Halooo para pembaca! Kenalin, aku Scarlet Crown, author dari 'Miss Villain and The Protagonist', kalian bisa panggil aku 'Alet'. Salam kenal semua.
Sebelumnya, aku mau ngucapin banyak-banyak terima kasih untuk kalian yang udah setia baca ceritaku! (Yaa, walau aku sering lambat update, huhu.)
Nggak nyangka, MVATP akhirnya bisa tembus 100.000 kata! Sorry aku norak, tapi ini suatu kemajuan banget buat aku yang sering banget banget banget kena writers block. *terharu.
Oke. Aku nggak begitu jago basa-basi, jadi langsung aja, di eps spesial kali ini aku akan ngenalin profil para tokoh beserta MBTI-nya. Yeayy!
***
Sedikit info, untuk yang baru tahu, MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) adalah suatu tes kepribadian yang dirancang untuk mengetahui tentang gambaran umum mengenai kepribadian, kekuatan, dan preferensi seseorang. Dalam hal ini, aku udah menge-tes para tokohku menggunakan website 16 personalities.
Kalau kalian pengen tahu MBTI kalian apa bisa langsung buka aja websitenya :D
***
1. Aquila Sapphire de Charles
(ABOUT) Aquila adalah Nona Bangsawan berpangkat tinggi, ia anak kedua dari pasangan Duke Charles dan Ducchess Aretha. Sayangnya, Aquila memiliki perangai yang buruk, ia kasar dan selalu seenaknya sendiri, itulah yang menyebabkan para rakyat tidak begitu menyukainya. Tapi, entah apa yang terjadi, atau mungkin disebabkan proses pendewasaan, sikap Aquila tiba-tiba saja berubah 180% menjadi jauh lebih baik.
(LOOKS) Aquila memiliki postur tubuh yang tegap dan lebih tinggi dibanding Nona Bangsawan pada umumnya. Kulitnya sangat putih, bahkan mendekati pucat. Rahangnya tegas dan tatapan matanya sering memberi sorot intimidasi, jika Aquila memasang wajah tanpa ekspresi, orang-orang pasti beranggapan kalau Aquila itu 'galak'. Ia memiliki bola mata berwarna merah dan rambut yang pirang.
(PREFERENCE) Aquila lebih senang menghabiskan waktu seharian untuk membaca buku novel, selain di atas kasur, tempat favoritnya adalah perpustakaan, Aquila betah menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca. Namun, belakangan ini ia sudah jarang menyalurkan hobinya itu, mengingat ia sangat sibuk.
MBTI : INTP-A
I = Introvert, individu introvert lebih menyukai kegiatan menyendiri, dan lelah dengan interaksi sosial. Kepribadian ini suka menyendiri untuk memulihkan energi.
N = Intuitive, seseorang yang intuitif sangat imajinatif, mereka berpikiran terbuka dan memiliki sifat keingintahuan.
T = Thinking, merupakan individu yang fokus terhadap objektivitas dan rasionalitas, mereka memprioritaskan logika daripada emosi.
P = Perceiving, adalah individu yang sangat pandai dalam berimprovisasi dan melihat peluang. Mereka cenderung fleksibel, impulsif, dan santai.
2. Zeline Jane Aideos
(ABOUT) Zeline adalah seorang putri dari bangsawan yang berpangkat Baron. Zeline terkenal akan kepribadiannya yang baik, ia supel, ramah, dan cepat akrab dengan orang yang baru ditemuinya. Tak heran jika Putra Mahkota langsung jatuh cinta padanya pada pandangan yang pertama.
(LOOKS) Zeline memiliki wajah mungil yang manis, rambutnya tergerai panjang berwarna cokelat, senada dengan warna bola matanya. Ia memiliki lesung pipit yang timbul setiap ia tersenyum, itulah yang membuat orang-orang betah memandangi wajahnya yang manis.
(PREFERENCE) Zeline gemar menghadiri acara yang melibatkan banyak orang seperti pesta minum teh, ia senang bercengkerama dengan banyak orang dan ia selalu bisa meninggalkan kesan baik terhadap orang tersebut.
