Share

Bab 59

Penulis: Esther
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-03 13:44:13
Sore hari, saat wawancara di kantor.

Widia mendorong pintu hingga terbuka dan menemukan dua wanita duduk di dalam. Melihat Widia datang, salah satu dari mereka berdiri dengan senyum menyanjung di wajahnya, sementara yang lain masih duduk, menatap Widia dengan alis terangkat, terlihat sombong.

"Apa kalian semua di sini untuk wawancara?" Widia meletakkan materinya dan duduk di hadapan mereka berdua.

Wanita yang berdiri berkata, "Ya."

Orang yang duduk di sana tidak berbicara, dan masih memandang Widia dengan alis terangkat, seolah-olah perusahaan itu milik keluarganya.

Widia tidak senang, tetapi tidak menunjukkannya di wajahnya. Dia berkata kepada gadis yang berdiri, "Bawa resumemu ke sini, aku akan melihatnya."

Gadis itu dengan cepat menyerahkan resumenya dengan kedua tangannya dan sikapnya sangat hormat.

Widia melihat sekilas ke kolom nama terlebih dahulu, "Winda Candrina?"

"Benar."

Widia melirik dengan santai, lalu menatap orang yang duduk, "Di mana resumemu?"

"Aku nggak punya resume.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dhin Vyo Kar
makin banyak saingan liana dikantor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 60

    "Dia nggak dipecat, tapi dia naik jabatan.""A ... Apa? Naik jabatan?" Winda tercengang."Di situ." Widia mengangkat dagunya ke arah kantor CEO, "Baru kemarin, dia diangkat oleh Pak Yohan, dan mejanya dipindahkan ke kantor CEO. Dia satu-satunya di kantor kami yang bisa pindah ke kantor CEO. Temanmu itu benar-benar punya nyali."Winda agak tidak mempercayainya, "Kenapa Pak Yohan sangat menghargainya?"Widia tersenyum menghina, "Nggak ada yang tahu! Lagi pula, dia sekarang menjadi yang dihargai di depan Pak Yohan, karena kamu adalah temannya, kamu mungkin bisa memanfaatkannya.""Aku nggak mau mendapatkan kejayaan seperti ini." Winda tampak serius, tetapi kenyataannya, hatinya dipelintir oleh rasa cemburu, "Kak Widia, Liana dan aku sudah nggak berteman, dan nggak mungkin untuk berdamai. Aku pikir kepribadianku sangat mirip denganmu. Kalau Kak Widia butuh apa pun, katakan saja padaku, aku akan melakukan yang terbaik."Widia tersenyum. "Oke."Kebetulan dia merasa sedih. Dia tidak ingin menj

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 61

    Winda mengangkat kartu kerjanya dan berkata, "Aku baru saja bergabung dengan perusahaan. Kita akan menjadi rekan kerja mulai sekarang.""Oh." Liana memandang dengan serius dan berkata, "Itu ... sial sekali."Winda bertanya-tanya.Liana khawatir kalau dia tidak mengerti, jadi Liana menjelaskan sekali lagi, "Maksudku, jadi teman dan teman sekamarmu sebelumnya sudah cukup sial. Kupikir aku akan bisa meninggalkanmu setelah lulus kuliah, tapi aku nggak menyangka sekarang malah jadi kolega lagi."Kalau Liana tidak mengucapkan kata-kata ini dengan serius, Winda pasti ragu apakah dia sedang berhalusinasi. Pengecut seperti Liana, bahkan kalau seseorang merendahkannya beberapa kali, dia tidak akan membalas, tetapi hari ini setiap kata yang dia ucapkan berduri.Untuk sesaat Winda tidak tahu harus berkata apa, terutama karena perubahan besar Liana yang sangat mengejutkannya.Melihat Winda yang tidak berbicara lagi, Liana membuka pintu dan keluar.Saat dia kembali ke kantor, Yohan sedang mengadakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 62

    Liana tertegun sejenak, "Aku?""Ya." Hasan mengangguk, "Mulai sekarang, kamu harus menghadiri setiap rapat yang diadakan oleh Pak Yohan."Liana melirik ke kantor Yohan dan berkata, "Apa aku boleh ... tidak ikut?""Boleh." Hasan menjawab dengan gembira, "Kecuali kalau kamu nggak mau bekerja lagi."Liana terdiam.Winda memperhatikan Liana dan Hasan pergi bersama Yohan, matanya dipenuhi kecemburuan. Pantas saja Liana begitu sombong. Ternyata dia mendapat dukungan dari Perusahaan Lewis. Dia merasa Liana jauh lebih percaya diri dari sebelumnya karena punya pendukung.Widia kebetulan berjalan melewati mejanya, dan Winda menghentikannya. "Kak Widia.""Kenapa?" Widia menoleh."Hari ini adalah hari pertamaku bekerja. Bagaimana kalau malam ini aku traktir semua orang makan malam?" Winda menyarankan."Boleh!""Kalau begitu aku akan mengundang semua orang.""Oke, aku akan membantumu mengajak mereka."Winda memutar matanya, "Bagaimana dengan Asisten Hasan?""Asisten Hasan biasanya sangat sibuk dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 63

    Liana juga tertegun dan bertanya dengan suara pelan, "Bukankah kamu menyuruhku membawa buku catatan?"Dia berkata sambil mengangkat buku catatan kulit hitam di tangannya dengan ekspresi polos di wajahnya.Hasan terhibur olehnya, "Maksudku laptop. Kenapa kamu cuma bawa buku catatan? Nanti akan banyak catatan yang harus dicatat. Apa kamu nggak takut tulisan tanganmu rusak?"Ini adalah pertama kalinya Liana ikut rapat semacam ini dan dia tidak memiliki pengalaman apa pun. Selain itu, dia hanya memiliki laptop, bekas Candra saat kuliah dulu. Liana meninggalkannya di asrama. Meski dia membawanya, mungkin laptopnya terhenti di tengah-tengah rapat. Itu akan lebih buruk lagi. Liana berpikir sejenak dan berkata, "Tidak apa-apa, aku bisa menulis dengan cepat."Yohan yang duduk di depan mereka berdua sedikit memiringkan kepalanya dan berkata kepada Hasan, "Berikan milikku padanya.""Baik, Pak Yohan." Hasan langsung berdiri dan mengambil laptop di depan Yohan, lalu memberikannya kepada Liana.Saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 64

    "Hah?" Hasan agak bingung, "Pak Yohan, apa maksud Anda?"Saat Yohan akan bicara, sesosok tubuh tiba-tiba bergegas dari samping dan menabraknya. Dokumen-dokumen itu berserakan di lantai, dan gadis itu meminta maaf padanya dengan ekspresi panik di wajahnya, "Maaf, maaf, saya tidak sengaja, saya tidak bermaksud menabrak Anda."Gadis di depannya terlihat masih muda dan cantik, terlihat lembut dan lemah, serta sangat menawan. Tetapi, di mata Yohan, hal itu tidak menimbulkan gelombang apa pun. Dia mengangkat tangannya dan menepuk tempat gadis itu menyentuhnya. Dia tidak mengatakan dia jijik, tetapi dia tetap tidak senang.Hasan berkata dengan nada menegur, "Kamu dari departemen mana?""Saya dari departemen asisten CEO."Hasan langsung mengerti, "Apa kamu pegawai magang baru?""Ya." Gadis itu mengangkat kartu kerjanya dan menatap Yohan dengan saksama, "Nama saya Winda. Apakah Anda ... Pak Yohan?"Yohan meliriknya dan berkata pelan, "Hasan, sejak kapan persyaratan perekrutan untuk departemen a

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 65

    Liana dipeluk dengan hangat dan kuat. Pintu lift tertutup, di cermin dia melihat wajahnya yang terkejut, dan cara Yohan menundukkan sedikit kepalanya serta memeluknya dengan lembut. Pelukan antara keduanya terlalu dekat. Telinga Yohan menempel ke telinganya, dan suhu tubuh mereka saling terkait.Liana terdiam.Apa yang terjadi barusan?Kenapa Pak Yohan tiba-tiba memelukku?"Pak ... Pak Yohan ...." Liana meringkuk memukulnya pelan dan mendorongnya dengan sedikit gelisah.Dia mendorong Yohan menjauh dan Yohan mundur ke belakang dua kali, yang membuat Liana ketakutan serta dengan cepat mengulurkan tangan untuk membantunya, "Pak Yohan"Liana merasa bingung, apa dia berpura-pura lemah? Jelas dia cuma mendorongnya dengan ringan, dia terlihat cukup kuat, tetapi kenapa Yohan lemah saat dia mendorongnya?Brak.Cairan hangat menetes di wajah Liana. Saat dia melihat ke atas, dia tercengang."Pak Yohan, Anda ... berdarah!"....Pak Yohan berdarah.Dia mimisan.Darah terus keluar dan wajah Liana me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 66

