Wili menatap punggung polos intan. punggung itu sudah tak mulus lagi banyak bekas cambukan bahkan sampai mengeluarkan darah.ya Wili melakukanya dengan sangat kasar bahkan mencambuk tubuh intan sampai berdarah,tak hanya mencambuk Wili juga beberapa kali memukul wajah Intan hingga membuat wajah cantik intan lebam hidungnya berdarah. Wili benar-benar marah dengan ucapan Intan,sehingga ia tak bisa mengontrol dirinya dan melakukan kekerasan seperti ini.sebelum beranjak meninggalkan intan,Wili menatap punggung itu yang tengah bergetar,ia yakin Intan sedang menangis akibat ulahnya."aku harap dengan kejadian ini kau tak mengulangi ucapanmu dan kau akan mengingatnya seumur hidupmu." ucap Wili tajamblam...Wili membanting pintu keluar dari kamar,ia butuh menenangkan diri. sementara itu intan menangis pilu setelah Wili meninggalkannya sendirian."hiks...hiks...kenapa jadi sepeti ini?tuhan kenapa kau tak mencabut saja nyawaku." gumam intan sungguh ia merasa lelah,sakit di sekujur tubuhnya ta
Intan membuka matanya secara perlahan,ia berusaha untuk mendudukan tubuhnya yang terasa remuk. sungguh Wili semalam benar-benar menyiksanya dengan cara tak manusiawi.wili mencabik tubuhnya sampai berdarah, bahkan Wili tak segan menamparnya beberapa kali sebelum akhirnya Wili menyetubuhinya dengan sangat kasar.ssshhhhtttt....Intan meringis saat merasakan punggungnya terasa perih,bahkan wajahnya terasa kebas akibat tamparan begitu keras Wili layangkan."kenapa dia tak membunuhku sekalian,biar dia puas." gumam intan menahan sakit,dan meringis saat melihat seprei terdapat beberapa noda darah yang mulai mengering.sekuat tenaga Intan berusaha bangun,sungguh tubuhnya tak bisa ia gerakkan tetapi ia memaksanya untuk tetap bangun dan berjalan menuju kamar mandi.Intan tak memperdulikan Wili sekarang,semalam Wili meninggalkannya dengan keadaanya yang mengenaskan,setelah itu ia tak mengingat apapun lagi.Intan berjongkok di bawah guyuran air shower yang membasahi seluruh tubuhnya,Intan meringi
Anisha keluar dari UGD setelah menangani kondisi Intan. memang anisha adalah dokter kandungan tetapi dia juga Ingin tahu kondisi menantunya itu jadi dia memutuskan untuk ikut masuk dan memastikan sendiri apa yang terjadi dengan menantunya itu."bagaimana kondisi Intan? dia baik-baik saja kan?" tanya Wili kepada mamanya."apa yang telah kau lakukan kepada menantu mama?" ucap Anisa datar dan penuh intimidasi.bukan karena alasan Anisa menanyakan kepada anaknya,saat tadi para dokter sedang mengobati luka Intan,dia selalu menyebut nama Wili dan bahkan meminta ampun untuk tidak di pukuli,bahkan Intan juga mengingat meminta dibunuh karena dia sudah tidak sanggup untuk menjalani ini semua."katakan pada mama Wili,kenapa kamu tega melakukan ini pada Intan?" tanya Anisha kecewa.sungguh Anisa tak habis pikir anaknya menjadi sesadis ini terhadap intan,Wili yang di kenal tak pernah kasar terhadap seorang perempuan bisa melakukan hal sekeji ini."cepat katakan atau mama akan melaporkanmu kepada
sudah dua hari ini Intan di rawat di rumah sakit,selama itu pula Wili mulai berubah,Wili menjaga dan selalu memperhatikan Intan."Intan,apa kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya Tiara,Wili sedang di kantor untuk mengerjakan tugasnya yang tak bisa di tunda. dan kebetulan Tiara datang menjenguk."apa maksudmu Ra?" tanya Intan bingung.”aku tidak bermaksud apa-apa,aku harus meyakinkan hatiku kalau mas Wili benar-benar sudah berubah."Intan terdiam mendengar penuturan sahabatnya ini! jujur, Intan masih ragu dengan Wili,bukanya apa-apa tetapi entah kenapa akan terjadi sesuatu hal yang buruk setelah ini."kamu tenang saja Ra,aku yakin dengan keputusanku dan aku juga yakin kalau mas Wili akan berubah. apa kau tidak melihat kesungguhanya selama dua hari ini?" ucap Intan tersenyum dan menggenggam tangan Tiara. Intan meyakinkan Tiara kalau semuanya akan baik-baik saja, meski dirinya juga ragu.Tiara menghela nafas pelan, membalas senyuman intan."ya aku berharap kau bahagia Intan,dan jika hal i
aku menyesal telah menyakiti Intan baik secara fisik maupun psikisnya. dan aku merasa menjadi lelaki brengsek karena tak mempercayai ucapanya.awalnya aku ingin mempercayai ucapnya dan ingin menyudahi perdebatan ini,tetapi Intan membawa nama Angeline bahkan menghinanya. jujur saja aku tak terima Intan menghina wanita yang aku cintai.dan terang-terangan Intan telah menghinaku dan membandingkan diriku dengan lelaki lain,itu juga salah satu pemicu diriku menjadi lepas kendali.ya aku memang mengaku salah karena aku telah menikahi Angeline secara diam-diam karena Angeline sudah mengetahui kalau aku sudah menikah dengan Intan.aku juga tidak tahu dari mana Angeline bisa tahu kalau aku sudah menikah,rasanya aku ingin mengelak tetapi Angeline membawa bukti foto pernikahanku dengan Intan."Wili sekarang kamu pilih aku atau dia?" tanya Angeline saat itu."tentu aku memilih kamu sayang." ucapku."kalau begitu cepat ceraikan dia dan nikahi aku." "kalau untuk bercerai dengannya tidak untuk sek
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta