Bab 48 - Keingintahuan Andre"Di mana dia?" tanya Andre pada Joshua yang terlihat kelelahan, aisiten pribadinya itu mengerti siapa 'dia' yang Andre maksud, ia pun menjawab,"Ada di kamar Nona Zee, Tuan. Apa sekarang saya sudah boleh pulang?""Ya, pulanglah. Dan tolong, batalkan semua agenda saya hari ini. Kau istirahatlah!"Joshua sedikit menunduk, "Baik, saya akan reschedule agenda anda hari ini, Tuan. Kalau begitu, saya permisi dulu."Andre mengangguk pelan sebelum membuka kamar Zee, ia hanya mendapati Zee tidur seorang diri di kamarnya, tidak terlihat batang hidung Catherine.“Kitty!” Setengah berbisik Andre memanggil Catherine agar tidak membangunkan Zee, dengan sama pelannya ia mengetuk pintu kamar mandi karena ia yakin betul kalau Catherine ada di dalam sana, namun tidak ada respon sama sekali dari wanita itu, ia pun kembali mengetuk pintunya lagi.Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, Andre membuka pintu itu, dan Catherine tidak terdapat di dalamnya juga, ia mulai panik kar
Catherine berjalan hilir-mudik dengan perlahan sambil memegangi pinggangnya. Sesekali ia melirik daddy Isaac yang tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya. Mereka tahu, kalau tidak lama lagi Catherine akan melahirkan. Namun Catherine tidak mau terburu-buru ke rumah sakit."Kontraksi lagi?" tanya daddy Isaac saat Catherine kembali meringis dan menghentikan langkahnya. Kontraksinya yang awalnya berjarak sepuluh sampai lima puluh menit, sekarang menjadi lebih sering lagi. Dan intesitas nyerinya jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya."Ya. Tapi, aku masih bisa menahannya," jawab Catherine, ia kembali menegakkan lagi tubuhnya sebelum melanjutkan langkahnya."Kate, sudah nyaris seharian kamu seperti itu. Mau meneunggu sampai berapa lama lagi?""Belum keluar bercak darah atau pecah ketuban, Tuan Isaac. Kalau salah satunya sudah terjadi, baru kita ke rumah sakit," tolak Catherine dengan sopan.Selama ini, ia tidak pernah berlama-lama di rumah sakit, baik untuk memeriksa kandungannya atau la
Catherine memalingkan wajahnya, wanita itu seolah tidak mau menatap Andre lagi. Namun Andre tidak mau diabaikan, ia kembali mengarahkan wajah Catherine padanya,"Terima kasih karena sudah mau memberikan kesempatan pada Zee untuk hadir di dunia ini," Ucapannya terdengar lembut dan tulus. Tapi entah Catherine mempercayai ketulusannya itu atau tidak.Catherine balas menatap Andre dengan sorot terluka, entah sudah berapa banyak kesedihan yang Andre torehkan padanya, dan kini ia sangat menyesalinya."Hanya karena kehadirannya hasil dari pemaksaan dirimu padaku, bukan berarti aku tidak akan memberinya kesempatan hidup. Kenapa kamu menganggapku serendah itu?""Ya Tuhan, aku tidak sedang merendahkanmu, Kitty. Aku ... ""Keluar, Ndre! Tolong keluar dari kamar ini!" Dengan lirih Catherine mengusir Andre, sebelum luka hatinya bertambah lagi. Pria itu pandai sekali menyakitinya dalam berbagai cara."Aku tidak akan keluar, aku masih ingin di sini, bersamamu.""Ndre ... "Ucapan Catherine tertahan
