“Aku tidak menyangka kalau kau berani datang ke tempat seperti Siren’s Pearl. Apa kau tidak khawatir kalau harus mengambil empat kerja paruh waktu lagi untuk membayar cicilan perhiasan yang akan kau beli, Valerie Meyer?”Seorang gadis cantik yang mengenakan kaos merah dengan rok pendek mencemooh Valerie. Tatapannya begitu angkuh, bibirnya pun tersenyum miring yang mengucapkan kebanggaan diri yang dimilikinya. Gadis itu terlihat superior dan juga berkelas andaikata kesombongannya tidak terlampau tinggi.“Tunggu, setahuku Siren’s Pearl tidak melayani cicilan pembelian perhiasan. Kusarankan kau segera pergi dan mencari toko lainnya yang sekelas denganmu, aku melakukan ini semuanya demi kebaikanmu,” tutur gadis sombong itu lagi.Di belakang gadis yang terlihat begitu angkuh tersebut juga berdiri seorang gadis yang bertubuh tinggi. Berbeda dengan gadis sombong tersebut, rekannya yang jauh terlihat cantik dan anggun layaknya seorang gadis bangsawan tersebut tidak mengucapkan apapun, dia han
[Ding! Waktu misi utama yang diberikan telah berakhir!][Ding! Misi menghabiskan sepuluh juta dollar berhasil diselesaikan. Host mendapatkan dua minggu waktu hidup sebagai hadiah penyelesaian misi.]Dua pemberitahuan yang terdengar begitu dingin dan mirip seperti mesin penjawab search engine di internet muncul dalam benak Valerie. Bersamaan dengan itu, hati Valerie yang sedari tadi tegang setelah mendapatkan misi beberapa waktu lalu pun langsung menjadi lega. Semua ini karena setengah waktu hidup yang sebelumnya Valerie dapatkan tidak jadi hangus, gadis itu telah berhasil menyelesaikan misi.Suara pemberitahuan yang begitu dingin itu, menurut Valerie kini terdengar sangat manis di telinganya. Sesuatu yang membawa hasil positif dan baik bagi gadis itu pasti akan dianggap sebagai hal yang manis.“Sebelas juta dollar habis untuk membeli perhiasan di Siren’s Pearl. Gadis ini pasti anak dari seorang konglomerat.” Seorang pengunjung yang mengamati kejadian itu pun pada akhirnya berkomentar.
Orang yang menarik paksa tangan Valerie membawa gadis itu ke pelataran parkir mobil yang ada di lantai dasar. Penerangan yang sedikit temaram di tempat itu membuat suasana yang ada di sana menjadi lebih menegangkan, seolah-olah pemandangan yang sering tampil di film horor tengah tersaji dengan nyata di pelataran parkir mobil tersebut. Kedua mata almond milik Valerie menyipit, melihat ke arah orang yang berjalan di depannya dengan satu tangan yang mencengkeram kuat lengannya. Sosok itu adalah sosok yang sangat Valerie kenal, hampir mustahil bagi Valerie untuk melupakannya karena sosok itulah yang pernah membangun motivasi bagi Valerie untuk merangkak keluar dari neraka. Berbeda dengan sosoknya dulu yang tampan dan begitu ceria, membuat Valerie terpesona. Andy yang Valerie lihat sekarang lebih terlihat seperti seorang gelandangan. Wajahnya berminyak, rambutnya berantakan, kumis dan jenggotnya juga tidak dicukur sehingga membuat penampilan Andy menjadi begitu kumal. Tidak hanya itu saja
Beberapa detik yang lalu Cedric datang dengan ‘heroic’-nya, dan detik berikutnya pemuda itu membawa Valerie pergi dari tempat itu begitu saja.Valerie yang pikirannya masih diselimuti oleh keraguan merasa otaknya tumpul, perasaan aneh yang dirasakannya karena kehadiran Cedric yang menolongnya saat itu membuat Valerie tidak bisa berpikir lebih jauh lagi. Oleh karena itu, Cedric bisa membawa Valerie dengan mudah tanpa gadis itu memberikan protes seperti sebelumnya.Kini mereka berdua berada dalam mobil milik Cedric, di mana pemuda itu duduk di belakang kemudi mobil sementara Valerie sendiri duduk di sampingnya.“Ke mana kau akan membawaku pergi?” tanya Valerie setelah dia berhasil mengendalikan perasaannya.Dalam hati Valerie merasa sedikit menyesal, bagaimana mungkin dia bisa kehilangan akalnya hanya karena seseorang memperlihatkan kebaikan padanya? Walaupun ini adalah pertama kalinya seseorang menunjukkan kehangatan untuk dirinya, Valerie yang memiliki pendirian teguh tidak seharusnya
“Akan tetapi setelah kupikir-pikir lagi, tidak ada salahnya kalau aku menjadi istri kontrak dari Tuan Wyatt. Keuntungan yang kau berikan sangat besar dan terlalu menarik untuk dihiraukan.” Valerie tidak terlihat seperti seorang gadis lugu yang akan merasa tersinggung ketika Cedric menawarkan pernikahan kontrak dengannya, ataupun seperti seorang protagonis dari novel manis yang mirip lotus putih. Justru sebaliknya, Valerie lebih mirip seperti nona villain yang mengutamakan keuntungan yang akan dia dapatkan, tidak peduli apakah bayarannya mengharuskan gadis itu masuk dalam sebuah jerat pernikahan kontrak dengan Cedric. Sebuah kehormatan yang dijaga rapat pun juga dihiraukan oleh Valerie, membuat sosoknya semakin mirip seperti sosok villain yang mampu menjatuhkan protagonis dalam sebuah cerita. Sepasang mata almond secerah birunya langit di musim panas itu menatap ke depan, mereka membingkai sosok Cedric yang tampan dan tidak memberikan ombak kecil di dalamnya. Valerie yang bak gunung
Bagi kebanyakan orang, hari pernikahan adalah sebuah hari yang sakral dan akan membuat mereka bahagia serta nervous pada saat yang sama. Hari pernikahan akan mempersatukan sepasang kekasih yang saling mencintai menjadi suami-istri, artinya mereka akan terus hidup bersama dengan status yang diakui oleh hukum negara.Mayoritas dari orang-orang yang menjalani pernikahan, situasi hati mereka akan menjadi bahagia karena pada akhirnya mereka dipersatukan dengan orang yang mereka cintai. Namun, perasaan seperti ini tidak berlaku bagi Valerie yang kini berada di hari pernikahannya sendiri.Dia tidak merasa bahagia, pun dengan merasa sedih maupun kecewa. Raut wajah cantik itu begitu datar, tidak sekali pun emosi terlintas di sana maupun pada sepasang mata sebiru langit tersebut. Valerie merasa hambar dan juga biasa saja meskipun dia akan mengikat janji suci dengan seorang laki-laki di hari pernikahannya.Mengenakan setelan gaun putih dengan rok selutut, Valerie terlihat sangat cantik. Rambut i
Menghabiskan delapan juta dollar bukanlah hal mustahil untuk dilakukan, namun Valerie tidak tahu apakah misi yang tidak mustahil itu akan menjadi sangat mustahil karena waktu yang diberikan terlalu singkat. Valerie ingin sekali menarik kerah Lord God dan kemudian mengajaknya berdiskusi mengenai kehidupan.Walaupun tujuan utama dari misi ini adalah sebuah penebusan dosa Valerie di masa lalu, tidakkah seharusnya misi yang diberikan lebih manusiawi?Valerie menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan emosi serta perasaan sesak yang kini bersarang dalam dadanya. Lord God benar-benar tahu bagaimana caranya mempermainkan seorang korban, sekarang ini Valerie bisa menyebut dirinya sebagai korban dengan lapang dada dan tanpa tekanan.“Cedric, kau bisa mengantarkanku ke showroom mobil terdekat dari lokasi kita berada sekarang,” pinta Valerie tanpa pikir panjang.Tangan Cedric yang memegang kemudi mobil berkedut sesaat, terkejut dengan permintaan Valerie yang mendadak berganti. Meskip
