Beranda / Horor / Misteri Menara Tanpa Nama / Identitas sebenarnya bagian 2

Share

Identitas sebenarnya bagian 2

Penulis: Ismail Fadillah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 23:00:06

Hari – 9.

Aku tak bisa berpikir dengan jernih. Pikiranku benar-benar campur aduk. Apakah yang dia katakan memang benar? Jika itu memang benar, maka orang yang bersikap paling baik di antara kami adalah orang yang paling mencurigakan.

Wajah Arifa tiba-tiba saja muncul di kepalaku, begitu memikirkan hal tersebut. Aku tak ingin memikirkan kemungkinan tersebut, tapi semakin dipikirkan, Aku semakin berpikir bahwa kemungkinan besar hal tersebut memang benar. Dia memiliki alasan yang kuat kenapa dia mau menjadi si pengkhianat. Dia pasti ingin membantu kedua orang tuanya yang mengalami kebangkrutan.

Bukan hanya itu saja. Meskipun dia tak menonjol jika dibandingkan dengan yang lain, tapi dia juga ikut terlibat dengan banyak hal. Terutama soal dia yang melihat Selena yang diseret ke dapur. Bisa saja dia hanya berbohong padaku, buktinya baik Sebastian dan Kevin sama-sama tak mengetahui hal aneh tentang dapur. Apakah yang dia katakan itu memang benar?

“As

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Mengatur ulang rencana

    Hari – 9.“Rencana bodoh macam apa yang kau pikirkan kali ini?”Tanya Bagas dengan nada kasar pada Crona.“Kau benar-benar kasar, ya! Aku tak memiliki rencana bodoh apapun!”Balas Crona sambil cemberut.“Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu dan Aku juga tahu bahwa hal tersebut bukan sesuatu yang bagus, makanya Aku menyebutnya rencana bodoh!”Bagas dan Crona saling memberikan tatapan tajam satu sama lain.“Aku tak peduli apakah itu rencana bodoh atau bukan, Crona bisakah kau menjelaskan apa yang ada di kepalamu saat ini?”Kataku yang mencoba untuk menengahi mereka berdua.Crona berhenti memberikan tatapan tajam pada Bagas dan melihat ke arahku.“Ini mudah saja... kita hanya perlu memberikan penjelasan yang diberikan oleh Kakakmu itu pada semua orang satu per satu, tapi kita memberikan sedikit kesalahan pada informasi tersebut.... jika si pengkhianat itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara berdua

    Hari – 9.Setelah berpisah dengan yang lain, Aku langsung menuju ke kamarku, kamar nomor 303. Aku masih ingat bahwa kamar ini adalah kamar yang selalu kami gunakan untuk berkumpul dan di kamar ini pula kami kehilangan Ria.Aku kemudian mematikan semua lampu yang berada di kamar ini hingga membuat kamar ini gelap gulita, lalu Aku menyalakan sebuah lilin dan menaruhnya di tengah ruangan. Tentu saja Aku juga menyiapkan senter, jika lilin tersebut mati. Setelah itu Aku duduk dengan tenang di depan lilin dengan kali yang disilangkan.Ini adalah salah satu legenda yang terdapat di laporan yang ditulis Anna dan Helene. Dikatakan bahwa Aku akan bertemu dengan hantu anak kecil, jika Aku sendirian di dalam kamar yang gelap dengan sebuah lilin yang menyala. Karena Kakakku masih memiliki tubuh anak kecil, meskipun dia seharusnya lebih tua dariku, jadi seharusnya dia bisa dipanggil dengan cara ini.Aku menunggu selama beberapa saat, sebelum akhirnya Aku melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Sahabat

    Hari – 9.Setelah keluar dari kamarku, Aku langsung pergi menuju kamar Bagas, yaitu kamar 304. Di dalam kamar itu Aku bisa melihat Bagas, Crona, Sarah, Rina, Fiona, Aurora dan Rock. Sepertinya mereka menunggu kedatanganku untuk mendengar informasi yang berhasil kudapatkan sembari mengawasi kondisi Bagas.Di sini juga ada para pelayan yang membantu kami, yaitu Anna, Helene, Haruka dan Alice. Si Alice itu nampak sangat fokus saat dia mengamati Bagas yang sedang berbaring di atas kasur.“Bagaimana? Apa kau mendapatkan informasi yang berguna?”Tanya Crona yang sepertinya masih kesal denganku.Aku kemudian menjelaskan semua yang kutahu pada mereka.“Begitu, ya... jadi semua hal tentang kutukan ini bermula dari ulah mereka sendiri.”Komentar Crona yang terdengar tak begitu tertarik dengan informasi yang berhasil kudapatkan itu.“Aku sebetulnya masih ingin menanyakan banyak hal padanya, tapi dia tiba-tiba saja menghilang begitu saja.”Kataku dengan nada kecewa.“Apakah ada semacam batas wakt