MBTI : ESFJ-A
E = Ekstrovert, Ekstrovert adalah tipe kepribadian yang suka menghabiskan waktu bersama orang lain. Tipe kepribadian ini mendapat energinya dari orang lain dan lingkungan sekitar.
S = Observant, Mereka yang memiliki kepribadian Observant lebih tertarik pada fakta yang dapat diamati dan realistis (tidak seperti kepribadian intuitif yang bersifat imajinatif).
F = Feeling, Tipe kepribadian ini cenderung mengutamakan perasaan dan emosi dibanding logika.
J = Judging, Orang dengan kepribadian ini lebih suka membuat rencana yang beraturan dibanding berimprovisasi.
3. Zero de Athanasius
(ABOUT) Zero adalah seorang Putra Mahkota dari Kekaisaran Timur yang tak lama lagi akan segera dinobatkan sebagai Kaisar selanjutnya. Zero merupakan sosok yang sangat dihormati, baik di mata rakyat maupun bangsawan. Zero memiliki kekasih yang bernama Zeline, dan teman masa kecil, Aquila. Dan kini, kedua orang itu tengah berebut satu kedudukan sebagai seorang putri mahkota.
(LOOKS) Zero memiliki rambut dan bola mata berwarna cokelat, sangat serasi dengan sang kekasih. Tubuhnya tegap, dan ia memiliki wajah yang sangat tampan.
(PREFERENCE) Zero merasa senang saat menghabiskan waktu bersama orang yang dicintainya. Dalam hal ini, ia merasa senang saat bersama Zeline.
MBTI : ENFP-T
E = Ekstrovert, tipe kepribadian yang mendapatkan energi dengan cara bersosialisasi
N = Intuitive, individu dengan kepribadian ini memiliki sifat imajinatif yang tinggi
F = Feeling, lebih mengutamakan emosi dan perasaan di atas logika
P = Perceiving, dibanding menyusun rencana mendetail, mereka dengan kepribadian ini cenderung fleksibel dan impulsif.
4. Iluka de Athanasius
(ABOUT) Iluka adalah seorang Pangeran dari Kekaisaran Timur. Ia adalah adik dari Zero. Sebenarnya, Iluka memiliki kemampuan individu yang jauh lebih unggul dari sang kakak, tetapi ia memilih untuk menyembunyikannya sebab tak ingin membuat Zero merasa inferior. Iluka selalu menempatkan kebahagiaan orang lain dibanding dirinya, ia senang jika orang di sekitarnya senang.
(LOOKS) Iluka memiliki rambut berwarna biru yang memberikan kesan ketenangan. Sorot wajahnya pun memberi kesan teduh yang menenangkan, membuat orang betah berlama-lama memandangi wajahnya.
(PREFERENCE) Iluka lebih suka mengerjakan tugas individu, di mana ia bisa mengerahkan seluruh kemampuannya tanpa ada yang tahu. Iluka sangat senang berkelana, menikmati alam, menumpas bandit, dan menolong orang lain. Dibanding harus mengerjakan tugas administrasi istana yang membuatnya pusing. Ia cinta kebebasan.
MBTI : INFJ-A
I = Introvert, Tipe kepribadian yang sangat menikmati 'waktu sendirian' dibanding menghabiskannya bersama orang lain.
N = Intuitive, Orang dengan sifat intuitif lebih suka melatih imajinasi mereka saat mereka mencari ide dan kemungkinan baru.
F = Feeling, Tipe kepribadian feeling cenderung peduli, penyayang, dan hangat. Keputusan cenderung didasarkan pada kesejahteraan orang lain.
J = Judging, Tipe ini lebih memilih kejelasan dengan rencana yang matang dibanding harus mengikut alur.
5. Alaster de Charles
(ABOUT) Alaster adalah putra pertama Duke Charles dan Ducchess Aretha. Meskipun Alaster memiliki sikap tidak sabaran, kasar, apatis terhadap orang lain, dan suka kekerasan, sebenarnya ia adalah sosok yang penyayang. Dibalik sikapnya yang tak pernah ragu untuk mengacungkan pedangnya pada siapapun, Alaster ternyata sangat menyayangi keluarganya, ia bahkan terkadang bisa bertingkah over-protektif hanya untuk hal-hal kecil.