Sepuluh menit bukanlah waktu yang lama, berpacu dengan sisa waktu yang dimilikinya membuat Valerie merasa gugup. Dia khawatir kalau si pegawai showroom terlalu lama dalam menyelesaikan dokumen dan membuatnya terlambat untuk melakukan pembayaran, waktu hidup berharga Valerie akan melayang begitu saja.Valerie pernah mati sebelum ini, bahkan jumlahnya pun bisa dikatakan sebanyak tiga kali, sehingga gadis itu tidak lagi awam dengan masalah kematian yang menerpa dirinya. Meskipun demikian, Valerie masih menemukan dirinya ingin menghindari waktu kematian yang membuatnya tidak berdaya. Karena itulah selama ini Valerie memegang waktu hidupnya dengan penuh tekad, termasuk hal yang dilakukannya sekarang ini.Berpacu dengan dewa kematian yang tengah menunggunya di belakang dengan sabit mautnya, bagaimana mungkin Valerie bisa peduli pada sosok pemuda dan kekasihnya yang mencemoohnya tadi? Mereka berdua tidak lebih dari dua pemain figuran yang keberadaannya tidak penting dalam hidup Valerie.Keti
“Cedric, apa kau tahu siapa sopir di mobil box yang mencoba membunuh kita pada waktu itu?” Pada akhirnya Valerie melontarkan pertanyaan itu kepada Cedric, berharap sang pemuda bisa memberinya jawaban.Walaupun sebenarnya Valerie tahu identitas dan motif sang sopir mobil box yang mencoba membunuh mereka —terutama dirinya— pada waktu itu, Valerie ingin tahu jawabannya dari mulut Cedric sendiri. Mengingat Cedric memiliki koneksi yang kuat dan dia bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dirinya, Valerie memutuskan untuk menanyakan hal itu pada suaminya. Dugaan Valerie tepat, Cedric tidak membuatnya menunggu lama, pemuda itu menganggukkan kepala sebagai jawaban positif.“Aku sudah mengurus semuanya. Orang yang berniat membunuh kita pada waktu itu adalah Bryan Mort, dan motifnya melakukan percobaan pembunuhan adalah uang. William Meyer, kakakmu, menyuruh Mort untuk membunuhmu dengan memberikan imbalan 200.000 dollar. Setelah polisi menangkap Mort di kediaman
“Nggh…”Erangan kecil yang tertahan terdengar dalam ruangan itu. Si pemilik suara yang telah tertidur sejak beberapa hari lalu pun mulai tersadar. Kedua matanya yang tertutup bergerak beberapa saat, kemudian mereka terbuka sedikit demi sedikit dan memperlihatkan sepasang mata biru langit yang begitu cemerlang. Si pemilik mata itu, Valerie, mengerjapkan matanya untuk beberapa saat untuk mengusir rasa lelah yang ia miliki.Pandangannya sedikit buram, membuatnya tidak bisa melihat dalam beberapa detik ke depannya. Hal ini tidak membuat Valerie panik, gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, dan kurang dari dua menit kemudian perlahan-lahan penglihatannya pulih.Hal pertama yang bisa Valerie lihat adalah warna putih. Warna itu mendominasi tempat di mana Valerie berada, bahkan perabotannya pun juga didominasi oleh warna putih. Aroma alkohol yang Valerie cium membuatnya tahu ada di mana dirinya sekarang. Gadis itu mengangkat tangan kiri, di sana ia menemukan adanya selang IV terhubung
