Share

Part 68

Author: Rizuki
last update Last Updated: 2021-11-10 04:25:29

“Silakan menunya. Ingin pesan apa?” tanya pelayan saat mengantarkan makanan untuk mereka dan memutus pembicaraan antar keduanya. Suasana cafe sedang tak begitu ramai, jadi mereka bisa memilih tempat duduk dengan leluasa. Karena mereka berencana untuk makan sambil berbincang, maka mereka memilih tempat duduk dekat jendela. Bagi Vian, tempat di dekat jendela adalah tempat sempurna untuk berbincang.

“Salad sayur, dengan air jeruk hangat,” ujar Farrin dan membuahkan kernyitan di dahi Vian. Di siang terik seperti ini, istrinya memesan minuman hangat?

“Berat badanku naik dua kilo. Dan aku butuh penyeimbang untuk menurunkannya,” lanjut Farrin. Ia memang sengaja memilih makanan dan minuman yang tak mengandung banyak lemak untuk menjaga berat badannya agar tetap seimbang. Padahal menurut pandangan Vian, jika Farrin menambah berat dua kilo pun tak akan menjadi masalah. Farrin akan tetap cantik dan menarik di matanya.

“Aku pesan ay

Rizuki

mon amour masih up di tanggal genap, ya. yuks baig gems kalian untuk dukung cerita ini

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mon Amour   part 69

    “Setelah ini kau akan ke mana?” tanya Vian begitu mereka menyelesaikan makan siang. Meski banyak pekerjaan di kantor yang menunggu untuk ia kerjakan, ia sama sekali tak ingin kembali. Persetan dengan amukan Avan dan Rizuki yang akan menyudutkannya. Ia ingin menenangkan diri untuk saat ini. Bagaimanapun juga, bertemu dan berbincang dengan Lena cukup membuatnya berpikir berat.Bagaimana jika sebulan dari sekarang Lena dinyatakan hamil? Bagaimana dengan Farrin, orang yang sejak dulu ia inginkan dan kini sudah berada di sampingnya? Sebagai seorang pria, ia harus mmiliki komitmen yang baik. Namun, kini ia sendiri yang menodai komitmen dan melukai istrinya secara diam-diam.Andai saja, sejak awal ia tak bermain-main atau keburu nafsu, mungkin tidak akan berada di dalam kondisi seperti ini.“Seperti biasa, kembali ke kelas. Meski bukan jadwalku untuk menjaga atau mengajar les, tapi aku harus berada di sana untuk kmengecek pekerjaan rumah anak-anak,&rd

    Last Updated : 2021-11-13
  • Mon Amour   Part 70

    Sudah sebulan lebih dari hari di mana Vian menjemput Farrin di tempat kerjanya untuk makan siang bersama. Itu berarti, Vian harus melaksanakan janjinya untuk mengajak Lena ke dokter untuk memeriksakan dirinya. Entah apa hasilnya nanti, Vian harus bersiap.Setelah mereka makan siang saat itu, tiada lagi makan siang bersama setelahnya. Vian benar-benar disibukkan dengan pekerjaannya, begitu pun dengan Avan dan Rizuki. Selama mengerjakan tugasnya, Vian sama sekali tidak merasakan ada diskriminasi dari dua orang yang menjadi atasannya itu. Selaku orang dengan tiga jabatan tertinggi di kantor, Vian merasa cukup adil karena mereka biasa pulang bersama.Hanya Farrin yang merasa kesepian dan mnjadi dampak dari pekerjaan gila mereka. Gila karena mereka terlihat mengebut untuk mencapai hal yang harus diselesaikan secepat mungkin. Jika dilihat secara sekilas mungkin tak akan ada perubahan, tetapi jika ditelisik, keadaan mereka bertiga cukup miris. Avan dan Vian terlihat lebih ber

    Last Updated : 2021-11-16
  • Mon Amour   Part 71

    Vian dan Lena terdiam saja mendengar perkataan sang dokter. Hubungan mereka memang tak sedekat itu untuk membuat panggilan mesra seperti pasangan lainnya. Juga, mereka memang sengaja tidak melakukan pemeriksaan dini dengan menggunakan alat instan seperti itu karena kesepakatan mereka di awal. Bagaimanapun juga, Vian ingin mengetahui hasilnya langsung.“Hm, baiklah. Sepertinya kalian akan merayakan sesuatu setelah ini,” ujar sang dokter. Tangannya bergera untuk mencari posisi yang pas dan matanya sesekali melirik ke layar monitor.“Selamat! Kurang dari sembilan bulan lagi kalian akan menggendong buah hati kalian yang pertama.”Deg!Jantung Vian serasa jatuh dari tempatnya mendengar keputusan dari dokter. Meski sebelum ini ia telah bersiap, tetap saja keputusan itu terdengar berat dan mutlak. Meski dokter tak mengatakannya secara langsung, ia tahu apa yang dimaksud.“Kapan terakhir kali si ibu mengalami menstruasi?&rdquo

    Last Updated : 2021-11-18
  • Mon Amour   Part 72

    "Aku tak menyangka jika akan berakhir seperti ini, Vi," bisik Farrin. Air matanya menetes saat ia menundukkan wajah. Kini, bangku taman rumah sakit menjadi saksi bahwa sang suami memiliki wanita lain di hidupnya.Berawal dari ia yang bermaksud memeriksakan diri ke dokter kandungan, dan mendapati Vian keluar dari ruangan itu dengan menggandeng seorang wanita dengan wajah berseri. Meski sang suami tidak menunjukkan tanda-tanda bahagia, ia tetap tak bisa menghilangkan prasangka buruk di hatinya.Tak ingin menuduh tanpa bukti, Farrin membututi mereka hingga ke apotek. Jaraknya cukup dekat, hingga Farrin bisa mendengar wanita itu menyebut Vian sebagai ayah dari bayi yang ia kandung. Jika sudah begitu, bisakah ia tak berpikiran buruk? Jika bukti sudah di depan mata, bagaimana ia tak berpikiran buruk?Belum dua bulan usia pernikahan mereka, Farrin harus merasakan pengkhianatan secepat ini. Sebelumnya Vian memang mengatakan jika ia menginginkan anak kecil, tetapi bukan

    Last Updated : 2021-11-20
  • Mon Amour   Part 73

    “Aku ... aku tadi melihat Vian keluar dari dokter kandungan dengan menggandeng seorang wanita. Aku membuntuti mereka, dan mendengar percakapan bahwa yang dikandung wanita itu adalah anak dari Vian. Van, apa kau tahu selama ini Vian dekat dengan seorang wanita?” tanya Farrin. Air matanya kembali mengalir kala ia diingatkan pada kenyataan yang begitu terasa pahit untuk diingat. “Setahuku, tidak! Belakangan ini kami memang sering lembur hingga larut malam. Dan kami melakukannya bertiga. Hanya ada aku, Vian dan Rizuki di kantor. Kami juga pulang bersama meski dengan mobil berbeda, dan aku memastikan dengan mataku sendiri bahwa ia pulang ke apartmen kalian.” Avan tidak bohong akan ucapannya. Ia memang pulang bersama dengan Vian dan Rizuki. Ia yang semobil dengan Rizuki lalu mengantarkan sekretarisnya itu ke apartmen yang ia sewa, lalu ia pulang ke rumah. Sebenarnya bisa saja ia mengatakan hal lain yang menjurus ke Vian yang bermain belakang dengan perempuan. Namun, hatiny

    Last Updated : 2021-11-22
  • Mon Amour   Part 74

    “Apakah hal itu pantas dilakukan dengan kakak iparmu? Tidakkah tindakan itu terlalu ekstrem, Istriku?” Suara Vian terdengar dan membuat dua orang yang tengah berpelukan di kursi taman rumah sakit itu terjengkit kaget. Dengan cepat, keduanya langsung menjaga jarak dan menoleh ke sumber suara.“Vi?” tanya Farrin. Ia tak menyangka jika akan bertemu dengan Vian di sini. Bukankah tadi ia telah melihat bahwa Vian sudah meninggalkan rumah sakit? Kenapa sekarang ia ada di sini?“Kenapa? Kaget saat suamimu mengetahui apa yang dilakukan istri dan kakaknya di belakangnya? Atau, kaget karena kelakuan busuk kalian ketahuan olehku?” sinis Vian. Ia tak menyangka saat ia kembali untuk mengambil salinan foto USG, ia melihat siluet kakan dan istrinya tengah berpelukan.Sebenarnya bukan berpelukan. Farrin hanya menyandarkan kepalanya ke pundak Avan karena menangis dan Avan yang mengelus pelan rambut Farrin. Bukankah hal itu tidak termasuk berpel

