"Aku mau mandi dulu kalau gitu," ucap Andra sambil melepas kemejanya hanya menyisakan kaus putihnya juga celana panjangnya saja karena dia akan mandi.Tiara menjadi semakin gugup sehingga dia menatap ke arah lain tak berani melihat suaminya itu."Iya, Mas. Aku udah siapin peralatannya kok buat kamu mandi, handuknya juga udah ada di sana," balas Tiara.Andra mengangguk sambil tersenyum. "Makasih, Sayang. Harusnya kamu nggak usah repot-repot segala."Tiara duduk di kasurnya. "Aku nggak ngerasa repot kok. Lagian kan itu juga udah jadi tugas aku sebagai istri kamu," katanya.Andra tersenyum mendengarnya, raut bahagia benar-benar terlihat di wajahnya itu. Bagaimana dia tak bahagia? Dia kan sudah berhasil mendapatkan hati Tiara sekarang, wanita yang sangat dia kagumi sejak dia masih kecil itu. Rasa kagum di hatinya yang semakin lama semakin tumbuh menjadi perasaan cinta dan sayang. Andra berlalu untuk segera mandi.Tiara masih menunggu Andra selesai mandi sambil bermain dengan ponselnya itu
Tiara tersenyum mengamati wajah tidur Andra yang menurutnya sangat polos seperti anak kecil itu. Tangannya mengelus rambut Andra dengan pelan, lalu turun menuju ke alisnya."Aku baru nyadar loh kalau ternyata alisnya Mas Andra tuh tebel gini bagus deh," gumam Tiara sambil tersenyum."Hidungnya juga mancung ih bagus juga deh," kata Tiara sambil menarik hidung Andra. Dia tertawa jahil melihat suaminya itu bergerak sedikit."Kok bisa sih kita jadinya nikah gini?" Tiara ternyata masih tak menyangka jika kini dia sudah menikah dengan Andra. Dia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya karena tersipu malu dengan situasi saat ini."Mendingan aku ke dapur aja deh mau bikinin sarapan yang enak banget buat suami aku," ucap Tiara yang diakhir kalimat dia kembali tersipu malu dengan ucapannya sendiri itu.Namun belum sempat Tiara turun dari tempat tidur mereka itu, Andra langsung menarik pinggangnya sehingga dia kembali berbaring, kali ini dia berada di atas suaminya itu yang memeluknya erat."Mas, ud
"Jangan manja gini deh, kamu nggak malu apa sama anak kamu?" Tiara mengusap rambut Andra sambil tersenyum."Lagian kan Nayla nggak liat ini," jawab Andra lalu dia mencium kening Tiara."Mas, udah deh bangun ayo," pinta Tiara.Andra tersenyum. "Nggak mau," rengeknya seperti bocah saja dia. "Aku masih ngantuk makanya tugas kamu tuh nemenin suami kamu ini."Tiara tersipu malu jika dia mendengar kata itu keluar dari mulut Andra. Sekarang dia sudah menjadi istri Andra! Perasaan yang begitu bahagia memenuhi hatinya. Ya, mereka sudah menikah sekarang."Tapi istri kamu ini udah masakin kamu udah nyiapin semuanya buat kita sarapan di meja makan. Makanya kamu cepetan bangun dong.""Ya udah iya, tapi cium dulu dong," pinta Andra."Apaan sih kamu ini," balas Tiara tersipu lagi sambil menatap ke arah lain."Kok apaan sih bilangnya? Cium dong biar aku langsung semangat bangunnya," timpal Andra sengaja ingin menggoda Tiara."Kan semalem udah, Mas.""Paginya juga aku pengen dicium lagi," balas Andra
Tiara menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk pergi berbulan madu di Paris besok.Dari pakaian dan semuanya sudah masuk ke dalam koper."Apa lagi ya? Kok kaya ada yang kurang ya?" Gumam Tiara sambil menggigiti kukunya tanda dia sedang berpikir keras."Udah semuanya, Sayang?" Tanya Andra yang memasuki kamar mereka. Dia lalu memeluk Tiara dari belakang dan mencium pipinya membuat istrinya tersenyum."Udah kok," jawab Tiara."Kalau gitu sekarang kita tidur istirahat biar besok bisa seger bangun paginya," saran Andra dan Tiara mengangguk patuh."Oke," ucap Tiara tersenyum manis.Andra lebih dulu tidur di atas kasur mereka lalu dia tersenyum begitu Tiara berbaring di sampingnya. Dia langsung memeluk Tiara dan mencium pipinya.Paginya mereka bangun dan sesuai jadwal mereka berangkat ke bandara dengan Bu Mirna dan Nayla sudah pasti ikut.Nayla terus bernyanyi di gendongan Andra dia terlihat gembira sekali karena akan jalan-jalan pikirnya."Kita mau ke mana, Sayang?" Tanya Andra pada anaknya i
