Beranda / Romansa / My Adorable CEO / Chapter 52. Piknik Bersama

Share

Chapter 52. Piknik Bersama

Penulis: Cheezyweeze
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-05 19:50:38

Masih terngiang dalam benak Irish soal syarat yang akan diajukan oleh Benjamin. Namun demikian, sampai sekarang pun pemuda itu belum memberitahukan sama sekali. Rasa penasaran masih membayangi Irish.

Siang telah berganti dengan sore, Irish mulai disibukan dengan rutinitas memasak untuk makan malam.

Namun, karena pikiran Irish masih terbang melayang memikirkan syarat itu hingga Irish tidak sadar akan sesuatu hal.

"Kenapa aku mencium bau gosong?" Benjamin menumpuk berkas-berkasnya dan menghampiri Irish yang tengah melamun. "Irish!"

Gadis itu langsung tersentak kaget. "Astaga!" Irish menatap Benjamin. "Maaf ...."

"Sudah terlanjur. Daging sapi ini sudah tidak enak untuk dimakan."

"Aku minta maaf, karena m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Adorable CEO   Chapter 53. Persiapan Pernikahan

    Menjelang hari pernikahan Irish mulai tampak gelisah dan gugup. Gaun pengantin yang di pesan pun sudah jadi.Bahagia bercampur gugup itu sudah hal biasa untuk pasangan kekasih yang akan menikah.Pagi itu Benjamin sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, dia pun belum mengambil cuti sama sekali menjelang hari pernikahannya."Mana bekal makan siang ku, sayang?"Irish membungkus kotak bekal makan siang untuk Ben dan menyerahkannya pada kekasihnya itu."Kenapa kau belum mengambil cuti?" tanya Irish sembari tangannya merapikan dasi yang agak miring."Sebentar lagi, kerjaan di kantor masih banyak," jawabnya dengan langsung mendaratkan kecupan di bibir Irish."

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • My Adorable CEO   Chapter 54. Sentuhan Sebagai Syarat

    Momen panas dan romantis yang hancur karena bunyi suara perut Benjamin yang kelaparan. Pemuda itu lantas tersipu malu. "Kau belum makan?" "Selera makan ku hilang saat sampai di rumah dan aku tidak menemukan siapapun di rumah," papar Benjamin cemberut. "Maaf. Aku benar-benar lupa memberitahukan ini padamu. Aku—" "Sudahlah. Yang penting aku sudah menemukanmu." Ben menyela kata-kata Irish dan membelai rambutnya. "Kalau begitu, ayo kita turun ke bawah dan makan malam bersama. Aku juga sudah lapar." Irish menggandeng tangan Benjamin. Mereka berdua turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Di sana sudah menunggu Paman Ruth dan Bibi Dennisa, Marky, Alex, dan Ayana. Momen yang langka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • My Adorable CEO   Chapter 55. Ingin Menanam Benih

    Perlahan kelopak mata nan indah itu terbuka, desiran napas terasa menyentuh kulit wajahnya. Mata itu melihat dengan seksama wajah tampan sosok yang ada di depannya. Sosok seorang pria yang telah menggantikan tempat sang kakak untuk melindunginya. Sosok pria yang kini membuatnya yakin dan percaya. Perlahan tangan kirinya membelai lembut bibir seksi milik pria itu. Irish terkejut saat tangan Benjamin memegang tangan dan mata itu terbuka, menatapnya lekat. Lama mereka saling menatap satu dengan lainnya. Tangan Benjamin mengarahkan tangan Irish ke dadanya yang bidang. "Kau tidak ke kantor?" Irish berusaha mengalihkan suasana. "Tidak. Aku sudah mengambil cuti," jawabnya tanpa senyum dengan sorot tajam menatap Irish.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • My Adorable CEO   Chapter 56. Penyatuan (21+)

    Tik ... tok ... tik ... tok ... tik ... tok .... Suasana menjadi hening saat itu, hanya suara denting jarum jam yang terdengar. Irish masih merasa nyaman dalam rengkuhan pelukan Benjamin. Dalam keadaan tidur saling berhadapan dan saling berpelukan. Kedua mata Irish masih terjaga dan menatap wajahnya. "Kenapa kau terus memandangku?" Benjamin membuka kedua matanya karena dia merasa sedang diperhatikan. "Aku tidak bisa tidur." "Biasanya kalau sudah posisi seperti ini, kau akan langsung tidur." Ben kembali mempererat pelukannya. "Aku merasa sangat gugup," lirih Irish. "aku juga merasa takut." "Apa yang kau takutkan?" Benjamin bertanya. "Aku tidak tahu." Irish semakin erat memeluk Ben dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang pria itu. Hening .... Merasa sudah tidak ada aktiv

