"Rumah sebesar ini tapi Bunda tinggal sendiri di sini?" Tanya Tiara tak percaya. Sebelumnya Sinta bercerita padanya jika dia tinggal di rumah itu sendirian saja. Saat ini mereka mengobrol santai di ruang tengah sedangkan Nayla sedang asyik bermain boneka di karpet bulu."Iya, Ra. Lagipula kan Bunda sudah bercerai jadi ya tinggal sendiri," jawab Sinta sedih.Sinta akhirnya bercerita lagi setelah Andra pergi dari rumah mereka yang dahulu yang berada di kota lamanya mereka itu, satu tahun setelahnya pula dia memutuskan untuk bercerai dengan mantan suaminya itu. Karena dia semakin lama semakin tak tahan juga dengan sikap kasarnya dan selain itu mantan suaminya itu sering kali meminta uang padanya padahal sudah tugasnya suami yang menafkahi tapi ini malah sebaliknya.Setelah resmi bercerai Sinta pindah ke kota lain untuk mengembangkan bisnisnya dan hingga sekarang ini bisnisnya semakin lancar jaya dan sukses."Maaf soal itu ya, Bunda. Aku sama Mas Andra malah nggak ada di saat susahnya Bun
Aduh bagaimana ini ya? Tiara takut jika dia jujur bahwa dia dan Nayla sedang berada di rumah Sinta nanti bisa-bisa Andra akan marah padanya. Memang sih suaminya itu tak pernah memukulnya atau bersikap kasar padanya ketika marah namun tetap saja dia takut."Aku lagi di rumahnya Dina, Mas." Terpaksa Tiara berbohong seperti itu."Oke, aku jemput kamu di sana," balas Andra.Tiara semakin takut sekarang, dia kan sekarang tidak berada di rumah Dina. Bagaimana nanti jika Andra betul ke rumahnya Dina dan mencarinya di sana sementara dia dan Nayla tak ada di sana? Sudah pasti Andra akan marah padanya karena merasa dibohongi oleh istrinya sendiri."Jangan ke sini deh, bentar lagi aku sama Nayla pulang kok. Kamu jangan ke sini, Mas. Kamu santai-santai aja di rumah lagian kan kamu itu capek pastinya abis pulang kerja. Iya kan? Kamu pokoknya jangan ke sini." Begitulah Tiara melarang Andra."Udah kamu nggak usah bohongin suami kamu sendiri karena itu percuma, aku bakalan tau kamu di mana," balas An
Wajah Tiara menegang melihat layar ponselnya itu yang tertera nama Raka di sana. Dia bingung harus bagaimana menghadapi mantan suaminya itu. Lagi pula untuk apa lagi Raka menghubunginya.Dia melirik ke arah Andra untuk memastikan suaminya itu tak melihat layar ponselnya lalu setelah memastikan aman situasinya karena Andra ternyata sibuk ngegame langsung dia mematikan panggilan telepon dari Raka itu. Tiara mengehela napas lega."Siapa barusan yang nelepon kamu?" tanya Andra tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya sendiri itu.Wajah Tiara kembali menegang, ternyata Andra tahu dia sedang ditelepon seseorang? "Oh itu cuma orang iseng aja kok, Mas." Dia terpaksa berbohong saja karena tak ingin membuat masalah."Oh gitu?""Iya, Sayang. Udah ah aku mau tidur aja udah capek banget aku," balas Tiara sambil berbaring.Andra diam saja karena dia masih sibuk, namun tak lama matanya melirik ponsel Tiara. Dia ternyata tak bisa begitu saja percaya pada Tiara. Maka dia periksa ponsel mili
"Iya nih aku lagi belanja," jawab Tiara yang berusaha sesopan mungkin pada Raka mantan suaminya itu."Kamu sendirian aja nih?" tanya Raka sambil celingukan mencari seseorang. "Andra ke mana kok nggak nganterin kamu sih? Malah biarin kamu belanja sendirian gini?"Tiara menghela napas. Raka itu ternyata masih sama saja ya selalu membuatnya kesal. Termasuk kali ini kali pertama mereka bertemu lagi setelah sekian lama dia malah mencari kesalahan lagi."Mas Andra suami aku itu lagi nungguin aku di mobil kok," jawab Tiara sengak. "Nunggu di mobil sama Nayla dan itupun juga karena aku yang nyuruh kok biar anak aku nggak capek kalau ikut belanja."Raka mengangguk paham dan merasa tak enak karena sudah berkata demikian."Maaf, Ra. Aku nggak bermaksud...""Iya. Nggak apa-apa kok, Mas. Aku paham kok, udah dulu ya aku mau pulang nih," pamit Tiara.Raka hanya mengangguk saja menatap kepergian Tiara. Dia menghela napas berat."Bener kata orang kalau penyesalan itu datengnya telat," gumam Raka. Tern
"Sekarang aja, Mas," desak Tiara karena dia semakin penasaran."Ya udah iya. Nih," ucap Andra sambil menyerahkan ponselnya ke sang istri.Tiara tersenyum senang lalu mengecek isi hp milik Andra itu. Ternyata isi galeri hanya ada foto keluarga mereka kebanyakan foto Tiara malah yang membuatnya tersipu. Lalu dia periksa juga isi chat dan tak ada yang mencurigakan. Dia jadi tak enak pada suaminya sudah berpikir yang negatif.Dia meminta maaf pada Andra dan Andra menasehati supaya lain kali lebih percaya padanya. Pasangan suami istri yang terhitung masih baru tersebut segera istirahat.Pagi harinya seperti biasa Tiara menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Sinta juga memuji masakannya yang enak dan dia merasa bahagia sudah dipuji oleh ibu mertua.Andra berangkat ke kantor bersama Sinta ingin mengantarkan ibunya itu ke rumahnya sendiri lalu dia antar sekalian ke kantor ibunya.Sedangkan di rumah Tiara beres-beres lalu mandi baru setelahnya dia menemani Nayla bermain di ruang tengah.Siang
Telepon langsung dimatikan oleh si penelepon membuat Tiara bingung."Siapa sih kok nggak jelas banget main matiin telepon seenaknya aja," ucap Tiara kesal.Andra masuk kamar lalu naik ke tempat tidur."Kamu kenapa Sayang? Kok muka kamu ditekuk gitu?" tegur Andra.Tiara menoleh lalu dia menyusul naik ke kasur dan memeluk Andra."Tau tuh, masa barusan ada yang nelepon ke hp kamu tapi langsung dimatiin gitu aja karena aku yang angkat," ucap Tiara sambil cemberut.Andra tersenyum lalu mencium pipi Tiara. "Udahlah nggak usah dipikirin palingan itu orang iseng doang.""Orang iseng? Masa sih Mas?""Ya mungkin aja kan? Udah mendingan kita tidur aja udah malem banget ini," kata Andra sambil menarik selimut untuk menutupi badan mereka berdua.Tiara menurut diapun memejamkan matanya.Paginya kembali ponsel Andra berbunyi dan lagi lagi Tiara yang mengangkatnya dan langsung dimatikan lagi. Bagaimana dia tak kesal kalau seperti itu terus?"Siapa sih kok iseng banget ya?"Di kantor Bianca semakin ge
Seperti biasa Tiara menyiapkan sarapan untuk Andra karena suaminya itu akan berangkat kerja. Namun ada yang aneh hari ini rupanya.Andra tak seperti biasanya yang sejak bangun tidur sudah sibuk dengan ponselnya dan tampak was-was. Ada apa ya dengan suaminya itu? Tiara kan jadi khwatir terjadi sesuatu."Kamu kenapa? Kok kaya orang bingung gitu sih?" tegur Tiara pada Andra yang duduk di meja makan.Andra langsung kaget sontak menjauhkan ponselnya dari Tiara. Tentu saja hal itu malah membuat Tiara curiga."Ada apa sih? Kok kamu kaya nyembunyiin sesuatu dari aku gitu sih? Kenapa Mas?" desak Tiara dengan nada yang halus.Andra menghela napas. "Nggak ada apa-apa kok, ya udah aku mau berangkat kerja dulu ya?" pamitnya sambil berdiri.Tiara bingung. "Loh kok? Kenapa nggak sarapan di rumah aja Mas? Udah aku masakin loh ini masa nggak kamu makan sih?" ucapnya kecewa."Maaf, Sayang. Tapi aku beneran lagi sibuk banget hari ini jadi nanti aja ya aku makannya, aku berangkat dulu," jawab Andra kemud
Andra yang pusing malah dapat telepon dari ibunya yang membuatnya semakin pusing. Ibunya itu memintanya untuk segera resign dari kantornya yang sekarang ini dan bergabung di perusahaan ibunya itu. Tapi kan tidak semudah itu.Siang hari Tiara sengaja ke kantor Andra untuk membawakannya makan siang karena tadi pagi suaminya itu tidak sempat sarapan. Dia berjalan menyusuri koridor dan bertemu dengan Bianca yang menatapnya sinis itu namun dia tak peduli dan masuk ke dalam ruangan Andra.Andra sedang sibuk ketika dia masuk, dia menoleh melihat istrinya yang datang dan segeralah menyudahi kerjanya. Dia duduk di sofa dengan Tiara."Kamu harusnya nggak usah repot-repot gini Sayang? Kan aku bisa makan di luar," kata Andra."Dari pada kamu makan di luar kan mendingan makan masakan aku ini," balas Tiara."Iya deh," jawab Andra yang tak ingin banyak berdebat dengan Tiara."Aku suapin ya Mas?""Iya." Andra mengangguk sambil tersenyum.Tiara mulai menyuapi suaminya dengan begitu sayang. Setelah hab