(LOOKS) Alaster memiliki penampilan yang sangat mirip dengan Aquila, bisa dibilang ia terlihat seperti Aquila cowok. Yang membedakan mereka adalah gender, tentu saja. Alaster memiliki potongan rambut gaya undercut, namun, belakangan ini sepertinya Alaster sedang memanjangkan rambutnya.
(PREFERENCE) Alaster suka menghajar seseorang, momen favoritnya adalah ketika ia menumpas sekumpulan musuh seorang diri dengan kemampuan berpedangnya yang apik. Alaster kerap diikutsertakan dalam perang, namun disebabkan belakangan ini Kekaisaran berada dalam keadaan damai, Alaster sudah lama tidak merasakan sensasi saat ia melumpuhkan pasukan lawan. Plus, ia juga senang saat mengerjakan misi yang berbahaya.
MBTI = ESTP-A
Ekstrovert, lebih suka kegiatan yang melibatkan orang lain dibanding menyendiri.
Observant, Merupakan pribadi yang praktikal dan pragmatik dibanding penuh dengan imajinasi.
Thinking, Cenderung lebih objektif dan rasional.
Perceiving, memiliki kelebihan dalam berimprovisasi dan melihat kesempatan. Tipe ini cenderung lebih fleksibel.
6. Alken de Athanasius
(ABOUT) Alken merupakan putra dari Kaisar Lius dengan seorang selir. Sejak kecil, ia kerap mendapat perlakuan tak adil jika dibandingkan dengan Zero yang menyandang status sebagai penerus takhta. Itulah yang menyebabkannya tidak senang bergaul dengan orang di istana, ia justru lebih merasa nyaman berada di luar istana. Alken tidak menyukai Zero, meskipun begitu, ia tak memiliki niat untuk mengkudeta kekaisaran.
(LOOKS) Alken memiliki genetika yang sangat mirip dengan sang ibu dibanding ayahnya. Ia memiliki rambut seputih salju, warna mata gelap, dan memiliki bentuk wajah yang sangat mirip dengan ibunya.
(PREFERENCE) Alken gemar berjalan-jalan di Kapital, meskipun ia memiliki tempat di istana, ia lebih senang menetap pada rumah yang ia beli di Kapital. Alken sangat senang membaca, ia memiliki banyak koleksi buku di rumahnya. Tapi, berbeda dengan Aquila yang suka membaca novel, buku bacaan Alken adalah buku-buku berat yang mampu mengubah pola pikirnya. Alken sangat cerdik, ia ahlinya dalam menyusun strategi.
MBTI = ENTJ-T
Ekstrovert, me-recharge energi dengan hal sosial
Intuitive, biasanya sangat imajinatif, dan memiliki keingin tahuan yang besar
Thinking, mengutamakan rasionalitas dan logika di atas emosi
Judging, tipikal orang yang terstruktur dan terencana
7. Revel Rex Alucio
(ABOUT) Revel sebenarnya merupakan keturunan asli sekaligus pewaris takhta kekaisaran yang sah, sebelum Kaisar yang sekarang mengkudeta kekaisaran. Revel merupakan sosok yang tak mudah dibaca, tapi, satu hal yang pasti, ia berniat untuk mendapatkan kembali apa yang seharusnya miliknya.
(LOOKS) Rahang yang tegas, sorot mata dingin, tubuh yang tinggi tegap, dan aura yang mengintimidasi membuat orang awam merasa segan saat harus berhadapan dengan Revel. Revel memiliki warna rambut hitam pekat dan bola mata berwarna hitam obsidian.
(PREFERENCE) Revel orang yang penuh rencana. Untuk memuluskan rencananya, ia telah menjalin kerja sama dengan para nama hebat dari berbagai negara. Revel tidak memiliki hobi, waktunya terlalu terbatas sebab digunakan untuk melakukan hal-hal yang penting.
MBTI = ESTJ-A
Ekstrovert, cenderung menyukai uasana di mana mereka dapat berkontribusi dan mendapatkan feedback
Observant, tipikal orang yang praktikal dan realistis
Thinking, mengutamakan rasionalitas di atas perasaan
Judging, tipikal orang yang terstruktur dan memiliki banyak rencana
***
Oke! Sekian chapter yang berisi profil dan mbti para tokoh ini!
