Beranda / Romansa / Ms.Trouble / #7 Keluarga Unik

Share

#7 Keluarga Unik

Penulis: Jimi Muh
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-07 16:25:35

"Mayat siapa neng". Tanya ibunya dengan lantang.

"Bukan apa-apa Bu cuma mayat kucing". Bapak berpeci hitam berusaha menyembunyikan kebenaran.

"Oh kucing, kirain mayat orang". Sahut ibu sembari menggoreng ikan.

"Iya Bu, ga mungkin juga kan bapak yang baik gini bunuh anak orang, hahaha". Bapak itu berusaha lebih meyakinkan istrinya dengan bercanda.

"Awas loh pak kalo bapak nyembunyiin sesuatu, ibu hajar nanti". Ancam istrinya sembari mengiris bawang putih.

"Iya Bu bapak ga bakalan nyembunyiin sesuatu, apalagi nyembunyiin istri muda, hehehe". Canda bapak.

"Aih Bapak omongannya di jaga yah, jangan buat ibu makin curiga". Lanjut istrinya mengancam.

"Ngga bu, itu hanya candaan bapak, jangan ibu masukkan ke hati, mending di masukkan ke paru-paru biar bapak selalu jadi separuh hati ibu". Bapak berpeci berusaha menenangkan istrinya dengan merayu.

"Bapak bisa aja". Sahut istrinya tersipu malu.

"Bapak mayatnya idup lagi". Teriak lagi anak gadis itu untuk kedua kalinya.

Seketika membuat bapak dan ibunya tanpa pikir panjang langsung melihat kepada sumber suara.

"Mana neng mayatnya?". Tanya ibu setelah sampai di belakang rumahnya.

Melihat istrinya yang begitu penasaran, sang bapak masih berusaha untuk menutup-nutupinya.

"Udah ibu di dapur aja sana, siapin makan siang untuk kita". Suruh bapak kepada istrinya.

"Ngga pak, ibu masih penasaran, mana neng mayatnya?". Tanya ibu dengan begitu antusias.

"Itu Bu". Sang anak menunjuk ke arah sosok hitam di pojok gudang.

"Astaghfirullah pak ada hantu". Sang ibu terkejut melihat tubuh terlentang Malik dengan luka di sekujur tubuhnya.

"Saayya masih hidup Bu". Lirih Malik terbata-bata di pojok gudang dengan posisi terlentang.

"Alhamdulillah masih hidup pak". Ucap syukur sang anak gadisnya.

Setelah mereka tahu bahwa Malik masih mempunyai nyawa, tak lama kemudian mereka membawanya ke dalam rumah untuk diberi obat-obatan dan makanan.

"Ini nak dimakan dulu buburnya''. Pinta ibu menyuruh Malik untuk makan.

Malik yang memang sudah lama tak merasakan makanan langsung memakannya dengan lahap.

"Pelan-pelan nak masih banyak kalau kurang". Ujar sang ibu melihat Malik seperti orang kelaparan yang tidak makan berminggu-minggu.

"Mungkin orang ini penjahat yang kabur pak". Ucap anak gadisnya .

"Huus ga boleh soudzon neng itu ga baik, mending kita tanyakan langsung kepada orangnya". Sahut bapak.

"Namanya siapa nak?". Tanya bapak kepala Malik.

"Saya Malik pak". Sahut Malik dengan pelan.

"Malik orang mana, kok bisa ada di mobil bapak". Lanjut bapak bertanya.

"Saya orang rantau pak asal Padang, sekarang kuliah di ITB, kemarin saya di culik orang hampir dibunuh untung ada mobil bapak kalau tidak mungkin saya sudah tinggal nama". Tutur Malik perlahan mulai lancar berbicara.

"Astaga kok bisa nak". Ibu mulai penasaran dengan cerita Malik.

"Saya pernah bertengkar dengan seseorang mantan pacar teman saya Bu, karena dia bertindak kekerasan, mungkin karena kejadian itu dia dendam, sakit hati dan kemudian menculik saya untuk dihabisi". Tambah Malik.