"Kamu harus mendengar penjelasanku, Kitty!""Aku benci panggilan itu!""Tapi aku menyukainya. Terdengar beda dari yang lainnya. Aku akan tetap memanggilmu Kitty meski kita telah menikah!" tegas Andre."Me ... Menikah?" ulang Catherine."Haruskah aku mengulangi lagi?"Catherine mengibas tangannya dengan acuh, "Tidak perlu.""Tapi aku akan tetap mengulanginya. Aku akan menikahimu, Kitty. Aku akan memberikan keluarga yang utuh untuk putri kita.""Pernikahan seperti apa yang akan kamu bina bersama dengan wanita yang sangat kamu benci ini, Ndre?""Setelah aku tahu kamu tidak pernah memiliki hubungan serius dengan Daddyku, aku tidak lagi membencimu.""Tetap saja hal itu tidak dapat menutupi kenyataan, kalau kamu pernah sangat membenciku. Kebencian yang begitu besar, yang suatu saat bisa saja kembali lagi. Aku tidak mau menjalani pernikahan toxic. Ketika aku menikah nanti, aku akan menikah dengan pria yang aku cintai dengan segenap hatiku. Yang bals mencintaiku dengan jauh lebih besar lagi
"Ba ... Bagaimana kalau ternyata kamu mengingkarinya?" "Demi Tuhan, aku tidak akan mengingkarinya. Jika aku sudah berkomitmen dengan sesuatu, aku akan terus memegang komitmenku itu sampai aku menutup mata. Jika aku sudah memutuskan hidup bersama denganmu dan juga Zee, maka tidak akan ada satu pun yang dapat menghalangiku atau mengubah keputusanku itu!"Catherine terlihat menghapus airmata dengan wajahnya yang masih tertunduk dalam. Mungkin wanita itu tengah menimbang matang-matang penawaran yang Andre ajukan itu."Dan harus kamu ingat, baik kamu maupun Zee sekarang adalah milikku. Aku tidak mau siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku. Termasuk juga si Alvin sialan itu! Jauhkan dia, atau aku akan membuatnya menghilang untuk selamanya!"'Apa Andre sudah mulai posesif padaku dan Zee seperti keposesifannya pada Lea dulu?' tanya Catherine dalam hatinya. Ia telah jatuh cinta pada Andre sejak dulu, sejak pertama kali ia melihat pria itu. Meski saat itu ia masih menjalin hubungan
Setelah menutup pintu kamar Catherine, Andre baru saja mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi daddy Isaac, ketika terdengar bunyi password digital pintu masuknya. Ia pikir Joshua yang kembali. ternyata Thomas yang melangkah masuk dalam keadaan marah,"kenapa kamu melakukan itu padaku?" tanyanya tanpa basa-basi lagi. Terang saja Andre menjadi bingung dibuatnya."Melakukan apa?""Jangan pura-pura tidak tahu! Apa menghamili Kate saja belum cukup sampai kamu mau menikahi Lydia juga?"Tertarik dengan masalah yang tengah Thomas bahas, Andre sengaja memancing adiknya itu. Ia memang butuh seseorang untuk menyalurkan emosinya, dan kebetulan Thomas memancing amarah di antara mereka,"Ahh, jadi kamu tertarik dengan Lydia? Sejak kapan?" tanyanya."Sejak kapan itu bukan urusanmu, sialan! Kenap kamu tidak menikahi Kate saja?""Kamu tahu sendiri aku sangat membenci wanita itu." Andre semakin memancing amarah Thomas lebih jauh lagi.Satu kali saja tinju Thomas mendarat di wajahnya, maka itu pertand
"Bagaimana Daddy tidak kesal pada kalian? Dua anak laki-laki kebanggan Daddy telah merenggut paksa kehormatan wanita di bawah atap Daddy! Di bawah perlindungan Daddy sendiri! Dan sama sekali tidak ada niat untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kalian. Bahkan parahnya lagi kamu, Ndre. Kamu sama sekali tidak menyadari perbuatan bejatmu itu pada Kateku yang malang" sungut daddy Isaac ketika Andre dan Thomas mengkonfrontasinya melalui video call."Saat itu aku sedang mabuk, Dad!" Andre kembali mengingatkan daddy Isaac."Aku juga sedang mabuk!" timpal Thomas tidak mau kalah."Ya, Daddy tahu kalian berdua sama-sama mabuk. Bedanya, saat sadar pagi harinya kamu masih terus meminta Lydia untuk melakukannya, Thom! Jangan kamu kira Daddy tidak mengetahuinya! Dan kamu, Ndre! Kamu malah menuduh Kate yang berniat menggodamu!"Thomas memicingkan matanya, "Apa Daddy memasang penyadap di kamar kami?" tukasnya."Untuk apa Daddy melakukan itu?""Lalu darimana Daddy mengetahui detailnya? Kitty yang mem
