Home / Thriller / Misteri Rumah Tua Langley / Bab 2 Jejak Misterius

Share

Bab 2 Jejak Misterius

Author: Ica Nasution
last update Last Updated: 2025-01-15 01:13:10

Kegelapan malam masih menyelimuti kota, namun Detektif Alex sudah siap menghadapi tantangan baru. Kasus pembunuhan Richard Langley semakin rumit, dengan jejak-jejak misterius yang terus menghimpit.

Alex memasuki kantor polisi, menyapa rekan kerjanya, Detektif Maya. "Hai, ada perkembangan baru?" tanyanya dengan penasaran.

Maya mengangguk. "Kami menemukan rekaman CCTV di sekitar rumah Langley. Ada sosok misterius terlihat berlari dari lokasi kejadian."

Rekaman tersebut menunjukkan sosok berjaket hitam dan topi, mirip dengan deskripsi Emily. Alex merasa ada hubungan antara sosok tersebut dan pria misterius "J".

"Kita harus menemukan identitasnya," kata Alex kepada Maya.

Detektif Alex dan Maya mempelajari rekaman CCTV dengan teliti. Sosok misterius tersebut berlari cepat, menghindari cahaya lampu jalanan. Mereka memperbesar gambar, mencari detail yang terlewatkan. Maya menunjuk ke layar. "Lihat, ada sesuatu di tangannya."

Alex memperhatikan. "Sepertinya itu kunci atau pengunci gitu."

Mereka mencetak gambar tersebut dan membagikannya kepada tim forensik untuk dianalisis lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah menganalisis sidik jari sosok misterius.

Saat mereka meninggalkan ruangan, mereka menerima panggilan dari laboratorium forensik. "Kami menemukan sesuatu yang menarik," kata ilmuwan forensik.

"Apa ya kalian temukan, tanda apa?" tanya Alex dengan penasaran.

"Kami menemukan sidik jari yang cocok dengan sidik jari Evelyn Langley," jawab ilmuwan forensik tersebut.

Apakah Evelyn terlibat dalam pembunuhan suaminya?

Tak perlu waktu lama Detektif Alex dan Maya menuju laboratorium forensik, mencari jawaban atas pertanyaan yang menggantung. Ilmuwan forensik, Dr. Rachel, menyambut mereka dengan senyum.

"Detektif, Kami menemukan sidik jari Evelyn Langley di lokasi kejadian," jelas Dr. Rachel. "Tapi ada sesuatu yang aneh. Sidik jari tersebut terlihat seperti dipaksakan, seolah-olah itu memang sengaja ditinggalkan." tambahnya.

Alex dan Maya saling menatap, keraguan semakin meningkat. Apakah Evelyn mencoba menutupi sesuatu?

"Kita harus menginterogasi Evelyn lagi," kata Alex.

Maya mengangguk. "Dan kita harus mencari bukti lain yang mendukung teori ini."

Mereka menuju rumah Evelyn, dengan pertanyaan-pertanyaan yang siap dilontarkan. Evelyn membuka pintu, wajahnya terlihat tegang.

Tanpa basa-basi Alex langsung berkata "Kami perlu berbicara dengan Anda tentang sidik jari Anda yang sudah kami temukan," kata Alex.

Evelyn terkejut. "Apa maksud kalian? Datang dengan tiba-tiba lalu mengatakan hal omong kosong!"

"Tidak perlu banyak bicara, Kami menemukan sidik jari Anda di lokasi kejadian," jawab Maya tegas.

Evelyn terdiam, matanya mendelik. Dengan sedikit gugup dia menjawab,"Saya... saya tidak tahu apa-apa, sidik jari apa yang kalian bahas. Bagaimana bisa, kalian pasti salah. Saya tidak tau tentang apapun" Evelyn berkilah.