"Sampai segitunya yah anak muda zaman sekarang, ga mikir panjang akibatnya". Sahut ibu sembari menyiapkan Malik pakaian.

"Ini nak pakai baju bapak biar ga kedinginan". Ujar ibu.

"Baik Bu, terimakasih atas pertolongannya". Sahut Malik menunduk tak enak.

"Sudah yah nak untuk sementara nak Malik boleh istirahat dulu di rumah kami untuk memulihkan kondisi tubuh nak Malik, kalau perlu sesuatu nanti panggil saja bapak, ibu atau neng Ayu anak bapak ini". Jelas bapak sembari menunjuk ke arah anaknya yang sedang duduk di belakang.

"Baik pak, sekali lagi terimakasih banyak maaf sudah merepotkan bapak dan ibu". Ucap Malik berterima kasih.

"Permisi neng, kamar mandinya sebelah mana yah". Tanya Malik kepada Ayu yang sedari tadi duduk di depan TV sembari mengerjakan tugas sekolahnya.

"Lurus saja A nanti ada dapur terus belok kiri". Sahut neng Ayu.

"Terimakasih neng". 

"Sama-sama A". Pungkas neng Ayu.

Bab terkait

  • Ms.Trouble   # 8 Mulai Suka

    Di dalam kamar mandi, Malik masih tak enak hati apabila terlalu lama menyusahkan orang lain, terlebih lagi dia harus segera menemui orang terkasih yang ia tinggalkan."Pasti semua orang mengira kalau saya sudah meninggal, hahaha". Malik teringat dengan semua yang ia lalui."Pokoknya saya harus cepat sembuh agar segera pulang dari sini". Ucap Malik meyakinkan diri sendiri untuk segera pulih dari luka di tubuhnya.Setelah Malik selesai membersihkan tubuh dari segala kotoran yang melekat, ia beristirahat di kamar bekas gudang yang terletak tak jauh dari kamar mandi.Malam telah larut, suara burung hantu semakin lirih menyayat hati."Tolong". Suara teriakan membangu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Ms.Trouble   #9 Mengungkapkan Atau Menyembunyikan

    Pembaca yang Budiman, dalam bab ini terdapat konten dewasa harap bijak dalam membacaAlhasil malam itu neng Ayu tak bisa tidur karena terus terbayang wajah tampan Aa Malik."Ah sial". Gerutu neng Ayu karena raga harus kalah oleh hati yang sudah terpaut wajahnya.Pagi mulai tampak dari balik celah pepohonan yang mengitari kediaman keluarga neng Ayu, menampakkan pemandangan indah khas pedesaan, udara segar memanjakan paru-paru setiap makhluk yang menghirupnya.Di sisi lain pagi itu Malik sudah mulai membaik kondisi fisiknya dan memutuskan untuk membantu bapak menyiapkan dagangan yang akan mereka jual."Ini di taruh di mana pak". Tanya Malik kepada bapak berpeci hitam yang diketahui bernam

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Ms.Trouble   #10 Kesempatan Kedua

    "Eh iya pak". Sahut Ayu terkejut."Maaf yah neng". Ujar Malik sembari menunduk malu.Tanpa jawaban, neng Ayu berlalu meninggalkan Malik yang masih mematung di atas mobil.Malik menyesali perbuatannya yang tak senonoh kepada neng Ayu, ia menyadari bahwa dirinya hanyalah penumpang di rumah keluarga neng Ayu dan seharusnya Malik menjaga perasaannya hanya untuk Salima seorang bukan malah dengan gampangnya tergoda wanita lain, terlebih neng Ayu masih dibawah umur.Beberapa detik kemudian neng Ayu membawa dompet milik ayahnya."Dompet ini bukan pak?". Teriak Ayu kepada ayahnya yang tengah sibuk menghitung jumlah keranjang sembari menunjukkan dompet berwarna merah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Ms.Trouble   #11 Pernyataan Menyakitkan

