Rencana liburan Grace bersama Devina ke Singapore berjalan lancar dan kepulangan Julius yang tinggal menunggu waktu sedikit membuat dirinya cemas karena Aryo akan selalu ada disekitarnya, Grace belum membicarakan masalah liburan pada Aryo sampai detik ini begitu juga dengan kepulangan Julius.
“Bunda, ayah pulang ya lusa?” Grace menatap Olla yang masuk kedalam kamarnya.
“Ayah hubungi?” Olla mengangguk pelan “Olla senang?” sekali lagi anggukan dan senyuman menghiasi wajah Olla.
Semenjak kepulangan Olla dari rumah mantan suaminya dimana wajah awal Olla tampak malas dan sedih, entah apa yang Julius katakan hingga akhirnya kembali ceria bahkan Grace belum mengajak bicara. Sekali lagi Grace selalu sibuk dengan dirinya sendiri tidak peduli dengan keadaan sekitar terutama putri kecilnya, lamunan Grace terhenti saat Olla memeluknya dari samping membuatnya menatap wajah sang putri.
“Bunda jangan sedih kan ayah udah mau datang” merapatkan pelukannya.
Desahan terdengar memenuhi ruangan didalam kamar dimana Grace dan Aryo sedang mencari kepuasan satu sama lain, Olla sudah tidur beberapa jam yang lalu dan mereka yang sudah menahan diri dari tadi akhirnya terlampiaskan juga dimana saat ini sudah berapa kali Grace mencapai klimaks sedangkan Aryo sendiri belum melepaskan penyatuan mereka. “Aku lelah bisa lebih cepat” Aryo mempercepat gerakannya agar segera keluar dan tidak lama kemudian mengeluarkan benihnya dalam Grace. “Kamu selalu luar biasa” mencium kening Grace sebelum melepaskan penyatuan mereka “kalian akan menjemput pria itu?” memilih berbaring samping Grace menatap keatas “jika aku melarang apa kalian akan mengikutinya?.” “Aku rasa tidak karena Olla sudah merindukan dia.” Grace memilih masuk kedalam kamar mandi membersihkan cairan di tubuhnya hingga bersih tanpa ada sisa sama sekali, saat keluar dimana Aryo sudah memejamkan mata tampak dimana sudah terlalu lelah dengan apa yang mereka lak
Menunggu diluar bersama para penjemput lain dimana Grace dan Olla memilih untuk duduk tidak jauh dari pintu keluar, Olla mengatakan jika Julius sedang dalam perjalanan dimana bagasinya sudah dibawanya. Grace sedikit heran bagaimana bisa pria tersebut lebih memilih berkirim pesan pada Olla dibandingkan dirinya, sekali lagi Grace tidak terlalu peduli karena itu semua adalah bentuk pendekatan Julius pada Olla. “AYAH!!.” Olla berlari kearah pria yang membawa trolly dimana Grace sangat yakin jika itu adalah Julius, menatap mereka sambil berjalan pelan dimana Julius menggendong Olla dan senyuman tidak lepas dari bibir Olla membuat Grace juga tersenyum simpul. Julius menurunkan Olla dari gendongannya dengan membuka lengannya membuat Grace melangkah dengan sedikit cepat masuk kedalam pelukan Julius, dapat dirasakannya ciuman di pucuk rambut dimana perasaan Julius terasa dari ciuman tersebut. “Akhirnya kita bertemu” mencuri ciuman singkat di bibir Grace “parkir dimana
Suasana meja makan membuat Grace tidak nyaman namun sepertinya hanya dirinya saja karena dari pandangan dirinya dimana Olla tampak biasa saja bersama mereka yang tidak lain adalah orang tua Julius, sentuhan pada tangannya membuat menatap sang sumber yang tersenyum seakan mengatakan bahwa semuanya baik – baik saja. Langsung membersihkan meja makan dari piring kotor hasil makanan mereka semua, sedangkan mereka memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga bersama Olla. Memutuskan membawa camilan yang dibuat saat berada dirumah Aryo dengan ditemani sedikit minuman hangat, dimana secara perlahan membawa semuanya ke ruang tamu dan sekali lagi pemandangan mereka bersama Olla terlihat jelas. “Masakanmu enak” Grace sedikit terkejut dengan kehadiran Melani ibu dari Julius yang tersenyum kearahnya “maafkan sikap kami dahulu karena memang kami menginginkan yang terbaik bagi Julius.” Grace tersenyum “saya paham dan tidak masalah sama sekali.” “Kamu buat apa?.”