Kalau kalian? Apa mbti kalian? Apa ada tokoh yang mbtinya sama seperti kalian?
By the way, Miss Villain and The Protagonist akan segera kembali dengan Chapter terbaru! Makasih buat yang udah setia nunggu meskipun aku updatenya sering ngaret, hehe.
Untuk info selengkapnya, atau mungkin ada yang berkenan buat temenan bisa follow sosmedku.
I*******m @Scarletcrown_ (aku biasanya langsung follback kok, kalau aku follbacknya lama bisa dm aja hehe)
F******k : Scarlet Crown (aku sebenernya kurang ngerti main f******k huhu, *maafakunorak)
Twitter : @Scarletcrown_
Feedback dari kalian sangat sangat sangat berharga buat aku. Bahkan satu gems dari kalian aja bisa bikin aku ngerasa seneng banget! Jadi aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang udah support karya ini. Ily guys!
Okay, see you di chapter selanjutnya. <3
Sincerely, Scarlet Crown.
Matahari telah menyingsing, tapi, tidak seperti hari-hari sebelumnya di mana mayoritas dari mereka memilih untuk bekerja dan beraktivitas, kali ini mereka justru berkumpul di suatu tempat, menyaksikan tiga orang pria dengan wajah tertutup berdiri di atas papan kayu besar dengan masing-masing tali simpul seukuran leher.Seakan-akan ini tontonan yang menarik, mereka memerhatikan tiga orang itu dengan saksama dan sesekali berbisik dengan sesamanya.Aquila juga hadir di sana, dengan menggunakan penampilan khas Master A, akan lebih aman baginya untuk tidak menunjukkan identitasnya. Jantungnya berdegup cepat, hanya memerhatikan dari jauh saja sudah membuat perasaannya menjadi buruk. Zero benar-benar sudah gila.Hingga tibalah ia, pemilik panggung yang tengah dipertontonkan, berdiri dengan tegap menatap mereka yang menyaksikan, mengeluarkan sepatah kata yang diucapkan dengan begitu lantangnya. "Inilah akibat mengganggu ketentraman Kekaisaran!"Rakyat berso
"Apa? kau akan bertemu dengan seorang pria?" Wajah Alaster terlihat menyembul dari depan pintu, mengintip sang adik yang sedang memakai jubahnya."Hei, kau hampir mengejutkanku!" Aquila mengomel, tak menyangka akan kehadiran sang kakak yang secara tiba-tiba."Jawab pertanyaanku, adikku, kau akan bertemu dengan seorang pria? Apa ini semacam kencan?" Alaster memberi pertanyaan bertubi-tubi. "Kau tahu, kan, sebelum berkencan dengan pria, kau harus memberitahuku dulu! Aku harus memastikan siapa dia, apa dia tampan?"Aquila menggertakkan giginya. "Kau berisik sekali!" kesalnya. "Kau, jangan banyak tanya!"Alaster hanya mengangkat kedua bahunya, tanpa rasa bersalah, "Aku kan hanya ingin tahu.""Ini untuk kepentingan rencana, tahu." Balas Aquila. "Lagi pula siapa yang mau berkencan? Waktuku terlalu penting untuk itu.""Huh, aku lega mendengarnya." Alaster menghela napas lega. "Tapi benarkan apa yang aku bilang, kau ingin bertemu seorang pria?"
Alaster menyiptkan mata, memerhatikan sang adik dari kejauhan. Adiknya terlihat sedang bercengkrama dengan dengan sosok yang tak lain dan tak bukan adalah Grand Duke Alucio. Mereka terlihat akrab. Alaster memasang wajah cemberut, memicingkan matanya tak senang, Grand Duke Alucio adalah sosok manipulatif yang tak mudah ditebak apa yang ia inginkan, Alaster tak bisa diam saja membiarkan adiknya yang polos berduaan dengan sosok seperti itu! Adiknya payah dalam hal percintaan, bagaimana jika lagi-lagi ia disakiti oleh sembarang pria? Itu dia! Alaster kembali fokus pada tujuannya saat melihat kedua orang yang sedang ia perhatikan telah menaiki kudanya, hendak pergi dari tempat ini. Alaster akan mengikuti mereka secara diam-diam. Setidaknya, Alaster harus memastikan apakah sosok Grand Duke Alucio itu layak mengencani adiknya atau justru tidak. *** Sebenarnya, tempat seperti apa yang akan mereka tuju? Ke mana pria sialan itu akan membawa adiknya?