    Last Updated : 2021-11-24
  • Mon Amour   part 75

    Sesampainya di apartemen mereka, Farrin langsung menjatuhkan diri di sofa ruang tamu. Keduanya sama sekali tak membuka percakapan apa pun selama di mobil, dan hal itu sangat membuat Vian tak nyaman. Vian tahu, sesekali Farrin akan mengusap air matanya, tetapi hal itu sama sekali tak ditunjukkan pada Vian. Farrin hanya menatap pemandangan dari luar kaca jendela di sampingnya.Vian bertanya-tanya dalam hati, apakah sikapnya terlalu berlebihan hingga Farrin terlihat begitu kecewa padanya? Namun, ia merasa hal itu masihlah wajar karena di usia pernikahan mereka yang baru saja belum genap dua bulan, dengan seenaknya Farrin menyandarkan dirinya di pundak Avan.Avan mungkin kini sudah menjadi kakak ipar Farrin. Namun, kisah mereka di masa lalu sangat mengganggu Vian yang baru menjalin hubungan dengannya. Vian merasa jika Avan tengah berencana untuk memisahkan mereka berdua. Hanya saja hingga saat ini dia tidak menemukan celah apa pun tentang yang Avan lakukan.Avan sel

    Last Updated : 2021-11-26
  • Mon Amour   Part 76

    “Jadi, ayo kita selesaikan urusan kita yang belum sempat dibahas. Aku tak ingin kita membiarkan masalah ini berlarut-larut dan tak akan pernah selesai,” lanjut Vian.Berlarut-larut? Farrin mungkin tak akan membiarkannya berlarut-larut jika saja Vian mau menjelaskan keadaan yang sesungguhnya pada mereka. Masalah ini mungkin hanyalah masalah pertama mereka. Namun, bukankah masalah ini terlalu besar?Farrin masih tetap berdiri dan enggan melihat ke wajah Vian yang menurutnya menjijikkan. Baginya, seseorang yang sudah berkhianat, sampai kapan pun tetap pengkhianat. Entah sekali pun hal itu karena sebuah alasan yang tidak sengaja.Jika sudah berkhianat, adakah penghianatan yang tidak disengaja?“Meski Avan banyak menyakiti hatiku, tetapi dia tidak pernah mengkhianatiku. Ia memang dekat dengan Rizuki, tapi sebatas yang kutahu, Avan hanya melihatnya sebagai sosok seorang kakak,” pikir Farrin.Sebelum mengerahui keadaa Rizuki ia mem

    Last Updated : 2021-11-28

Latest chapter

  • Mon Amour   Part 127

    “Van?” bisik Farrin seakan tak mempercayai pandangannya. Matanya tak berkedip untuk beberapa saat, kala ia mengagumi sosok yang pernah ia tolak di altar. “Ini aku, Fa. Aku datang untuk menjemputmu,” ujar Avan. Pria serupa Vian itu tersenyum lembut dan berjalan pelan menuju tempat Farrin berdiri termagu. Ia ingin tertawa, menertawakan wanita yang telah menolaknya itu dan terlihat rapuh untuk saat ini. “Berkediplah! Aku bukan fatamorgana atau ilusi semata. Aku nyata dan bisa kau rengkuh dalam pelukanmu, Mon Amour.” Ah, panggilan yang Farrin rindukan. Hancur sudah pertahanan Farrin dan ketika ia berkedip, air matanya lolos begitu saja. Ia tak menyangka jika setlah semua ini, ia baru menyadari bahwa ia butuh Avan untuk bersandar, bukan Vian atau dirinya sendiri seperti yang pernah ia katakan. Hatinya terlalu pongah untuk mengakui jika ia masih membutuhkan bahu pria untuk bersandar. Ia pikir, mungkin akan lebih baik untuk berdiri sendiri seperti yang dulu

  • Mon Amour   Part 126

    Farrin menerima kenyataan jika Avan tak akan menerimanya karena ia sekarang sudah menjadi bekas sang adik. Dengan perlahan, ia kembali menatap kolam dan mengusap lembut perut datarnya. Tempat di mana nyawa lain kini tengah bersemayam dan menunggu untuk bertumbuh. “Avan dengan senang akan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang kau kandung,” ujar Rizuki. Ia memahami apa yang membuat Farrin murung. “Apakah bisa? Aku takut jika ....” “Jika dia akan lebih menyayangi anak kandungnya nanti jika kau memutuskan bersamanya?” Farrin mengangguk. Sudah Rizuki duga jika Farrin akan berpikir seperti itu. Sebelum ini, keduanya sudah membahas bahwa ia tak akan mempermasalahkan jika Farrin ingin kembali bersama Avan. Wanita berdarah Jepang itu juga mengatakan bahwa Avan sama sekali tak tahu menahu tentang apa yang sudah ia lakukan pada mantan kekasihnya itu. Avan murni pergi tanpa mengetahui apa pun tentang keberadaan Farrin. Awalnya, Farrin memutuskan un