    "Simulasi teh naon A?". Tanya neng Ayu dengan polosnya menatap mata Malik."Simulasi itu semacam percobaan neng, jadi kaya sebelum melakukanya harus latihan dulu". Malik perlahan-lahan menjelaskan tentang sesuatu yang baru neng Ayu ketahui."Oh kaya ngicip gitu yah A". Ujar Ayu sembari berpikir."Nah itu tau, anak bapak Marzuki emang pinter". Sahut Malik membenarkan pemahamannya."Makasih A, Aa Malik juga pinter". Tambah Ayu."Pinter apa nih neng?". Tanya Malik melangkah lebih mendekat."Pinter banget buat neng jatuh hati, eh keceplosan". Neng Ayu menutup mukanya karena malu.Bagai petir disiang bolong perkataan itu membu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • Ms.Trouble   #12 Pasar Tradisional

    Mentari pagi mulai tampak dari kejauhan, menghangati setiap insan makhluk di bumi. Suara kicau burung menyambut riang kedatangannya di pucuk-pucuk daun pohon cemara.Malik duduk termenung di samping pak Marzuki yang sedang fokus menyetir mobilnya."Nak Malik sudah betah belum di sini". Bapak Marzuki memulai pembicaraan berusaha mengusir keheningan."Alhamdulillah Pak saya sudah betah, tapi pak". Malik ingin mengucapkan sesuatu namun tidak enak hati."Tapi apa nak". Bapak Marzuki penasaran apakah ada hal yang disembunyikan oleh Malik."Sebenarnya saya juga rindu tempat yang seharusnya saya berada yaitu kampus Pak, takutnya saya di DO kalau belum juga kembali". Sahut

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • Ms.Trouble   #13 Marketing Getuk

    Hiruk pikuk kehidupan masyarakat pedesaan begitu terasa sangat hangat dikala Malik sampai di tengah pasar. Malik bertemu dengan seorang ibu penjual getuk yang tengah dirundung kemalangan karena sampai berjam-jam menunggu dagangannya belum satupun dicicipi pembeli bahkan menawar pun belum ada.Melihat kondisi itu Malik dengan segala upaya mendiskusikan rencana pemasaran produk getuk agar laku keras dipasaran dan tidak melulu harus mengungu pembeli."Makanan ini apa namanya Bu?". Tanya Malik kepada ibu penjual sembari memegang makanan yang ada di depannya."Ini namanya getuk nak, makanan khas orang Sunda, khususnya di daerah sini dahulu cukup terkenal akan kelezatan rasanya". Tutur ibu penjual getuk menceritakan tentang getuk."Hmm begitu yah bu, kok sekarang dagangan ibu masih banyak yah apa ada yang salah Bu dengan dagangan ibu?". Tanya Malik keheranan karena cerita kelezatan getuk tak mampu menepis kenyataan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Ms.Trouble   #14 Hasil Memuaskan

    Matahari sepenggalah seperempat kepala, menandakan terik sinar matahari sudah hampir berada pada puncaknya. Hampir semua makhluk tengah berteduh di bawah naungan rindangnya pohon-pohon besar.Tapi tidak dengan Malik yang masih asyik berdagang di pasar."Malik sini". Panggil bapak menyuruh Malik mendekat."Iya pak". Sahut Malik melangkah pelan berpaling dari ibu penjual getuk yang tengah kesusahan mencerna setiap saran dari Malik."Kamu jaga dagangan bapak yah, bapak mau pulang sebentar mau nganterin pesanan orang di kampung sebelah". Pinta bapak kepada Malik agar tak jauh-jauh dari dagangannya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Ms.Trouble   #15 Nasehat Cinta

    Matahari sepenggalah seperempat kepala, menandakan terik sinar matahari sudah hampir berada pada puncaknya. Hampir semua makhluk tengah mencari tempat untuk berteduh, ada yang di bawah rumah, kios-kios dan ada juga yang di bawah naungan rindangnya pohon-pohon besar.Tapi tidak dengan Malik yang masih asyik menjajakan dagangannya di pasar."Malik sini". Panggil bapak menyuruh Malik mendekat."Iya pak". Sahut Malik melangkah pelan berpaling dari ibu penjual getuk yang tengah kesusahan mencerna setiap saran dari Malik."Kamu jaga dagangan bapak yah, bapak mau pulang sebentar mau nganterin pesanan orang di kampung sebelah". Pinta bapak kepada Malik agar tak jauh-jauh dari dagangannya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22

