Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari yang sangat spesial untuk Irish dan Benjamin, dimana mereka berdua akan mengikrarkan janji suci sehidup semati dalam ikatan pernikahan.
Resepsi pernikahan yang digelar di hotel Leiden sungguh sangat meriah. Acara hanya dihadiri orang-orang tertentu saja. Kedua sahabat Benjamin, Mike dan Duncan hadir di sana, begitu juga dengan kedua sahabat Alexander yaitu Howie dan Gareth.
Benjamin begitu tampan memakai setelan jas berwarna hitam dengan dasi kupu-kupu sedangkan Irish terlihat sangat cantik dan anggun memakai gaun pengantin warna biru. Gaun pengantin yang dipakai oleh Irish terlihat simple, akan tetapi sangat elegan.
"Akhirnya kau menikah juga, Ben," ujar Mike.
"Mantan-mantanmu adakah yang diundang ke pesta ini, Ben?" tanya Duncan.
"Aku rasa tidak perlu mengundang mereka. Mereka hanya masa laluku. Kalau aku undang mereka yang ada pesta
Masih dalam rangka cuti paska menikah, Benjamin dan Irish hari itu kembali ke apartemen untuk mengemas barang-barang yang akan dibawa ke rumah orang tua Ben. Tadinya Benjamin meminta Irish untuk tinggal di rumah saja, tapi gadis itu bersikeras ikut suaminya ke apartemen. Entah kenapa akhir-akhir ini Irish menjadi lebih keras kepala. Di apartemen, keduanya sedikit berbenah dan membersihkan tempat itu. Rencana setelah Benjamin pindah dari sana, dia akan mengontrakkan apartemen itu pada orang lain. Mengingat Benjamin adalah anak semata wayang di keluarga Van De Haan, jadi mau tidak mau setelah menikah dia harus kembali ke rumahnya. Irish dengan cekatan membenahi semua pakaian yang akan dibawa. Dia mengosongkan lemari pakaiannya. Keduanya hanya mengambil pakaian dan beberapa barang penting. "Apa sudah dikemas semuanya?" "Sudah semua. Ayo kita pulang." "Apa kita langsung
Bulan madu yang didambakan oleh Irish ternyata harus berakhir begitu saja. Irish yang berharap bulan madunya akan seromantis seperti drama-drama korea harus kandas karena Benjamin harus segera kembali ke Belanda. Benjamin mendapat kabar dari ibunya jika sang ayah masuk rumah sakit. Hari itu juga Benjamin dan Irish langsung bergegas terbang pulang ke negeri kincir angin. Begitu sampai di Leiden, mereka langsung menuju rumah sakit tempat Tuan Robi dirawat. "Bagaimana keadaan Ayah, Bu?" tanya Benjamin dengan muka khawatir. "Sudah lebih baik sekarang, tidak ada yang parah. Hanya saja benturan di kepalanya yang menyebabkan Ayahmu belum sadar." "Syukurlah." Benjamin sedikit bernapas lega. "Irish, Ibu minta maaf karena telah merusak bulan madu kalian," ujar Nyonya Elaine menatap Irish dengan sendu. "Tidak apa-apa, Ibu. Bulan madu bisa dimana saja. Yang lebih penting adalah
Irish masih berdiri mematung. Irish melihat dengan seksama siapa perempuan yang sedang berdiri di depannya. Otaknya mulai berputar untuk mengingat siapa dia. "Maaf, kau siapa? Bagaimana kau bisa mengenalku, sedangkan aku sama sekali tidak mengenalmu." "Namaku Amber Brouwer. Apa kau sibuk?" tanyanya. "Aku——" "Lebih baik kita bicara di cafe itu saja," sela Amber, kemudian wanita itu menarik tangan Irish. Kedua perempuan itu masuk ke sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit tempat Tuan Robi dirawat. Mereka berdua mengambil tempat duduk di tengah-tengah, karena pada saat itu kafe belum terlalu ramai pengunjung. "Kau mau pesan apa?" tanyanya tersenyum ramah pada Irish. "Hmm ... aku pesan coklat hangat saja," sahut Irish sambil menaruh barang belanjaannya di bawah meja. "Baiklah." Amber mengangkat tangannya, tak berapa lama