Sebenarnya, tujuan utama Zeline adalah untuk menghadiri acara penggalangan dana ini. Ia menyumbangkan sejumlah uangnya kepada organisasi yang melakukan kegiatan kemanusiaan.Ya, tidak apa-apa ia merogoh dana pribadinya untuk ini, sebab, timbal balik yang ia dapatkan juga tidak kalah besarnya. Hal ini akan menaikkan namanya di mata rakyat."Acara ini tidak akan berlangsung lancar kalau bukan karena sejumlah dana yang disumbangkan oleh Nona Aideos. Oleh karenanya, aku sangat berterima kasih atas kemurahan hatinya." Ujar sang pembawa acara yang kalimatnya menggema lantang di dalam ruangan tertutup ini. "Oleh karena itu, kami mempersilakan Nona Aideos untuk ke mari dan berbicara beberapa kata."Zeline bangkit saat namanya disebut. Suara tepukan tangan terdengar meriah mengiringi langkahnya ke atas panggung. Zeline berkata dengan rasa percaya diri, "Sebelumnya, terima kasih sebab sudah mempersilakanku untuk berbicara.""Seperti yang telah kita sama
"Jadi begini, ya, konsep Master A itu?" Zeline bergumam, memperhatikan penampilannya di depan kaca. "Mengenakan jubah dan penutup wajah, memastikan identitasnya tidak diketahui oleh siapapun. Hmm, menarik."Saat ini Zeline sedang mengenakan penampilan yang sama seperti Master A, Zeline berputar, masih betah memandangi penampilannya lewat pantulan kaca. "Kalau hanya seperti ini sih apa susahnya?""Kalau begitu, hari ini aku yang akan menjadi Master A." gumamnya seraya berbalik, melangkahkan kakinya menuju Kapital.***Zeline melangkahkan kakinya dengan ringan, tatapannya memantau kegiatan jual beli yang sedang berlaku di Kapital ini."Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menyapa mereka terlebih dahulu? Bertanya apakah di antara mereka ada yang butuh bantuan?" Zeline bergumam nyaris tanpa suara, ekspresinya terlihat berpikir. "Apa Master A biasanya juga bertingkah seperti itu?""Aku kan masih tidak tahu bagaimana cara bicara Master A, ti
Aquila meminum air jeruk yang baru saja ia pesan. Saat ini, seperti yang diduga, tempat yang sering Aquila kunjungi, saat ini Aquila sedang berada di dalam bar. Tidak, bukannya Aquila ingin minum bir, kok— buktinya kali ini ia hanya memesan air jeruk, alasan sebenarnya ia mengunjungi bar ini adalah karena bar merupakan salah satu tempat dimana ia dapat dengan mudahnya mendapat informasi. Pertukaran informasi kerap terjadi di sini, dan untuk hal-hal umum seperti berita yang beredar, Aquila hanya perlu duduk manis dan mendengarkan, informasi akan tersampaikan dengan sendirinya. Seperti kali ini, Aquila berusaha mati-matian untuk menjaga ekspresi wajahnya agar tetap tenang meskipun sedari tadi perasaannya tak karuan saat mendengar fakta bahwa ada orang lain yang menggunakan identitas 'Master A'. "Kau dengar? Katanya Master A secara tidak langsung sudah mengumumkan jati dirinya di depan publik." "Apa? Benarkah? Aku tidak mendengar berita tentang i
"Kenapa kau memakai identitasku?" Aquila bertanya seraya mencengkram kerah Zeline. Keributan kecil itu menarik para rakyat untuk mengerubungi, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, sebagian dari mereka pun saling berbisik, membuat asumsi tentang permasalahan ini. "Master A palsu? Apa maksudnya?" "Jadi, Nona Aideos sebenarnya bukanlah Master A? Dia hanya mengaku-ngaku?" "Lihatlah, Master A yang asli sudah datang, sudah aku duga ia tak akan diam saja membiarkan namanya dipakai seenaknya oleh orang lain." "Tapi, untuk apa alasan Nona Aideos membohongi kita?" Aquila menghela napas, para rakyat ini, mereka cepat sekali berkerumun saat terjadi sebuah kejadian yang bisa dijadikan gosip. Aquila kembali fokus dengan tujuannya, ia menatap Zeline dengan puas, seperti mangsa yang terkena jebakan, Zeline hanya diam tak mampu berbuat apa-apa. "Nona Zeline? Kenapa kau diam saja? Aku tanya, kenapa kau memakai identitasku?
