Seketika saja Azzura berhenti menggiling adonan pasta saat Alan berbisik di telinga kanannya. "Tentu saja, aku akan menyukainya," balas Azzura berbisik juga.
Lalu detik berikutnya, tangan Alan terlihat bergerak di sepanjang lengan Azzura. Pria tampan ini membelainya dan meletakkan tangannya pada tangan Azzura.Gerakan Alan dan Azzura menjadi sinkron ketika si pemandu wisata dan selam scuba memesona tersebut mulai menggerakkan seluruh tubuhnya dengan ritme yang sama dengan tangannya dan tangan Azzura.Di waktu ini, Azzura merasakan seluruh tubuh Alan menempel di tubuhnya. Hanya ada lapisan kain yang tipis di antara mereka, sehingga Azzura juga dapat merasakan tonjolan Alan yang semakin besar.Ketika posisi dari tonjolan Alan itu sejajar dengan bokong Azzura yang bulat dan penuh, Azzura merasa jika dirinya terangsan dan benar-benar basah.Oh tidak! Bukan hanya basah, tetapi daging kecil berwarna merah muda di puncak gunung kembar AzzuraMelihat Bibi Yumi berjalan mendekat ke arah bar, Alan dan Azzura lantas saling beradu pandangan dengan mata mereka yang terbelalak. Keduanya semakin panik."Stop Bibi Yumi!" titah Alan dan Azzura kepada si bibi cepat dan serentak selagi jantung mereka berdegup kencang.Bibi Yumi pun terkejut hingga menghentikan langkahnya. Ia kemudian menatap Alan dan Azzura bingung. "Ada apa, Tuan, Nona?" tanyanya. "Ma .. maaf, Bi. Aku dan Azzura tidak bermaksud untuk membentak Bibi dan membuat Bibi bingung begini. Kk .. kami hanya ingin tahu Bibi mau ke mana?" tanya Alan terbata-bata, sementara Azzura tersenyum canggung."Ohh, saya kira ada apa Tuan." Bibi Yumi menghela nafas lega. "Saya pikir Tuan Alan dan Nona Azzura sedang menyiapkan makan malam. Jadi, saya bermaksud untuk—""Tidak Bibi Yumi, tidak perlu," ucap Alan cepat kala ia memotong bicara asisten rumah tangganya tersebut. Ia tahu betul kalau Bibi Yumi ingin membantunya dan Azzura membuat past
Selagi Alan meracau dan mengerang, Azzura tampak menggigit bibirnya agar suara teriakan kenikmatan yang keluar dari mulutnya tak begitu terdengar. Ia khawatir jika ada orang lain yang mendengarnya. "Fill that pussy with all of your cum!" titah Azzura, berbisik dengan tersengal-sengal ketika merasakan cairan cinta Alan memenuhi liang senggamanya."Your cock feel so good!" Azzura kembali meracau saat ia akan menyemburkan cairan cintanya dan klimaks. "Alaaann ... aaaahhh ...." wanita seksi satu ini mengerang.Erangan Azzura itu pertanda bahwa ia tidak bisa menahan dirinya lagi. Dan akhirnya, gelombang klimaks pertamanya mulai terbentuk saat Alan terus menidurinya. Buktinya, cairan cinta sang fashion desainer seksi tersebut hampir keluar sepenuhnya sesaat sebelum pistol Alan masuk semakin jauh ke dalam dirinya. "Aahhhh ... I'm gonna cum, Azzura!" Alan menutup kedua matanya berbarengan dengan tubuh sintal Azzura yang gemetar ketika liang se
"Apa katamu?" Azzura terbelalak kala mendengar pernyataan Alan tentang mandi bersama setelah sarapan bersama. "Mm ... mandi bersama?" tanya wanita seksi ini sambil menatap Alan terkejut tak percaya. Alan pun mengangguk santai. "Kenapa? Bukannya kita pernah mandi bersama?" Alan balik bertanya kepada sang perancang busana seksi favoritnya tersebut disertai dengan satu alisnya yang naik ke atas. Samar-samar Azzura menganggukkan kepalanya. "Ap ... apa itu berarti kau akan bercinta denganku di kamar mandi pagi ini? Seperti tempo hari," tukas Azzura terbata-bata. Ia menjadi gugup. Mulut Alan tampak menganga setelah mendengar pertanyaan Azzura kepadanya saat itu. Namun kemudian, pria memesona ini pulih dengan cepat. "Tentu saja, Azzura," jawab Alan tegas. "Kau tahu apa, Nona? Bercinta denganmu di kamar mandi menjadi salah satu bagian favoritku. Karena itu merupakan momen yang sangat menyenangkan," ungkapnya sangat tenang. "Bagaimana mungkin itu bisa menjadi favoritmu?" tanya Azzura pena
Alan menggeleng dengan tegas usai ia mendengar Azzura meminta maaf kepadanya. "Tidak Azzura. Kau tak perlu meminta maaf. Hanya saja itu membuatku jadi ingin menggigitnya juga," ujar Alan.Sontak saja Azzura terkesiap kala mendengarnya. Ia kemudian bermonolog dalam hatinya, bagaimana bisa Alan mengatakan hal-hal seperti itu kepadanya dan tidak mengharapkan ia terpengaruh. "Ayo," kata Alan tiba-tiba. "Apa?" tanya Azzura sambil menatap pria tampan tersebut bingung. Hal ini dapat dilihat jelas dari kerutan horizontal yang muncul di keningnya."Sarapan. Aku lapar, Azzura." Alan tertawa kecil saat menggoda Azzura. Ia tahu bahwa wanita cantik dan seksi tersebut masih memikirkan ucapannya sebelumnya. "Oh, ya sarapan," balas Azzura kikuk. Ia kemudian menggaruk leher belakangnya yang tak gatal. "Tapi, Lan, aku tak tahu di mana kau menyimpan alas piringmu," ujar Azzura sambil mengangkat bahu. Ia berusaha keras untuk tak terlihat gugup. "Aku akan mengambilnya untukmu. Kau memasak saja," kata
"Oh, oke baiklah," jawab Azzura pada Alan. Wanita seksi ini setuju untuk mandi berendam dengan Alan pagi itu. "Sebenarnya aku lebih suka mandi di bawah shower," katanya, berbisik dalam hatinya. Lalu detik berikutnya, Azzura berbalik dan melihat Alan bergerak luwes di sekitar dapurnya. Si tampan dan demokratis itu rupanya sedang mencuci piring makan dan peralatan masak yang kotor. "Lan..." panggil Azzura ragu-ragu."Ya, kenapa?" Alan berbalik dan menatap Azzura sambil membuang bekas Twining’s English Breakfast tea. Sementata, yang ditatap tampak memerah.“Yah, aku punya beberapa pertanyaan, kau tahu, itu tentang kemesraan yang akan kita lakukan," tukas Azzura sambil menatap jari-jarinya. "Jangan sungkan untuk bertanya padaku, Azzura," ujar Alan dengan tenang dan lembut. "Apa yang ingin kau tahu?" tanya pria tampan yang bersandar di meja dapur sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada ini. "Hh ...." Azzura menghela nafa
Usai membuang kemeja putih yang dikenakan oleh Azzura ke lantai, Alan kembali berdiri untuk menatap sang fashion desainer cantik dan seksi tersebut. "Ya ampun ... aku telanjang," ucap Azzura, berbisik dalam hatinya dengan wajahnya yang merah padam. Sang fashion desainer yang ditatap Alan ini lalu menunduk dan menatap tangannya yang sejajar dengan dasar perutnya. "Ini bukan kali pertama aku telanjang di hadapan Alan. Tapi kali ini aku sangat ingin menghilang ke dalam air hangat dan penuh busa," imbuh Azzura, masih berbisik dalam hatinya.Kendati berucap demikian, Azzura tahu betul kalau si pemandu wisata dan selam scuba memesona tersebut pasti tak akan menginginkan hal itu."Hey ...." Alan memanggil Azzura. Yang dipanggil kontan mengintip ke arahnya, dan melihat pria memesona tersebut sedang memiringkan kepalanya ke satu sisi saat menatapnya."Azzura, kau seorang wanita yang sangat cantik. Keseluruhannya. Jangan menundukkan kepalamu kare
Bersama dengan mulutnya yang mengerang dan matanya yang tertutup, tubuh Alan yang berotot juga turut menegang. Secara refleks pinggulnya sedikit maju tatkala Azzura memegang zakarnya lebih erat lagi."Errgghhh ...." Lagi, sebuah erangan rendah keluar dari dalam tenggorokan Alan tepat ketika Azzura memijat zakarnya dengan lembut dan pelan.Ketika Azzura sibuk memanjakan zakar Alan yang gagah dan sang empunya zakar sibuk mengerang dengan mulutnya yang sedikit menganga, ruang memori di kepala sang fashion desainer ini juga sibuk berputar.Ya, wanita cantik dan seksi tersebut menemukan ingatan visual ketika Alan mendorong ibu jarinya ke mulut Azzura dan memintanya untuk menghisapnya, keras.Karena ingatan visual itu, Azzura membungkuk ke depan selagi mata Alan tertutup. Ia lalu menempatkan bibirnya di sekitar zakar Alan, mencoba menghisap, dan menjalankan lidahnya ke ujungnya. "Wow ... Azzura...." Mata Alan terbuka, dan Azzura menghisap zaka
"Wow!!" ujar Azzura, berdecak kagum dalam hati kecilnya saat melihat Alan dengan tubuh telanjang keluar dari dalam bathtub. Setelah Alan keluar dari bathub, pria memesona ini langsung membungkus handuk kecil di pinggangnya. Alan hanya menutupi bagian intimnya seperlunya saja. Sekian detik berikutnya, Alan terlihat memegang sebuah handuk putih halus yang lebih besar. Rupanya, handuk putih besar tersebut untuk Azzura.Buktinya, saat Azzura keluar dari bathub dan Alan meraih tangannya yang terulur, ia langsung membungkus tubuh sintal Azzura dengan handuk putih besar itu. Usai membungkus tubuhnya dengan handuk, pria memesona tersebut menarik Azzura ke dalam pelukannya, dan menciumnya dengan keras—mendorong lidahnya ke mulut sang fashion desainer."Mmmhhhh~~" Suara desahan Azzura selagi Alan menciumnya dengan keras. Ia lalu mencoba merangkul pinggang si pemandu wisata dan selam scuba memesona tersebut.Namun, saat Azzura akan meran