Beranda / Thriller / Misteri Rumah Tua Langley / Bab 5 Bayangan di Balik Tabir

Share

Bab 5 Bayangan di Balik Tabir

Penulis: Ica Nasution
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 22:44:44

Kota yang semakin gelap dan sunyi menjadi saksi bisu kejahatan yang terus berkembang. Detektif Alex dan Maya, dengan tekad yang kuat, berusaha mengungkap kebenaran di balik jaringan penipuan yang melibatkan perusahaan Langley Industries. Mereka telah berhasil menangkap empat orang pelaku, tapi pemimpin jaringan tersebut masih bernapas bebas di luaran, seperti bayangan yang tak terlihat.

Saat mereka berdua berdiri di depan kantor polisi, Alex menatap Maya dengan pandangan mata yang tajam. "Kita harus menemukan pemimpinnya, Maya. Dia adalah kunci untuk kita mengungkap kebenaran."

Maya mengangguk setuju, rambutnya yang hitam tergerai oleh angin malam. "Tapi, bagaimana kita menemukannya, Detektif? Kita belum memiliki petunjuk yang jelas."

Alex tersenyum, bibirnya yang tipis terangkat ke atas. "Saya memiliki rencana. Kita akan memanfaatkan informasi yang kita dapatkan dari Marcus dan Jack."

Mereka berdua memasuki kantor polisi, lampu neon yang terang menerangi ruangan yang sibuk. Di sana, mereka menemukan beberapa dokumen dan rekaman yang dapat membantu mereka menemukan pemimpin jaringan penipuan.

Setelah beberapa jam menganalisis data, Alex menemukan sesuatu yang menarik. "Maya, lihat ini!" katanya, menunjukkan sebuah dokumen yang berisi nama dan alamat sebuah perusahaan yang tidak dikenal.

Maya mendekat, matanya yang coklat terfokus pada dokumen tersebut. "Apa ini, Detektif?"

"Perusahaan ini memiliki koneksi dengan Langley Industries," jawab Alex. "Mungkin ini adalah petunjuk yang kita cari." Katanya dengan yakin.

Mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi perusahaan tersebut, berharap menemukan informasi yang lebih lanjut. Saat mereka tiba di lokasi, mereka menyaksikan sebuah bangunan yang megah dan mewah, seperti istana yang tersembunyi di tengah kota.

" Ini pasti perusahaan yang besar," kata Maya, dengan mata yang terpesona.

Alex menjawab seraya menganggukkan kepala sekali. "Mari kita lihat apa yang ada di dalam."

Mereka berdua memasuki bangunan tersebut, dan disambut oleh seorang sekretaris yang cantik, dengan senyum yang manis. "Selamat datang, apa yang bisa saya bantu?" katanya.

Alex menunjukkan identitasnya. "Kami dari kantor polisi. Kami ingin berbicara dengan pemimpin perusahaan."

Sekretaris tersebut tampak kaget, namun dengan seketika dia bisa mengendalikan diri. "Baik, saya akan memanggilnya."

Beberapa menit kemudian, seorang pria yang tampan dan berpakaian rapi elegan keluar dari ruangan. Dia langsung menyapa Detektif Alex "Selamat datang, Detektif. Saya adalah CEO perusahaan ini."

Alex dan Maya saling menatap, mereka mengira bahwa mereka telah menemukan pemimpin jaringan penipuan tersebut. Tapi, ada sesuatu yang aneh dan tidak layak. CEO tersebut terlihat terlalu tenang dan penuh percaya diri.

"Apa yang bisa saya bantu, Detektif?" tanya CEO tersebut, dengan senyum yang tidak meyakinkan.

Alex tersenyum. "Kami ingin berbicara tentang Langley Industries dan jaringan penipuan yang melibatkan perusahaan Anda."

CEO tersebut terperangah dan menjawab. "Maksud anda bagaimana, Detektif? Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan."

Maya mengeluarkan dokumen-dokumen yang mereka temukan. "Kami memiliki dokumen-dokument sebagai bukti. Kami tahu bahwa perusahaan Anda terlibat dalam sebuah jaringan penipuan."

CEO itu pun terdiam, terlihat gugup dan kesulitan menemukan kata-kata. "Saya... saya tidak tahu apa yang harus saya katakan."

Alex berkata "Kami akan membawa Anda ke kantor polisi. Anda akan menjawab semua pertanyaan kami."