Zeline sangat serius dengan ucapannya, tentu ia tak akan diam saja membiarkan harga dirinya terluka, membuat citranya yang sudah sulit ia bangun tercoreng begitu saja."Hei, lihatlah ada Nona Cantik yang ke sini, hei, apa yang sedang kau cari, Nona?" tanya salah satu pria berbadan kekar yang melihat Zeline menghampirinya."Eh, aku rasa Nona ini tidak tahu apa yang sedang ia lakukan." bisik rekannya yang berwajah seram.Zeline berdeham, menatap gerombolan pria dewasa berwajah seram di depannya dengan serius, sebenarnya, ia sedikit gugup, tapi ia menyembunyikannya agar tak terlihat remeh.Zeline tak mau diremehkan. Ia melempar sekantung besar berisi kepingan emas ke meja tempat mereka berkumpul. "Aku memiliki satu penawaran yang menarik." ujarnya yang berniat mengajak para prajurit bayaran ini bekerja sama.Pagi ini, Saat matahari baru menyingsing, Zeline seorang diri sedang mengunjungi markas prajurit bayaran yang terkenal akan keganasannya. Zeline
Ekhm, halo semua! Aku Alet selaku author dari cerita yang berjudul ‘Miss Villain and The Protagonist’ sekarang lagi ngerasa seneng karena akhirnya aku bisa tamatin cerita ini! Nggak kerasa udah hampir dua tahun lamanya semenjak pertama kali aku publish cerita MVATP di pertengahan 2021. Sejak saat itu, aku bener-bener ngerasa seperti di rollercoaster, ada kalanya aku semangat & excited banget buat publish, tapi beberapa hari setelahnya aku langsung kena writer block. Ada masanya aku ngerasa seneng sama hasil tulisanku sendiri, tapi nggak lama setelahnya aku jadi ngerasa nggak pede lagi. Setelah semua perasaan campur aduk itu, akhirnya aku bisa ngebawa cerita MVATP hingga ke bagian akhir. Semoga kalian suka, ya, sama endingnya! * Jujur, aku deg-degan banget sebelum publish bagian akhir, aku mikir apakah endingnya memuaskan? Atau apakah kalian bakal suka? Tapi aku udah ngelakuin yang terbaik, aku berharap banget para pembaca bakal suka. Rasanya waktu tuh berjalan cepet banget, seinge
“Selamat atas penobatanmu, Yang Mulia.” Aquila tersenyum, menatap Revel yang terlihat kikuk.“Hanya ada kita berdua di sini, tolong panggil aku dengan nama saja, seperti biasa.”“Anda tahu sendiri kan, hal itu sudah tidak bisa lagi saya lakukan.”Benar. Dengan tingginya posisi Revel saat ini, bisa dianggap seperti penghinaan jika orang lain mendengar Aquila memanggilnya langsung dengan nama.“Padahal anda pasti sedang sibuk-sibuknya, tapi anda masih bisa meluangkan waktu untuk saya. Saya merasa terhormat.” Tutur Aquila.“Saya yang justru merasa tidak enak karena tiba-tiba memanggil anda ke sini.”Aquila menyadari kalau Revel tiba-tiba mengubah gaya bicaranya menjadi lebih formal. “Saya tidak enak jika membuang waktu anda lebih banyak lagi, apa ada hal yang anda ingin saya sampaikan sehingga memanggil saya ke istana?”Revel menatap Aquila, terdengar helaan napas darinya. “Aku tidak akan basa-basi lagi. Aku butuh bantuanmu.”“Apa?”“Seperti yang kau tahu, aku benar-benar disibukkan kare
