Beranda / Romansa / Mother In-Love / 18. Permata Indah

Share

18. Permata Indah

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

MIL 18 – Permata Indah

Dahlia terbangun dengan napas terengah-engah. Mulutnya terbuka dan tenggorokannya terasa kering. Tubuhnya panas dan sensitif di mana-mana. Kepuasan baru saja menghantamnya dengan keras dan dia terbangun dari tidur tampak seperti seseorang yang baru saja mencapai puncak kenikmatan.

Beradaptasi dengan kegelapan di ruangan itu, Dahlia mengerjap, mencoba mengumpulkan sisa kesadarannya yang tercerai-berai.

Lalu saat semuanya telah dia dapatkan, bisikan pelan lolos dari bibirnya, “Mimpi macam apa itu?”

Tidak, itu bukan mimpi, melainkan bagian dari ingatannya akan malam itu, malam di mana dia melakukan kesalahan besar dengan tidur bersama menantunya sendiri.

Dahlia memejamkan matanya lagi, mencoba mengenyahkan bayangan itu dari benaknya. Karena masalahnya adalah, mimpi itu terasa sangat—sangat—nyata! Bahkan kulit Dahlia sekarang masih meremang oleh bekas sentuhan pria itu di dalam mimpinya. Darahnya mas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mother In-Love   19. Takut Dicurigai

    MIL 19 – Takut DicurigaiHari itu juga, Dahlia pergi menemui dokter ditemani oleh asistennya, Ashley. Seorang sopir telah menunggu mereka di luar dan setelah melakukan pemeriksaan, Dahlia langsung kembali ke apartemennya.“Anda diharuskan untuk beristirahat selama dua hari, Nyonya Harrison,” kata Dokter.Tadinya Dahlia ingin melanggar itu, tapi Ashley berkata, “Sebaiknya Anda mengikuti saran Dokter, Ma’am. Saya tidak ingin kesehatan Anda memburuk yang mana hal itu akan memakan waktu lebih lama untuk sembuh dan sama sekali tidak efisien.”Dahlia pun akhirnya menurut karena ucapan Ashley itu memang ada benarnya. Itulah kenapa dia mempekerjakan wanita itu sebagai asistennya, karena Ashley sangat bisa diandalkan dalam banyak hal.Namun sebagai gantinya, beberapa pekerjaan mudah Dahlia lakukan di rumah. Dia duduk di hadapan televisi dengan laptop di hadapannya yang menyala. Mata Dahlia terfokus ke ara

  • Mother In-Love   20. Telepon

    Brianna benar-benar mabuk semalam. Sera membawanya pulang ke apartemen wanita itu dan kini Brianna tengah tertidur di atas ranjang berukung king size milik Sera. Brianna ingin berbaring lebih lama lagi, tapi sebuah dering telepon yang membangunkannya tadi dan diakhiri dengan sebuah pesan singkat berisi informasi yang sangat penting baginya.[Hari ini ibu tirimu tidak hadir karena sakit. Datanglah dan hadiri rapat untuk menggantikannya.]Pandangan Brianna tampak menerawang untuk beberapa saat. Dahlia sakit?Separah apa penyakitnya itu sampai membuatnya lalai dalam pekerjaannya? Pikir Brianna. Dia segera bangkit dan hendak pergi ke kamar mandi saat tiba-tiba saja pintu terbuka.Sera Vincent, sahabat Brianna, muncul di sana dengan nampan yang Brianna yakini berisi sarapan.“Oh, kau sudah bangun?” Sera tampak terkejut.Brianna menyugar rambut panjangnya ke belakang dan mendesah lelah. “Ya. Aku harus cepat-cepa

  • Mother In-Love   21. Olahraga

    Sesaat setelah mendengar suara seorang pria menyambutnya di seberang sana, Ashley langsung tertegun. Bukan hanya karena suaranya, tapi juga karena ucapannya yang sangat tidak biasa. Kalau dia adalah orang yang memiliki keperluan bisnis, tidak mungkin akan mengatakan kata-kata manis seperti rayuan macam itu.Ashley buru-buru mendekati Dahlia yang sepertinya sudah hampir masuk ke alam mimpi, kemudian menyodorkan ponsel itu ke hadapannya. “Ma’am!” panggilnya tergesa.“Hah? Apa?” sahut Dahlia dengan suara mengantuk.Ashley semakin menyodorkan ponsel itu kepada Dahlia. “Anda mungkin mau mengangkat telepon ini sendiri.”“Ck! Aku mengantuk. Kau saja yang bicara,” sahut Dahlia, karena saat ini kesadarannya sangat rendah dan benaknya sedang tidak bisa berpikir jernih, juga matanya sudah tidak bisa diajak berkompromi karena terus menutup seperti lem.“Ma’am—““Ashley!”