Dalam waktu singkat, luka toreh di kening Cedric yang tadinya masih mengucurkan darah segar kini mulai tersegel, dan tidak menunggu waktu lama luka tersebut mengering —hanya meninggalkan bekas darah. Selain itu, wajah Cedric kembali berseri, suhu tubuhnya juga kembali normal, dengan begini Valerie harap trauma di kepalanya pulih setelah pemuda itu mengonsumsi setengah waktu kehidupan yang Valerie berikan padanya.[Analisa yang sistem ini lakukan sudah selesai. Kesehatan Cedric bertambah dan mencapai 80% setelah mengonsumsi waktu kehidupanmu. Trauma di kepalanya juga berangsur-angsur pulih, begitu pula dengan pendarahan di otaknya mulai menghilang. Kita tinggal menunggu waktu saja sampai dia bangun.]Valerie mengembuskan napas lega, gadis itu menganggukkan kepalanya sebagai balasan singkat atas informasi yang Glory berikan padanya. Kondisi Cedric sudah stabil dan tidak lagi berada dalam bahaya seperti sebelumnya, kali ini Valerie benar-benar merasa puas karena memiliki waktu kehidupan
Setelah keningnya menghantam dashbor dengan keras saat mobil terjun ke sungai, pandangan Valerie menggelap, kesadaran gadis itu menghilang selama tiga menit lamanya. Dalam kurun waktu yang singkat itu, mobil yang ditumpangi oleh Cedric dan Valerie tenggelam ke dasar sungai. Bagian body mobil penyok, area depan—belakang juga ringsek dan hampir tidak berbentuk. Beruntungnya kaca jendela mobil yang telah digantikan dengan kaca anti-peluru tidak pecah, sehingga air dari sungai tidak masuk ke dalam dan masih memberikan udara bagi kedua penumpang yang berada di dalamnya.[Valerie…]Sebuah suara memanggil nama Valerie. Suara itu terdengar panik dan terburu-buru, kepanikan yang dimiliki oleh sang sistem tersebut membuat kesadaran Valerie perlahan-lahan kembali pada tubuhnya.[Valerie, ayo bangun! Valerie!!]Lagi-lagi namanya dipanggil. Valerie mengernyitkan kening, kemudian desisan kecil ikut keluar dari bibirnya. Kedua mata Valerie tertutup mulai bergerak, lalu perlahan-lahan terbuka setelah
“Orang ini benar-benar nekat. Bagaimana mungkin ada orang yang berani melakukan percobaan pembunuhan di tempat ramai seperti ini?!!” Valerie mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.Mobil yang mereka tumpangi berusaha untuk menghindari hantaman dari mobil box yang kini melaju di sebelah mereka. Beberapa kali Cedric memutar kemudi dan membantingnya, selain itu dia juga dengan cekatan menghandel gigi perseneling serta rem untuk menopang laju mobil. Melihat keahlian Cedric yang tengah mengemudikan mobil untuk bertahan hidup, Valerie bisa melihat kalau pemuda itu benar-benar ahli, bahkan tidak mustahil juga sebelum ini Cedric pernah melaju dalam trek balapan mobil ketika ia masih remaja.Tubuh gadis itu hampir terbanting kembali kalau bukan karena sabuk pengaman yang dikenakannya. Hantaman yang diberikan oleh mobil box itu diterima telak oleh mobil yang mereka tumpangi, Cedric tidak bisa menghindarinya, akan tetapi ia cukup cerdik untuk menambah laju kecepatan sehingga mobil mereka tidak
Ketika bulan Desember datang, musim dingin juga ikut datang bersamanya. Hampir tiap hari salju turun dari langit, butiran putih salju yang turun membuat warna Kota Milford menjadi lebih monoton dari biasanya, udara dingin pun juga terus menyerang sampai membuat orang enggan untuk keluar rumah atau sekedar menjalankan aktivitas mereka. Meskipun orang-orang ingin sekali meringkuk di bawah selimut untuk mencari kehangatan, di akhir bulan Desember terdapat perayaan akhir tahun dan juga menyambut pergantian tahun yang dinantikan. Banyak orang merasa antusias dengan hal itu.“Tidak terasa pergantian tahun akan segera terjadi,” gumam Valerie. Napasnya menghembuskan kabut tipis di depan, gadis itu beberapa kali bermain-main membuat kabut tipis tersebut, seperti seorang anak kecil yang menemukan mainan baru. “Tahun baru ada di depan mata.”Dengan tubuh yang dibalut oleh jaket tebal warna lavender dan syal hangat terikat di leher, Valerie menjulurkan kedua tangan ke depan. Butiran salju jatuh d