"Untuk membuatmu sadar pada perasaanmu itu! Kalian berdua sama saja! Daddy tahu kalian sudah jatuh cinta pada wanita yang tepat, tapi dengan bodohnya sama-sama tidak menyadarinya hingga Daddy harus turun tangan juga!""Tapi Lea ternyata bukan wanita yang tepat untukku, Dad," sangkal Andre,"Bukan Lea yang Daddy bicarakan, tapi Kate! Seperti yang sudah pernah Daddy utarakan dulu, kalau kamu sebenarnya sudah jatuh cinta pada Kate di hari pertama kalian bertemu kan? Hanya saja kamu menjadi kecewa saat mengira Kate adalah wanita Daddy."Daddy Isaac menghela napas sebelum menambahkan,"Kamu bahkan tidak mau mendengarkan sama sekali penjelasan Daddy dan malah memilih keluar rumah untuk menggelandang di jalan, hingga akhirnya bertemu dengan Lea! Azalea hanyalah pelarian saja untukmu, Kate lah wanita yang sebenarnya kamu cintai, Ndre!"Ingin menyangkalnya tapi Andre tahu kalau perkataan daddy Isaac itu ada benarnya juga.Sepertinya ia memang hanya terobsesi saja pada Azalea karena ingin melar
"Kenapa? Kamu takut aku akan menyakitimu? Aku tidak akan menggigitnya."Astaga, bisakah seseorang mati karena menahan gairahnya sendiri? Bahkan dengan hanya membayangkan Catherine melakukan itu saja sudah membuat Andre semakin tersiksa.Satu-satunya yang ingin ia lakukan sekarang hanyalah menghujamkan dirinya dalam-dalam ke gua kehangatan Catherine yang baru saja ia rasakan itu."Berjanjilah, kamu akan berhenti kalau kamu sudah mulai merasakan sakit," pinta Andre."Katamu tadi, hanya sakit untuk yang pertama kalinya saja, sementara untuk yang selanjutnya aku sudah bisa menikmatinya.""Memang benar seperti itu, Kitty. Hanya saja, sudah tiga tahun lebih tidak ada yang memasukimu, rasanya pasti akan sedikit menyakitkan juga untukmu.""Aku percaya padamu, Ndre."Melihat keraguan di wajah Andre, Catherine kembali menegaskan,"Sepenuhnya!"Catherine memekik pelan saat dalam sekejap mata Andre sudah kembali mengungkungnya di bawahnya,"Biarkan aku memberikan kenikmatan lagi untukmu.""Ndre,
"Untuk yang pertama memang akan sakit, Sayang. Tapi tidak untuk selanjutnya. Kamu boleh bertanya pada wanita manapun yang telah berkali-kali melakukan hubungan intim, atau kamu mau aku sambungkan ke Loli atau Monic sekarang? Mumpung mereka juga bermalam di hotel yang sama dengan kita.""Astaga, tidak perlu, Ndre. Aku tidak mau mengusik mereka malam-malam begini," tolak Catherine."Kalau begitu berbaringlah sekarang, ada yang akan aku lakukan padamu. Dan tenang saja, aku hanya akan memuaskanmu. Kalau pun kamu tetap tidak nyaman dengan yang aku lakukan, kamu bisa memintaku untuk berhenti."Dari raut wajah Catherine, terlihat jelas kalau wanita itu tengah berperang dengan batinnya. Sesekali helaan napas panjang menghembus keluar dari mulutnya, sementara matanya terus tertukju pada mata Andre, seolah mencari jawaban dari sorot Andre yang terlihat teduh, menandakan keseriusan dengan setiap kata yang pria itu ucapkan sebelumnya."Baiklah. Tapi ... Kalau aku memintamu untuk menghentikannya,
"Alvin terlalu baik untuk aku, Ndre. Alvin berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dariku.""Tidak ada yang lebih baik darimu, Sayang. Kamulah yang terbaik! Dan aku beruntung karena telah mengikatmu dengan pernikahan dan juga seorang putri. Ah ya, akan segera hadir juga adik Zee, putri kedua kita!" tegas Andre. Entah kenapa ia benci tiap kali mendengar Catherine tidak percaya dengan dirinya sendiri.Apa wanita itu selalu insecure dalam hal apapun?"Baru sekarang ini kamu bilang aku yang gterbaik. Sebelumnya ... " Keluhan Catherine terhenti saat jari Andre menutup bibirnya,"Dulu aku memang bodoh karena telah menghabiskan waktuku dengan terobsesi pada seseorang. Mau bagaimana lagi, saat itu aku belum bisa membedakan perasaan sayang sebagai seorang sahabat atau sayang karena cinta."Catherine menjauhkan tanga Andre dari bibirnya, "Malam itu, kamu mengira aku sebagai Lea. Itu apa namanya kalau bukan cinta?""Aku akui malam itu aku memang sangat kecewa pada Lea karena dengan bodohnya kem
Padahal itu hanyalah sekedar ucapan Andre saja, tapi anehnya Catherine merasakan darahnya yang berdesir, tubuhnya sendiri seolah terbujuk oleh kata manis suaminya itu. Oleh janji-janji memabukkan pria itu. Dan meleleh sepenuhnya ketika Andre menurunkan kepalanya untuk mengulum salah satu puncak bukitnya.Refleks tangan Catherine menelusup masuk ke rambut Andre, ia sendiri tidak yakin ingin menghentikan pria itu, atau ingin menahannya seperti itu agar ia dapat terus merasakan kenikmatan demi kenikmatan yang dihasilkan dari permainan lidah Andre di sana.Tanpa memutuskan ciuman mereka, Andre membantu Catherine berdiri, membiarkan gaun pengantin Catherine turun hingga menumpuk di kaki mereka, dan hanya menyisakan G-String yang tidak dapat menutupi sepenuhnya bagian inti Catherine.Andai saja Andre tidak mengenal Catherine, mungkin ia akan mengira kalau wanita itu sengaja menggodanya. Ia pun menanggalkan juga G-String berwarna hitam itu hingga Catherine sepenuhnya polos."Ndre, ka ... kam
"Kamu yang telah berubah menjadi jauh lebih baik, itu sangat membuatku bahagia, Ndre. Sesuatu yang dulu aku anggap mustahil, kini telah menjadi kenyataan, aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Maafkan aku yang sempat meragukan ketulusanmu."Senyuman lembut mulai terukir kembali di wajah Andre, ia cukup lega mendengar pengakuan istrinya itu, "Apa itu tandanya kamu sudah jatuh cinta padaku, Sayang?" tanyanya penuh harap."Kenapa kamu memanggilku dengan sebutan Sayang? Apa kamu sudah mulai jatuh cinta padaku?" Catherine balik bertanya, meski rasanya mustahil untuk ia mendapatkan cinta Andre sepenuhnya. Even ia pernah mendengar Andre mencintainya sekalipun."Mungkin,"Hanya itu jawaban yang Andre berikan, satu kata yang dapat mengandung dua maksud. Mungkin Andre mencintainya, atau mungkin juga tidak. Sedikit kecewa, tapi memang seperti itulah Andre.Catherine membiarkan Andre mengusap puncak kepalanya, lalu turun ke belakang kepalanya untuk menarik lepas aksesoris rambut yang Cather
Duduk di kaki tempat tidur, tanpa sadar jemari Catherine memutar cincin kawin yang tersemat di jari manisnya, selama ia menunggu Andre mengunci pintu kamar mereka. Berkali-kali ia menghela napas berat saat rasa takut, cemas dan bingung membaur menjadi satu. Meski Andre adalah daddy putrinya dan mereka juga telah resmi menikah, Andre tetaplah orang asing bagi Catherine. Kegugupan masih bisa menyiksa dirinya saat membayangkan seperti apa berbagi tempat tidur dengan pria asing.Penyatuan mereka dulu tidak bisa dijadikan acuan untuk Catherine, karena dulu hanya rasa sakit yang luar biasa saja yang dapat Catherine rasakan. Ia bahkan berniat menghindar dari penyatuan seperti itu lagi. Rasanya sungguh menyiksa.Ya, nanti Catherine akan mencari alasan agar Andre tidak bisa melakukan penyatuan lagi, setidaknya sampai ia siap."Apa yang sedang kamu lamunkan di malam pengantin kita?" Pertanyaan Andre menghentak Catherine dari lamunannya. Tatapannya seketika tertuju pada suaminya itu,"Ti ... T