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Sahabat bagian 2 (Bagas)

    Masa lalu. Aku menjalani hari-hari yang biasa kulalui. Belajar di rumah dan belajar di sekolah. Tak ada hari yang kulewati tanpa hal tersebut. Yah, meski ada pengeculian, yaitu saat Kak Aarav dan Asraf bermain bersamaku. Aku tak tahu alasan sebenarnya kenapa Ibuku membiarkanku bermain bersama mereka. Padahal biasanya beliau tak akan mengizinkanku bermain sedikitpun, bahkan jika Aku melakukannya di dalam rumah sekalipun. Meski begitu, Aku tetap merasa senang karena Aku tak harus terus-terusan belajar. Jujur saja, Aku sangat tak menyukai belajar. Mau sebanyak apapun Aku belajar, pada akhirnya akanselalu ada orang yang melampaui diriku dalam hal akademik, termasuk Asraf yang selalu bisa juara 1 di angkatan kami. Jadi Aku akan melupakan hal tersebut saat bermain bersama mereka. Aku harus memanfaatkan saat-saat seperti ini dengan sebaik mungkin. Aku harus bersenang-senang sebanyak mungkin. Atau begitulah pikirku, tapi pada kenyataannya, Aku tak bisa sepenuhnya merasa senang. Meskipun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Sahabat bagian 3 (Bagas)

    Masa lalu. Aku melihat kertas ujian yang baru saja dibagikan pagi ini di ruang kelas yang sudah kosong. Aku merasa tak ingin pulang, karena Aku tahu apa yang menantiku di sana, tapi pada akhirnya Aku tak punya pilihan selain kembali ke sana. Aku merasa sangat kesal, jadi Aku tanpa sadar meremas kertas yang berada di tanganku hingga membuatnya lecek. “Ah!” Begitu Aku sadar akan hal yang baru saja kulakukan, Aku segera mencoba memperbaiki kertas tersebut. Ibuku akan bertambah marah padaku, jika dia melihat kertas yang lecek. Bagaimana ini!? Aku jadi semakin tak ingin pulang ke rumah. “Apa yang sedang kau lakukan?” Aku dikejutkan oleh suara seseorang yang tiba-tiba berbicara padaku. Saat Aku melihat ke arah suara orang itu berasal, Aku melihat Kak Aarav yang sedang mencoba melihat kertas yang ada di tanganmu. “Apa kau mendapatkan nilai yang lebih rendah dari pada Asraf lagi?” Tanyanya dengan nada serius. Meskipun Aku tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Sahabat sejati

    Hari – 9.“Pada hari itu, mungkin saja Kak Aarav sudah bisa menebak bahwa kita akan datang ke tempat ini!”Kata Bagas saat dia mengakhiri cerita masa lalunya.Aku hanya terdiam saat mendengar cerita tersebut sampai akhir. Aku bahkan bingung apa yang harus kukatakan padanya. Aku tak bisa meminta maaf padanya, karena di sini sudah jelas bahwa yang salah adalah Bagas itu sendiri. Dia yang dengan sepihaknya merasa iri dan benci padaku, padahal hal yang kulakukan adalah mendapatkan nilai terbaik yang bisa kudapatkan. Hal yang semua siswa rajin ingin lakukan.“Nah, Tuan Bagas... apa kau merasa kasihan dengan Tuan Asraf?”Tanya Alice yang membuat Bagas terdiam.“Apa kau merasa bahwa keadaan Tuan Bagas jadi lebih buruk darimu dan kau mulai merasa perlu melindunginya?”Pertanyaan lainnya dilontarkan oleh Alice, sebelum Bagas bisa menjawab pertanyaan sebelumnya.Bagas tak terlihat marah dengan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Para penguping