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • My Adorable CEO   Chapter 57. Kiss-Mark (21+)

    Malam semakin larut, suasana semakin hening. Tampak kedua sejoli yang masih diam sambil melepas lelah. Benjamin masih mendekap erat tubuh Irish. Gadis berparas cantik dan manis itu terlihat sangat kelelahan. Benjamin menyibakkan rambut Irish yang sedikit basah karena keringat. "Ben, apa kau bisa mencabutnya? Terasa sangat sesak di bawah sana," cicit Irish. Benjamin menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Kenapa kau malah tersenyum." Irish mengernyit bingung. "Aku masih ingin melakukannya sekali lagi." "Apa, kau ini!" Dengkus Irish memukul dada bidang pria itu. "Apa masih sakit?" Benjamin menggerakkan junior kecilnya pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-09
  • My Adorable CEO   Chapter 58. Ikrar Janji Suci

    Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari yang sangat spesial untuk Irish dan Benjamin, dimana mereka berdua akan mengikrarkan janji suci sehidup semati dalam ikatan pernikahan. Resepsi pernikahan yang digelar di hotel Leiden sungguh sangat meriah. Acara hanya dihadiri orang-orang tertentu saja. Kedua sahabat Benjamin, Mike dan Duncan hadir di sana, begitu juga dengan kedua sahabat Alexander yaitu Howie dan Gareth. Benjamin begitu tampan memakai setelan jas berwarna hitam dengan dasi kupu-kupu sedangkan Irish terlihat sangat cantik dan anggun memakai gaun pengantin warna biru. Gaun pengantin yang dipakai oleh Irish terlihat simple, akan tetapi sangat elegan. "Akhirnya kau menikah juga, Ben," ujar Mike. "Mantan-mantanmu adakah yang diundang ke pesta ini, Ben?" tanya Duncan. "Aku rasa tidak perlu mengundang mereka. Mereka hanya masa laluku. Kalau aku undang mereka yang ada pesta

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • My Adorable CEO   Chapter 59. After Mariage

    Masih dalam rangka cuti paska menikah, Benjamin dan Irish hari itu kembali ke apartemen untuk mengemas barang-barang yang akan dibawa ke rumah orang tua Ben. Tadinya Benjamin meminta Irish untuk tinggal di rumah saja, tapi gadis itu bersikeras ikut suaminya ke apartemen. Entah kenapa akhir-akhir ini Irish menjadi lebih keras kepala. Di apartemen, keduanya sedikit berbenah dan membersihkan tempat itu. Rencana setelah Benjamin pindah dari sana, dia akan mengontrakkan apartemen itu pada orang lain. Mengingat Benjamin adalah anak semata wayang di keluarga Van De Haan, jadi mau tidak mau setelah menikah dia harus kembali ke rumahnya. Irish dengan cekatan membenahi semua pakaian yang akan dibawa. Dia mengosongkan lemari pakaiannya. Keduanya hanya mengambil pakaian dan beberapa barang penting. "Apa sudah dikemas semuanya?" "Sudah semua. Ayo kita pulang." "Apa kita langsung

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • My Adorable CEO   Chapter 60. Bulan Madu yang Gagal

    Bulan madu yang didambakan oleh Irish ternyata harus berakhir begitu saja. Irish yang berharap bulan madunya akan seromantis seperti drama-drama korea harus kandas karena Benjamin harus segera kembali ke Belanda. Benjamin mendapat kabar dari ibunya jika sang ayah masuk rumah sakit. Hari itu juga Benjamin dan Irish langsung bergegas terbang pulang ke negeri kincir angin. Begitu sampai di Leiden, mereka langsung menuju rumah sakit tempat Tuan Robi dirawat. "Bagaimana keadaan Ayah, Bu?" tanya Benjamin dengan muka khawatir. "Sudah lebih baik sekarang, tidak ada yang parah. Hanya saja benturan di kepalanya yang menyebabkan Ayahmu belum sadar." "Syukurlah." Benjamin sedikit bernapas lega. "Irish, Ibu minta maaf karena telah merusak bulan madu kalian," ujar Nyonya Elaine menatap Irish dengan sendu. "Tidak apa-apa, Ibu. Bulan madu bisa dimana saja. Yang lebih penting adalah

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11

Bab terbaru

  • My Adorable CEO   Chapter 90. Pengusaha Baru (Extra Part)

    Lima tahun kemudian. Marky mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Dia mengendarai mobil sambil bersiul riang. Sepertinya keadaan hati pemuda berwajah tampan itu sedang bahagia. Marky menghentikan mobilnya di sebuah toko buah. "Wah, kau selalu datang tepat waktu," ucap seorang pria. Marky mengangguk dan melangkah menghampiri pria tersebut. "Buah Strawberry dari kebunmu ludes terjual. Apa kau bisa mengirimnya lagi hari ini?" kata Larry. "Tentu saja," jawab Marky singkat. "Aku akan meminta mereka untuk mengirim buah Strawberry nanti sore." Setelah itu dia melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke sebuah Dessert Cafe. "Nak Marky, akhirnya kau datang juga." Seorang wanita yang biasa dipanggil oleh Marky dengan sebutan Bibi Luna. "Bibi Luna pasti menungguku." Marky terlihat sangat percaya diri.