Alex memperhatikan ekspresi Evelyn, Evelyn tidak kooperatif. "Kita tidak mendapatkan informasi apapun dari Evelyn. Apalagi tidak mungkin jika dia mengakui kejahatan yang sudah dia perbuat. Tapi Kita perlu mencari bukti lain, kita tidak bisa fokus hanya pada keterangan Evelyn," katanya kepada Maya.

Bergegas mereka meninggalkan rumah Evelyn, dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih menggantung. Saat mereka berjalan, Maya berbicara. "Saya memiliki ide. Bagaimana jika kita menyelidiki latar belakang Evelyn?"

Alex mengangguk. "Itu ide bagus. Mari kita mulai."

Mereka menuju kantor polisi, dengan tekad mengungkap kebenaran di balik kasus pembunuhan Richard Langley.

Kantor polisi bermandikan cahaya neon, sarana teknologi mutakhir siap membantu penyelidikan. Detektif Alex dan Maya duduk di depan komputer, siap mengungkap misteri di balik kasus pembunuhan itu.

Maya mengetikkan nama Evelyn Langley pada mesin pencari. "Mari kita lihat apa yang kita temukan," katanya dengan semangat.

Layar komputer memunculkan informasi tentang Evelyn. Alex memperhatikan dengan teliti. "Lihat ini, Maya. Ya ampun, Evelyn memiliki latar belakang yang rumit."

Maya mendekat. "Apa maksudmu Alex?"

"Evelyn pernah terlibat kasus pencurian beberapa tahun lalu," jelas Alex. "Dia dibebaskan karena kurangnya bukti."

Maya mengangguk. "Ini bisa menjadi motif pembunuhan."

Alex memperhatikan informasi lain. "Dan lihat ini. Evelyn memiliki hubungan dengan pria misterius yang bernama Julian."

Maya terkejut. "Julian? Nama itu mirip dengan inisial 'J' di foto Richard Langley berdasarkan catatan mu."

Alex menoleh kearah Maya, sedikit menaikan alis. "Ya benar, Kita harus menemukan Julian secepatnya dan menginterogasinya, Aku tidak mau terlambat."

Tak lupa mereka mencetak informasi tentang latar belakang Evelyn bertujuan untuk membagikannya kepada tim penyelidik.

Detektif Alex dan Maya bergerak cepat, menelusuri jejak Julian. Mereka mengunjungi tempat-tempat yang sering dikunjungi Evelyn, berharap menemukan petunjuk.

Di sebuah kafe kecil, mereka bertemu dengan seorang pelayan yang mengenal Evelyn. "Ya, saya kenal Evelyn. Dia sering datang bersama pria tampan," kata pelayan tersebut.

Pikiran Maya langsung tertuju pada Julian, dia segera mengambil cetakan foto Julian yang sudah mereka cetak. Dan Maya menunjukkan foto itu, "Apakah ini pria yang kau maksud?"

Pelayan itu pun mengangguk. "Ya, itu dia pria tampan itu. Mereka selalu bersama."

Alex mencatat informasi tersebut. "Kita harus menemukan alamat Julian."

Mereka melanjutkan pencarian, menelusuri gang-gang sempit kota. Bermodalkan foto mereka bertanya kepada setiap orang yang mereka temui. Akhirnya, mereka menemukan alamat Julian juga, itu terletak di sebuah gedung tua.

Kini mereka telah berada di depan rumah Julian. Alex menghentikan langkahnya sebentar, Maya melihat ke arahnya dan menaikkan alisnya seakan memberikan isyarat kepada Alex, apa yang terjadi. "Kita harus berhati-hati," kata Alex kepada Maya.

Mereka mendekati pintu, mengetuknya dengan lembut. Suara langkah kaki terdengar dari dalam. Pintu terbuka, dan Julian berdiri di depan mereka.

"Kalian siapa?" tanyanya dengan wajah datar nada keras dan sedikit membentak.

Alex menunjukkan identitasnya. "Kami dari kepolisian. Kami ingin berbicara dengan Anda tentang Richard Langley."