Karena sudah melihat bukti-bukti itu, mau tidak mau CEO itu tidak bisa menolak untuk dibawa ke kantor polisi, dia benar-benar tidak tau apa-apa tentang bukti-bukti itu. Namun selaku CEO dia harus kooperatif.

Saat mereka akan membawa CEO tersebut, Maya melihat sesuatu yang mencurigakan. Sebuah kartu nama yang tergeletak di lantai, dengan nama yang tidak dikenal.

Maya mengambilnya "Alex, lihat ini!" kata Maya, dia menunjukkan kartu nama tersebut.

Alex mendekat, matanya yang tajam terfokus pada kartu nama itu.

Kartu nama itu seperti petunjuk yang tidak terduga, memancing rasa penasaran Maya. "Siapa ini?" tanyanya, matanya terpaku pada nama yang tercetak: "Evelyn Stone." Gumamnya.

Alex mengambil kartu nama tersebut, dia membaliknya . "Tidak ada informasi lain, kecuali alamat email dan nomor telepon," katanya, alisnya terangkat. Mata Alex tertuju pada CEO yang ada di depan mereka, berharap CEO tersebut mengerti apa yang dimaksud Detektif Alex.

CEO tersebut terlihat gelisah, dia bingung dengan apa yang didiskusikan Detektif Alex dan Maya. Karena merasa terintimidasi mata Alex yang tajam, CEO itu berkata "Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan,"

Maya dan Alex saling menatap, memahami bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Mereka meninggalkan sementara CEO tersebut di ruangan itu untuk memperluas penyelidikan, mencari informasi tentang Evelyn Stone. CEO itu menjadi terbengong heran.

Setelah beberapa jam melakukan pelacakan, mereka menemukan bahwa Evelyn Stone adalah seorang pengusaha sukses, dengan koneksi yang luas di dunia bisnis. Tapi, ada sesuatu yang mencurigakan tentangnya.

"Alex.. " Maya memanggil Alex, menunjukkan sebuah artikel tentang Evelyn Stone. "Dia memiliki hubungan dekat dengan Richard Langley."

"Wow ini bisa menjadi petunjuk penting bagi kita. Bisa jadi Evelyn Stone terlibat dalam jaringan penipuan itu, "

Dengan berbagai diskusi akhirnya Mereka berdua bergegas mengunjungi Evelyn Stone yang alamatnya telah mereka lacak, berharap penyelidikan mereka lebih terang jalannya menuju kebenaran.

Saat mereka tiba di alamat itu, terpampang nyata di depan Mereka rumah Evelyn yang mewah bak istana, Maya sudah pasti merasa takjub. Namun Alex membuyarkan rasa takjubnya dengan menekan bel rumah itu.

Setelah beberapa menit pintu dibuka oleh seorang wanita cantik dengan rambut merah dan mata hijau.

"Selamat datang, kalian mencari siapa?" katanya ramah sembari tersenyum.

"Kami dari kantor polisi," kata Alex. "Kami ingin berbicara dengan Evelyn Stone."

Seketika wanita tersebut terperanjat, "Untuk apa Polisi mencarinya" Pikirnya, namun dia mencoba mengontrol dirinya. "Saya Evelyn Stone. Ada apa mereka mencari saya?" pikirnya lagi.

Evelyn Stone menyambut Maya dan Alex dengan senyum yang manis, tapi mata hijaunya terlihat waspada. "Silakan masuk," katanya, membuka pintu lebar.

Mereka memasuki rumah mewah yang penuh dengan lukisan-lukisan mahal dan perabotan antik. Evelyn Stone mengarahkan mereka ke ruang tamu yang elegan.

"Apakah Anda ingin minum?" tanyanya, hendak mengambil sebuah gelas dari meja.

Maya dan Alex menolak. "Tidak, terima kasih. Kami kesini ingin berbicara tentang Langley Industries," kata Alex, langsung pada pokoknya.

Evelyn Stone tampak terpaku sepersekian detik. "Apa yang ingin Anda tahu?" tanyanya penasaran.

Maya mengeluarkan dokumen-dokumen yang mereka temukan. "Kami membawa dokumen yang mengatakan perusahaan Anda terlibat dalam jaringan penipuan bersama Langley Industries."

Evelyn Stone menatap dokumen-dokumen tersebut dengan mata yang tajam. "Saya tidak mengerti tentang ini, ini terasa aneh," katanya, tapi suaranya tidak meyakinkan.