  • My Adorable CEO   Chapter 89. HPL ( END )

    Tiga bulan kemudian. Sebuah keluarga akan sangat sempurna jika ditambah dengan kehadiran buah hati. Itulah yang sedang dirasakan oleh keluarga Van De Haan. Tuan Robi dan Nyonya Elaine ikut berbahagia dengan kelahiran si kembar Shane dan Daisy Van Willems. Kedua bayi kembar itu tumbuh sehat. Keduanya sudah mulai bisa menengkurapkan tubuhnya dan sudah bisa diajak bercanda. Tuan Robi dan Nyonya Elaine benar-benar merasakan menjadi seorang Kakek dan Nenek. Mereka sudah menganggap Alexander dan Ayana seperti anak-anak mereka sendiri. Benar-benar tidak bisa dipungkiri kehadiran bayi kembar itu membuat suasana rumah menjadi sangat ramai. Satu bayi menangis dan satu bayi lagu ikut menangis. Tangisan mereka saling bersahutan. Pagi itu tampak Tuan Robi dan Nyonya Elaine sedang duduk di ruang tengah. Sedangkan Ayana masih menyusui Daisy yang ada dalam gendongannya. Alex sibuk menggendon

  • My Adorable CEO   Chapter 88. Masa Tahanan

    David Janssen, Hendrick Smit, dan Grace Van Dirk masih menjalani masa tahanan mereka. Di dalam lingkungan penjara David harus sering bertemu dengan Hendrick dan Grace, akan tetapi David lebih sering menjaga jarang dengan mereka berdua. Sama halnya dengan hari itu, hari di mana David baru saja dikunjungi oleh Benjamin dan Irish. David mendapat banyak cemilan dari Ben dan makanan favorit yang dimasakan oleh Irish sendiri, sedangkan sebungkus rokok yang diberi oleh Benjamin, dia berikan pada seseorang. Ya, seseorang itu adalah polisi keamanan yang selalu mengawasinya. "Pak Martijn, tadi ada yang mengunjungiku. Dia memberiku ini, tapi aku sudah berhenti merokok." David memberikan sebungkus rokok itu pada pria itu. "Apa aku harus menerimanya?" tanyanya. "Terimalah ini dan apa Pak Martijn juga ingin makan cemilan?" David kembali menyodorkan sebuah kantung plastik. "Ah, cemilan itu untukmu.

  • My Adorable CEO   Chapter 87. Bayi Kembar

    Empat bulan kemudian. Alexander tampak resah gelisah tidak menentu. Dia merasa hatinya sedang gundah gulana dan rasanya itu seperti permen Nano-Nano. Tampak di samping Alex, Irish yang sedang duduk mengusap berkali-kali kandungannya yang sudah berumur enam bulan. Sesekali Irish merasakan gerakan bayi yang ada di dalam perutnya. Benjamin yang berada di samping Irish ikut merasakan ketegangan. Pria berlesung pipi yang tengah duduk di kursi besi itu masih terus menebarkan aura gundah gulana. Kakinya terus bergerak tidak bisa diam hingga menimbulkan bunyi. Nyit ... nyit ... nyitt! "Kak, kau ini bisa tenang sedikit tidak?" keluh sang adik. Irish yang duduk di sampingnya ikut terkena getarannya dari kaki Alex. Alex menghela napas. "Kakak mana bisa tenang dalam keadaan seperti

  • My Adorable CEO   Chapter 86. Save Me

    Irish membuka matanya dan terbangun dari tempatnya. Dia menyebarkan pandangannya ke sekitar tempat tersebut. Semua yang Irish lihat serba berwarna putih bahkan dirinya pun mengenakan baju berwarna putih. "Di mana aku? Apakah aku sudah mati?" lirihnya pelan. Dia tampak bingung dengan keadaan sekitar dan dia juga merasa asing berada di tempat tersebut. Tak ada satu orang pun di sana bahkan dia tidak melihat Benjamin, Alexander, ataupun Ayana. Irish mencoba bangkit dan ingin mencari tahu tempat tersebut. Namun, dia dikejutkan dengan sebuah cahaya putih yang sangat menyilaukan mata. Irish mengangkat kedua tangannya untuk melindungi matanya dari cahaya tersebut. Irish tampak menyipitkan matanya di tengah-tengah cahaya putih yang semakin mendekat ke arahnya. Dia berusaha melihat sesuatu di depan sana. Sesuatu yang masih samar-samar dalam penglihatannya, akan tetapi bergerak mendekat ke arah

