Memasuki rumah yang tidak ada beda dari sebelumnya membuat Grace teringat masa lalu mereka, bahkan perabotan dirumah ini merupakan pilihannya juga. Rumah ini Aryo bangun untuk mereka nantinya namun karena satu masalah membuat mereka tidak bisa menempatinya dan bahkan Grace masih menyimpan kunci rumah ini serta dibawanya setiap saat, tidak lama pagar terbuka membuat Grace menatapnya.
“Kenapa lama?” Grace menyambut Aryo ketika masuk kedalam rumah.
“Laporan kalau aku tinggal disini” Grace mengangguk paham “mobil kamu?.”
“Aku pulang dulu ambil pakaian tapi ternyata semua masih pada tempatnya, mungkin pakaian Olla sudah pada gak cukup” melangkah masuk kedalam “kamu gak mengubah semuanya?” menatap Aryo yang hanya menggelengkan kepala “tadi laporan apa?.”
“Bilang kalau mungkin mulai sekarang kita akan tinggal disini” Grace menatap tajam “setidaknya bukan pertama kali kita tinggal bersama, bukan?” membelai pipi Grace pelan “aku mau mandi dulu” melangkah masuk
Devina menanti Grace dengan duduk di kursi kebesarannya membuat Stefi bertanya – tanya namun tidak dihiraukan sama sekali, Grace yang datang dan melihat bagaimana Devina duduk dikursinya hanya bisa menggelengkan kepala. Memilih tidak menghiraukan Devina dengan meletakkan tas lalu menyiapkan minuman kesukaannya setiap pagi, Devina menghentikan langkah dengan memegang lengan Grace dan menariknya menuju ke ruangan tidak lupa menutup pintu rapat agar tidak didengar oleh orang lain meski diruangan ada Yusuf. “Aryo kembali?” Grace mengangguk “nasabah yang dipegang Stefi kemarin Aryo?” mengangguk kembali membuat Devina membelalakkan mata menatap Grace “jangan bilang ini dia yang lakuin?” menunjuk leher Grace pelan. “Kepo banget sih jadi orang” Grace melangkah dengan duduk disalah satu ruangan “adikmu tu pasti penasaran.” Grace memberi kode pada pintu yang tertutup membuat semua menatap kearah sana, Devina memilih duduk ditempatnya yang berarti harus siap dengan pemb
Rencana liburan Grace bersama Devina ke Singapore berjalan lancar dan kepulangan Julius yang tinggal menunggu waktu sedikit membuat dirinya cemas karena Aryo akan selalu ada disekitarnya, Grace belum membicarakan masalah liburan pada Aryo sampai detik ini begitu juga dengan kepulangan Julius. “Bunda, ayah pulang ya lusa?” Grace menatap Olla yang masuk kedalam kamarnya. “Ayah hubungi?” Olla mengangguk pelan “Olla senang?” sekali lagi anggukan dan senyuman menghiasi wajah Olla. Semenjak kepulangan Olla dari rumah mantan suaminya dimana wajah awal Olla tampak malas dan sedih, entah apa yang Julius katakan hingga akhirnya kembali ceria bahkan Grace belum mengajak bicara. Sekali lagi Grace selalu sibuk dengan dirinya sendiri tidak peduli dengan keadaan sekitar terutama putri kecilnya, lamunan Grace terhenti saat Olla memeluknya dari samping membuatnya menatap wajah sang putri. “Bunda jangan sedih kan ayah udah mau datang” merapatkan pelukannya.
Desahan terdengar memenuhi ruangan didalam kamar dimana Grace dan Aryo sedang mencari kepuasan satu sama lain, Olla sudah tidur beberapa jam yang lalu dan mereka yang sudah menahan diri dari tadi akhirnya terlampiaskan juga dimana saat ini sudah berapa kali Grace mencapai klimaks sedangkan Aryo sendiri belum melepaskan penyatuan mereka. “Aku lelah bisa lebih cepat” Aryo mempercepat gerakannya agar segera keluar dan tidak lama kemudian mengeluarkan benihnya dalam Grace. “Kamu selalu luar biasa” mencium kening Grace sebelum melepaskan penyatuan mereka “kalian akan menjemput pria itu?” memilih berbaring samping Grace menatap keatas “jika aku melarang apa kalian akan mengikutinya?.” “Aku rasa tidak karena Olla sudah merindukan dia.” Grace memilih masuk kedalam kamar mandi membersihkan cairan di tubuhnya hingga bersih tanpa ada sisa sama sekali, saat keluar dimana Aryo sudah memejamkan mata tampak dimana sudah terlalu lelah dengan apa yang mereka lak
