Intan berjalan menuju cafenya sambil menunduk,dan tak fokus dengan jalanan,hingga terdengar suara klakson intan menoleh mendapati sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya Intan terkejut dan menutup matanya pasrah dengan apa yang terjadi menimpanya nanti.tapi tunggu kenapa dia tidak merasakan sesuatu,dia malah seperti menindih sesuatu yang agak keras tetapi lembut.intan meraba-meraba "kok kayak roti sobek ya keras-keras empuk apa sih ini?" gumamnya dalam hati.intan memberanikan untuk membuka matanya,yang pertama ia lihat adalah sorot mata tajam yang tengah menatapnya,dia menatap wajah yang begitu tampan hidung mancung dan kulit wajah yang bersih."apakah begitu nyaman berada di atas saya nona?" ucap pria yang tengah menolongnya,sontak hal itu membuat intan tersadar kalau dirinya tengah menindih pria itu.Intan segera berdiri dan langsung meminta maaf."maafkan saya tuan,saya tidak tahu kalau saya sedang menindih anda." ucap Intan."tentu saja kau tidak tahu kau begitu rapat menu
Intan sengaja pulang agak telat,dia butuh ketenangan sehingga dia memutuskan untuk duduk di sebuah taman tempat dimana banyak anak-anak bermain dengan ceria.pemandangan ini membuat bibir intan tersungging,menampilkan senyuman yang sungguh manis. hingga tiba-tiba ada sebuah bola yang menghampirinya."Tante itu bolaku..." ucap seorang bocah lelaki pemilik bola."oh...ini ambillah..." ucap intan tersenyum."terima kasih Tante..." bocah lelaki itu tersenyum senang lalu berlari ke arah teman-temannya dan melanjutkan permainan mereka.bibir Intan terus tersenyum memperhatikan anak-anak yang tengah bermain hingga dia teringat sesuatu."dek...minumlah ini,untuk sementara kita tunda dulu untuk memiliki anak." ia mengingat ucapan Wili kala itu yang membuatnya bingung sekaligus heran.mengingat itu senyum yang terlihat manis mendadak hilang menjadi kesedihan yang mendalam."ternyata ini alasanmu mas,alasan kenapa kamu tidak menginginkan anak dariku?kenapa aku bodoh sekali dengan mempercayai uca
"mas...lepas...!!!" intan meronta dalam gendongan Wiliaakkhhh....intan berteriak ketika Wili membanting tubuhnya dengan kasar di atas kasur king size miliknya. Wili mencengkram kuat dagu Intan,membuat Ingan meringis."apa kau lupa dengan statusmu nyonya Wili Atmajaya?""cih...sejak kapan kau menganggapku sebagai istrimu tuan Wili?" tanya Intan mencemooh."heh...dengar,kamu itu masih sah menjadi istriku jadi aku harap kau tidak melakukan hal yang membuatku malu dengan cara menjajakan tubuhmu."Intan menggeleng,sungguh ia tak menyangka karena Wili menganggapnya rendah."aku tidak pernah menjajakan tubuhku tuan Wili,kenapa kau menuduhku seperti itu?" ucap intan bergetar menahan tangis.Wili melepas cengkramanya dari wajah intan,lalu dia mengambil sebuah amplop berwarna coklat. Wili melempar amplop itu ke arah Intan.intan melihat isi amplop yang berserakan,ternyata ada beberapa foto. intan mengambil salah satu foto,ia terkejut dengan foto tersebut.foto itu adalah foto dirinya dan Arya
Wili menatap punggung polos intan. punggung itu sudah tak mulus lagi banyak bekas cambukan bahkan sampai mengeluarkan darah.ya Wili melakukanya dengan sangat kasar bahkan mencambuk tubuh intan sampai berdarah,tak hanya mencambuk Wili juga beberapa kali memukul wajah Intan hingga membuat wajah cantik intan lebam hidungnya berdarah. Wili benar-benar marah dengan ucapan Intan,sehingga ia tak bisa mengontrol dirinya dan melakukan kekerasan seperti ini.sebelum beranjak meninggalkan intan,Wili menatap punggung itu yang tengah bergetar,ia yakin Intan sedang menangis akibat ulahnya."aku harap dengan kejadian ini kau tak mengulangi ucapanmu dan kau akan mengingatnya seumur hidupmu." ucap Wili tajamblam...Wili membanting pintu keluar dari kamar,ia butuh menenangkan diri. sementara itu intan menangis pilu setelah Wili meninggalkannya sendirian."hiks...hiks...kenapa jadi sepeti ini?tuhan kenapa kau tak mencabut saja nyawaku." gumam intan sungguh ia merasa lelah,sakit di sekujur tubuhnya ta
Intan membuka matanya secara perlahan,ia berusaha untuk mendudukan tubuhnya yang terasa remuk. sungguh Wili semalam benar-benar menyiksanya dengan cara tak manusiawi.wili mencabik tubuhnya sampai berdarah, bahkan Wili tak segan menamparnya beberapa kali sebelum akhirnya Wili menyetubuhinya dengan sangat kasar.ssshhhhtttt....Intan meringis saat merasakan punggungnya terasa perih,bahkan wajahnya terasa kebas akibat tamparan begitu keras Wili layangkan."kenapa dia tak membunuhku sekalian,biar dia puas." gumam intan menahan sakit,dan meringis saat melihat seprei terdapat beberapa noda darah yang mulai mengering.sekuat tenaga Intan berusaha bangun,sungguh tubuhnya tak bisa ia gerakkan tetapi ia memaksanya untuk tetap bangun dan berjalan menuju kamar mandi.Intan tak memperdulikan Wili sekarang,semalam Wili meninggalkannya dengan keadaanya yang mengenaskan,setelah itu ia tak mengingat apapun lagi.Intan berjongkok di bawah guyuran air shower yang membasahi seluruh tubuhnya,Intan meringi
Anisha keluar dari UGD setelah menangani kondisi Intan. memang anisha adalah dokter kandungan tetapi dia juga Ingin tahu kondisi menantunya itu jadi dia memutuskan untuk ikut masuk dan memastikan sendiri apa yang terjadi dengan menantunya itu."bagaimana kondisi Intan? dia baik-baik saja kan?" tanya Wili kepada mamanya."apa yang telah kau lakukan kepada menantu mama?" ucap Anisa datar dan penuh intimidasi.bukan karena alasan Anisa menanyakan kepada anaknya,saat tadi para dokter sedang mengobati luka Intan,dia selalu menyebut nama Wili dan bahkan meminta ampun untuk tidak di pukuli,bahkan Intan juga mengingat meminta dibunuh karena dia sudah tidak sanggup untuk menjalani ini semua."katakan pada mama Wili,kenapa kamu tega melakukan ini pada Intan?" tanya Anisha kecewa.sungguh Anisa tak habis pikir anaknya menjadi sesadis ini terhadap intan,Wili yang di kenal tak pernah kasar terhadap seorang perempuan bisa melakukan hal sekeji ini."cepat katakan atau mama akan melaporkanmu kepada
sudah dua hari ini Intan di rawat di rumah sakit,selama itu pula Wili mulai berubah,Wili menjaga dan selalu memperhatikan Intan."Intan,apa kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya Tiara,Wili sedang di kantor untuk mengerjakan tugasnya yang tak bisa di tunda. dan kebetulan Tiara datang menjenguk."apa maksudmu Ra?" tanya Intan bingung.âaku tidak bermaksud apa-apa,aku harus meyakinkan hatiku kalau mas Wili benar-benar sudah berubah."Intan terdiam mendengar penuturan sahabatnya ini! jujur, Intan masih ragu dengan Wili,bukanya apa-apa tetapi entah kenapa akan terjadi sesuatu hal yang buruk setelah ini."kamu tenang saja Ra,aku yakin dengan keputusanku dan aku juga yakin kalau mas Wili akan berubah. apa kau tidak melihat kesungguhanya selama dua hari ini?" ucap Intan tersenyum dan menggenggam tangan Tiara. Intan meyakinkan Tiara kalau semuanya akan baik-baik saja, meski dirinya juga ragu.Tiara menghela nafas pelan, membalas senyuman intan."ya aku berharap kau bahagia Intan,dan jika hal i
aku menyesal telah menyakiti Intan baik secara fisik maupun psikisnya. dan aku merasa menjadi lelaki brengsek karena tak mempercayai ucapanya.awalnya aku ingin mempercayai ucapnya dan ingin menyudahi perdebatan ini,tetapi Intan membawa nama Angeline bahkan menghinanya. jujur saja aku tak terima Intan menghina wanita yang aku cintai.dan terang-terangan Intan telah menghinaku dan membandingkan diriku dengan lelaki lain,itu juga salah satu pemicu diriku menjadi lepas kendali.ya aku memang mengaku salah karena aku telah menikahi Angeline secara diam-diam karena Angeline sudah mengetahui kalau aku sudah menikah dengan Intan.aku juga tidak tahu dari mana Angeline bisa tahu kalau aku sudah menikah,rasanya aku ingin mengelak tetapi Angeline membawa bukti foto pernikahanku dengan Intan."Wili sekarang kamu pilih aku atau dia?" tanya Angeline saat itu."tentu aku memilih kamu sayang." ucapku."kalau begitu cepat ceraikan dia dan nikahi aku." "kalau untuk bercerai dengannya tidak untuk sek