Akhirnya setelah rangkaian prosesi yang mengharukan, tibalah saatnya Catherine dan Andre melakukan wedding kiss. Ciuman pertama mereka setelah sah menjadi pasangan suami istri yang telah mengikat janji suci, untuk selalu setia dalam keadaan susah maupun senang, sehat maupun sakit, hingga maut memisahkan mereka.Dengan susah payah Catherine menelan salivanya saat Andre menatapnya dengan senyumannya yang menggoda. Terutama saat tatapan pria yang telah sah menjadi suaminya itu turun ke bibirnya, rasanya untuk bernapas saja pun Catherine sulit.Memang itu bukan ciuman pertama untuk mereka, tapi tetap saja jantung Catherine berdegup dengan kencangnya, apalagi dengan puluhan pasang mata yang menyaksikannya.Catherine menahan dirinya untuk tidak bergerak mundur saat Andre mulai mendekatkan wajahnya, perlahan bibir Andre mulai bergerak mendekati bibirnya, dan kedua lutut Catherine melemah saat bibir mereka telah menyatu dalam ciuman lembut dan memabukkan.Seharusnya ciuman pernikahan itu hany
Lebih dari satu kali Chaterine melihat, tidak hanya penata riasnya saja yang terus menguap, tapi penata busana pengantinnya juga. Hal yang wajar setelah mereka semua bekerja keras demi bisa memenuhi keinginan Andre, membuat gaun pengantin yang indah kurang dari dua puluh empat jam.Meski berkali-kali daddy Isaac dan sahabat Andre membujuknya untuk bersabar hingga akhir minggu ini, namun Andre tetap bersikeras pada keputusan awalnya itu. Tidak ada satu pun dari mereka yang dapat membuatnya goyah.Untung saja ada Lolita dan Monic yang selalu menenami Catherine. Celotehan kedua wanita belia itu sedikit banyaknya dapat membantu Catherine melewati malam pernikahannya tanpa rasa takut.Atau setidaknya Catherine sanggup menahan dirinya untuk tidak melarikan diri, tiap kali ia membayangkan akan mengucap janji pernikahan esok harinya bersama dengan Andre. Meski tidak menolak pernikahan itu, Catherine belum sepenuhnya menerima juga.Hanya demi Zee saja yang menjadi pertimbangan terbesar Catheri
Ya, seharusnya itulah yang dilakukan suami pada istrinya yang tengah hamil. Apa itu juga yang Cartherine harapkan dulu?Gelombang penyesalan semakin menghantam Andre tanpa ampun. Dan tanpa diminta semua sikap kasarnya pada Catherine selama ini terputar lagi di benaknya. Sungguh ingin ia memutar waktu untuk memperbaiki semuanya."Ethan benar. Dulu kami memang bodoh. Dulu, aku tidak pernah merasakan cinta yang begitu murni sebelum bertemu dengan Monic," aku Levin, ia menangkup kedua pipi Monic, sorot matanya terlihat penuh cinta saat menatap istrinya itu,"Dan sejujurnya itu sangat membuatku takut. Takut wanita ini akan mengubah hidupku yang sebelumnya kurasa sangat sempurna. Namun ternyata aku salah. Aku baru merasakan kesempurnaan itu setelah bertemu dengannya, setelah menikahinya dan membuatnya mengandung darah dagingku.""Kak, jangan membuatku malu," ucap Monic dengan wajah yang memerah. Andre semakin bingung dengan perubahan wanita itu. Dan sekarang ia semakin yakin kalau cinta da