  • My Adorable CEO   Chapter 85. Antara Hidup dan Mati

    Alex berjalan cepat sambil menempelkan benda pipih di telinganya, berharap panggilan itu ada yang menjawabnya. "Kau di mana?" ujar Alex saat panggilan itu terjawab. "Aku sedang berada di pinggir jalan, sedang menung——" Suara terjeda cukup lama .... "Aarghh!" Terdengar suara teriakan nyaring dari seberang sana. Suara yang tidak asing di telinga Alex. Ya, itu adalah suara teriakan dari Ayana. Alex yang mendengarkan teriakan itu seketika menghentikan langkahnya dan wajahnya langsung berubah menunjukkan kepanikan yang luar biasa. "Ay!" teriaknya. "Halo Ayana! Kau kenapa? Halo!" Alex mengecek layar ponselnya, dia melihat panggilan telepon masih tersambung. Alex berteriak sekali lagi melalui sambungan benda pipih itu. "Ay! Kau masih di sana kan? Jawablah!" Raut mukanya begitu sangat

  • My Adorable CEO   Chapter 84. Rencana Grace

    Warna gelap menyelimuti langit, gemerlap bintang muncul satu-persatu. Semilir angin malam bertiup sepoi-sepoi dan cahaya bulan membawa warna sendiri di langit malam yang sendu. Sepasang mata masih saling beradu pandang. Berdiam diri tanpa sedikit pun cuitan di antara keduanya. Salah satu memang harus ada yang mengalah untuk meredakan semuanya. "Benjamin, apa aku boleh menginap di rumah Bibi Dennisa untuk sementara," pinta Irish dengan nada memohon. Atensi itu membuat Benjamin menggelengkan kepalanya. "Tidak ... tidak boleh," sergah Benjamin. "Hanya sementara saja. Aku hanya ingin menenangkan diri," ucap Irish sendu. Benjamin terdiam melihat tatapan sendu dari mata Irish. Dia tak mampu membalasnya. Benjamin terlihat mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat sekali dia tampak bingung dan frustrasi. "Istirahatlah dulu." Ben berdiri dari kursinya dan hendak melangkah, aka

  • My Adorable CEO   Chapter 83. Khawatir

    Hari itu, hari di mana suasana masih dibilang pagi sekitar pukul 09.00 am dan sudah terjadi keributan di sebuah perusahaan besar. Sebuah keributan yang membuat pegawai perusahaan tersebut saling berbisik-bisik antara satu dengan lainnya dan bisa ditebak bisik-bisik itu begitu cepat menyebar hingga lantai atas. Entah mereka memperbincangkan siapa? "Benjamin Van De Haan!" teriak seorang wanita saat pintu lift terbuka. "Kau pikir setelah ini hidupmu akan tenang hah!" Wanita itu berusaha memberontak untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Hunter. Namun, genggaman tangan Hunter lebih kuat. Benjamin tidak mengindahkan omongan Grace, pria itu bergegas keluar dari lobi perusahaan. Terlepas dari itu, Benjamin segera membawa sang istri ke rumah sakit dengan di antar oleh Marky. Setelah sampai di rumah sakit, Irish langsung mendapat penanganan khusus dari para dokter. "Baga

  • My Adorable CEO   Chapter 82. Darah

    Rumahku adalah istanaku, begitulah kata pepatah. Saat itulah yang dirasakan oleh Ayana. Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega tanpa harus membayangkan jika dia dan suaminya sedang dimata-matai. Walaupun pada saat itu juga Alex menyuruh orang-orangnya untuk memeriksa seisi rumah, jikalau ada kamera tersembunyi yang memantau aktivitas mereka dan ternyata hasilnya nihil. Tak satu pun dari mereka menemukan kamera tersembunyi. Pria dengan lesung pipi itu langsung beratensi jika istrinya dalam bahaya. "Bagaimana dengan tidur malam mu? Apakah kalian tidur nyenyak?" Benjamin menarik kursi dan langsung duduk. "Sangat nyenyak," ucap Ayana tersenyum lega. "Syukurlah ...." Irish membawa sepiring roti panggang dari dapur. "Di mana Alex?" Benjamin terlihat menoleh kanan dan kiri. "Dia sedang menelepon seseorang," jawab Ayana menunjuk ke arah ruang tengah. Tak lama setelah itu, Al

DMCA.com Protection Status