Sekarang malam apa ya? Ada bonus nih 🌚 eh .... Bab sebelumnya .... Irish bertemu dengan Amber secara tidak sengaja di sebuah supermarket. Amber Brouwer adalah mantan pacar dari Benjamin Van De Haan. __________ Adegan saling berebut sepotong buah Pir akhirnya berhasil dimenangkan oleh Irish, lalu di kunyah dan menelannya. Adegan itu membuat Benjamin semakin berhasrat ingin bermain sore itu. Tanpa memberi kode kepada istrinya, Benjamin langsung mencium bibir Irish. Bibir Irish yang masih basah karena ulah Ben pada saat ciuman sebelumnya membuat sang suami semakin berhasrat untuk bercinta dengan istrinya. Intensitas ciuman perlu dibangun perlahan-lahan, Benjamin melakukan dengan sangat pelan dan hati-hati. Ketika Irish mulai merespon, barulah Benjamin masuk ke tingkat yang lebih tinggi. Perlahan tan
Bab sebelumnya .... Benjamin merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Pasalnya bukan hanya ibunya yang menahan tawa saat melihat dirinya, Bibi Carrol yang notabene asisten rumah tangga paling setia ikut menahan tawa bahkan pelayan-pelayan yang lain pun sama seperti itu. __________ Ada apa sebenarnya denganku? Kenapa mereka semua menatapku aneh dan menutup bibirnya? gumamnya dalam hati. Benjamin melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya dan di dalam kamar Ben sudah disuguhi pemandangan yang begitu menggoda hasratnya. "Bisa-bisanya dia tidur dalam keadaan yang seperti ini," beo nya. Ben mendekati sang istri yang masih tertidur lelap, selimutnya tersingkap sebelah membuat gundukan daging kenyalnya terlihat jelas dan menantang. "Ini adalah aset-ku, bisa-bisanya tidur dalam posisi seperti ini. Pakai mengumbar aset-ku
Bab sebelumnya. "Kau ini seperti orang yang sedang ngidam." "Bagaimana jika kau yang hamil, tapi aku yang merasakan rasa ngidam?" __________ Semalaman Irish tidak bisa tidur, dia tampak memikirkan kata-kata sang suami. Berbanding terbalik dengan suaminya yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Mata Irish masih terbuka lebar hingga menjelang tengah malam. Keesokan harinya, Irish mengambil testpack dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengisi wadah kecil dengan air urinenya dan mencelupkan alat testpack itu ke dalam wadah berisi air urine beberapa detik kemudian mengangkat testpack nya dan menunggu sekitar beberapa menit untuk memastikan dua garis merah itu nyata. "Aku positive hamil." Irish begitu sangat bahagia sampai menitihkan air mat
Bab sebelumnya. Irish hamil? Bahkan Irish sendiri tidak merasakan apa-apa jika dirinya sudah positive hamil. Irish pergi ke bazar musim gugur di sekitar komplek rumah suaminya. Dia pergi sendirian tanpa ada pengawalan khusus. __________ Sebuah mobil Porsche berwarna silver berhenti di depan sebuah rumah. Pintu terbuka dan sosok pemuda tampan keluar. Dia melangkah masuk ke dalam rumah dan selang beberapa menit pemuda itu keluar dari rumah dengan berlari menuju mobil. Irish sangat terkejut ketika mengetahui sosok ora
Bab sebelumnya. Pasien hamil enam minggu dan sekarang tengah terbaring di rumah sakit .... __________ "Kenapa ini harus terjadi padamu lagi?" Benjamin benar-benar merasa sangat bersalah, dia membelai lembut rambut Irish dan memandangi wajah sang istri yang pucat. Benjamin menggenggam tangan Irish. Bayangan kejadian setahun yang lalu mulai muncul kembali di kepala Benjamin. Denyut nadi yang berdetak lemah, akan tetapi pada akhirnya kembali normal. Drrtt ... Drrtt ... Drrtt .... Suara getaran ponsel milik Benjamin membangunkan Irish, sedangkan si empunya ponsel tertidur lelap. Irish meraih ponsel Ben yang memang tergeletak dekat dengan jemari