“A-apa?” Mulut Valerie terbuka, begitu pula dengan kedua matanya yang membulat sempurna. Apakah yang barusan didengarnya sebuah halusinasi? Valerie tadi mendengar kalau Joseph Meyer akan berurusan dengan polisi, apakah itu benar?Cedric yang melihat istrinya hampir terjungkal akibat keterkejutan yang diterima pun dengan segera menangkap tubuh gadis itu. Satu lengan memeluk pinggang Valerie, lalu dengan cekatan Cedric menarik gadis itu ke arahnya sampai tubuh keduanya menempel pada satu sama lainnya. Napas lega terdengar dari sang pemuda kemudian, matanya yang sedikit menggelap itu berkilau penuh akan kepasrahan. Pemuda itu tidak pernah membayangkan kalau Valerie memiliki kecerobohan seperti ini.Apabila Cedric tidak segera menangkap Valerie dan membantunya, pastinya sekarang ini gadis itu akan jatuh tersungkur di atas tanah berumput yang tumbuh terawat di area taman. Walaupun rumput di sana bisa mengurangi rasa sakit, tetap saja rasa sakit dan bahkan luka akan muncul ketika terjatuh.
Cerita Valerie mengenai Joseph Meyer yang meneleponnya tadi siang dan bagaimana telepon tersebut berjalan hampir satu jam lamanya meluncur begitu saja dari mulut Valerie. Bukan hal umum lagi kalau Joseph tidak menyukai Valerie yang dikiranya adalah anak haramnya, bahkan sebelum ini dia juga tidak memiliki inisiatif untuk menghubungi gadis itu. Namun, ketika dirinya sudah berada di ujung tanduk, hal pertama yang Joseph lakukan setelah hal lainnya tidak berhasil dilakukan adalah mencari Valerie, dan lucunya juga panggilan yang dilakukan pria itu berlangsung cukup lama.“Dan kau tahu, hampir satu jam lamanya dia menyuarakan komplain terus-menerus mengenai Bowen, lalu dia juga mengatakan kalau seharusnya dirinya mendepak Bowen dari perusahaan sejak lama.” Valerie menceritakan kembali apa yang dia tangkap dari telepon Joseph tadi siang. Ia cukup bersemangat ketika melakukannya —berbagi gosip dengan Cedric, terutama dengan Cedric sendiri yang memilih untuk menjadi pendengar setia ceritanya,
[Kakak? Jangan bercanda. Valerie tidak memiliki kakak, terutama setelah fakta mengatakan dia bukanlah bagian dari Keluarga Meyer.]Sebelum Valerie bisa memberikan komentar mengenai hal itu, Glory terlebih dahulu menyuarakan hatinya. Valerie tersenyum kecil, hatinya tidak berombak sedikit pun, bahkan dirinya bisa dikatakan sangat senang serta menunggu untuk melihat sebuah drama terulas di depan matanya. Ia tidak perlu menjadi orang pintar untuk menebak identitas orang yang mengaku sebagai kakaknya, kelihatannya Regina terlalu bodoh sampai dia berlari lagi ke tempat Valerie dan meneriakkan keberadaannya di sana.Apakah gadis itu sudah lupa dengan jebakan gagal yang dirancangnya untuk Valerie tempo hari? Bahkan karena itu Regina harus mengorbankan bidak catur yang telah bersusah payah ia letakkan di samping Valerie. Tidak hanya gagal sebagai hasilnya, Keluarga Meyer pun harus berhadapan dengan Cedric yang ingin membalaskan dendam istrinya.Dan tidak lama setelah hal itu berlalu, Regina t