    Hari – 9.“Sebetulnya apa yang kalian semua lakukan di sini?”Tanyaku sambil memberikan tatapan tak senang pada Sarah dan yang lain.“Maaf, Asraf... Aku tak akan membuat alasan!”Kata Sarah yang nampak benar-benar menyesal.Aku kemudian melihat ke arah Crona yang kemungkinan besar adalah orang yang berada di balik semua ini.“Crona, apa ada hal yang ingin kau katakan padaku?”“Tidak ada!”Aku memberikan tatapan yang sangat tajam padanya. Hal tersebut berhasil membuatnya menyerah.“Baiklah, baiklah, Aku menyerah... Aku mengaku bahwa Akulah yang membuat mereka semua ikut menjadi penguping di sini!”Aku kemudian melihat semua orang yang berkumpul di sini satu per satu. Kita kesampingkan soal Sarah dan yang lain, Aku cukup terkejut saat melihat para pelayan, terutama Helene yang tetap berada di sini.“Mau bagaimana lagi... Aku jelas akan sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Mencari para mahluk

    Hari – 9.Selama makan malam berlangsung tak ada hal buruk apapun yang terjadi, kecuali masalah Bagas yang merasa sangat marah pada Sarah dan yang lain, karena telah menguping pembicaraan kami berdua, padahal dia sudah menyuruh mereka untuk pergi dari kamarnya. Kemarahannya terutama tertuju pada Crona yang paling merasa tak bersalah di antara mereka semua.Untung saja tak terjadi keributan yang bergitu besar. Hanya ada adu mulut antara Bagas dan Crona yang biasa. Bagas juga dengan cepat berhenti mempermasalahkan hal tersebut saat dia ingat bahwa ada hal yang lebih penting dari pada mengurus masalah pribadinya.Meskipun tak ada yang benar-benar menyalahkan dirinya yang marah, tapi dia tetap merasa bersalah karena telah menghambat makan malam dan membuat kami kehilangan sedikit waktu kami yang berharga. Hal tersebut membuat Crona juga ikut meminta maaf, karena suasana saat itu yang memaksanya untuk melakukan hal tersebut atau dia akan dianggap sebagai orang yang tak tahu malu.Makan mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16

Bab terbaru

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Kata Penutup

    pertama Author di GoodNovel. Butuh banyak petuangan untuk menyelesaikan Novel yang satu ini, terutama melawan rasa malas. Meskipun cerita utama dari Novel ini sudah berakhir, tapi Author berencana untuk menuliskan cerita pendek yang menceritakan masa lalu dari setiap karakter yang hanya diceritakan sekilas, keseharian Asraf dan yang lainnya di dalam menara yang tak bisa dimasukkan ke dalam cerita utama, lalu kehidupan sehari-hari mereka setelah tinggal di Desa Tanpa Nama. Kemungkinan besar ceritanya akan di Post di Blog pribadi Author dan bukan di platform ini. Jadi silahkan tunggu cerita Author yang selanjutnya. Author juga mau mengucapkan terima kasih kepada Editor yang telah membantu saya, juga pada GoodNovel yang sudah mau menayangkan Novel ini dan terutama pada para pembaca setia yang mau membaca cerita ini sampai habis. Sampai jumpa lagi di karya Saya yang selanjutnya. TTD Author, Ismail Fadillah.

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Epilog : Desa Tanpa Nama

    Sebulan kemudian.Tak terasa waktu berjalan begitu saja, bahkan pengalaman kami di Menara Tanpa Nama itu mulai terasa seperti mimpi.Menara itu sekarang sudah terbakar dengan hanya menyisakan puing-puing bangunan. Sejujurnya Aku merasa seperti mengalami keajaiban, karena bisa selamat dari api yang dapat membakar semua bagian dari Menara besar itu.Keberuntungan mungkin sedang terjadi pada kami, karena dampak dari terbakarnya menara itu tak meluas sama sekali. Yah, sebetulnya Aku tak tahu itu hanya sekedar keberuntungan semata atau ada semacam kekuatan aneh yang melindungi Desa dari api tersebut.Aku akan berbohong jika mengatakan bahwa Aku tak merasakan apapun saat melihat puing-puing dari Menara itu. Karena meski sebentar, kami telah menghabiskan 10 hari di dalam sana. Dan tempat itu juga menyimpan tubuh teman-teman kami yang telah meninggal. Pada akhirnya sampai akhir kami tak pernah lagi melihat tubuh mereka. Bahkan saat api yang membakar Menara itu te