Julian tampak terkejut, Dia melihat ke kiri dan ke kanan apakah ada orang yang menyaksikan, buru-buru Dia menyuruh Alex dan Maya untuk segera masuk.

Julian menyambut Alex dan Maya dengan senyum yang terpaksa. "Silakan duduk," katanya, menunjuk ke sofa usang di ruang tamu.

Alex memperhatikan ruangan tersebut, mencari petunjuk. Ada foto Julian dan Evelyn di atas meja. Maya juga melihatnya dan menukar pandangan dengan Alex.

"Kami ingin berbicara tentang Richard Langley," kata Alex langsung.

Julian terperangah. "Ada apa tentangnya, dan apa hubungannya dengan aku?" tanya Julian datar berusaha bersikap tenang.

"Kami menemukan bukti yang menghubungkan Anda dengan Evelyn," kata Maya.

Julian tersenyum miring. "Ya, kami pacaran. Tapi apa hubungannya dengan Richard?"

Alex memperhatikan reaksi Julian. "Richard menerima surat ancaman. Apakah Anda tahu sesuatu tentang itu?"

Julian menyatukan alisnya, menatap Alex sinis dan menjawab. "Ancaman apa? Tidak, saya tidak tahu itu."

"Kami juga menemukan sidik jari Evelyn di lokasi kejadian."

Julian terkejut, pupil matanya spontan membesar. "Apa? Bagaimana bisa? Itu tidak mungkin!"

"Apakah Anda yakin tidak tahu apa-apa tentang pembunuhan tersebut?" tanya Alex yang sedari tadi terus memperhatikan sikap Julian.

Julian seketika berdiri. "Saya tidak tahu apa-apa! Saya tidak tau apapun tentang itu!" Seru Julian dengan nada yang menekan.

Tiba-tiba, telepon Julian berdering. Dia menjawabnya dengan terburu-buru. "Ya, saya akan datang sekarang juga."

Julian menatap Alex dan Maya dengan sedikit khawatir dan sinis. "Saya harus pergi. Maaf."

Alex dan Maya menatap nyalang kearah Julian, tidak banyak informasi yang didapatkan. Julian sama saja seperti Evelyn, seperti banyak menutupi sesuatu.

Julian bergegas keluar ruangan itu, meninggalkan Alex dan Maya dengan pertanyaan yang tak terjawab. Mereka saling menatap, keraguan semakin meningkat.

"Apakah dia berbohong?" tanya Maya.

Alex mengangguk. "Ya, ada sesuatu yang tidak beres padanya."Mereka menatap kepergian Julian dengan geram.

Dan akhirny mereka memutuskan untuk mengikuti Julian dari jauh. Mereka menyusulnya ke sebuah gedung tua di pinggiran kota. Julian masuk ke dalam gedung, dan mereka mengikuti.

Di dalam gedung, mereka menemukan Julian berbicara dengan seseorang. Suara tersebut terdengar familiar.

"Siapa itu?" bisik Maya.

Alex memperhatikan dan memasang telinga tajam. "Suara itu... mirip dengan suara Evelyn." Jawabnya pelan.

Mereka mendekati, bersembunyi di balik tiang yang sedikit jauh dari keberadaan Julian dan Evelyn, namun semuanya terlihat jelas dan suara mereka masih tajam masuk ke pendengaran. Tampak Julian dan Evelyn berbicara dengan serius.

"Kita harus melakukan sesuatu," kata Evelyn.

Julian mengangguk. "Tenang Evelyn, Saya sudah siapkan semuanya."

Spontan mata Alex dan Maya saling menatap, masing-masing bisa mengartikan arti ucapan Julian dan Evelyn membuat kecurigaan mereka benar-benar semakin kuat.

"Apakah mereka berdua terlibat dalam pembunuhan?" Ucap Maya datar.

Tiba-tiba, Evelyn melihat ke arah mereka, mungkin dia mendengar suara Maya samar-samar "Bahaya, ada orang di sana mengintai kita!" teriaknya.

Julian dan Evelyn pun pergi berlari, meninggalkan Alex dan Maya.

Related chapters

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 3 Bayang-Bayang Kegelapan

    Kegagalan menangkap Julian dan Evelyn membuat Detektif Alex dan Maya semakin penasaran. Mereka berdua berlari kencang, menembus kegelapan malam, namun tetap saja tidak berhasil mengejar pelarian tersebut.Karena kehilangan jejak mereka tidak tau Evelyn dan Julian berlari ke arah mana, mereka berhenti sejenak di sebuah persimpangan jalan. Lampu-lampu kota berkerlap-kerlip di sekitar mereka, namun tidak bisa mengusir rasa kekecewaan."Kita seharusnya lebih cepat," kata Maya, napasnya masih terengah-engah.Alex mengangguk. "Iya seharusnya seperti itu, tapi Saya mereka pasti memiliki rencana pelarian yang matang."Mereka kembali ke kantor polisi, memutuskan untuk menganalisis bukti yang ada. Ruangan analisis dipenuhi dengan peralatan canggih dan layar-layar komputer yang berderet. Alex dan Maya berdiri di depan meja kerja, menyusun strategi selanjutnya."Kita perlu menemukan petunjuk baru," kata Alex, matanya menatap layar komputer.Maya menjawab dengan nada serius "Iya benar, tapi kita h

    Last Updated : 2025-01-15
  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 4 Jaringan Penipuan

    Marcus berusaha menyembunyikan kecemasannya, tapi Alex dan Maya bisa melihat ada ketakutan di wajahnya. Jack memperhatikan reaksi Marcus dan mengetahui bahwa dia menyembunyikan sesuatu."Kami memiliki rekaman suara percakapan Anda dengan Richard Langley," kata Alex tegas.Marcus terkejut. "Apa... apa kau bicarakan?"Maya menunjukkan rekaman itu. "Percakapan tentang penipuan keuangan dan lingkungan." Kata Maya dengan nada serius.Marcus mencoba berkilah. "Itu tidak benar! Rekaman itu palsu!"Jack menggelengkan kepala dengan tersenyum miring. "Kata siapa palsu? Bahkan Saya memiliki dokumen asli Richard Langley. Anda tidak bisa menyangkalnya lagi."Alex menekankan. "Kami ingin tahu siapa yang terlibat dalam penipuan ini."Marcus mulai goyah. "Saya... saya tidak tahu apa-apa..."Maya menatapnya tajam. "Jangan berbohong! Kami tahu Anda terlibat."Marcus akhirnya menyerah. "Baik... saya akan berbicara. Tapi, saya ingin perlindungan.""Kami akan melindungi Anda.Ceritakanlah."Belum sempat M

    Last Updated : 2025-01-16
  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 5 Bayangan di Balik Tabir

    Kota yang semakin gelap dan sunyi menjadi saksi bisu kejahatan yang terus berkembang. Detektif Alex dan Maya, dengan tekad yang kuat, berusaha mengungkap kebenaran di balik jaringan penipuan yang melibatkan perusahaan Langley Industries. Mereka telah berhasil menangkap empat orang pelaku, tapi pemimpin jaringan tersebut masih bernapas bebas di luaran, seperti bayangan yang tak terlihat.Saat mereka berdua berdiri di depan kantor polisi, Alex menatap Maya dengan pandangan mata yang tajam. "Kita harus menemukan pemimpinnya, Maya. Dia adalah kunci untuk kita mengungkap kebenaran."Maya mengangguk setuju, rambutnya yang hitam tergerai oleh angin malam. "Tapi, bagaimana kita menemukannya, Detektif? Kita belum memiliki petunjuk yang jelas."Alex tersenyum, bibirnya yang tipis terangkat ke atas. "Saya memiliki rencana. Kita akan memanfaatkan informasi yang kita dapatkan dari Marcus dan Jack."Mereka berdua memasuki kantor polisi, lampu neon yang terang menerangi ruangan yang sibuk. Di sana,

    Last Updated : 2025-01-17
  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 1 Malam Pembunuhan

    Malam itu, kota terhimpit kegelapan. Hujan deras membasahi jalan-jalan, menciptakan efek bayangan misterius di setiap sudut. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang-bintang yang jatuh ke bumi. Angin kencang menggoyangkan pohon-pohon tinggi, menimbulkan suara gemuruh yang menakutkan.Di tengah kegelapan tersebut, Detektif Alex, seorang pria muda dengan mata tajam dan pikiran cerdas, tiba di rumah tua Langley. Rumah tersebut terisolasi, dikelilingi pohon-pohon tinggi dan semak-semak lebat yang terlihat seperti penjaga rahasia.Saat keluar dari mobil, hujan membasahi wajah Alex, membuatnya merasa lebih segar. Dia mengangkat matanya, menatap rumah tua di depannya dengan rasa penasaran. Polisi setempat, Sheriff Jenkins, menyambutnya dengan ekspresi serius."Apa yang terjadi disini?" tanya Alex sembari menggoyangkan air hujan dari bahu."Ada sebuah pembunuhan, Detektif. Korban adalah Richard Langley," jawab Sheriff Jenkins dengan suara berat. "Pembunuhan ini terlihat seperti pekerja

    Last Updated : 2025-01-13

Latest chapter

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 5 Bayangan di Balik Tabir

    Kota yang semakin gelap dan sunyi menjadi saksi bisu kejahatan yang terus berkembang. Detektif Alex dan Maya, dengan tekad yang kuat, berusaha mengungkap kebenaran di balik jaringan penipuan yang melibatkan perusahaan Langley Industries. Mereka telah berhasil menangkap empat orang pelaku, tapi pemimpin jaringan tersebut masih bernapas bebas di luaran, seperti bayangan yang tak terlihat.Saat mereka berdua berdiri di depan kantor polisi, Alex menatap Maya dengan pandangan mata yang tajam. "Kita harus menemukan pemimpinnya, Maya. Dia adalah kunci untuk kita mengungkap kebenaran."Maya mengangguk setuju, rambutnya yang hitam tergerai oleh angin malam. "Tapi, bagaimana kita menemukannya, Detektif? Kita belum memiliki petunjuk yang jelas."Alex tersenyum, bibirnya yang tipis terangkat ke atas. "Saya memiliki rencana. Kita akan memanfaatkan informasi yang kita dapatkan dari Marcus dan Jack."Mereka berdua memasuki kantor polisi, lampu neon yang terang menerangi ruangan yang sibuk. Di sana,

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 4 Jaringan Penipuan

    Marcus berusaha menyembunyikan kecemasannya, tapi Alex dan Maya bisa melihat ada ketakutan di wajahnya. Jack memperhatikan reaksi Marcus dan mengetahui bahwa dia menyembunyikan sesuatu."Kami memiliki rekaman suara percakapan Anda dengan Richard Langley," kata Alex tegas.Marcus terkejut. "Apa... apa kau bicarakan?"Maya menunjukkan rekaman itu. "Percakapan tentang penipuan keuangan dan lingkungan." Kata Maya dengan nada serius.Marcus mencoba berkilah. "Itu tidak benar! Rekaman itu palsu!"Jack menggelengkan kepala dengan tersenyum miring. "Kata siapa palsu? Bahkan Saya memiliki dokumen asli Richard Langley. Anda tidak bisa menyangkalnya lagi."Alex menekankan. "Kami ingin tahu siapa yang terlibat dalam penipuan ini."Marcus mulai goyah. "Saya... saya tidak tahu apa-apa..."Maya menatapnya tajam. "Jangan berbohong! Kami tahu Anda terlibat."Marcus akhirnya menyerah. "Baik... saya akan berbicara. Tapi, saya ingin perlindungan.""Kami akan melindungi Anda.Ceritakanlah."Belum sempat M