Detik demi detik berlalu, berubah menjadi menit, jam, hari, minggu, waktu terus berjalan, setelah malam yang panjang itu entah kenapa waktu jadi terasa begitu cepat.Revel bekerja keras, dibantu dengan Duke Charles, Marquis Varen, dan beberapa bangsawan berpengaruh lainnya, mereka kembali membenahi tatanan kepemerintahan. Suasana di istana perlahan-lahan kembali seperti semula.Waktu berlalu, musim pun berganti, banyak hal yang terjadi, banyak hal yang dilewati.Revel telah resmi diangkat sebagai kaisar berikutnya, upacara pengesahan diadakan, meski ada beberapa pihak yang menentang, keputusan kuil tidak dapat diganggu gugat. Kebenaran terungkap, mengenai putra mahkota terdahulu yang dilupakan, semua tindakan keji kaisar sebelumnya pun terbongkar.Beberapa kebijakan diubah, termasuk penghapusan total mengenai subjek venatici, hal-hal yang berkaitan mengenai sihir pun dilegalkan asal dengan kuantitas yang wajar. Pembangunan sekolah sihir dilakukan pada banyak titik yang nantinya akan m
“Mustahil!” Kaisar Lius menarik rambutnya sendiri, rasanya ia telah menjadi gila, ia sulit membedakan mana yang mimpi mana yang bukan. “INI PASTI MIMPI! HAHAHA AKU PASTI SEDANG BERMIMPI!” ia menyeringai, tanda keterkejutan dan keputusasaannya. Ini mimpi yang begitu buruk, seseorang tolong bangunkan dirinya! “Ini bukan mimpi, Yang Mulia.” Muncul seseorang memasuki ruangannya. Secara dramatis, dari balik bayangan, perlahan Kaisar Lius mampu melihat wajahnya yang disinari cahaya bulan. “Salam saya, Yang Mulia.” Pria itu menyapa dengan senyum manis di wajahnya. R- Revel?! “DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI!” Kaisar Lius berteriak, meluapkan segala emosinya. Bagaimana bisa Revel masih bisa tersenyum manis di saat seperti ini?! Ah, tidak, itu merupakan senyum ejekan! Senyum yang mentertawakan posisinya saat ini. “Ah? Bagaimana menurut anda mengenai kejutan yang telah saya siapkan sepenuh hati seperti ini?” Tanya Revel, masih dengan senyum yang menghiasi wajahnya. “KAU PASTI SUDAH GILA!” “Sa
“Revel, Revel!” Seruan yang berasal dari Mike berhasil membuyarkan ingatan Revel atas masa kelamnya. “Kemarilah! Tuan Michael terluka parah!” Huh? Revel, diikuti yang lainnya bergegas menghampiri Mike dan Baron Michael yang terbaring lemah dengan luka yang memenuhi tubuhnya. Keadaannya jauh lebih buruk dari yang Revel pikirkan, sepertinya pria itu terkena tebasan senjata yang telah dilumuri racun, terlihat jelas dari bekas luka beserta warna kulit yang berubah kehijauan. “Michael, bertahanlah!” Seru Revel, yang bergerak cepat mengikatkan kain dengan erat agar racunnya tidak cepat menyebar. “Bertahanlah, aku akan segera mencarikan penawar.” “Berhenti.” Ketika Revel hendak bangkit, Baron Michael menggenggam tangannya. “Tidak perlu.” “A- apa?” Alis Revel bertaut, ia jelas tak mengerti mengapa Baron Michael menahannya. “Percuma saja, racunnya sudah menyebar sejak tadi.” “Apa yang kau bicarakan?! Kenapa kau menyerah seperti itu?!” Seru Revel, perasaannya kini tak menentu, kalimat y
“Sebelumnya kau mengatakan kalau otak mereka telah dicuci dan mereka menjadikan kaisar sebagai dewa mereka, kan?” Xander bertanya, memastikan. Muncul sebuah ide gila di kepalanya. “Bagaimana jika cara tercepat untuk menghabisi mereka dalam satu entakan adalah dengan membunuh kaisar terlebih dahulu?” Bagi Xander, ini merupakan ide gila yang patut dicoba. Subjek Venatici menganggap kaisar sebagai dewa mereka, bagaimana jika Xander membunuh ‘dewa’ yang selalu ingin mereka lindungi itu? Pasti mereka akan merasakan perasaan putus asa yang begitu mendalam akibat gagal melindungi dewa. Setelah mendapat pukulan keras itu, seharusnya mereka melemah, kan? Tidak, tidak, lebih baik lagi jika mereka melakukan bunuh diri massal akibat perasaan bersalah yang mendalam. Seringaian menyeramkan mendadak timbul pada wajah Xander. Ia akan merealisasikan ide gila itu. Kesimpulannya, ia akan membunuh Kaisar terlebih dahulu. Revel yang mendengarnya seketika menoleh. “Itu… benar-benar ide nekat yang laya
