Wajah Tiara menegang melihat layar ponselnya itu yang tertera nama Raka di sana. Dia bingung harus bagaimana menghadapi mantan suaminya itu. Lagi pula untuk apa lagi Raka menghubunginya.Dia melirik ke arah Andra untuk memastikan suaminya itu tak melihat layar ponselnya lalu setelah memastikan aman situasinya karena Andra ternyata sibuk ngegame langsung dia mematikan panggilan telepon dari Raka itu. Tiara mengehela napas lega."Siapa barusan yang nelepon kamu?" tanya Andra tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya sendiri itu.Wajah Tiara kembali menegang, ternyata Andra tahu dia sedang ditelepon seseorang? "Oh itu cuma orang iseng aja kok, Mas." Dia terpaksa berbohong saja karena tak ingin membuat masalah."Oh gitu?""Iya, Sayang. Udah ah aku mau tidur aja udah capek banget aku," balas Tiara sambil berbaring.Andra diam saja karena dia masih sibuk, namun tak lama matanya melirik ponsel Tiara. Dia ternyata tak bisa begitu saja percaya pada Tiara. Maka dia periksa ponsel mili
"Iya nih aku lagi belanja," jawab Tiara yang berusaha sesopan mungkin pada Raka mantan suaminya itu."Kamu sendirian aja nih?" tanya Raka sambil celingukan mencari seseorang. "Andra ke mana kok nggak nganterin kamu sih? Malah biarin kamu belanja sendirian gini?"Tiara menghela napas. Raka itu ternyata masih sama saja ya selalu membuatnya kesal. Termasuk kali ini kali pertama mereka bertemu lagi setelah sekian lama dia malah mencari kesalahan lagi."Mas Andra suami aku itu lagi nungguin aku di mobil kok," jawab Tiara sengak. "Nunggu di mobil sama Nayla dan itupun juga karena aku yang nyuruh kok biar anak aku nggak capek kalau ikut belanja."Raka mengangguk paham dan merasa tak enak karena sudah berkata demikian."Maaf, Ra. Aku nggak bermaksud...""Iya. Nggak apa-apa kok, Mas. Aku paham kok, udah dulu ya aku mau pulang nih," pamit Tiara.Raka hanya mengangguk saja menatap kepergian Tiara. Dia menghela napas berat."Bener kata orang kalau penyesalan itu datengnya telat," gumam Raka. Tern
"Sekarang aja, Mas," desak Tiara karena dia semakin penasaran."Ya udah iya. Nih," ucap Andra sambil menyerahkan ponselnya ke sang istri.Tiara tersenyum senang lalu mengecek isi hp milik Andra itu. Ternyata isi galeri hanya ada foto keluarga mereka kebanyakan foto Tiara malah yang membuatnya tersipu. Lalu dia periksa juga isi chat dan tak ada yang mencurigakan. Dia jadi tak enak pada suaminya sudah berpikir yang negatif.Dia meminta maaf pada Andra dan Andra menasehati supaya lain kali lebih percaya padanya. Pasangan suami istri yang terhitung masih baru tersebut segera istirahat.Pagi harinya seperti biasa Tiara menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Sinta juga memuji masakannya yang enak dan dia merasa bahagia sudah dipuji oleh ibu mertua.Andra berangkat ke kantor bersama Sinta ingin mengantarkan ibunya itu ke rumahnya sendiri lalu dia antar sekalian ke kantor ibunya.Sedangkan di rumah Tiara beres-beres lalu mandi baru setelahnya dia menemani Nayla bermain di ruang tengah.Siang
Telepon langsung dimatikan oleh si penelepon membuat Tiara bingung."Siapa sih kok nggak jelas banget main matiin telepon seenaknya aja," ucap Tiara kesal.Andra masuk kamar lalu naik ke tempat tidur."Kamu kenapa Sayang? Kok muka kamu ditekuk gitu?" tegur Andra.Tiara menoleh lalu dia menyusul naik ke kasur dan memeluk Andra."Tau tuh, masa barusan ada yang nelepon ke hp kamu tapi langsung dimatiin gitu aja karena aku yang angkat," ucap Tiara sambil cemberut.Andra tersenyum lalu mencium pipi Tiara. "Udahlah nggak usah dipikirin palingan itu orang iseng doang.""Orang iseng? Masa sih Mas?""Ya mungkin aja kan? Udah mendingan kita tidur aja udah malem banget ini," kata Andra sambil menarik selimut untuk menutupi badan mereka berdua.Tiara menurut diapun memejamkan matanya.Paginya kembali ponsel Andra berbunyi dan lagi lagi Tiara yang mengangkatnya dan langsung dimatikan lagi. Bagaimana dia tak kesal kalau seperti itu terus?"Siapa sih kok iseng banget ya?"Di kantor Bianca semakin ge
Seperti biasa Tiara menyiapkan sarapan untuk Andra karena suaminya itu akan berangkat kerja. Namun ada yang aneh hari ini rupanya.Andra tak seperti biasanya yang sejak bangun tidur sudah sibuk dengan ponselnya dan tampak was-was. Ada apa ya dengan suaminya itu? Tiara kan jadi khwatir terjadi sesuatu."Kamu kenapa? Kok kaya orang bingung gitu sih?" tegur Tiara pada Andra yang duduk di meja makan.Andra langsung kaget sontak menjauhkan ponselnya dari Tiara. Tentu saja hal itu malah membuat Tiara curiga."Ada apa sih? Kok kamu kaya nyembunyiin sesuatu dari aku gitu sih? Kenapa Mas?" desak Tiara dengan nada yang halus.Andra menghela napas. "Nggak ada apa-apa kok, ya udah aku mau berangkat kerja dulu ya?" pamitnya sambil berdiri.Tiara bingung. "Loh kok? Kenapa nggak sarapan di rumah aja Mas? Udah aku masakin loh ini masa nggak kamu makan sih?" ucapnya kecewa."Maaf, Sayang. Tapi aku beneran lagi sibuk banget hari ini jadi nanti aja ya aku makannya, aku berangkat dulu," jawab Andra kemud
Andra yang pusing malah dapat telepon dari ibunya yang membuatnya semakin pusing. Ibunya itu memintanya untuk segera resign dari kantornya yang sekarang ini dan bergabung di perusahaan ibunya itu. Tapi kan tidak semudah itu.Siang hari Tiara sengaja ke kantor Andra untuk membawakannya makan siang karena tadi pagi suaminya itu tidak sempat sarapan. Dia berjalan menyusuri koridor dan bertemu dengan Bianca yang menatapnya sinis itu namun dia tak peduli dan masuk ke dalam ruangan Andra.Andra sedang sibuk ketika dia masuk, dia menoleh melihat istrinya yang datang dan segeralah menyudahi kerjanya. Dia duduk di sofa dengan Tiara."Kamu harusnya nggak usah repot-repot gini Sayang? Kan aku bisa makan di luar," kata Andra."Dari pada kamu makan di luar kan mendingan makan masakan aku ini," balas Tiara."Iya deh," jawab Andra yang tak ingin banyak berdebat dengan Tiara."Aku suapin ya Mas?""Iya." Andra mengangguk sambil tersenyum.Tiara mulai menyuapi suaminya dengan begitu sayang. Setelah hab
Akhirnya atas saran dari Tiara Andra hari ini resign dari kantornya agar Bianca tak lagi menganggunya. Sama dengan Tiara dia juga merasa risih oleh sikap Bianca yang agresif kepadanya.Tiara menyiapkan tas untuk Andra kerja, Andra juga sudah sarapan pokoknya sudah beres semuanya tinggal berangkat.Tiara salim kepada Andra dan dia dicium pipinya oleh suaminya itu. Seperti itu saja sudah sangat membuatnya bahagia."Semangat kerjanya nanti ceritain ke aku gimana kantornya Bunda ya, mas," pinta Tiara.Andra mengangguk, tanpa disuruh oleh Tiara sebenarnya dia pasti akan cerita karena istrinya itu tempatnya curhat."Iya, ya udah kalau gitu aku berangkat," kata Andra.Tiara meneruskan menyapu kamar setelah Andra berangkat. Maklum lah dia kan tipe tipe istri yang rajin berbenah bersih bersih karena enak dipandag dan nyaman jika ruangan kamar bersih dan rapi.Di kantor tampak Sinta sang ibu menyambut Andra anak satu-satunya itu dengan pelukan. Pegawainya yang lainpun berkumpul di ruangan bos u
Bianca tersenyum licik sambil melambaikan tangan ringan."Hai?"Tiara diam saja karena dia masih tidak menyangka jika Bianca akan datang ke rumahnya dan untuk apa juga."Mau apa kamu ke sini?" tanya Tiara tanpa ekspresi.Bianca sudah seperti psikopat saja karena dia malah tersenyum dan bukannya marah dengan sikap Tiara."Aku ke sini karena mau main aja ke rumah Mas Andra, orang yang aku cintai," jawab Bianca dengan senyuman yang membuat Tiara jelas emosi."Apa kamu bilang?" tanya Tiara dingin.Bianca mendengus kali ini. "Kamu apa nggak denger apa gimana sih? Kan udah jelas aku tadi bilang kalau Mas Andra itu orang yang aku cintai jadi aku dateng kok ke sini karena aku kangen banget sama dia," katanya terang-terangan tanpa rasa malu sedikitpun telah mengatakan hal itu kepada istri sah Andra dan di rumah Andra pula.Tiara bersilang dada sambil menghela napas."Dia nggak ada di rumah," ucap Tiara."Oke. Kalau gitu aku bakalan dateng lagi lain kali," balas Bianca."Nggak ada lain kali kar