Menunggu diluar bersama para penjemput lain dimana Grace dan Olla memilih untuk duduk tidak jauh dari pintu keluar, Olla mengatakan jika Julius sedang dalam perjalanan dimana bagasinya sudah dibawanya. Grace sedikit heran bagaimana bisa pria tersebut lebih memilih berkirim pesan pada Olla dibandingkan dirinya, sekali lagi Grace tidak terlalu peduli karena itu semua adalah bentuk pendekatan Julius pada Olla. “AYAH!!.” Olla berlari kearah pria yang membawa trolly dimana Grace sangat yakin jika itu adalah Julius, menatap mereka sambil berjalan pelan dimana Julius menggendong Olla dan senyuman tidak lepas dari bibir Olla membuat Grace juga tersenyum simpul. Julius menurunkan Olla dari gendongannya dengan membuka lengannya membuat Grace melangkah dengan sedikit cepat masuk kedalam pelukan Julius, dapat dirasakannya ciuman di pucuk rambut dimana perasaan Julius terasa dari ciuman tersebut. “Akhirnya kita bertemu” mencuri ciuman singkat di bibir Grace “parkir dimana
Suasana meja makan membuat Grace tidak nyaman namun sepertinya hanya dirinya saja karena dari pandangan dirinya dimana Olla tampak biasa saja bersama mereka yang tidak lain adalah orang tua Julius, sentuhan pada tangannya membuat menatap sang sumber yang tersenyum seakan mengatakan bahwa semuanya baik – baik saja. Langsung membersihkan meja makan dari piring kotor hasil makanan mereka semua, sedangkan mereka memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga bersama Olla. Memutuskan membawa camilan yang dibuat saat berada dirumah Aryo dengan ditemani sedikit minuman hangat, dimana secara perlahan membawa semuanya ke ruang tamu dan sekali lagi pemandangan mereka bersama Olla terlihat jelas. “Masakanmu enak” Grace sedikit terkejut dengan kehadiran Melani ibu dari Julius yang tersenyum kearahnya “maafkan sikap kami dahulu karena memang kami menginginkan yang terbaik bagi Julius.” Grace tersenyum “saya paham dan tidak masalah sama sekali.” “Kamu buat apa?.”
Mencoba untuk tidak terpancing dengan apa yang dikatakan oleh Julius, meski apa yang dikatakan tidak salah tapi bukan itu inti dari apa yang ingin Grace katakan. Saat ini hanya kebingungan yang memenuhi dirinya tapi entah kenapa melepaskan Julius adalah hal sangat sulit untuk dilakukan dimana bayangan Raditya yang telah membiayai ayahnya dan saat ini entah kemana setelah mengatakan keseriusannya lalu kehadiran Aryo yang membuat dirinya tidak bisa menahan diri karena masih memiliki perasaan seperti dahulu dan tidak berubah sama sekali. “Bagaimana rencana ke Singapore?” Grace menatap Julius yang hampir saja melupakan liburan mereka. “Sudah beres tinggal berangkat karena Devina yang mengurus semuanya.” Semalam mereka tidak melakukan apa pun karena memang Julius sangat lelah dan pakaian yang Grace pakai seakan tidak berguna sama sekali, saat ini menyiapkan bekal serta sarapan untuk mereka bertiga dimana dari pagi sudah sibuk dengan aktivitas tersebut. Julius send
Suasana kantor seketika heboh pasalnya perusahaan mengadakan acara liburan di Bali sedangkan Grace dan Devina sudah membeli tiket ke Singapore lengkap dengan semuanya bahkan tujuan mereka disana, Grace dan Devina sudah heboh terlebih dahulu karena pastinya tidak akan ikut ke acara kantor akhir tahun. Selama mereka berdua heboh dimana memang Devina belum mendapatkan nasabah serta kondisi kantor yang sepi hanya mereka bertiga, Yusuf sendiri memilih menatap layar komputer tidak peduli dengan kehebohan yang terjadi.“Mbak Rachel udah tahu belum sih?” Devina mengangkat bahu “terus gimana ini?”“Ya mau gimana lagian juga gak bisa balik duit dan itu berarti kita tetap ke Singapore”Grace menyetujui perkataan Devina karena tiket yang mereka beli adalah promo dimana sudah pasti tidak bisa dikembalikan, lagian salah kantornya juga buat acara dadakan pastinya mereka mengira kalau pegawai – pegawai ini tidak memiliki acara lain. Gra
Suasana kantor mendadak tidak enak semenjak kepulangan Rachel dengan Stefi dimana ternyata calon nasabah yang mereka datangi tidak jadi masuk karena merasa apa yang dikatakan Rachel dan Stefi berbeda, berbeda dalam arti yang sangat beda sekali dari apa yang pernah diajarkan. Saat ini Grace memulai mengajarkan kembali dari awal pada Stefi, semenjak tadi Stefi tidak benar – benar menghiraukan perkataan Grace sama sekali.“Sebenarnya kamu paham gak?” menatap lelah pada Stefi yang semenjak tadi bekerja lambat dan banyak kesalahan “jangan sampai salah input lihat Komang sampai marah – marah karena aku minta revisi”“Mbak Devina aja nulisnya gak jelas”Grace menatap tajam pada Stefi “kamu ada tanggung jawab di pekerjaan gak?”Stefi menatap malas pada Grace “udahlah mbak gak usah dibesar – besarkan hanya masalah kecil aja kan tinggal ubah terus bilang sama Mbak Devina dan Mas Yusuf kalau nas