Berkat monster yang dilepaskan Yelena, beserta bala bantuan dari keluarga Charles dan Varen, prajurit istana berhasil dipukul mundur. Pertumpahan darah terjadi, waktu berjalan begitu cepat, tak disangka kekuatan istana dapat disudutkan.Di detik-detik kelumpuhannya, Kaisar mengeluarkan kartu as terakhirnya, yakni dengan melepaskan ‘Subjek Venatici’ yaitu kumpulan manusia yang telah dicuci otaknya sehingga rela melakukan apa saja demi melindungi sang kaisar, termasuk menyerahkan nyawanya sendiri. Singkatnya, mereka adalah anjing kaisar.‘Subjek Venatici’ berkaitan erat dengan negara-negara jajahan. Kaisar memerintahkan untuk menginvasi desa-desa miskin, membunuh para orang tua maupun semua penduduk, menculik anak-anak mereka dan mengumpulkannya menjadi satu. Setelahnya, Kaisar mengurung mereka, melakukan pencucian otak agar selalu tunduk pada kehendaknya dan agar mereka dapat mempersembahkan nyawa untuknya.Mereka menjalani kehidupan yang keras, saling membunuh satu sama lain untuk mem
“Satu-satunya yang bisa menemukan akses masuk itu hanyalah Nona Yelena.” Ucapnya. “Sebagai seorang penyihir, Nona Yelena dapat merasakan aliran mana di sini. Gunakan kemampuan anda, rasakan mana yang ada, jika terasa semakin kuat, bisa saja itu tandanya kita semakin dekat dengan akses masuk itu.” Ini penjelasan yang paling memungkinkan, hanya Yelena yang dapat melakukannya. "T- tapi, bagaimana kalau ternyata aku gagal dan kita hanya semakin membuang waktu?” sorot keraguan terpampang jelas dari matanya. “Kami percaya padamu, aku tahu kau bisa melakukannya.” Aquila menggenggam tangan Yelena. “Apa kau ingat saat di mana para prajurit tadi berhasil mengepungku? Aku kira nasibku akan berakhir saat itu, tapi tiba-tiba kau menggunakan kekuatanmu untuk membuat mereka melayang. Itu kau yang melakukannya, kan? Aku yakin kau menyimpan potensi yang sangat besar hanya saja kau belum menyadarinya.” Alken mengangguk kecil. “Kau bisa melakukannya.” Ia menambahkan, meyakinkan. *** Yelena memejam
“Apa?”Kabar yang baru saja disampaikan oleh salah satu pelayannya ini membuat Duke Charles membulatkan matanya.“Terjadi penyerangan pada istana?” ia bertanya, memastikan.Kalau kabar ini sampai ke telinga bangsawan lain, mereka pasti berpikir kalau kelompok penyembah kekuatan itu lah yang menjadi dalang dalam kasus ini. Tapi tidak dengan Duke Charles, pria itu tau dengan jelas siapa saja yang akan bertanggung jawab dalam hal ini.Termasuk putra dan putrinya.Sebenarnya Duke Charles tidak terkejut atas keterlibatan anak-anaknya, mudah baginya untuk mengendus rencana mereka semenjak kedatangan Grand Duke Alucio untuk makan malam bersama, ditambah lagi, kedekatan antara putrinya dengan pria itu. Tapi, yang membuatnya terkejut adalah ia tak menyangka kalau ini akan terjadi secepat ini.Timing-nya benar-benar pas dengan kabar pemberontak dari kelompok penyembah kekuatan. Hal ini sudah direncanakan dengan sangat matang.“Kumpulkan pasukan, kita akan mengirim bala bantuan untuk menyerang i