Share

Bab 22

Author: Ichageul
last update Last Updated: 2024-12-21 14:25:10

Salim segera dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh pingsan. Dokter segera memberikan pertolongan cepat. Dari gejalanya, pria itu disinyalir mengalami keracunan tetrodotoksin. Itu adalah jenis racun yang terdapat dalam ikan buntal.

Karena mendapat penanganan yang tepat, nyawa Salim bisa diselamatkan namun pria itu harus menjalani perawatan dan pemantauan serius dari pihak medis.

Anita dan Imron memilih menyembunyikan kasus ini dan tidak melaporkannya pada polisi. Namun Rafi bersikeras untuk melaporkan hal tersebut. Setahunya sang ayah tidak pernah mengkonsumsi ikan buntal. Polisi segera datang ke rumah sakit untuk penyelidikan. Mereka juga datang ke rumah. Makanan dan alat makan yang digunkan Salim terakhir kali tidak diperbolehkan untuk dibuang, dibersihkan atau disentuh. Petugas polisi itu membawa semuanya untuk diperiksa.

"Kenapa kamu melaporkan hal ini ke polisi?" tanya Anita pada Rafi.

"Coba Mama pikir, kapan Papa pernah memakan ikan buntal? Selama ini juga Papa selalu menjag
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Mulyani
ternyata imron sangat berbahaya,, aduuuhh eta berciuman abang Daffa sama uzi ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 23

    Karena tidak menemukan Fauzia di lantai dasar, Daffa pun menuju lantai dua. Pandangannya langsung mengedar ke setiap sudut ruangan di sana. Kemudian dia menangkap Fauzia berdiri di dekat ruangan yang dibatasi oleh tirai.Ketika Daffa mendekat, matanya menangkap langkah kaki mendekati tirai. Salah seorang yang berada dalam ruangan, bermaksud keluar. Sementara Fauzia semakin mendekatkan tubuhnya untuk mencuri dengar lebih jelas.Dengan cepat Daffa menghambur pada Fauzia. Ditariknya tubuh wanita itu sedikit menjauh dari tirai lalu mendorongnya hingga punggung Fauzia menyentuh tembok di belakangnya. Masih terkejut dengan tindakan Daffa, tiba-tiba saja bibir pria itu sudah menempel di bibirnya.Untuk sejenak Fauzia terdiam. Kesadarannya berhamburan ketika Daffa memagut bibirnya dengan lembut. Ketika kesadarannya kembali, wanita itu bermaksud untuk melepaskan diri, namun dia melihat ada yang keluar dari ruangan. Tak ingin ketahan tengah menguping, Fauzia pun urung mendorong tubuh Daffa. Bah

    Last Updated : 2024-12-23
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 24

    Begitu pintu terbuka, Fauzia terkejut melihat Daffa yang hanya mengenakan handuk yang dililit di bagian pinggang, sementara bagian atasnya dibiarkan terbuka. Tetesan air yang membasahi dadanya membuat pria itu terlihat semakin seksi. Jantung Fauzia berdetak lebih kencang melihat penampilan Daffa. Wanita itu meneguk ludahnya kelat. Untuk sesaat dia hanya terbengong saja. "Ada apa?" suara Daffa membangunkan Fauzia dari lamunannya. "Makan malam sudah siap, Mas." "Aku pakai baju dulu." Fauzia bergegas meninggalkan Daffa. Wanita itu heran sendiri kenapa dia sering terlibat dengan situasi canggung bersama Daffa. Fauzia kembali ke meja makan. Di sana Faisal sudah duduk untuk menikmati makan malam. Terdengar dering ponsel Fauzia dari arah kamar. Wanita itu bangun dari duduknya kemudian menuju kamar. Fauzia mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur. Dia langsung menjawab panggilan yang berasal dari Murni. "Halo." "Halo Uzi, bagaimana kabarmu?" "Baik. Teteh sendiri gimana?" "Baik

    Last Updated : 2024-12-26
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 25

