Share

Bab 42: Gangguan Roh dan Pengakuan Rina

Malam itu, setelah kembali dari perjalanan singkat mereka di sekitar desa, suasana di penginapan mulai terasa aneh. Hawa malam terasa lebih dingin daripada biasanya, dan langit tampak mendung tanpa bintang. Rina dan teman-temannya memutuskan untuk menghabiskan malam di ruang tamu penginapan, mengobrol untuk menghilangkan ketegangan yang mereka rasakan sejak sore tadi.

Siska duduk di sofa sambil menyeruput teh hangat, sementara Lisa dan Ardi sibuk memainkan permainan kartu. Rina, yang duduk di sudut ruangan, tidak bisa sepenuhnya fokus pada obrolan mereka. Pikirannya masih dipenuhi oleh rasa gelisah tentang rumah tua di desa, Bu Marni, Nyai Murni, dan semua misteri yang mengelilingi tempat itu. Ditambah lagi, perasaan bersalah mulai muncul di benaknya—apakah kehadiran teman-temannya di sini akan membahayakan mereka juga?

“Ayo, Rina! Kamu diam terus dari tadi, sini ikut main!” seru Ardi, memaksa Rina untuk ikut bergabung dalam permainan.

Rina tersenyum tipis dan menggelengkan kepala.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status