 84. Rencana Grace

    Warna gelap menyelimuti langit, gemerlap bintang muncul satu-persatu. Semilir angin malam bertiup sepoi-sepoi dan cahaya bulan membawa warna sendiri di langit malam yang sendu. Sepasang mata masih saling beradu pandang. Berdiam diri tanpa sedikit pun cuitan di antara keduanya. Salah satu memang harus ada yang mengalah untuk meredakan semuanya. "Benjamin, apa aku boleh menginap di rumah Bibi Dennisa untuk sementara," pinta Irish dengan nada memohon. Atensi itu membuat Benjamin menggelengkan kepalanya. "Tidak ... tidak boleh," sergah Benjamin. "Hanya sementara saja. Aku hanya ingin menenangkan diri," ucap Irish sendu. Benjamin terdiam melihat tatapan sendu dari mata Irish. Dia tak mampu membalasnya. Benjamin terlihat mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat sekali dia tampak bingung dan frustrasi. "Istirahatlah dulu." Ben berdiri dari kursinya dan hendak melangkah, aka

  • My Adorable CEO   Chapter 83. Khawatir

    Hari itu, hari di mana suasana masih dibilang pagi sekitar pukul 09.00 am dan sudah terjadi keributan di sebuah perusahaan besar. Sebuah keributan yang membuat pegawai perusahaan tersebut saling berbisik-bisik antara satu dengan lainnya dan bisa ditebak bisik-bisik itu begitu cepat menyebar hingga lantai atas. Entah mereka memperbincangkan siapa? "Benjamin Van De Haan!" teriak seorang wanita saat pintu lift terbuka. "Kau pikir setelah ini hidupmu akan tenang hah!" Wanita itu berusaha memberontak untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Hunter. Namun, genggaman tangan Hunter lebih kuat. Benjamin tidak mengindahkan omongan Grace, pria itu bergegas keluar dari lobi perusahaan. Terlepas dari itu, Benjamin segera membawa sang istri ke rumah sakit dengan di antar oleh Marky. Setelah sampai di rumah sakit, Irish langsung mendapat penanganan khusus dari para dokter. "Baga

  • My Adorable CEO   Chapter 82. Darah

    Rumahku adalah istanaku, begitulah kata pepatah. Saat itulah yang dirasakan oleh Ayana. Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega tanpa harus membayangkan jika dia dan suaminya sedang dimata-matai. Walaupun pada saat itu juga Alex menyuruh orang-orangnya untuk memeriksa seisi rumah, jikalau ada kamera tersembunyi yang memantau aktivitas mereka dan ternyata hasilnya nihil. Tak satu pun dari mereka menemukan kamera tersembunyi. Pria dengan lesung pipi itu langsung beratensi jika istrinya dalam bahaya. "Bagaimana dengan tidur malam mu? Apakah kalian tidur nyenyak?" Benjamin menarik kursi dan langsung duduk. "Sangat nyenyak," ucap Ayana tersenyum lega. "Syukurlah ...." Irish membawa sepiring roti panggang dari dapur. "Di mana Alex?" Benjamin terlihat menoleh kanan dan kiri. "Dia sedang menelepon seseorang," jawab Ayana menunjuk ke arah ruang tengah. Tak lama setelah itu, Al

DMCA.com Protection Status