    Liana merasa terharu melihat kekhawatiran Hasan dari samping, dia sangat baik pada Yohan.Setelah Dokter Kevin selesai mengemasi barang-barangnya, dia berbalik dan melihat Hasan mencari tahu. Dia terbatuk lagi dan berkata, "Berhenti mencari tahu. Ayo ikut aku untuk mengambil obatnya. Pak Yohan sudah menunggu untuk meminumnya.""Oke." Hasan meletakkan ponselnya, menoleh ke Liana dan berkata, "Liana, aku akan pergi dengan Dokter Kevin untuk mengambil obat. Tinggallah di sini dan jaga Pak Yohan dengan baik."Sebelum Liana bisa mengatakan apa pun, Hasan sudah pergi bersama dengan Dokter Kevin.Setelah pintu kantor ditutup, terdengar suara pecahan cangkir jatuh ke lantai di ruang istirahat. Liana terkejut dan segera maju untuk membuka pintu, "Pak Yohan ...."Tirai di ruang tunggu ditutup, dan hanya cahaya redup yang masuk dari luar tirai. Yohan sedang berbaring di tempat tidur, dengan satu tangan tergantung sambil meraba-raba mencari sesuatu. Ada banyak pecahan kaca yang berserakan di lanta

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 67

    Ruangan itu langsung sunyi, dan Liana terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur. Yohan sedang duduk di sampingnya. Mimisannya sudah berhenti, tetapi wajahnya berlumuran darah yang terlihat cukup menakutkan. Semua perhatiannya tertuju pada Liana. Hasan belum pernah melihat tatapan Yohan ke Liana yang seperti ini sebelumnya.Melihat mereka masuk, Yohan segera berdiri, menarik Dokter Kevin dan berkata, "Cepat periksa luka di bahunya."Dokter Kevin menyentuh hidungnya dan berkata, "Dia ... perempuan. Apa kita perlu menunggu sampai dia bangun dan menanyakan pendapatnya?"Yohan mengerutkan keningnya dan merasa tidak puas, "Aku menyuruhmu memeriksanya, kenapa kamu malah bicara omong kosong.?Dokter Kevin tidak punya pilihan selain memeriksanya.Namun, Liana mengenakan kemeja lengan panjang, dan dia harus melepas salah satu lengannya untuk melihat lukanya. Meski tidak ada jenis kelamin di mata dokter, mengingat dia adalah perempuan, Dokter Kevin masih khawatir untuk melakukan ini tanpa izin

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03

Bab terbaru

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 960

    Hasan mengambil pena dan memegang pergelangan tangannya dengan punggung tangan, "Apa yang kamu lakukan?"Lusi menangis, "Hasan! Kamu sudah menikah denganku selama setahun, tapi kamu belum pernah menyentuhku! Apa aku nggak boleh mencari pria lain untuk hiburan? Aku tahu kamu dipaksa menikah, tapi kita sudah menikah. Bisakah kamu menghormatiku sebagai istrimu?"Hasan menunduk, "Kenapa kamu membicarakan hal ini sekarang?"Lusi menggelengkan kepalanya, mendekat untuk memeluknya lagi, dan memohon, "Kak Hasan, aku khilaf, jadi aku melakukan hal seperti itu. Maafkan aku kali ini? Selama kamu jadi suami yang baik, aku berjanji padamu, aku nggak akan pernah keluar dan main-main lagi."Hasan mengulurkan tangan dan melepaskan tangannya, "Nggak perlu. Aku sudah membalas kebaikan keluarga Halim.""Nggak, nggak! Hutangmu pada keluarga Halim nggak akan pernah terbayar seumur hidup! Aku nggak mau bercerai! Kak Hasan, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku cuma nggak bisa menahannya. Aku juga seo

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 959

    ....Tiga hari kemudian.Liana, Yohan, Sudar dan Raisa naik ke pesawat.Hasan kembali ke kampung halamannya dan mengadakan pernikahan.Reno bergegas kembali dari tempat lain dan setelah mempelajari semuanya, dia menghela napas, "Kalian semua sangat nggak berperasaan. Kalian pergi melihat aurora dan nggak mengajakku?"Ratna berdiri di sampingnya dan berkata, "Mereka pergi melihat aurora berpasangan. Itu hal yang sangat romantis. Kenapa mereka harus mengajakmu yang jomblo? Kamu mau buat permintaan?"Reno tertawa tak berdaya, "Bu, kenapa ibu sekarang begitu padaku? Mudah buat cari menantu. Putramu memberi isyarat, mereka yang mau jadi menantumu sudah antri sangat panjang!"Ratna melambaikan tangannya, "Aku nggak mau yang lain, aku cuma mau Sinta.""....""Kalau kamu nggak bisa menikahi Sinta, kamu melajang saja seumur hidupmu.""....""Kamu sendiri saja, sebaiknya kamu sendiri saja, sendiri juga lumayan bagus.""...."Malam itu, Reno mengetahui kalau dia telah diblokir oleh Sinta.Dia men

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 958

    "Nggak bisa," dia melambaikan tangannya, "Aku pusing sekali, aku nggak bisa berdiri. Aku akan tidur di sini."Sudar tidak memaksakannya. Dia menatapnya lama dan bertanya, "Bagaimana kalau aku menelepon pacarmu? Minta dia untuk menjemputmu?""Jangan!" teriak Raisa.Kata "pacar" benar-benar merupakan penghinaan besar baginya saat ini.Dia meringkuk dan bergumam pelan, "Aku nggak punya pacar lagi, aku putus ...."Suara musik terlalu keras dan Sudar tidak dapat mendengarnya.Namun, melihat bibir merah mudanya membuka dan menutup, dia penasaran dengan apa yang Raisa katakan, jadi dia berjongkok di depan sofa dan membungkuk untuk mendengarkan.Kali ini dia mendengar dengan jelas.Dia menyentuh wajah Raisa dengan jarinya dan berkata, "Putus?"Raisa setengah membuka matanya dan menatapnya terluka, "Ya."Sudar mengangkat alisnya, "Kenapa?""..." Raisa mengerucutkan bibirnya, tidak mau mengatakan apa pun.Sudar tersenyum dan berkata, "Kamu putus dengannya dan membuat dirimu seperti ini, nggak se

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 957

    Bar itu dikelola oleh dua bawahannya, dan kebetulan mereka berdua juga mengenal Raisa.Mereka berdua memperhatikan Raisa sejak dia masuk dan mengamatinya.Raisa memesan dua gelas anggur, duduk di bilik, dan mulai minum.Seorang pria di dekatnya datang untuk memulai percakapan, tetapi dia memarahinya.Mengutuk dan mengumpat, dan dia mulai menangis lagi.Melihat ada yang tidak beres, kedua pria itu segera menelepon Sudar.....Sepuluh menit berlalu. Liana dan Yohan sedang duduk di dalam mobil, tetapi Raisa tidak keluar.Setelah menunggu satu menit lagi, Liana mengulurkan tangan untuk menarik pintu mobil, "Nggak bisa, aku harus masuk dan mencari Raisa. Dia perempuan, bagaimana kalau dia diganggu?"Yohan berkata, "Aku akan menemanimu."Sebelum keduanya turun dari mobil, mereka mendengar deru sepeda motor yang melaju dari ujung jalan. Dalam waktu sepuluh detik, sebuah sepeda motor berwarna hitam menerobos angin. Seperti kilat hitam, dan meninggalkan bayangan di malam yang kabur.Saat sampai

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 956

    Raisa tumbuh dewasa dengan selalu dimanjakan oleh keluarganya, dan dia hanya pernah ditolak oleh Yohan.Semua orang di sekitarnya tahu perasaannya pada Hasan.Sekarang Hasan mau menikah dengan orang lain, ini adalah pukulan besar bagi Raisa.Tidak heran dia sangat sedih dan mendatangi mereka sambil menangis.Liana menghiburnya, "Jangan khawatir, Yohan akan menelepon dan mencari tahu apa yang terjadi. Hasan adalah bawahan Yohan, dan dia pasti akan mendengarkan Yohan."Kata-katanya sangat efektif. Setelah mendengar itu, Raisa perlahan-lahan berhenti menangis, "Tapi, Hasan pasti akan melakukan apa yang dia janjikan kepada orang lain. Apa dia benar-benar akan mendengarkan Kak Yohan?"Liana tidak bisa menjaminnya, tetapi dia ingin Yohan mencobanya.Mungkin saja ada rahasia lain.Mungkin saja Hasan bisa berubah pikiran.Mungkin saja.Sama seperti dia dan Yohan telah melalui begitu banyak hal di masa lalu, dan kesalahpahaman di tengah-tengah mereka sangat buruk, tetapi pada akhirnya semua aka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 955

    Suara di seberang telepon sangat berisik, sementara di sisi Yansen sangat sunyi.Beberapa detik kemudian, Yansen memutuskan panggilan telepon itu.Dia mematikan ponselnya dan duduk sendiri di dalam mobil.Dia menunduk, memandang bunga tujuh warna yang kini menjadi spesimen di tangannya sambil tersenyum getir.Siapa yang menyangka, segala usahanya untuk mendapatkan bunga itu pada akhirnya malah membuat Josua yang menang?Yansen menyalakan mobilnya dan melaju kencang, menuju ke tepi pantai.Dia melemparkan bunga tujuh warna yang sangat berharga itu ke laut.Setelah melihat ombak mendorong botol itu menjauh dan perlahan tenggelam ke dasar laut, barulah Yansen berbalik dan pergi....Kabar tentang Linda dan Josua yang telah kembali rujuk tersebar sampai ke Kota Rogasa.Liana dan juga keluarga Reihano, semuanya senang mendengar kabar itu.Meskipun Ratna sempat agak keberatan, bagaimanapun juga, yang paling penting adalah kebahagiaan putrinya.Selain itu, dia juga tak bisa berkomentar banyak

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 954

    Yansen menyerahkan tabung berisi bunga tujuh warna itu dengan wajah sedikit memerah. "Linda, sebelum berangkat, aku membuat sebuah janji. Kalau aku bisa melihat bunga tujuh warna lagi dan berhasil membawanya kembali, aku akan menyatakan cinta kepada orang yang kusukai."Linda tertegun.Sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Yansen sudah mengeluarkan sebuah cincin berlian, lalu berlutut dengan satu kaki di hadapannya. "Linda, aku menyukaimu. Sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah menyukaimu. Hanya saja karena berbagai alasan, aku selalu ragu untuk mengatakannya. Apakah kamu bersedia menjadi pacarku? Apakah kamu mau menikah denganku?""...."Situasi yang tiba-tiba ini membuat Linda bingung.Entah bagaimana, beberapa orang yang lewat mulai berkumpul dan bertepuk tangan sambil bersorak, "Terima dia, terima dia, terima dia ....""Aku ...." Linda tidak ingin mempermalukan Yansen, tetapi ...."Maaf, Yansen. Aku nggak bisa menerima pernyataan cintamu."Yansen tertegun.Linda berkata, "Seb

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 953

    Linda tahu bahwa Josua sedang mencoba menghiburnya. Padahal biasanya Josua sangat tahan sakit, tapi barusan dia tidak tahan lagi dan mengerang kesakitan ...."Sudahlah, cepat berbaring saja, jangan sampai lukamu terbuka lagi."Lengan Josua melingkari pinggang ramping Linda, menariknya ke dalam pelukannya dan mereka berbaring bersama di tempat tidur, "Temani aku berbaring."Karena insiden barusan, Linda tidak berani bergerak sembarangan, dan hanya berbaring diam dalam pelukan Josua.Tidak lama kemudian, keduanya tertidur....Linda merawat Josua di hotel selama dua hari, dan lukanya perlahan-lahan mulai membaik.Hari itu, ketika mereka sedang makan, seseorang datang melaporkan bahwa Yansen datang mencari Linda, dan sekarang dia sedang menunggu di lobi hotel.Linda meletakkan sendoknya, "Aku akan pergi sebentar."Saat dia baru saja bangkit, Josua langsung menarik lengannya dan berkata dengan wajah serius, "Nggak boleh pergi.""Dia mungkin ingin bicara denganku. Selain itu, saat di gunung

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 952

    Potongan kain berlumuran darah dan bola kapas berserakan begitu saja di lantai, bercak-bercak darahnya hampir mengering.Linda berjalan mendekati tempat tidur, dan tiba-tiba lututnya lemas. "Bruk" Dia pun jatuh terduduk.Linda meraih tangan yang terkulai di tepi ranjang dan menggenggamnya erat. "Josua, bukankah kamu belum minta maaf padaku? Bagaimana bisa kamu pergi selamanya?"Dengan tangan gemetar, dia membuka kain yang menutupi wajah Josua yang pucat tanpa darah. Air matanya mengalir deras tanpa bisa ditahan lagi.Linda bersandar di tepi tempat tidur, menangis tersedu-sedu dengan hati yang hancur."Josua, dasar bodoh! Kamu nggak menepati janji! Katanya kamu akan membujukku!""Aku bahkan belum sempat memaafkanmu, bagaimana bisa kamu pergi duluan?""Hidup kembali! Aku ingin kamu hidup lagi! Huhuhu ...."Linda menangis dengan sedih sekali, sama sekali tidak menyadari bahwa orang-orang yang tadi berdiri di sekitarnya telah diam-diam pergi. Sementara pria yang terbaring di tempat tidur,

DMCA.com Protection Status