Bab terbaru

  • Ms.Trouble   #17 Malam Kelabu

    Malam semakin gelap, kabut di jalan semakin senyap, suara kepakan burung cabak terdengar nyaring, sesekali hinggap pada dahan pohon-pohon kering.Malik masih mencari neng Ayu, sesuai petunjuk dari tukang cilok yang ia temui selepas sholat Maghrib, Malik melangkah gontai menuju ke tempat rumah makan yang berada di samping kanan jalan.Dari kejauhan terlihat begitu ramai, sampai-sampai antrean panjang menjadi pemandangan indah saat kesan pertama sampai di rumah makan itu.Malik mencari sekeliling, matanya bagai burung elang yang mengincar mangsanya.Di Sudut kiri ia melihat wanita berjilbab berbaju hitam seperti yang neng Ayu kenakan. Ia hampiri.

  • Ms.Trouble   #16 Kau Ada Aku Tiada

    Senja bersinar di ufuk barat, menemani cahaya yang kian berlalu terganti oleh samar gelapnya malam.Hari mulai gelap, Malik bersama bapak Marzuki dan neng Ayu tengah berkemas pulang dari pasar menuju ke tempat peristirahatan."Neng pulang duluan yah sama A Malik bapak mau mampir ke rumah pak ustadz dulu di belakang pasar bilang yah sama ibu nanti pulangnya agak malaman". Cakap bapak memberit

  • Ms.Trouble   #15 Nasehat Cinta

    Matahari sepenggalah seperempat kepala, menandakan terik sinar matahari sudah hampir berada pada puncaknya. Hampir semua makhluk tengah mencari tempat untuk berteduh, ada yang di bawah rumah, kios-kios dan ada juga yang di bawah naungan rindangnya pohon-pohon besar.Tapi tidak dengan Malik yang masih asyik menjajakan dagangannya di pasar."Malik sini". Panggil bapak menyuruh Malik mendekat."Iya pak". Sahut Malik melangkah pelan berpaling dari ibu penjual getuk yang tengah kesusahan mencerna setiap saran dari Malik."Kamu jaga dagangan bapak yah, bapak mau pulang sebentar mau nganterin pesanan orang di kampung sebelah". Pinta bapak kepada Malik agar tak jauh-jauh dari dagangannya itu.

  • Ms.Trouble   #14 Hasil Memuaskan

    Matahari sepenggalah seperempat kepala, menandakan terik sinar matahari sudah hampir berada pada puncaknya. Hampir semua makhluk tengah berteduh di bawah naungan rindangnya pohon-pohon besar.Tapi tidak dengan Malik yang masih asyik berdagang di pasar."Malik sini". Panggil bapak menyuruh Malik mendekat."Iya pak". Sahut Malik melangkah pelan berpaling dari ibu penjual getuk yang tengah kesusahan mencerna setiap saran dari Malik."Kamu jaga dagangan bapak yah, bapak mau pulang sebentar mau nganterin pesanan orang di kampung sebelah". Pinta bapak kepada Malik agar tak jauh-jauh dari dagangannya itu.

  • Ms.Trouble   #13 Marketing Getuk

    Hiruk pikuk kehidupan masyarakat pedesaan begitu terasa sangat hangat dikala Malik sampai di tengah pasar. Malik bertemu dengan seorang ibu penjual getuk yang tengah dirundung kemalangan karena sampai berjam-jam menunggu dagangannya belum satupun dicicipi pembeli bahkan menawar pun belum ada.Melihat kondisi itu Malik dengan segala upaya mendiskusikan rencana pemasaran produk getuk agar laku keras dipasaran dan tidak melulu harus mengungu pembeli."Makanan ini apa namanya Bu?". Tanya Malik kepada ibu penjual sembari memegang makanan yang ada di depannya."Ini namanya getuk nak, makanan khas orang Sunda, khususnya di daerah sini dahulu cukup terkenal akan kelezatan rasanya". Tutur ibu penjual getuk menceritakan tentang getuk."Hmm begitu yah bu, kok sekarang dagangan ibu masih banyak yah apa ada yang salah Bu dengan dagangan ibu?". Tanya Malik keheranan karena cerita kelezatan getuk tak mampu menepis kenyataan.