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 3 Bayang-Bayang Kegelapan

    Kegagalan menangkap Julian dan Evelyn membuat Detektif Alex dan Maya semakin penasaran. Mereka berdua berlari kencang, menembus kegelapan malam, namun tetap saja tidak berhasil mengejar pelarian tersebut.Karena kehilangan jejak mereka tidak tau Evelyn dan Julian berlari ke arah mana, mereka berhenti sejenak di sebuah persimpangan jalan. Lampu-lampu kota berkerlap-kerlip di sekitar mereka, namun tidak bisa mengusir rasa kekecewaan."Kita seharusnya lebih cepat," kata Maya, napasnya masih terengah-engah.Alex mengangguk. "Iya seharusnya seperti itu, tapi Saya mereka pasti memiliki rencana pelarian yang matang."Mereka kembali ke kantor polisi, memutuskan untuk menganalisis bukti yang ada. Ruangan analisis dipenuhi dengan peralatan canggih dan layar-layar komputer yang berderet. Alex dan Maya berdiri di depan meja kerja, menyusun strategi selanjutnya."Kita perlu menemukan petunjuk baru," kata Alex, matanya menatap layar komputer.Maya menjawab dengan nada serius "Iya benar, tapi kita h

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 2 Jejak Misterius

    Kegelapan malam masih menyelimuti kota, namun Detektif Alex sudah siap menghadapi tantangan baru. Kasus pembunuhan Richard Langley semakin rumit, dengan jejak-jejak misterius yang terus menghimpit.Alex memasuki kantor polisi, menyapa rekan kerjanya, Detektif Maya. "Hai, ada perkembangan baru?" tanyanya dengan penasaran.Maya mengangguk. "Kami menemukan rekaman CCTV di sekitar rumah Langley. Ada sosok misterius terlihat berlari dari lokasi kejadian."Rekaman tersebut menunjukkan sosok berjaket hitam dan topi, mirip dengan deskripsi Emily. Alex merasa ada hubungan antara sosok tersebut dan pria misterius "J"."Kita harus menemukan identitasnya," kata Alex kepada Maya.Detektif Alex dan Maya mempelajari rekaman CCTV dengan teliti. Sosok misterius tersebut berlari cepat, menghindari cahaya lampu jalanan. Mereka memperbesar gambar, mencari detail yang terlewatkan. Maya menunjuk ke layar. "Lihat, ada sesuatu di tangannya."Alex memperhatikan. "Sepertinya itu kunci atau pengunci gitu."Mere

  • Misteri Rumah Tua Langley   Bab 1 Malam Pembunuhan

    Malam itu, kota terhimpit kegelapan. Hujan deras membasahi jalan-jalan, menciptakan efek bayangan misterius di setiap sudut. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang-bintang yang jatuh ke bumi. Angin kencang menggoyangkan pohon-pohon tinggi, menimbulkan suara gemuruh yang menakutkan.Di tengah kegelapan tersebut, Detektif Alex, seorang pria muda dengan mata tajam dan pikiran cerdas, tiba di rumah tua Langley. Rumah tersebut terisolasi, dikelilingi pohon-pohon tinggi dan semak-semak lebat yang terlihat seperti penjaga rahasia.Saat keluar dari mobil, hujan membasahi wajah Alex, membuatnya merasa lebih segar. Dia mengangkat matanya, menatap rumah tua di depannya dengan rasa penasaran. Polisi setempat, Sheriff Jenkins, menyambutnya dengan ekspresi serius."Apa yang terjadi disini?" tanya Alex sembari menggoyangkan air hujan dari bahu."Ada sebuah pembunuhan, Detektif. Korban adalah Richard Langley," jawab Sheriff Jenkins dengan suara berat. "Pembunuhan ini terlihat seperti pekerja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status