  • Mon Amour   Part 125

    “Dia tuanku.” Hanya jawaban itu yang bisa Farrin dengar dari bibir Natsu dan membuat wanita yang masih hamil muda itu mendengus kesal. Tentu saja, siapa pun di rumah ini pasti tahu kedudukan pria itu bagi Natsu. Namun, bukan jawaban itu yang Farrin butuhkan. Ia ingin jawaban yang lebih bagus dan spesifik dari hal itu. Alhasil, Farrin mendiamkan Natsu dan sama sekali tak menyentuh apa pun yang Natsu siapkan untuknya. Ia merasa jika selama ini idirinya menjadi boneka yang bisa dipermainkan oleh semua orang. Setelah permainan Avan dan Vian, disusul Rizuki, lalu kini Natsu. Jadi, ia memutuskan untuk menunggu istri dari pria misterius yang mendatanginya kemarin dan mencari jawaban darinya. Tanpa disadari, waktu sudah berjalan cepat dan hari telah berganti. Meninggalkan Farrin yang masih enggan memasukkan apa pun ke mulutnya karena rasa kesal. Alex bahkan Natsu menyerah untuk membujuknya, bahkan ketika Natsu membujuk dengan jiwa yang Farrin bawa bersamanya pun, Far

  • Mon Amour   Part 124

    “Kau, siapa?” tanya Farrin. Ekspektasinya akan Avan menghilang begitu saja kala ia mendapati sosok pria yang tak ia kenal sama sekali. Pria berbadan tegap, memiliki mata sipit khas Jepang, dan kulit kuning kecoklatan yang dibalut dengan tuxedo. Dari yang ia fahami, pria itu bukan orang sembarangan yang bisa ia singgung dengan mudah.“Konnichiwa (selamat siang),” ujar pria itu sambil memberi salam khas Jepang. “Boku no nawae wa Daisuke desu, yoroshiku. (Namaku Daisuke, salam kenal)”Farrin hanya bisa mematung dan menatapnya dengan raut wajah yang tak bisa dimengerti oleh Alex yang berdiri seolah tengah mengawal pria itu. Mungkin, Farrin sedikit syok atau tidak mengerti apa yang diucap oleh pria itu.“Ah, Rin-chan. Maksud Tuan, beliau sedang memperkenalkan diri.” Natsu tiba dan berusaha menjelaskan siapa pria yang sedang duduk itu. Natsu mengerti, Farrin pasti tidak paham dengan ucapan pria yang memperkenalkan diriny

  • Mon Amour   Part 123

    Setelah Farrin meminta sarapan di waktu dini hari dan Alex serta Natsu mencurigai sesuatu, keduanya sepakat untuk melakukan serangkaian tes dan pertanyaan hingga mereka mengambil kesimplan bahwa Farrin memang membawa nyawa lain di tubuhnya. Bahkan, untuk menegaskan kesimpulannya, Alex sengaja pergi mencari apotek saat matahari telah terbit dan membeli alat tes kehamilan instan. Alex maupun Natsu sudah menduga jika hasilnya akan berakhir positif, tetapi tidak dengan Farrin. Ia masih merasa tidak percaya. Kegagalannya beberapa waktu lalu untuk melihat dua tanda garis pada alat itu membuat ia berkecil hati dan enggan berharap lebih. Memang, apa yang bisa Farrin harapkan? Sedangkan meski ia positif pun, keputusan perceraiannya dengan Vian sudah mencapai tahap final. Jadi, ia merasa jika lebih baik untuk menyembunyikannya saja. Toh, meski Vian tahu pun, ia tak bisa memberi keluarga yang baik untuk calon anaknya kelak. Vian sudah memiliki Lena di sampingnya dan akan memili