    "Soal yang kulakukan padamu beberapa hari yang lalu. Maaf aku sudah menamparmu. Aku terbawa emosi waktu itu." Tidak ada jawaban dari Daffa. Pria itu tiba-tiba saja mendorong tubuh Fauzia sampai punggung wanita itu merapat ke tembok. Lalu tanpa diduga, dia langsung membenamkan bibirnya ke bibir ranum Fauzia. "Mas.." Lamunan Daffa buyar ketika mendengar panggilan Fauzia. Pria itu berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu. Sepertinya Daffa masih ingin mencicipi bibir Fauzia lagi. "Apa katamu tadi?" "Aku minta maaf karena sudah menamparmu. Aku.. aku hanya terbawa emosi. Maaf Mas." "Tidak apa, lupakan saja. Apa kedatanganmu hanya untuk mengatakan ini?" "Tidak juga. Sebenarnya ada hal lain yang mau kubicarakan." "Ayo duduklah." Daffa mengajak Fauzia menuju sofa yang ada di ruang kerjanya. Keduanya duduk berhadapan. Fauzia kemudian menceritakan tentang saham Angga yang sekarang sudah dialihkan atas namanya. "Jujur aja Mas, sebenarnya

    Last Updated : 2024-12-28
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 26

    Atas permintaan Daffa, Gunawan terus menyelidiki kasus kematian Angga. Sampai sejauh ini mereka belum menemukan apa-apa. Semuanya terhenti sampai kematian Andika. Pihak kepolisian juga menemukan jalan buntu. Untuk sementara mereka menyimpulkan kalau Andika adalah pembunuh Angga. Selama menyelidiki kasus Angga, Gunawan tetap berkoordinasi dengan temannya yang bertugas menyelidiki kasus tersebut. Jika ada informasi baru, keduanya kerap berbagi informasi. Temannya itu menjanjikan jika ada perkembangan baru, dia akan membuka kasus Angga lagi. Bersama dengan anak buahnya, Gunawan kembali ke tempat awal kasus bermula. Gunawan dan Beni pergi ke Desa Banjarsari menggunakan mobil. Mereka memutuskan kembali ke sana, untuk menyelesaikan penyelidikan dari awal. Siapa tahu mereka bisa mendapatkan petunjuk baru. Setelah memarkirkan kendaraan di dekat lapangan bola, Gunawan dan Beni berjalan menuju warung kopi yang jaraknya sekitar dua ratus meter dari lapangan. Mereka sengaja menuju ke sana. Beb

    Last Updated : 2024-12-30
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 27

    "Warna merah ini sepertinya bercak darah," ujar Beni seraya menunjuk noda merah tersebut.Gunawan mengambil cotton bud yang sedikit dibasahi agar lembab, kemudian dia menggosokkan cotton bud tersebut ke noda merah yang sudah mengering. Kemudian dimasukkan cotton bud tersebut ke dalam plastik ziplock."Aku akan langsung pergi menemui Fajar untuk menguji ini. Kalau benar ini adalah noda darah dan cocok dengan darah Angga, maka bisa dipastikan di sinilah TKP pembunuhan Angga. Kamu terus awasi Badri, jangan sampai dia masuk ke sini lagi.""Siap, Bang."Gunawan segera bersiap. Pria itu mengambil kunci mobil lalu melajukannya. Sepeninggal Gunawan, Beni membuat kopi lalu membawanya keluar rumah. Dia duduk santai di teras sambil melihat lalu lalang orang di depan rumahnya.Tak lama kemudian terdengar suara wanita yang menjual jajanan pasar melintas menggunakan sepeda ontel. Dari arah rumah Kokom, Badri keluar kemudian memanggil penjual tersebut. Beni ikut mendekati sang penjual sambil berpur

    Last Updated : 2025-01-02
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 28

    "Apa yang kamu lakukan?!" tegur Beni membuat Badri terkejut setengah mati. Suara Beni mengejutkan Badri yang baru saja mengambil barang bukti. Sontak pisau di tangannya terjatuh. Pria itu bermaksud kabur, namun dengan cepat Beni meringkusnya. Yayat yang menunggu di luar, mengintip dari jendela. Pria itu terkejut melihat temannya sudah dibekuk oleh Beni. Dia pun bermaksud kabur, tapi sayang Fajar bersama anak buahnya sudah lebih dulu datang meringkus. Badri hanya bisa pasrah ketika Beni menangkapnya. Pria itu membawa Badri keluar bersama barang bukti. Ketika pria itu digiring keluar, ada beberapa warga yang melintas di depan rumah, memilih berhenti untuk melihat apa yang terjadi. Mereka cukup terkejut melihat Badri digiring keluar oleh Beni. Pandangan mereka tertuju pada bungkusan bening berisi pisau yang terdapat noda darah di tangan Beni. "Itu si Badri kenapa?" "Ngga tahu." "Kenapa ada pisau?" "Ngapain dia di rumah Angga?" Berbagai pertanyaan muncul di benak warga. Mere

    Last Updated : 2025-01-10
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 29