Alex menjawab, "Kami tahu bahwa Anda memiliki hubungan dekat dengan Richard Langley. Kami ingin mengetahui kebenaran"

Evelyn Stone terdiam, seolah-olah mempertimbangkan sesuatu. "Oh begitu, baik" katanya akhirnya. "Saya akan memberitahu sedikit bercerita agar Anda mengetahui kebenaran."

Maya dan Alex mulai memasang semua indra untuk siap mendengarkan keterangan Evelyn Stone.

"Richard Langley adalah sahabat saya," kata Evelyn Stone. "Awalnya kami berdua memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis bersama." Evelyn Stone menjeda omongannya.

"Lalu bagaimana kelanjutannya? Apa yang terjadi setelah itu? Apa yang terjadi dengan Richard Langley?" tanya Alex tidak sabar.

Evelyn Stone menatap lantai. "Dia... dia menemukan sesuatu yang tidak seharusnya ditemukan." katanya terdengar pilu.

Maya dan Alex saling menatap heran, banyak Evelyn Stone tidak secara gamblang menjelaskan.

"Apa yang dia temukan?" tanya Maya tegas.

Evelyn Stone menatal ke depan dengan pandangan kosong. "Dia menemukan bahwa perusahaan Langley Industries sebenarnya adalah kedok untuk kegiatan kriminal."

Maya dan Alex terkejut. "Apa?" kata Alex.

Evelyn Stone mengangguk. "Ya. Dan saya... saya benar-benar terlibat di dalamnya."

Ruang tamu menjadi terasa sunyi senyap, hanya terdengar suara napas mereka yang beradu. Bentuk pengakuan yang tidak disangka-sangka oleh Detektif Alex dan Maya.

Evelyn Stone menunduk, rambut merahnya jatuh seperti tirai merah di wajahnya yang pucat. "Saya tidak mau melawan lagi," katanya, suaranya hampir tidak terdengar. "Ini sudah terlalu lama, saya harus mengakui itu semua."

Maya dan Alex saling menatap, memahami bahwa mereka telah mencapai titik balik kasus tersebut. Mereka mendekati Evelyn Stone, berharap mendapatkan pengakuan yang lebih lanjut.

"Apa yang membuat Anda terlibat dalam kegiatan kriminal tersebut?" tanya Maya, suaranya lembut tapi tegas.

Evelyn Stone menarik napas dalam-dalam. "Saya dipaksa oleh seseorang yang memiliki kekuasaan besar. Saya tidak bisa menolaknya, saya takut padanya."

"Siapa orang tersebut?" tanya Alex, matanya tajam.

Evelyn Stone ragu-ragu sejenak sebelum menjawab, namun dorongan hatinya begitu kuat untuk mengatakan, "Marcus."

Bagai tersambar petir, Maya dan Detektif Alex kaget mendengar nama itu disebut. Mereka tidak menyangka bahwa Marcus, orang yang membantu mereka dalam penyelidikan, ternyata terlibat dalam kegiatan kriminal.

Namun sebagai tim penyelidik mereka tak bisa heran dengan lika liku dunia orang-orang licik "Apa motif Marcus?" tanya Maya serius.

Evelyn Stone melihat ke bawah. "Dia ingin menguasai bisnis Langley Industries dan menggunakan keuntungannya untuk kepentingan pribadi."

"Kalau begitu kita harus menangkap Marcus, Maya" Kata Alex tegas.

Maya menatap heran pada Alex "Tapi, bagaimana kita bisa percaya pada Evelyn Stone? Kita baru saja menemuinya. Mungkin saja dia hanya sandiwara."

Evelyn Stone menatap mereka dengan mata yang penuh air mata. "Saya bersumpah, saya tidak bersandiwar. Bahkan saya akan membantu Anda menghancurkan jaringan kriminal tersebut."

Cahaya lampu di ruang tamu memancarkan bayangan yang mencekam, seolah-olah mengingatkan Maya dan Alex akan bahaya yang mengintai. Mereka saling menatap, mempertimbangkan keputusan berikutnya.

"Evelyn, kalau begitu kami membutuhkan bukti yang kuat untuk menghancurkan jaringan kriminal itu," kata Alex dengan tegas.