  • Mon Amour   Part 122

    Begitu selesai, Alex segera menuju dapur dan mendapati Natsu serta Farrin yang terduduk dan seperti menunggu kedatangannya. Alex tak tahu jika kehadirannya begitu ditunggu dengan antusias seperti ini. Ah, ia jadi menyesal saat ia berniat untuk mengulur waktu di kamar mandi dan berharap dua wanita yang hidup dengannya itu tak betah menunggu dan pergi tidur. “Maaf, Nona. Aku harus menyelesaikan sesuatu tadi,” jelas Alex. Ia tak ingin Farrin menuduhnya yang tidak-tidak, sedangkan yang sebenarnya memang ia tidak ada kegiatan sama sekali. Farrin menggeleng kecil dan tersenyum, lalu berkata, “Iya, tidak apa-apa. Aku bisa memaklumi, ya. Jaa ... ayo masakkan aku ramennya. Dua, ya. Aku ingin makan dengan Natsu-chan juga. Ah, tiga kalau juga ingin, ya. Aku tak ingin kau hanya diam dan melihat kami makan.” Ah sial! Ingin rasanya Alex mengumpati Farrin. Natsu, kan, bisa membuatnya sendiri, mengapa ia yang harus disuruh untuk membuatkannya juga. Ia yakin, Natsu bisa membu

  • Mon Amour   Part 121

    “Alex,” ujar Natsu. Ia menggoncang pelan tubuh Alex yang tengah terlelap di futon—kasur lantai khas Jepang, yang ada di kamarnya. Natsu mungkin merapal untuk meminta maaf untuk nanti, tetapi ia juga bersyukur karena Alex tidak mengunci pitu kamarnya.“Ada apa, Nats?” tanya Alex dengan pelan. Jika saja tuan yang memerintahkannya untuk menjaga Farrin ada di sini, sudah pasti ia akan mendapat hukuman karena menurunkan tingkat kewaspadaan. Karena bagaimanapun juga, Alex adalah seorang penjaga dan tugasnya adalah memiliki kewaspadaan yang tinggi. Dan membiarkan kamar tidak terkunci dan seseorang bisa masuk sembarangan adalah suatu kesalahan yang fatal.“Oh, tidak! Nats!” sergah Alex. Ia baru ingat jika tak mengunci kamar. Lalu, apakah ada suatu hal yang membuat wanita itu panik seperti ini?“Apa, lex?”“Aku lupa mengunci pintu dan menurunkan kewaspadaanku. Seharusnya aku tidak menuruti perkataan Farri

  • Mon Amour   Part 120

    “Vi, hentikan pencarianmu tentang Farrin.”Dengan satu kali tombol ditekan, pesan suara yang Nazilla kirimkan kini terkirim pada ponsel Vian. Ia sudah memutuskan untuk mengalah dan membiarkan Farrin lepas dari tanggung jawabnya. Setelah ini, ia hanya bisa berharap jika wanita itu bisa menemukan bahagianya sendiri, atau setidaknya menemukan orang yang mencintainya.Bukankah dicintai lebih baik ketimbang mencintai?Sebagai orang yang sudah melewati lima dasawarsa alam hidupnya, Nazilla mengerti betapa hidup terkadang tidak bisa kita kendalikan meski ada banyak uang di tangan kita. Padahal, tak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa jika kau memiliki uang, kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan.Mungkin mereka benar, tetapi bukan berarti harus dijadikan sebagai sebuah pembenaran.Nazilla sendiri yang mengalaminya tanpa ada bantuan cerita dari orang lain. Kini, meski uang dan kekuasaan bisa ia pegang, satu wanita untuk kebahagiaan pu

  • Mon Amour   Part 119

    “Ap-apa maksudmu, Ri?” Badan Nazilla mengalami tremor kecil saat Rizuki menyelesaikan ucapannya. Semakin lama, Wanita paruh baya itu semakin merasa terancam saat wanita yang enggan duduk itu mengatakan banyak hal. Bahaya! Ia bisa mencium ada tanda-tanda bahaya untuk nanti.“Mama sangat tahu apa yang kumaksud, tapi masih menanyakannya padaku? Biar kuberitahu satu hal, Ma. Biarkan Avan bersama dengan Farrin dan mereka menjemput bahagianya. Putra kesayanganmu sudah bertemu dengan wanita yang pas untuknya. Wanita yang mencintainya dan memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang bisnis. Sebagai orang yang kau anggap anak juga, aku mengatakan hal yang sebenarnya dan berharap Mama bisa mengerti.”Rizuki melirik Nazilla sekilas lalu melanjutkan, “Yang Mama tuduhkan, bahwa aku tidak adil pada kedua orang itu semata-mata juga karena Mama sendiri. Perlukah aku mengatakan semua hal yang membuat Mama bisa berpikir bahwa apa yang Mama lakukan adalah sebua

DMCA.com Protection Status