    Perlahan Fauzia membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar. Kemudian pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Fauzia menegakkan tubuhnya lalu beranjak dari ranjang. Dia berjalan menuju pintu yang tertutup rapat. Digerakannya handle pintu namun ternyata terkunci. Wanita itu segera menggedor pintu. "Buka!!!" "BUKA!!!" Tak berapa lama pintu terbuka. Dari arah luar masuk Rafi. Pria itu melemparkan senyumnya begitu melihat wajah cantik Fauzia. Dia masuk ke dalam kamar, membuat Fauzia refleks berjalan mundur. "Mau apa kamu?" tanya Fauzia waspada. "Bukankah kamu yang berteriak meminta dibukakan pintu?" "Kenapa kamu bawa aku ke sini? Aku mau pulang!" "Tenanglah, aku pasti membawamu pulang. Tapi.. setelah kita menikah." "Dasar gila! Aku tidak akan pernah menikah denganmu! Apa kamu lupa kalau Mas Daffa adalah calon suamiku? Dia pasti tidak akan melepaskan mu." "Tapi tidak ada yang bisa Daffa lakukan sekarang. Kamu sepenuhnya ada dalam kendaliku. M

    Last Updated : 2025-01-13
  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 30

    "BERHENTI!!" Seketika suara Rafi yang sedang mengucapkan kalimat kabul terhenti begitu mendengar suara kencang seorang laki-laki. Daffa masuk ke dalam vila dengan tergesa. Pria itu menarik baju yang dikenakan Rafi hingga berdiri lalu melayangkan tinjunya. Anak buah Rafi yang melihat itu berniat membantu, namun pergerakan mereka langsung dihalangi oleh Reza, Gunawan, Fajar dan beberapa anak buahnya yang sudah datang. Mereka lansung dibekuk dan siap dibawa ke kantor polisi. Faisal mendekati Fauzia yang masih terpaku di tempatnya. Namun begitu kelegaan terlihat di wajahnya. Dia segera berdiri begitu Faisal mendekat. Ditariknya tubuh Fauzia ke dalam pelukannya. "Kamu ngga apa-apa, sayang?" "Aku baik, Om." "Ada apa ini?" tanya sang penghulu bingung. Apalagi dia baru saja melihat kekerasan yang terjadi pada Rafi. Dengan cepat Daffa menarik kembali tubuh pria yang sudah menculik calon istrinya hingga berdiri. "Laki-laki ini adalah seorang penculik. Dan wanita yang akan dinikahi

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 35

    "Apa kamu menemui Salim dan mengakui identitasmu yang sebenarnya?" Pertanyaan Faisal tidak bisa langsung dijawab oleh Reza. Pria itu nampak berpikir sejenak. Kenyataan soal identitas yang baru diketahuinya, tak ayal membuat pria itu sedikit shock. Selama ini Reza menang tidak mencari tahu keberadaan orang tua kandungnya. Menurut Melly, sejak lahir dia sudah berada di panti. Itu artinya kedua orang tuanya memang tak menginginkan dirinya. Namun kebenaran ternyata tak sesuai pikirannya. Dia harus dipaksa percaya kalau dirinya adalah anak tunggal Salim dengan Mitha. Itu artinya dia masih sepupu dari Angga, mendiang suami Fauzia, adik angkatnya. "Aku ngga tahu, Pa. Aku masih perlu waktu untuk memikirkan semuanya." "Papa tahu jni semua pasti mengejutkan untukmu. Pikiran baik-baik. Apapun keputusanmu, Papa akan mendukungnya." "Setelah Papa tahu semua kenyataan ini, apa Papa masih menganggap ku anak? Apa Papa akan tetap menyayangiku?" Faisal memandangi Reza tanpa berkedip. Dia bingung s

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 34

    "Siapa orang tuaku, Bu?" "Nama Ibumu adalah Mita dan ayahmu adalah Salim.""Mita," gumam Fauzia pelan.Nama Mita sama dengan nama Ibu dari Angga. Begitu pula dengan nama ayah yang disebutkan Melly. Mendengar nama yang disebut terdengar familiar, Fauzia pun penasaran."Apa nama lengkapnya Salim Wiguna?" tanya Fauzia sambil menatap dalam pada Melly."Iya, dari mana kamu tahu?"Jawaban Melly membuat Fauzia tersentak. Bukan hanya wanita itu, tapi Daffa, Faisal bahkan Reza sendiri ikut terkejut. "Ibu Mita dan Pak Salim adalah orang tua dari Kang Angga. Mereka hanya punya satu anak, bagaimana mungkin kalau Bang Reza anak mereka.""Kamu mengenal Angga?" kali ini giliran Melly yang terkejut."Angga ada mendiang suami Uzi," jawab Reza."Apa? Kenapa bisa ada kebetulan seperti ini," gumam Melly tak percaya."Ibu.. saya minta tolong ceritakan dengan jelas. Apa benar Reza adalah anak Pak Salim? Lalu bagaimana dengan Angga?" Daffa yang sedari tadi diam, tak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 33

    Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sepasang pengantin baru masih terbaring di atas kasur berukuran king size. Tubuh polos keduanya hanya tertutup selimut saja. Sehabis shubuh tadi, keduanya kembali mengulang percintaan panas mereka. Daffa seolah tengah memuaskan rasa dahaganya, pria itu langsung tancap gas melampiaskan hasratnya yang sudah lama tertahan. Terhitung sudah tiga kali dia menggarap tubuh istrinya. Kelopak mata Fauzia bergerak-gerak, sesaat kemudian kedua matanya mulai terbuka. Wajah tampan Daffa langsung menyapa indra penglihatannya. Fauzia terus menelusuri wajah pria yang saat ini masih terlelap dalam tidurnya. Pipi Fauzia merona ketika mengingat malam panas mereka dan percintaan mereka tadi shubuh. Ternyata Daffa yang kerap bersikap dingin, begitu panas di ranjang. Saat ini memang masih belum ada perasaan cinta di hati Fauzia. Namun wanita itu berusaha menjalankan perannya sebagai seorang istri, termasuk memberikan pelayanan ranjang pada suaminya. Tapi rasa

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 32

    "Saya terima nikah dan kawinnya Fauzia Safarina binti Ahmad Faidhan dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan logam mulia seberat 500 gram dibayar tunai!" "Bagaimana saksi?" "SAH!!" Semua yang menyaksikan akad tersebut langsung mengucapkan hamdalah. Tanda syukur kalau akad nikah sudah berlangsung lancar tanpa hambatan berarti. Daffa melirik Fauzia yang duduk di sampingnya. Segurat senyum tercetak di wajah Daffa. Kebahagiaan begitu terasa ketika akhirnya dia membayar tunai wanita yang perlahan memasuki dan menempati ruang tersendiri di hatinya. Lamunan Daffa terhenti ketika Reza memberikan kotak beludru berisi cincin pernikahan mereka. Daffa mengambil sebuah cincin putih bertahtakan berlian lalu memasangkannya di jari manis Fauzia. Wanita itu pun melakukan hal sama, memasangkan cincin dengan bahan berbeda ke jari manis suaminya. Kemudian Fauzia mencium punggung tangan Daffa dengan takzim. Hati Daffa bergetar mendapatkan ciuman tanda bakti seorang istri pada suami. Sud

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 31

    "Pak Imron, Bu Anita, maafkan saya. Saya terpaksa membuka mulut karena kalian yang sudah melanggar perjanjian lebih dulu," ujar Badri tenang. Belajar dari pengalaman terdahulu, begitu Badri dan Yayat tertangkap, Fajar meminta anak buahnya untuk mengawasi dengan ketat kedua orang tersebut. Mereka tidak ingin kejadian kematian Andika kembali terulang. Dugaan Fajar benar, Anita dan Imron kembali mencoba membungkam mulut Badri serta Yayat. Imron menyuruh seseorang untuk memberi racun pada Badri dan Yayat. Racun ditaruh di minuman bukan makanan. Namun sebelum sempat minuman beracun tersebut sampai ke tangan Badri dan Yayat, mereka berhasil mencegahnya. Demi keberhasilan penyelidikan, Badri dan Yayat sengaja dibuat mengalami keracunan dan dilarikan ke rumah sakit. Oknum polisi yang membantu Anita dan Imron pun segera diamankan. Sesampainya di rumah sakit, kedua orang tersebut langsung mengakui perbuatannya dan menyebutkan siapa yang sudah meminta mereka menghabisi nyawa Angga. "Apa

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 30

    "BERHENTI!!" Seketika suara Rafi yang sedang mengucapkan kalimat kabul terhenti begitu mendengar suara kencang seorang laki-laki. Daffa masuk ke dalam vila dengan tergesa. Pria itu menarik baju yang dikenakan Rafi hingga berdiri lalu melayangkan tinjunya. Anak buah Rafi yang melihat itu berniat membantu, namun pergerakan mereka langsung dihalangi oleh Reza, Gunawan, Fajar dan beberapa anak buahnya yang sudah datang. Mereka lansung dibekuk dan siap dibawa ke kantor polisi. Faisal mendekati Fauzia yang masih terpaku di tempatnya. Namun begitu kelegaan terlihat di wajahnya. Dia segera berdiri begitu Faisal mendekat. Ditariknya tubuh Fauzia ke dalam pelukannya. "Kamu ngga apa-apa, sayang?" "Aku baik, Om." "Ada apa ini?" tanya sang penghulu bingung. Apalagi dia baru saja melihat kekerasan yang terjadi pada Rafi. Dengan cepat Daffa menarik kembali tubuh pria yang sudah menculik calon istrinya hingga berdiri. "Laki-laki ini adalah seorang penculik. Dan wanita yang akan dinikahi

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 29

    Perlahan Fauzia membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar. Kemudian pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Fauzia menegakkan tubuhnya lalu beranjak dari ranjang. Dia berjalan menuju pintu yang tertutup rapat. Digerakannya handle pintu namun ternyata terkunci. Wanita itu segera menggedor pintu. "Buka!!!" "BUKA!!!" Tak berapa lama pintu terbuka. Dari arah luar masuk Rafi. Pria itu melemparkan senyumnya begitu melihat wajah cantik Fauzia. Dia masuk ke dalam kamar, membuat Fauzia refleks berjalan mundur. "Mau apa kamu?" tanya Fauzia waspada. "Bukankah kamu yang berteriak meminta dibukakan pintu?" "Kenapa kamu bawa aku ke sini? Aku mau pulang!" "Tenanglah, aku pasti membawamu pulang. Tapi.. setelah kita menikah." "Dasar gila! Aku tidak akan pernah menikah denganmu! Apa kamu lupa kalau Mas Daffa adalah calon suamiku? Dia pasti tidak akan melepaskan mu." "Tapi tidak ada yang bisa Daffa lakukan sekarang. Kamu sepenuhnya ada dalam kendaliku. M

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 28

    "Apa yang kamu lakukan?!" tegur Beni membuat Badri terkejut setengah mati. Suara Beni mengejutkan Badri yang baru saja mengambil barang bukti. Sontak pisau di tangannya terjatuh. Pria itu bermaksud kabur, namun dengan cepat Beni meringkusnya. Yayat yang menunggu di luar, mengintip dari jendela. Pria itu terkejut melihat temannya sudah dibekuk oleh Beni. Dia pun bermaksud kabur, tapi sayang Fajar bersama anak buahnya sudah lebih dulu datang meringkus. Badri hanya bisa pasrah ketika Beni menangkapnya. Pria itu membawa Badri keluar bersama barang bukti. Ketika pria itu digiring keluar, ada beberapa warga yang melintas di depan rumah, memilih berhenti untuk melihat apa yang terjadi. Mereka cukup terkejut melihat Badri digiring keluar oleh Beni. Pandangan mereka tertuju pada bungkusan bening berisi pisau yang terdapat noda darah di tangan Beni. "Itu si Badri kenapa?" "Ngga tahu." "Kenapa ada pisau?" "Ngapain dia di rumah Angga?" Berbagai pertanyaan muncul di benak warga. Mere

  • Misteri Kematian Suamiku   Bab 27

    "Warna merah ini sepertinya bercak darah," ujar Beni seraya menunjuk noda merah tersebut.Gunawan mengambil cotton bud yang sedikit dibasahi agar lembab, kemudian dia menggosokkan cotton bud tersebut ke noda merah yang sudah mengering. Kemudian dimasukkan cotton bud tersebut ke dalam plastik ziplock."Aku akan langsung pergi menemui Fajar untuk menguji ini. Kalau benar ini adalah noda darah dan cocok dengan darah Angga, maka bisa dipastikan di sinilah TKP pembunuhan Angga. Kamu terus awasi Badri, jangan sampai dia masuk ke sini lagi.""Siap, Bang."Gunawan segera bersiap. Pria itu mengambil kunci mobil lalu melajukannya. Sepeninggal Gunawan, Beni membuat kopi lalu membawanya keluar rumah. Dia duduk santai di teras sambil melihat lalu lalang orang di depan rumahnya.Tak lama kemudian terdengar suara wanita yang menjual jajanan pasar melintas menggunakan sepeda ontel. Dari arah rumah Kokom, Badri keluar kemudian memanggil penjual tersebut. Beni ikut mendekati sang penjual sambil berpur

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status