Evelyn Stone mengangguk kecil, rambut merahnya bergoyang. "Saya memiliki dokumen-dokumen yang bisa membuktikan keterlibatan Marcus. Tapi, saya mohon pada Anda, Anda harus memastikan keselamatan saya terjamin."

Detektif Alex dan Maya menyadari bahwa mereka harus berhati-hati dalam hal apapun. Mereka tidak bisa mempercayai siapa pun, termasuk Evelyn Stone.

"Baik, kami akan melindungi Anda," kata Maya dengan lembut, agar proses penyerahan dokumen lebih cepat. "Kita harus bertindak cepat sebelum Marcus mengetahui rencana kita." katanya lagi.

Evelyn Stone berdiri, berjalan mengambil sebuah folder dari meja kerjanya. "Inilah bukti yang Anda butuhkan."

Maya dan Alex menerima folder, merasakan adrenalin yang memompa dalam tubuh mereka. Mereka siap menghadapi bahaya yang akan datang.

Malam itu, cahaya bulan menerangi kota yang sunyi, sementara Maya dan Alex bergerak cepat menuju kantor polisi. Folder bukti yang mereka terima dari Evelyn Stone terasa berat di tangan mereka, seolah-olah memuat beban kebenaran yang akan menghancurkan jaringan kriminal yang besar.

Di kantor polisi, mereka langsung menuju ruang komando untuk mempersiapkan operasi penangkapan Marcus. Semua anggota tim dipanggil untuk membantu.

"Kita harus berhati-hati," kata Alex kepada timnya. "Marcus tidak akan menyerah begitu saja."

Maya mengangguk setuju. "Dan Kita harus siap menghadapi apa pun."

Saat itu, telepon di meja Maya berdering. Dia menjawabnya dengan hati-hati.

"Maya, saya ada kabar mengejutkan," kata suara di seberang telepon. "Marcus memiliki rencana melarikan diri ke luar negeri."

Maya dan Alex saling menatap. Mereka tidak bisa membiarkan Marcus melarikan diri.

"Siapa Anda?" tanya Maya.

"Seorang teman," jawab suara tersebut sebelum memutuskan panggilan.

Detektif Alex dan Maya tidak menghiraukan siapa yang menelepon itu. Mereka hanya berpikir akan bergerak cepat sebelum terlambat.

Sekitar bandara internasional terbungkus kegelapan, lampu-lampu jalan berkedip seperti bintang-bintang yang jauh. Maya dan Alex memimpin timnya, bergerak cepat menuju gerbang keberangkatan. Tegangan terasa di udara, setiap langkah terdengar seperti dentum guntur.

"Marcus tidak bisa melarikan diri!" kata Alex, mata tajamnya memantau sekitar.

Maya mengangguk, senjata di tangannya sudah siap.

Tiba-tiba, Maya melihat sosok yang familiar. "Alex, itu dia!" bisiknya.

Marcus berdiri di depan gerbang keberangkatan, tasnya di tangan. Dia berjalan santai tidak menyadari akan bahaya yang sudah mengintainya.

Maya dan Alex bergerak cepat, mengepung Marcus. "Anda sudah dikepung!" kata Alex tegas.

Saat mereka mendekati Marcus, dia berpaling, mata tajamnya memantau sekitar. "Kalian tidak akan pernah menang!" katanya dengan senyum menakutkan.

Marcus mencoba melawan, senjata muncul dari tasnya. "Aku tidak akan mati!" teriaknya.

Baku tembak pecah, suara tembakan terdengar di seluruh bandara. Penumpang berlari ke segala arah, berusaha menyelamatkan diri. Maya dan Alex berlindung di balik tiang, dengan senjata di tangannya.

"Jangan bunuh dia!" kata Maya. "Kita butuhkan pengakuan!"

Evelyn Stone muncul dari kegelapan, mata hijaunya berkilauan. "Marcus, berhenti!" teriaknya.

Marcus terkejut, senjatanya jatuh ke lantai. "Evelyn... mengapa?" katanya tak percaya dengan napas yang terengah-engah.

Evelyn mendekati Marcus, air mata mengalir di wajahnya. "Aku tidak bisa membiarkanmu melanjutkan kejahatan ini."

Maya dan Alex mendekati, dengan senjata yang tetap siap. "Marcus, Anda ditangkap," kata Alex.

Marcus menatap Evelyn dengan mata penuh kebencian. "Kau akan membayar atas pengkhianatanmu!" teriaknya sebelum ditangkap.

Saat Marcus dibawa pergi, Evelyn berpaling kepada Maya dan Alex. "Terima kasih... aku bebas sekarang."

Saat Marcus dibawa pergi oleh petugas kepolisian, Evelyn Stone menarik napas panjang, merasakan kelegaan yang tak terhingga. Dia telah terbebas dari cengkeraman kejahatan yang mengerikan.

Maya dan Alex mendekati Evelyn, mata mereka penuh pertanyaan. "Evelyn, apa yang membuat Anda berubah?" tanya Maya penasaran.

Evelyn menatap datar, kenangan pahit muncul kembali. "Saya hanya menyadari bahwa kejahatan tidak akan pernah membawa kebahagiaan. Saya ingin memulai hidup baru yang lebih baik."

Alex berkata "Kami akan membantu Anda. Tapi, kami masih perlu tahu lebih banyak lagi tentang jaringan kriminal itu."

Evelyn mengangguk, berani. "Baik Detektif Alex, Saya akan memberitahu semua yang saya tahu."

***

Saat itu, Kepala Polisi masuk ke ruangan, wajahnya serius. "Maya, Alex, kasus ini belum selesai. Kita masih memiliki beberapa tersangka lain."

"Kami akan menyelesaikannya, Komandan," kata Maya.

Kepala Polisi mengangguk. "Saya percaya pada kalian. Kita akan menghancurkan jaringan kriminal ini sampai ke akarnya."

Evelyn menatap mereka dengan mata penuh harapan. "Terima kasih... saya benar-benar percaya pada kalian."

Kota masih terbungkus kegelapan, tapi cahaya keadilan mulai menyala. Detektif Alex dan Maya siap menghadapi perjuangan berikutnya, bersama-sama melawan kejahatan.

Bab terkait

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 1 Malam Pembunuhan

    Malam itu, kota terhimpit kegelapan. Hujan deras membasahi jalan-jalan, menciptakan efek bayangan misterius di setiap sudut. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang-bintang yang jatuh ke bumi. Angin kencang menggoyangkan pohon-pohon tinggi, menimbulkan suara gemuruh yang menakutkan.Di tengah kegelapan tersebut, Detektif Alex, seorang pria muda dengan mata tajam dan pikiran cerdas, tiba di rumah tua Langley. Rumah tersebut terisolasi, dikelilingi pohon-pohon tinggi dan semak-semak lebat yang terlihat seperti penjaga rahasia.Saat keluar dari mobil, hujan membasahi wajah Alex, membuatnya merasa lebih segar. Dia mengangkat matanya, menatap rumah tua di depannya dengan rasa penasaran. Polisi setempat, Sheriff Jenkins, menyambutnya dengan ekspresi serius."Apa yang terjadi disini?" tanya Alex sembari menggoyangkan air hujan dari bahu."Ada sebuah pembunuhan, Detektif. Korban adalah Richard Langley," jawab Sheriff Jenkins dengan suara berat. "Pembunuhan ini terlihat seperti pekerja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 2 Jejak Misterius

    Kegelapan malam masih menyelimuti kota, namun Detektif Alex sudah siap menghadapi tantangan baru. Kasus pembunuhan Richard Langley semakin rumit, dengan jejak-jejak misterius yang terus menghimpit.Alex memasuki kantor polisi, menyapa rekan kerjanya, Detektif Maya. "Hai, ada perkembangan baru?" tanyanya dengan penasaran.Maya mengangguk. "Kami menemukan rekaman CCTV di sekitar rumah Langley. Ada sosok misterius terlihat berlari dari lokasi kejadian."Rekaman tersebut menunjukkan sosok berjaket hitam dan topi, mirip dengan deskripsi Emily. Alex merasa ada hubungan antara sosok tersebut dan pria misterius "J"."Kita harus menemukan identitasnya," kata Alex kepada Maya.Detektif Alex dan Maya mempelajari rekaman CCTV dengan teliti. Sosok misterius tersebut berlari cepat, menghindari cahaya lampu jalanan. Mereka memperbesar gambar, mencari detail yang terlewatkan. Maya menunjuk ke layar. "Lihat, ada sesuatu di tangannya."Alex memperhatikan. "Sepertinya itu kunci atau pengunci gitu."Mere

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 3 Bayang-Bayang Kegelapan

    Kegagalan menangkap Julian dan Evelyn membuat Detektif Alex dan Maya semakin penasaran. Mereka berdua berlari kencang, menembus kegelapan malam, namun tetap saja tidak berhasil mengejar pelarian tersebut.Karena kehilangan jejak mereka tidak tau Evelyn dan Julian berlari ke arah mana, mereka berhenti sejenak di sebuah persimpangan jalan. Lampu-lampu kota berkerlap-kerlip di sekitar mereka, namun tidak bisa mengusir rasa kekecewaan."Kita seharusnya lebih cepat," kata Maya, napasnya masih terengah-engah.Alex mengangguk. "Iya seharusnya seperti itu, tapi Saya mereka pasti memiliki rencana pelarian yang matang."Mereka kembali ke kantor polisi, memutuskan untuk menganalisis bukti yang ada. Ruangan analisis dipenuhi dengan peralatan canggih dan layar-layar komputer yang berderet. Alex dan Maya berdiri di depan meja kerja, menyusun strategi selanjutnya."Kita perlu menemukan petunjuk baru," kata Alex, matanya menatap layar komputer.Maya menjawab dengan nada serius "Iya benar, tapi kita h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 4 Jaringan Penipuan

    Marcus berusaha menyembunyikan kecemasannya, tapi Alex dan Maya bisa melihat ada ketakutan di wajahnya. Jack memperhatikan reaksi Marcus dan mengetahui bahwa dia menyembunyikan sesuatu."Kami memiliki rekaman suara percakapan Anda dengan Richard Langley," kata Alex tegas.Marcus terkejut. "Apa... apa kau bicarakan?"Maya menunjukkan rekaman itu. "Percakapan tentang penipuan keuangan dan lingkungan." Kata Maya dengan nada serius.Marcus mencoba berkilah. "Itu tidak benar! Rekaman itu palsu!"Jack menggelengkan kepala dengan tersenyum miring. "Kata siapa palsu? Bahkan Saya memiliki dokumen asli Richard Langley. Anda tidak bisa menyangkalnya lagi."Alex menekankan. "Kami ingin tahu siapa yang terlibat dalam penipuan ini."Marcus mulai goyah. "Saya... saya tidak tahu apa-apa..."Maya menatapnya tajam. "Jangan berbohong! Kami tahu Anda terlibat."Marcus akhirnya menyerah. "Baik... saya akan berbicara. Tapi, saya ingin perlindungan.""Kami akan melindungi Anda.Ceritakanlah."Belum sempat M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16

Bab terbaru

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 5 Bayangan di Balik Tabir

    Kota yang semakin gelap dan sunyi menjadi saksi bisu kejahatan yang terus berkembang. Detektif Alex dan Maya, dengan tekad yang kuat, berusaha mengungkap kebenaran di balik jaringan penipuan yang melibatkan perusahaan Langley Industries. Mereka telah berhasil menangkap empat orang pelaku, tapi pemimpin jaringan tersebut masih bernapas bebas di luaran, seperti bayangan yang tak terlihat.Saat mereka berdua berdiri di depan kantor polisi, Alex menatap Maya dengan pandangan mata yang tajam. "Kita harus menemukan pemimpinnya, Maya. Dia adalah kunci untuk kita mengungkap kebenaran."Maya mengangguk setuju, rambutnya yang hitam tergerai oleh angin malam. "Tapi, bagaimana kita menemukannya, Detektif? Kita belum memiliki petunjuk yang jelas."Alex tersenyum, bibirnya yang tipis terangkat ke atas. "Saya memiliki rencana. Kita akan memanfaatkan informasi yang kita dapatkan dari Marcus dan Jack."Mereka berdua memasuki kantor polisi, lampu neon yang terang menerangi ruangan yang sibuk. Di sana,

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 4 Jaringan Penipuan

    Marcus berusaha menyembunyikan kecemasannya, tapi Alex dan Maya bisa melihat ada ketakutan di wajahnya. Jack memperhatikan reaksi Marcus dan mengetahui bahwa dia menyembunyikan sesuatu."Kami memiliki rekaman suara percakapan Anda dengan Richard Langley," kata Alex tegas.Marcus terkejut. "Apa... apa kau bicarakan?"Maya menunjukkan rekaman itu. "Percakapan tentang penipuan keuangan dan lingkungan." Kata Maya dengan nada serius.Marcus mencoba berkilah. "Itu tidak benar! Rekaman itu palsu!"Jack menggelengkan kepala dengan tersenyum miring. "Kata siapa palsu? Bahkan Saya memiliki dokumen asli Richard Langley. Anda tidak bisa menyangkalnya lagi."Alex menekankan. "Kami ingin tahu siapa yang terlibat dalam penipuan ini."Marcus mulai goyah. "Saya... saya tidak tahu apa-apa..."Maya menatapnya tajam. "Jangan berbohong! Kami tahu Anda terlibat."Marcus akhirnya menyerah. "Baik... saya akan berbicara. Tapi, saya ingin perlindungan.""Kami akan melindungi Anda.Ceritakanlah."Belum sempat M

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 3 Bayang-Bayang Kegelapan

    Kegagalan menangkap Julian dan Evelyn membuat Detektif Alex dan Maya semakin penasaran. Mereka berdua berlari kencang, menembus kegelapan malam, namun tetap saja tidak berhasil mengejar pelarian tersebut.Karena kehilangan jejak mereka tidak tau Evelyn dan Julian berlari ke arah mana, mereka berhenti sejenak di sebuah persimpangan jalan. Lampu-lampu kota berkerlap-kerlip di sekitar mereka, namun tidak bisa mengusir rasa kekecewaan."Kita seharusnya lebih cepat," kata Maya, napasnya masih terengah-engah.Alex mengangguk. "Iya seharusnya seperti itu, tapi Saya mereka pasti memiliki rencana pelarian yang matang."Mereka kembali ke kantor polisi, memutuskan untuk menganalisis bukti yang ada. Ruangan analisis dipenuhi dengan peralatan canggih dan layar-layar komputer yang berderet. Alex dan Maya berdiri di depan meja kerja, menyusun strategi selanjutnya."Kita perlu menemukan petunjuk baru," kata Alex, matanya menatap layar komputer.Maya menjawab dengan nada serius "Iya benar, tapi kita h

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 2 Jejak Misterius

    Kegelapan malam masih menyelimuti kota, namun Detektif Alex sudah siap menghadapi tantangan baru. Kasus pembunuhan Richard Langley semakin rumit, dengan jejak-jejak misterius yang terus menghimpit.Alex memasuki kantor polisi, menyapa rekan kerjanya, Detektif Maya. "Hai, ada perkembangan baru?" tanyanya dengan penasaran.Maya mengangguk. "Kami menemukan rekaman CCTV di sekitar rumah Langley. Ada sosok misterius terlihat berlari dari lokasi kejadian."Rekaman tersebut menunjukkan sosok berjaket hitam dan topi, mirip dengan deskripsi Emily. Alex merasa ada hubungan antara sosok tersebut dan pria misterius "J"."Kita harus menemukan identitasnya," kata Alex kepada Maya.Detektif Alex dan Maya mempelajari rekaman CCTV dengan teliti. Sosok misterius tersebut berlari cepat, menghindari cahaya lampu jalanan. Mereka memperbesar gambar, mencari detail yang terlewatkan. Maya menunjuk ke layar. "Lihat, ada sesuatu di tangannya."Alex memperhatikan. "Sepertinya itu kunci atau pengunci gitu."Mere

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 1 Malam Pembunuhan

    Malam itu, kota terhimpit kegelapan. Hujan deras membasahi jalan-jalan, menciptakan efek bayangan misterius di setiap sudut. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang-bintang yang jatuh ke bumi. Angin kencang menggoyangkan pohon-pohon tinggi, menimbulkan suara gemuruh yang menakutkan.Di tengah kegelapan tersebut, Detektif Alex, seorang pria muda dengan mata tajam dan pikiran cerdas, tiba di rumah tua Langley. Rumah tersebut terisolasi, dikelilingi pohon-pohon tinggi dan semak-semak lebat yang terlihat seperti penjaga rahasia.Saat keluar dari mobil, hujan membasahi wajah Alex, membuatnya merasa lebih segar. Dia mengangkat matanya, menatap rumah tua di depannya dengan rasa penasaran. Polisi setempat, Sheriff Jenkins, menyambutnya dengan ekspresi serius."Apa yang terjadi disini?" tanya Alex sembari menggoyangkan air hujan dari bahu."Ada sebuah pembunuhan, Detektif. Korban adalah Richard Langley," jawab Sheriff Jenkins dengan suara berat. "Pembunuhan ini terlihat seperti pekerja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status