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Akhir Menara Tanpa Nama (Bagas)

    Hari – 10.Setelah berpisah dengan Asraf, kami semua berjalan menuju pintu keluar dari Menara ini. Kami semua berhenti tepat di depan pintu tersebut, lalu saling melihat ekspresi wajah satu sama lain.“Sebelumnya pintu itu tak bisa terbuka sama sekali, kan?”Tanya Cinta sambil melihat pintu yang ada di hadapannya.“Ya, itu benar... Aku dan Asraf sudah mencoba membukanya.”Jawabku sambil berjalan menuju pintu tersebut, Rock dan Michael juga segera mengikutiku. Kami bertiga kemudian mendorong pintu tersebut. Meskipun berat, tapi kami bisa membuka pintu tersebut, berbeda sekali dengan apa yang terjadi di hari pertama kami datang ke tempat ini.“Pintunya benar-benar terbuka...”Gumam Cinta tak percaya.Aku menutupi wajahku dari sinar matahari yang masuk melalui pintu tersebut. Setelah seminggu lebih tak melihat cahaya matahari, Aku jadi merasa silau dengan cahayanya.“Kita benar-benar sudah bebas.”Aku bisa mendengar gumaman Lisa saat gadis itu berjalan keluar dari Menara ini.“Horeee! Ki

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Percakapan terakhir

    Hari – 10.“Aku benar-benar tak menyangka bahwa Christ akan mengkhianatiku.”Kata Kepala desa sambil melihat kedua orang yang berbadan besar di lantai. Aku bisa melihat ada minuman yang tumpah di lantai, kemungkinan besar mereka diracuni olehnya.“Aku sendiri juga tak menyangka akan hal tersebut.”Balasku dengan jujur. Aku memang tak pernah berencana untuk melibatkannya.“Apakah dia memang menyimpan dendam padaku? Aku tak menyangka bahwa lelaki sepertinya akan menyimpan dendam.”“Itu mungkin salahmu sendiri bahwa kau membunuh salah satu anggota keluarganya.”“Hmm... kurasa kau memang benar.”“Tentu saja Aku benar.”Meskipun dia seharusnya tahu apa yang saat ini sedang kurencanakan, tapi dia tak terlihat panik sama sekali.“Nah, apa sudah kau mengetahui apa yang sedang kurencanakan saat ini?”“Ya, tentu saja.”“Lalu kenapa kau tak melarikan diri?”“Untuk apa? Aku ini sudah tua, bahkan jika kau tak melakukan ini, Aku pada akhirnya akan mati juga.”Kepala desa itu memberikan senyuman ten

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Rencana terakhir

    Hari – 10.“Asraf, apa kau akan melakukan sesuatu yang berbahaya sendirian lagi?”Tanya Sarah yang nampak tak senang dengan apa yang ingin kulakukan.“Ya, kurasa begitu.”Jawabku dengan santai.“Apa kau tak berpikir untuk merubah sifatmu yang satu itu?”Sarah kembali bertanya, tapi dengan nada yang lebih kesal dari sebelumnya.“Untuk saat ini... tidak!”Jawabku tanpa ragu.“Kenapa?”Sarah menghilangkan nada kesalnya dan menggatinya dengan nada sedih.“Tidak ada alasan yang begitu spesial, kurasa Aku hanya bertindak egois.”Aku memberikan senyum lemah saat mengatakan itu.“Apa kau ingat saat Aku berkata ingin merubah tempat ini?”Tanyaku dengan suara lemah, tapi masih dapat terdengar oleh Sarah dan yang lain.“Ya, kau pernah mengatakan itu... kau serius tentang itu, kan?”“Ya, tentu saja... Aku benar-benar berniat untuk melakukannya, tapi untuk melakukan hal tersebut.”“Kau perlu menjadi Kepala desa... betul, kan?”Crona melanjutkan ucapanku dengan nada percaya diri. Aku mengangguk ke

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan bagian 3

    Hari – 10.“Tidak ada yang benar-benar kusembunyikan dari kalian tentang sifatku yang asli... Aku memang selalu seperti ini.”Jawabku sambil tersenyum santai.“Apa itu memang benar?”Tapi nampaknya Maria tak percaya dengan perkataanku sedikitpun.“Itu memang yang sebenarnya, kau bisa tanyakan saja pada Bagas... dia sudah mengenalku luar dan dalam, jadi dia seharusnya tahu jika Aku sedang menyembunyikan sifat asliku atau tidak.”Aku melihat ke arah Bagas untuk meminta pendapatnya.“Ya, Aku sudah lama mengenalnya... jadi Aku tahu bahwa dia tidaklah banyak berubah dari sebelum dan sesudah dia datang ke tempat ini.”Jawab Bagas tanpa ragu sama sekali.“Benarkah itu?”Tapi sepertinya Maria meragukan hal tersebut.“Apa yang ingin kau katakan?”Bagas menajamkan pandangannya pada Maria.“Tidakkah kau berpikir bahwa dia sebelum dan sesudah Kakaknya meninggal adalah dua orang yang berbeda?”“Maksudmu?”“Oh, ayolah... Aku tahu bahwa kau sudah menyadarinya... bahwa Asraf yang sebelum dia menjadi

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan bagian 2

    Hari – 10.“Jadi apa yang ingin kau lakukan setelah ini, Rock?”Tanya Michael yang sudah mengerti apa yang kami bicarakan, sebelum dia dan Rock bergabung dengan kami.“Kau tahu sudah mengerti bahwa kau tak mungkin terus seperti ini, kan?”Lanjut Michael yang mendesak Rock untuk menjawab pertanyaannya.Rock nampak menggaruk lengan kirinya dengan cangung. Dia sepertinya memang sudah menyadari hal tersebut, tapi sayangnya dia belum bisa menentukan hal yang bisa dia lakukan di luar sana.“Aku selalu berkelahi.”Katanya dengan tiba-tiba.“Hal tersebut membuatku ditakuti oleh banyak orang dan tentu saja mendapat banyak musuh... Aku sendiri tak begitu mengerti kenapa Aku tak bisa menahan diriku, tidak kurasa itu hanya alasanku... Aku hanya bersikap terlalu egois dan tak mau mengerti perasaan orang lain... Aku selalu saja membuat orang-orang di sekitarku kerepotan karena tingkahku yang eg

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan

    Hari – 10.“Pertama-tama, mari kita hilangkan suasana kaku di sini dan membicarakan sesuatu dengan lebih santai!”Kataku sambil meregangkan tubuhku agar tubuhku merasa lebih santai.“Kau benar... kita sudah terbebas dari permainan itu, jadi kita lebih baik bersikap lebih santai.”Kata Sarah yang setuju dengan ideku.“Justru itu adalah hal yang kulakukan saat ini... kenapa kalian seperti tidak menyadarinya!”Kata Cinta yang telihat kesal. Tentu saja Aku menyadarinya, jadi seharusnya dia tak perlu marah begitu.“Tenang saja, Cinta... Aku mengerti usaha yang ingin kau lakukan.”Kataku yang membuatnya menoleh ke arahku dengan ekspresi sedikit terkejut.“Eh! Benarkah itu?”Aku menganggukkan kepalaku.“Tentu saja... kau ingin kami melupakan peristiwa buruk yang terjadi di sini, kan? Meski hanya untuk sementara waktu.”Cinta terse

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Pagi yang baru

    Hari – 10.Setelah merapikan tempat tidurku, Aku langsung bergagas mandi dan mengganti pakaianku. Aku sebetulnya cukup menyukai baju baru yang kudapatkan di tempat ini, tapi sepertinya Aku harus meninggalkan baju tersebut di sini, karena setelah diperhatikan ternyata baju itu memiliki noda darah yang sulit dihilangkan. Kemungkinan besar itu adalah bekas pertarungan antara Aku dan Sebastian kemarin. Saat itu dia memiliki banyak noda darah di dirinya, belum lagi dia menggunakan pisau yang basah oleh darah segar.Setelah itu, Aku mengemas kembali barang-barang bawaanku. Aku jadi teringat, Aku membeli obat sebelum ke tempat ini, tapi sepertinya Aku hanya menggunakannya sedikit. Meski begitu Aku memutuskan untuk tetap menyimpannya, karena siapa tahu Aku membutuhkannya.Setelah beres, Aku membawa barang bawaanku keluar kamar. Di saat yang hampir bersamaan, Bagas juga nampak keluar dari kamarnya.“Ah, Asraf... apa kau...”Bagas berhenti bertanya di tengah-tengah, dia kemudian menggelengkan k

DMCA.com Protection Status