  • Ms.Trouble   #12 Pasar Tradisional

    Mentari pagi mulai tampak dari kejauhan, menghangati setiap insan makhluk di bumi. Suara kicau burung menyambut riang kedatangannya di pucuk-pucuk daun pohon cemara.Malik duduk termenung di samping pak Marzuki yang sedang fokus menyetir mobilnya."Nak Malik sudah betah belum di sini". Bapak Marzuki memulai pembicaraan berusaha mengusir keheningan."Alhamdulillah Pak saya sudah betah, tapi pak". Malik ingin mengucapkan sesuatu namun tidak enak hati."Tapi apa nak". Bapak Marzuki penasaran apakah ada hal yang disembunyikan oleh Malik."Sebenarnya saya juga rindu tempat yang seharusnya saya berada yaitu kampus Pak, takutnya saya di DO kalau belum juga kembali". Sahut

  • Ms.Trouble   #11 Pernyataan Menyakitkan

    "Simulasi teh naon A?". Tanya neng Ayu dengan polosnya menatap mata Malik."Simulasi itu semacam percobaan neng, jadi kaya sebelum melakukanya harus latihan dulu". Malik perlahan-lahan menjelaskan tentang sesuatu yang baru neng Ayu ketahui."Oh kaya ngicip gitu yah A". Ujar Ayu sembari berpikir."Nah itu tau, anak bapak Marzuki emang pinter". Sahut Malik membenarkan pemahamannya."Makasih A, Aa Malik juga pinter". Tambah Ayu."Pinter apa nih neng?". Tanya Malik melangkah lebih mendekat."Pinter banget buat neng jatuh hati, eh keceplosan". Neng Ayu menutup mukanya karena malu.Bagai petir disiang bolong perkataan itu membu

  • Ms.Trouble   #10 Kesempatan Kedua

    "Eh iya pak". Sahut Ayu terkejut."Maaf yah neng". Ujar Malik sembari menunduk malu.Tanpa jawaban, neng Ayu berlalu meninggalkan Malik yang masih mematung di atas mobil.Malik menyesali perbuatannya yang tak senonoh kepada neng Ayu, ia menyadari bahwa dirinya hanyalah penumpang di rumah keluarga neng Ayu dan seharusnya Malik menjaga perasaannya hanya untuk Salima seorang bukan malah dengan gampangnya tergoda wanita lain, terlebih neng Ayu masih dibawah umur.Beberapa detik kemudian neng Ayu membawa dompet milik ayahnya."Dompet ini bukan pak?". Teriak Ayu kepada ayahnya yang tengah sibuk menghitung jumlah keranjang sembari menunjukkan dompet berwarna merah.

  • Ms.Trouble   #9 Mengungkapkan Atau Menyembunyikan

    Pembaca yang Budiman, dalam bab ini terdapat konten dewasa harap bijak dalam membacaAlhasil malam itu neng Ayu tak bisa tidur karena terus terbayang wajah tampan Aa Malik."Ah sial". Gerutu neng Ayu karena raga harus kalah oleh hati yang sudah terpaut wajahnya.Pagi mulai tampak dari balik celah pepohonan yang mengitari kediaman keluarga neng Ayu, menampakkan pemandangan indah khas pedesaan, udara segar memanjakan paru-paru setiap makhluk yang menghirupnya.Di sisi lain pagi itu Malik sudah mulai membaik kondisi fisiknya dan memutuskan untuk membantu bapak menyiapkan dagangan yang akan mereka jual."Ini di taruh di mana pak". Tanya Malik kepada bapak berpeci hitam yang diketahui bernam

DMCA.com Protection Status