  • Mother In-Love   22. Perasaan Yang Tidak Biasa

    Menyaksikan perubahan raut wajah wanita di hadapannya membuat Kai Ronan tersenyum geli. Dia adalah tipe orang yang sangat jarang menunjukkan emosinya di hadapan orang lain, termasuk tersenyum.Namun, dengan Dahlia, Kai Ronan selalu merasa terhibur. Sehingga perasaan tertarik itu tidak bisa dia hindari."Apa yang kau pikirkan?" kata Kai Ronan, menyentak Dahlia bangun dari lamunannya dengan cepat. Semburat merah tampak di pipi wanita itu yang mulus.Kai Ronan harus menahan diri untuk tidak menunduk dan mengecupnya. Semenjak malam itu berlalu, dia tidak pernah lagi bermain-main dengan wanita. Bahkan istrinya sendiri, bersikap seolah dia tidak memiliki suami. Kai tidak bermaksud untuk mengatur-ngatur Brianna, wanita itu juga bebas melakukan apa yang dia mau, begitu pun juga dengan Kai sendiri."Selama malam, Sir-""Tunggu!" cegah Kai Ronan saat Dahlia hendak menutup kembali pintu apartemennya. Seperti di malam sebelumnya, Kai menahan pintu itu yang juga ditahan

  • Mother In-Love   23. Terjerat

    MIL 23 - TerjeratDahlia melangkahkan kakinya yang jenjang menuju sebuah ruang kerja yang kemarin telah disiapkan untuk Brianna atas perintahnya. Ruangan itu memang sejak awal diperuntukkan oleh Brianna, jadi Dahlia hanya menyuruh pegawai kantornya untuk membersihkan tempat tersebut dan sedikit menatanya ulang.Saat Dahlia sampai di depan pintu yang tidak tertutup dengan sempurna, dia mendengar suara Brianna berbicara dengan seseorang di dalam."Jadi, kau sudah punya ruanganmu sendiri?" kata seorang wanita yang Dahlia yakin adalah Sera."Ya, Bibi menyiapkannya untukku. Dia ingin agar aku segera menduduki kepemimpinan di perusahaan ini tanpa menunggu lebih lama."Tangan Dahlia yang semula hendak mendorong pintu itu; terhenti."Sepertinya Bibi Georgia sangat mendukungmu," balas Sera."Benar. Paman Kyle juga."Niat Dahlia kini sepenuhnya hilang untuk menemui Brianna di dalam sana. Bagaimana bisa dia menemui anak tirinya itu dan berharap bahwa dia

  • Mother In-Love   24. Terperangkap

    Sebuah paket diterima Dahlia di kantornya, yang berisi setelan gaun malam yang indah dan sepasang sepatu cantik berwarna hitam. Di secarik kertas yang terdapat di sana bertuliskan;[Tidak sabar melihatmu mengenakan gaun hijau ini di makan malam nanti.]Hanya dari kata-kata itu saja, Dahlia sudah bisa menebak siapa yang mengiriminya paket ini.Dan oleh karena itu, Dahlia tidak akan mengenakan gaun di sana. Tidak akan pernah. Tidak peduli sebagus apa pun. Bahkan kalung berlian yang pria itu berikan padanya kemarin, telah Dahlia simpan rapi di dalam kotak perhiasannya yang paling dalam dan kemungkinan tidak akan dia keluarkan lagi.Dengan jantung yang berdebar kencang, Dahlia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kediaman Harrison dengan setelan kemeja dan celana bahan berwarna hitam. Weston menyambutnya dengan sangat ramah seolah dia bahagia akan kepulangan Dahlia setelah sekian lama—padahal baru beberapa hari."Kudengar Anda sakit, Ma'am. Baga

  • Mother In-Love   25. Sebuah Syarat

    "Kau—" napas Dahlia tercekat mendengar kata-kata vulgar sekaligus menyakitkan yang Kai Ronan katakan padanya.Air menggenang di pelupuk mata Dahlia. "Apa kau tahu seberapa frustrasinya aku untuk menjalani hariku setelah malam terkutuk itu?!""Aku tidak tahu," jawab Kai Ronan dengan nada tak acuh. "Yang aku tahu bahwa hariku juga tidak pernah kembali normal setelah malam indah yang kita lalui saat itu."Dahlia semakin ingin menangis dibuatnya. Batin dan pikirannya berperang antara membenci Kai Ronan atau menginginkannya sama seperti malam yang telah mereka lalui bersama. Dan di mana pun di antara keduanya, Dahlia membenci dirinya sendiri.Tapi lihatlah pria ini. Dia sama sekali tidak merasa bersalah atau setidaknya mencoba mengerti akan apa yang Dahlia rasakan."Kau benar-benar berengsek," lirih Dahlia dengan nada tajam.Kai Ronan tersenyum miring. Kilatan emosi yang dalam tampak di matanya yang berwarna biru gelap itu. Dahlia baru memperhati

  • Mother In-Love   26. Persetujuan

    "A-aku ... tidak mau!" Kata-kata penolakan lah yang akhirnya Dahlia ucapkan, tapi kedua tangannya tanpa sadar telah mengalung di leher pria itu, merasakan halus rambutnya yang pendek—yang dia tarik saat sensasi kecupan di lehernya tidak tertahankan.Kai Ronan terkekeh dengan suara serak dan berat. Dia menjauh dan menatap maha karyanya di leher Dahlia."Kalau kau tidak mau, aku akan memberi tahu Brianna tentang apa yang telah kita lakukan."Mata Dahlia yang semula terpejam rapat terbuka sedikit, tampak jelas telah dikuasai oleh kabut gairah yang pekat."Jangan lakukan itu," lirihnya."Kalau begitu jadilah milikku." Kai Ronan memajukan wajahnya lagi dan kali ini mencium bibir Dahlia.Rasa yang begitu intens dan menyengat setiap saraf dalam tubuh membuat Dahlia mengerang saat bibir mereka menyatu. Tapi sesaat setelah dia mendengar suaranya itu, kesadarannya kembali walau tidak sepenuhnya. Dia mendorong Kai Ronan dengan kuat dan menatap matanya.

Bab terbaru

  • Mother In-Love   35. Menari Untuk Musik

    Terlalu ramai. Itu adalah pikiran pertama Dahlia sesaat setelah dia menapakkan kakinya di dalam, juga sedikit terkejut karena ternyata ruangan itu sangat luas dan diisi oleh manusia lebih banyak dari yang Dahlia kira.“Ada lagi di atas,” bisik Kai di dekat telinganya.Tapi tidak peduli seberapa ramai atau sesaknya tempat ini, entah kenapa Dahlia tidak merasa tertekan berada di sana. Dia menatap sekitarnya dengan penuh ketertarikan yang tampak dengan jelas di kedua mata hijaunya itu.Kai yang melihat Dahlia, tersenyum kecil. Dia menggiring Dahlia untuk duduk di meja bundar yang telah diisi oleh beberapa orang dan hanya terdapat tiga kursi kosong di sana dari tujuh. Dahlia tidak mengenal orang-orang ini, tapi suasana di sekitar mereka memberi tahu bahwa mereka tidak perlu saling mengenal untuk mendapatkan kesenangan bersama-sama, persis seperti yang Kai bilang.Dahlia duduk di sana, sementara Kai menunduk ke arahny

  • Mother In-Love   34. Pesisir Pantai

    Mereka berkendara menuju pesisir. Yang kemudian mempertemukan mereka dengan perbatasan jurang yang curam dan pantai. Kendaraan di sana semakin sedikit dan Dahlia tidak kuasa untuk tidak membuka kaca helmnya dan membiarkan angin yang kencang menerpa wajahnya.Senyum di bibir Dahlia melebar. Pelukannya pada Kai Ronan mengencang, merasakan perut rata dan keras milik pria itu di bawah tangannya.Motor melaju turun dari jalanan curam ke jalan tepat di dekat pantai, mereka hanya terpisah oleh birai besi di pinggir dan suara ombak mulai terdengar bersamaan dengan suara mesin motor.Dahlia terpaku menatap pemandangan di depannya, pada bulan dengan cahaya pucat yang menerpa air laut, seolah menebar bintang di bawahnya.Kai sepenuhnya mengerti dan segera memelankan laju motor supaya Dahlia bisa menikmati pemandangan indah itu lebih lama.Pemandangan yang mungkin bagi orang lain biasa saja, termasuk bagi Kai sendiri, tampak sangat berarti bagi wanita di belak

  • Mother In-Love   33. Pemandangan

    “Jadi maksudmu, kau bebas melakukan apa pun padaku?” Dahlia menatap pria di hadapannya penuh curiga.Dan Kai Ronan hanya menyengir. “Dan kau juga bebas melakukan apa pun padaku,” sahutnya dengan suara yang sengaja dipelankan seolah itu adalah rahasia mereka berdua.Mereka memang tengah menyimpan sebuah rahasia yang menurut Dahlia sangat berbahaya. Dan tidak ada yang bisa Dahlia lakukan untuk itu. Dia merasa seolah tidak memiliki kuasa apa pun mengenai hubungannya dengan Kai Ronan saat ini.Sejak awal memang hanya pria itu seorang yang memegang kendali.Dahlia terdiam cukup lama sembari mengalihkan pandang.Kai kemudian menangkupkan telapak tangannya yang besar dan hangat ke wajah Dahlia dan memaksa wanita itu untuk menatapnya. Manik mata zamrud dan hazel gelap itu saling menumbuk.Gestur lembut penuh afeksi tersebut membuat otak Dahlia tidak kuasa untuk tidak memikirkan hal apa yang akan terjadi pada mereka malam ini.

  • Mother In-Love   32. Kebebasan

    Bab 32 –“Aku rasa ini tidak benar, Ronan,” Dahlia berbisik rendah di belakang Kai Ronan yang dengan perlahan mengeluarkan motornya dari parkisan di bagasi. Pria itu naik dan memberikan Dahlia helm untuk wanita itu gunakan. Senyum miring tersemat di bibirnya kala melihat Dahlia memberengut tidak yakin.“Oh ayolah, kapan memang hal yang kita lakukan berdua itu benar?” cemoohnya.Itu adalah pernyataan telak yang tidak ingin Dahlia dengar, tapi memang faktanya begitu dan dia tidak bisa membantah. Dahlia menundukkan pandangannya menatap helm yang dia pegang. Keyakinannya untuk ikut tadi mendadak loncat entah ke mana.Kai Ronan yang menyadari itu menghela napas. Dia mengangkat dagu Dahlia agar tatapan mereka sejajar. Lalu Kai merunduk dan mengecup bibir wanita itu.“Untuk malam ini, mari kita lupakan siapa kita sebenarnya. Hubungan apa pun yang kita miliki, anggap tidak pernah ada. Aku, Kai Ronan, adalah orang asing b

  • Mother In-Love   31. Mengendap-ngendap

    Suara pekikan terkejut Dahlia memecah kesunyian malam.Kai yang mendarat dengan mulus langsung berdiri dan membekap mulut ibu mertuanya itu. “Ssst! Kau akan membangunkan para penghuni rumah.”“Nghmmmm!”“Apa?” Kai Ronan tersenyum geli dan mendekatkan telinganya ke wajah Dahlia.“Nghmm!”“Aku tidak mendengar—”Dahlia menepis tangan Kai Ronan darinya dan mendorong pria itu. “Apa yang kau lakukan?!” serunya dengan suara tertahan.Kai tertawa kecil, lalu bergerak mengambil alih cangkir di tangan Dahlia—yang isinya sudah tumpah ke lantai—dan meletakkan benda itu ke meja.Dahlia yang baru sadar hal itu segera mengelap tangannya yang basah ke baju tidurnya.“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat,” kata Kai Ronan.“Ke mana?”“Kau mau ikut denganku?”Dahlia menggeleng tanpa pikir panjan

  • Mother In-Love   30. Di Balkon

    “Brianna.”“Ya, Mom?”“Kapan dia akan pergi dari sini?”Brianna mengernyit. bertanya-tanya apa maksud ibu mertuanya ini. “Siapa?” tanya Brianna heran.Dengan raut jijik di wajahnya, Mariska menjawab, “Ibu tirimu.”Brianna sontak menoleh ke belakang, melihat Dahlia berdiri di sana, yang ketika mata mereka bertemu wanita itu langsung memberikan senyum lebarnya.“Dia ....” Brianna mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Dia memang berniat untuk menyingkirkan Dahlia, tapi kalau ditanya 'kapan', Brianna tidak bisa menjawab. “Untuk saat ini, dia akan tetap tinggal di kediaman Harrison, Mom.”“Oh, Ya Tuhan. Kau benar-benar kasihan, Anakku. Bagaimana bisa kau tahan dengan wanita dingin itu?”Entah kenapa, Brianna merasa sedikit disentil rasa jengkel oleh ucapan simpati ibu mertuanya itu. Karena bagaimana pun, Dahlia adalah ib

  • Mother In-Love   29. Perbedaan

    Memasang senyum ramah, Dahlia menghampiri Mariska."Mariska. Hai, selamat datang," sapa Dahlia dengan antusias. Dia membuka tangannya hendak melakukan salam basa basi untuk mengecup pipi wanita itu, tapi secara terang-terangan Mariska tidak menghiraukannya dan langsung menghampiri Brianna dengan antusias yang tidak dia tunjukkan saat berhadapan dengan Dahlia."Oh, lihatlah anak menantuku ini. Kau tampak cantik sekali.""Terima kasih, Mom," balas Brianna, kemudian memeluk ibu mertuanya pelan sebelum Mariska mengambil tempat duduk tepat di samping Dahlia.Dahlia juga kembali duduk di tempatnya tanpa mengatakan apa pun."Bagaimana perjalananmu kemari? Apa semuanya baik-baik saja?" Dahlia tidak menyerah dan mencoba menutupi rasa malunya dengan bertanya demikian, seolah apa yang Mariska lakukan tadi tidak mempermalukannya di hadapan Kai Ronan, Brianna, dan juga para pelayan yang ada di sana.Ah ya. Tidak hanya Dahlia, tapi juga anaknya sendiri Mariska

  • Mother In-Love   28. Makan Malam

    Penyesalan itu memang selalu datang di akhir. Tapi, karena Dahlia tahu bahwa tidak ada jalan keluar lain, dia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya. Apa yang dia dan Kai Ronan telah lakukan di perpustakaan tadi, biar saja menjadi rahasia gelapnya yang hanya mereka berdua tahu.Menyadari hal itu, menyadari dirinya kini telah melakukan sesuatu yang buruk secara sembunyi-sembunyi, membuat Dahlia merasa seperti sampah.Dia mencoba untuk berkonsentrasi pada makan malam ini dengan menarik napas dalam-dalam agar aroma makanan yang lezat tercium oleh hidungnya. Tapi bahkan dengan itu, nafsu makannya tidak meningkat."Ibuku akan sampai lima menit lagi."Tubuh Dahlia menegang saat mendengar suara itu di belakangnya. Dia tidak menoleh, tapi tahu bahwa Kai Ronan melangkah mendekat dan kemudian duduk di hadapannya. Dahlia menunduk, pura-pura memainkan ponselnya. Dia tidak kuasa menatap Kai lagi tanpa memikirkan kenikmatan yang telah pria itu berikan. Bahkan puncak dada Dahl

  • Mother In-Love   27. Penyerahan Dahlia

    Gairah dan adrenalinnya terpacu. Melakukan ini dengan Kai Ronan adalah sebuah kesalahan yang seharusnya dia hentikan. Tapi keyakinannya itu telah menghilang selama beberapa menit lalu sebelum ciuman pria itu menghilangkan pikiran rasionalnya yang ingin memberontak. Kini yang tersisa adalah penyerahan.Dahlia membalas perlakuan Kai Ronan sama besar. Mengecup bibirnya, melumatnya, dan memeluknya erat seolah kedekatan mereka saat ini tidak pernah cukup.Suara cecap bibir yang basah saling beradu memenuhi ruangan tempat mereka berada, buku-buku di perpustakaan itu seolah menjadi saksi bisu pada dua insan yang tengah dimabuk hasrat.Merasa tidak cukup hanya dengan menciumnya, Kai menggendong tubuh Dahlia dan membawanya ke sofa yang ada di sana. Sofa itu sedikit berdebu. Partikel-partikel kecil beterbangan di udara dan nampak di garis cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela.Tubuhnya menindih Dahlia, meraup bibir ranum yang memerah dan terbuka

DMCA.com Protection Status