"Kok kamu bilang gitu sih Mas? Bukannya Bunda tinggalnya masih di rumah yang lama itu?" tanya Tiara.Andra menggeleng pelan. "Udah nggak tinggal di sana lagi, waktu itu aku iseng mau pulang ke sana tapi rumah itu udah ditempatin orang lain penghuni baru," jawabnya.Tiara tersenyum bahagia. "Kamu pulang Mas? Berarti itu tandanya kamu udah mau maafin Bunda dong iya kan?""Nggak juga," jawab Andra datar. "Udahlah jangan dibahas lagi soal itu udah masa lalu kok.""Masa lalu gimana sih maksud kamu Mas? Beliau itu Bunda kamu loh, jangan bilang kaya gitu ah," tegur Tiara. Dia tak ingin suaminya itu menjadi orang yang pendendam apalagi terhadap ibu kandungnya sendiri.Andra diam saja tak ingin membalas lagi, dia tersenyum sambil balas melambaikan tangannya pada Nayla yang melambaikan tangannya itu.Tiara melirik ponsel Andra lalu dia punya sebuah ide cemerlang di kepalanya. "Mas?""Iya sayang?" tanya Andra sambil menoleh menatap Tiara."Kamu mendingan sekarang temenin Nayla deh, anak kamu itu
Tiara kaget mendengar ucapan Andra. "Mas, kok kamu bilang gitu sih?" tegurnya karena dia tak pernah sekalipun mendengar suaminya itu berkata dingin padanya seperti itu.Andra menghela napas berat, tak tahu dia harus bilang apa. "Aku mau balik ke kamar mau istirahat," pamitnya kemudian berjalan menaiki tangga menuju ke kamar mereka berdua.Tiara sedih dengan sikap Andra, diapun menoleh ke arah Sinta dan dia menjadi tak enak pada ibu mertuanya itu yang sekarang menunduk sedih.Tiara ingin menenangkan Sinta jadi dia menghampiri sang ibu mertua."Bunda maaf ya kalau Mas Andra kaya gitu karena dia mungkin lagi capek aja kok kadi Bunda tenang aja ya?" ucap Tiara menenangkan Sinta.Sinta mengangguk paham sambil tersenyum kecut. "Iya, Tiara Bunda ngerti kok.""Lho? Bu Mirna?' sapa Sinta saat melihat besannya itu lewat di sekitar ruang tamu entah dari mana.Bu Mirna menoleh lalu menghampiri Sinta dengan senyuman di wajahnya."Bu besan ya?" sapa Bu Mirna sambil memeluk Sinta."Syukurlah akhirny
Andra kembali teringat percakapan antara Tiara dengan Sinta beberapa tahun lalu saat ibunya itu mendatangi rumah Tiara."Nak Tisra, kamu tau sendiri kan kalau keluarga kami ini orang terpandang jadi jangan sampai kamu membuat nama keluarga kami tercoreng," ucap Sinta.Tiara yang duduk di depannya menahan tangisnya dan juga emosinya."Andra anaknya Tante itu kan masih kuliah jadi jangan sampai masa depannya terganggu hanya karena masalah yang sepele. Jadi saya minta kamu jangan laporin anak Tante itu ke polisi ya, Ra. Kamu kan juga sudah anggap dia itu adik kamu sendiri jadi kamu pasti mengerti bagaimana perasaan kami jika sampai itu terjadi," pinta Sinta lagi.Tiara menatap Sinta dengan tatapan datarnya. "Saya ngerti kok apa maksud kedatangan Tante Sinta ke rumah ini. Tapi Tante tenang aja saya nggak bakalan lakuin itu kok. Saya juga nggak akan mau liat dia di penjara."Sinta tersenyum. "Baguslah kalau begitu, itu artinya kamu paham bagimana caranya menghargai orang tua. Saya membesar
"Mas, udah ya sekarang juga kita turun buat nemuin Bunda. Ya?" bujuk Tiara sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Andra namun dia gagal total karena suaminya itu begitu erat memeluknya seperti takut akan ditinggal."Kita nggak akan ke mana-mana, Ra. Kita di sini aja," balas Andra."Ya nggak bisa gitu dong, kasian itu Bunda udah nungguin kita turun loh dari tadi mau ketemu sama kamu, Mas," bujuk Tiara tanpa henti."Aku bilang kita nggak akan ke mana-mana," tegas Andra.Tiara menghela napas lelah. Mengapa dia punya suami yang sangat keras kepala seperti itu sih?"Duh, kamu jangan kaya anak kecil gitu dong. Buruan, Mas kita turun."Jadilah Andra tetap tak mau beranjak dari duduknya itu dan masih memeluk Tiara. Tiara terpaksa mengikuti kemauan suaminya itu karena dia kasihan pada Sinta yang mungkin masih berada di ruang tamu sedang menunggu mereka.Dua hari setelah kejadian itu Tiara yang sekarang mengunjungi kediaman Sinta. Rumah ibu mertuanya itu ternyata tinggalnya di kawasan elit
Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali
Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi
Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah
Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga
"Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."
Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta
Tiara dan Dina juga Nayla akhirnya lanjut ke Mall untuk jalan-jalan setelah selesai makan makan di kafe. Mereka terlihat bahagia sekali menikwati waktu bersama-sama karena sudah lama Tiara di rumah saja tidak jalan ke luar dengan sang sahabat lagipula juga mereka berdua sama-sama sibuk.Sambil digendong Tiara, Nayla merengek ingin dibelikan boneka beruang yang besar dan tentu saja sang ibu menurutinya.Setelah selesai jalan-jalan Tiara pulang ke rumah karena haripun sudah sore. Dia mandi setelah membantu Nayla memakaikan baju.Andra yang baru saja pulang kerja dia bingung dengan Tiara yang cemberut kesal duduk di kasur. Dia juga duduk di samping istrinya itu dan memeluknya agar emosinya mereda."Sayang, kamu kenapa sih? Kok malah tambah kesel gitu?" tanya Andra karena dia malah dipukuli Tiara di lengannya. Ya sakit sih tidak lah ya karena pukulannya itu tak seberapa hanya pukulan kecil namun dia hanya bingung dengan mood Tiara."Bukannya hari ini kamu lagi seneng ya karena abis jalan
Karena hari ini hari libur Tiara meminta izin kepada Andra untuk pergi keluar karena dia ingin bertemu dengan Dina di tempat makan. Dia tak pergi sendirian kok aliasnya dia mengajak serta Nayla anaknya. Dan karena Andra sudah mengiyakan maka Tiara pun pergi dengan mengemudikan sendiri mobilnya itu.Tiara tertawa menanggapi Nayla yang sejak tadi bernyanyi di kursi belakang. Entah anaknya itu nyanyi lagu apa dia tak tahu.Tiara mendapat telepon dari Dina yang menanyakan sudah sampai di mana padanya dan dia menjawab bahwa sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dina mengatakan dia sudah tiba di kafe tempat mereka janjian dan dia juga bilang akan menunggu Tiara.Tiara menutup telepon lalu menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Nayla masih bernyanyi sambil bermain boneka barbie."Mama, bentar lagi sampai ya? Nayla udah laper," rengek Nayla sambil memajukan bibirnya.Tiara tersenyum. "Iya, Nayla. Kamu yang sabar ya Nak bentar lagi kita sampai kok."Nayla tersenyum lebar. "Okey!"Tiara m
Andra yang kaget langsung saja melepaskan pelukan waktu itu.Wanita tanpa nama itu malah tersenyum licik lalu pergi begitu saja dari sana membuat Andra semakin bingung. Ada apa dengan wanita itu?Sementara itu di dalam rumahnya Tiara membuka pesan dan dia terkejut melihat sebuah foto yaitu foto Andra yang terlihat memeluk seorang wanita. Itu foto rupanya saat diambil tadi di jalan.Tiara menghela napas gusar. "Ini pasti ulah orang yang namanya Bianca itu. Heran aku sama dia maunya dia tuh apa sih nggak capek apa begitu terus?" gumamnya teramat kesal.Untungnya dia sangat amat percaya dengan Andra jadi apapun itu Tiara tak akan salah paham apalagi sampai marah pada suaminya."Makin lama makin nggak jelas tuh orang."Karena tak mau ambil pusing Tiara langsung saja pergi ke dapur untuk masak, sebentar lagi Andra kan pulang dari kerja. Sebagai istri yang baik yang perlu dia lakukan ya hanya percaya pada suaminya dan akan melakukan yang terbaik untuk selalu membuat suaminya bahagia bersama