Mencoba untuk tidak terpancing dengan apa yang dikatakan oleh Julius, meski apa yang dikatakan tidak salah tapi bukan itu inti dari apa yang ingin Grace katakan. Saat ini hanya kebingungan yang memenuhi dirinya tapi entah kenapa melepaskan Julius adalah hal sangat sulit untuk dilakukan dimana bayangan Raditya yang telah membiayai ayahnya dan saat ini entah kemana setelah mengatakan keseriusannya lalu kehadiran Aryo yang membuat dirinya tidak bisa menahan diri karena masih memiliki perasaan seperti dahulu dan tidak berubah sama sekali. “Bagaimana rencana ke Singapore?” Grace menatap Julius yang hampir saja melupakan liburan mereka. “Sudah beres tinggal berangkat karena Devina yang mengurus semuanya.” Semalam mereka tidak melakukan apa pun karena memang Julius sangat lelah dan pakaian yang Grace pakai seakan tidak berguna sama sekali, saat ini menyiapkan bekal serta sarapan untuk mereka bertiga dimana dari pagi sudah sibuk dengan aktivitas tersebut. Julius send
Suasana kantor seketika heboh pasalnya perusahaan mengadakan acara liburan di Bali sedangkan Grace dan Devina sudah membeli tiket ke Singapore lengkap dengan semuanya bahkan tujuan mereka disana, Grace dan Devina sudah heboh terlebih dahulu karena pastinya tidak akan ikut ke acara kantor akhir tahun. Selama mereka berdua heboh dimana memang Devina belum mendapatkan nasabah serta kondisi kantor yang sepi hanya mereka bertiga, Yusuf sendiri memilih menatap layar komputer tidak peduli dengan kehebohan yang terjadi.“Mbak Rachel udah tahu belum sih?” Devina mengangkat bahu “terus gimana ini?”“Ya mau gimana lagian juga gak bisa balik duit dan itu berarti kita tetap ke Singapore”Grace menyetujui perkataan Devina karena tiket yang mereka beli adalah promo dimana sudah pasti tidak bisa dikembalikan, lagian salah kantornya juga buat acara dadakan pastinya mereka mengira kalau pegawai – pegawai ini tidak memiliki acara lain. Gra
Suasana kantor mendadak tidak enak semenjak kepulangan Rachel dengan Stefi dimana ternyata calon nasabah yang mereka datangi tidak jadi masuk karena merasa apa yang dikatakan Rachel dan Stefi berbeda, berbeda dalam arti yang sangat beda sekali dari apa yang pernah diajarkan. Saat ini Grace memulai mengajarkan kembali dari awal pada Stefi, semenjak tadi Stefi tidak benar – benar menghiraukan perkataan Grace sama sekali.“Sebenarnya kamu paham gak?” menatap lelah pada Stefi yang semenjak tadi bekerja lambat dan banyak kesalahan “jangan sampai salah input lihat Komang sampai marah – marah karena aku minta revisi”“Mbak Devina aja nulisnya gak jelas”Grace menatap tajam pada Stefi “kamu ada tanggung jawab di pekerjaan gak?”Stefi menatap malas pada Grace “udahlah mbak gak usah dibesar – besarkan hanya masalah kecil aja kan tinggal ubah terus bilang sama Mbak Devina dan Mas Yusuf kalau nas
Perkembangan Stefi tidak terjadi dengan cepat dimana sindiran dan kata – kata menyakitkan keluar dari bibir Devina tidak memberikan dampak pada apa pun, sayangnya Rachel tidak pernah memberikan surat peringatan sehingga Stefi menganggap semuanya aman terkendali. Hari untuk liburan kantor akan datang dimana sempat terjadi masalah karena Devina dan Grace yang memiliki liburan sendiri, berbagai macam cara mereka lakukan agar diijinkan untuk tidak ikut serta yang akhirnya berhasil.“Kalian pada berangkat?” ketiga orang yang berada di ruang tamu mengangguk “aku sendirian” memberikan tatapan sedih.“Halah malah enak dan pastinya kamu udah punya rencana bawa cowok – cowok gak jelas itu” Devina memberikan sindiran tajam “asal kamu tahu meski Grace punya banyak cowok tapi gak pernah ganggu jam kerja kaya kamu.”Grace hanya bisa menggelengkan kepala mendengar perkataan dari Devina yang selalu menyindir semua perb
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si
Penolakan yang Grace berikan membuat Sebastian emosi namun sekali lagi tidak dipedulikannya, Sebastian menarik tangan Grace entah kemana lagi tujuan pria ini karena memang tidak tahu banyak. Langkah mereka terhenti di depan hotel membuat Grace menghentikan langkahnya dengan menarik Sebastian dan mereka saling pandang dalam diam, gelengan kepala Grace membuat Sebastian mendekat namun terhenti saat ponsel Grace berbunyi.“Ada apa?” saat melihat wajah pucat Grace.Grace tidak menjawab pertanyaan Sebastian dengan melepas genggaman tangan lalu melangkah kearah kantor, Sebastian hanya diam mengikuti langkah Grace kedalam kantor dimana langsung masuk keruangan Rachel yang didalamnya masih ada rekan kerjanya yang lain.“Maaf jika saya tidak sopan” mereka memandang Grace yang tampak kacau “Mbak Rachel saya ijin pulang karena ibu masuk rumah sakit pembuluh darahnya pecah dan sekalian saya pengajuan cuti.”“Kamu pulang sama
Kedatangan dua petinggi mereka di kantor membuat suasana berubah dimana pastinya memeriksa semua kinerja dari mereka semua, Stefi sendiri tidak bisa bergerak sama sekali dengan kedatangan dua petinggi. Agenda pertama mereka adalah pastinya rapat membahas mengenai banyak hal dimana akhirnya mereka berada didalam tempat dimana biasanya Devina dan Yusuf bekerja, mencatat semua yang dikatakan dua petinggi tersebut agar tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.“Kalian berdua kenapa gak ikut?” Bintang menatap Devina dan Grace bergantian.“Sudah terlanjur beli tiket, Bu.”Bintang dan Yunita hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Devina, sesi selanjutnya adalah dimana mereka menghadap satu persatu kepada mereka berdua. Pertama kali masuk adalah Stefi karena karyawan baru dan mereka belum bertemu sama sekali, sedangkan yang lain berada diluar dimana akhirnya Grace memeriksa kerjaan Stefi yang kemarin ditinggalkan seorang diri.&ld
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap