Sekitar Pukul 11.57 tengah malam, Liana menghampiri Saito yang berada di Ruang kendali.
“Saito, Tolong hentikan dulu Wormhole untuk sementara.” Minta Liana kepada Saito yang sedang mengotak-atik mesin Kapal Angkasa.
“Maafkan saya, Proses memasuki Wormhole tidak bisa ditunda lagi.. Sekarang prosesnya sudah 98%...” Jelas Saito yang menunjukkan progress di Hologram.
98.1% ~ 98.2% ~ 98.3% ~ 98.4% ~ 98.5% ~ 98.6% ............
Liana yang melihat progress persiapan Energi memasuki Wormhole, tiba-tiba drop.
“Ini gawat, mereka bisa tertinggal.” Tampak raut wajah Liana yang ketakutan.
Sekitar pukul 11.58 PM,
“(Aku harus lebih cepat lagi, Nina sudah kehilangan Banyak darah),” Erina bergumam sambil terbang membawa Nina yang terus menerus mengalami pendarahan. Dan Erina pun hampir sampai dekat kapal.
Di pintu Masuk Kapal Angkasa, Disana ada Ria yang sudah menunggu. Ria yang melihat Erina kemudian..
“Portal Dimension :
Setelah melakukan hal yang terlarang, Erina dengan cepat berlari ke arah Ruangan ICU Kapal Angkasa. Diruang ICU, akhirnya Erina sampai dan segera masuk ke dalam ICU. “Cepat Erina Chan, aku sudah tidak kuat lagi.” Kata Ria yang mulai lemas dan kehabisan sihir menahan pendarahan Nina. “Cepat Master tuangkan cairan itu ke luka Nina.” Ucap Natasha yang terlihat mengelap keringat Ria yang sedang serius. Erina menuangkan cairan itu ke dalam Tubuh Nina. Cairan itu terlihat mulai bereaksi dengan tubuh Nina. Cairan itu terlihat mengeluarkan cahaya putih. Sesuai dugaan Erina, Cairan kehidupan Pria dapat berangsur-angsur membuat pendarahannya mulai berhenti. Namun, kondisinya masih kritis. Hal ini dikarenakan dia kehilangan banyak sekali darah. “Akhirnya pendarahan Nina berhasil berhenti.” Ujar Erina kemudian tumbang. “Kamu juga sebaiknya beristirahat.” Kata Natasha sambil memegang Pundak Erina yang telah tumbang. “Iya, Biarkan kami menja
Saat Nijiro masuk bersama dengan Homiesnya Nina ke dalam Ruang ICU, tiba-tiba ada alarm berbunyi.. Pengumuman : “Mohon perhatiannya kepada seluruh penumpang dan awak kapal Angkasa, saya Saito dari Ruang kendali Kapal, Kita akan memasuki Wormhole, dimohon untuk semuanya berkumpul diruang Aula dan duduk di kursi Penumpang yang sudah disediakan. Proses Memasuki Wormhole akan dimulai dalam 1 menit dari sekarang. Sekian Terima kasih.” Di dalam Kamar ICU, mendengar pengumuman yang disampaikan oleh Saito berkata, “Ini sangat Berbahaya untuk Pasien ICU Saat Kapal Angkasa memasuki Wormhole. Nijiro tugasmu tahan kasur Nina, jangan biarkan kasurnya sampai terhempas. Jika terhempas, Nyawanya bisa dalam bahaya. Aku akan segera menuju ke ruang Perawat untuk mengamankan Morine dan Erina.” Nijiro yang mendengar perkataan Ria menelan ludahnya dan kemudian segera bersiap-siap. Di ruang Aula Kapal Angkasa, “Dimana para bocah-bocah itu?” Ujar Ibu Kepsuk y
Di Ruang ICU Bunshin Nijiro mulai Menyusun Kembali semua alat dan Perlengkapan ICU Nina, Nijiro asli hanya menggendong dan meletakkannya Kembali ke dalam Kasur. Setelah meletakkannya kembali ke Kasur, dia drop karena mual dan pusing (Nijiro menjadi Mabuk Kendaraan karena dia membuat Bunshin saat dalam wormhole). Nina hanya tertidur dengan tubuh yang penuh dengan perban. “Sial, Aku menggunakan bunshin saat wormhole. Efek mabuk kendaraanku menjadi lebih kuat.” Pikir Nijiro. Kesadarannya perlahan mulai menghiland dan Akhirnya terkapar dilantai (XD). “Master bertahanlah.” Ucap Clori yang berusaha mengangkat tubuh Nijiro. “Kepalaku kok banyak bintangnya?” Shuu. “Aku juga.” Sirius “Me too...” Rai. “(Ondeh, Kalian ini. Baru masuk Wormhole saja sudah mabuk),” Clori bergumam dalam hati dengan raut wajah berkeringat tanpa ekspresi sambil mengangkat Tubuh Nijiro yang tergeletak di lantai. Di Ruang Perawatan, Saito bermaksud memasu
Nijiro saat dalam perjalanan ke Ruang Perawatan bertemu dengan Natasha. “Natasha San...” Nijiro memanggil Natasha dengan melambaikan tangannya dari kejauhan. Saat mendengar panggilannya, dia bergegas menghampirinya. “Natasha San, bagaimana keadaan Morine dan Erina?” Tanya Nijiro yang berpapasan dengan Natasha yang baru saja keluar dari Pintu kamar. “Mereka baik-baik saja, mereka sedang istirahat.” Jawab Natasha dengan raut wajah netral. “Syukurlah.” Ucap Nijiro dengan raut wajah lega. “Oh iya Nijiro Kun, bantu aku persiapkan makanan di dapur.” Natasha terlihat mengajaknya untuk ke dapur. “Iya.” Jawab Nijiro. Saat hendak menuju ke dapur, Nijiro tampaknya mengatakan sesuatu hal kepada Merina. “Merina San, saya mengandalkanmu.” “Ok. Serahkan mereka padaku.” Jawab Merina dengan wajah tersenyum. Spirit Penyembuh itu kemudian masuk ke kamar Perawatan untuk mengobati Morine dan Erina. Nijiro dan Natasha menuju ke dapur
Melompat kembali masa lalu sekitar tanggal 30 Oktober. Itu merupakan Hari yang spesial bagi Anami Nina. Hari itu merupakan festival Hantu. Nina mengingat festival itu berkat kehidupan masa lampaunya yang pernah terlahir di Planet Bumi, Negara Indonesia.Terlihat Kalender di Herby menunjukkan tanggal 29 Oktober Pagi. Pada Pukul 5.00 AM seperti biasa Nina beranjak dari kasur di apartemennya.“Uh...” Nina meregangkan ototnya. Terlihat Clori menjadi bantal Nina masih dalam keadaan tertidur.“Cepatnya.. Sudah pagi saja sekarang.” Ucap Nina yang menguap kemudian beranjak dari kasurnya.>>Saat itu hanya baru ada Clori. Shuu, Sirius dan Rai masih belum lahir.<<Kemudian Nina melihat Kalender..“Besok Hari Haloween. Aku harus segera menyiapkan pernak pernik.” Nina menjadi panik karena lupa mempersiapkannya.Kemudian dengan cepat Nina pergi gosok gigi, Mandi, membangunkan Clori, makan, ke
Di Lapangan Bandara Herby, “Maha Master.” Ria, Morine dan Erina berlari ke arah Master dan memeluknya.. “Syukurlah Kalian baik-baik saja.” Ucap Maha Master dengan perasaan leganya. “Kami telah berhasil membawa Liana San. Tapi Master kok Liana San tidur sambil berdiri?” Tanya Natasha yang menunjukkan Liana uang tertidur sambil berdiri dengan penasaran. “Soal itu... Mungkin ini karena Liana memiliki Kutukan Mimpi yang mana jika dia terlalu sering menggunakan sihir alam dimensi mimpi. Dia akan terjebak di dunia sihir mimpi untuk sementara waktu. Meskipun tertidur, tubuhnya dapat bergerak secara Normal.” “Oh... Nanti kalau mau ngomong samanya bagaimana itu Master?” Tanya Natasha kembali. “Itu tidak masalah. Dia akan selalu membawa papan tulis kecil untuk memberitahu apa yang ia ingin sampaikan.” Jawab Morine menanggapi pertanyaan Natasha. “Ok.” Ujar Natasha tersenyum berkeringat. Kemudian Liana menciptakan sebuah Papan tuli
Di Ruang Kerja Istana, Saito melanjutkan ceritanya.. “Banyak sekali korban jiwa pada waktu. Bahkan hampir seluruh penduduk yang meninggal di waktu itu.” Ucap Saito yang mulai termenung. “Orang tua saya, Kakak dan Adik saya, Semuanya telah meninggal. Mereka semua telah dibunuh saat hendak melawan.” Saito tampak meneteskan air mata. “Kemudian saya tersesat. Di waktu itulah aku berjumpa dengan Master Orion. Saya dibawa olehnya menuju ke Planet Alpha. Sebuah Planet yang berlokasi sekitar 6.800 tahun cahaya dari Planet ini dengan diameter sekitar 1.500 km. Dialah yang telah memberiku kehidupan kedua. Untuk pertama kali saya juga bertemu dengan Nijiro yang juga merupakan anak yang telantar sama denganku saat berada disana. Pada awalnya kehidupan kami sangat ceria. Namun itu tidak berlangsung lama. Perlahan demi perlahan dia telah menunjukkan sifat Iblisnya. Dia gemar menganiaya pria. Lengan dan kakiku berbentuk seperti ini karena aku telah dijadikan kelinci percoba
Di ruang Berdikari, Para penduduk dari Toksin sedang menunggu di Ruang tunggu sedangkan Olin sedang berkonsultasi dengan Kepala Resepsionis Berdikari di dalam sebuah kantor. Terlihat Wanita gemuk dan Kepala Resepsionis itu duduk saling berhadapan, membicarakan sesuatu hal yang sangat penting. “Sebelumnya kami ucapkan selamat datang di Planet Mini Herby. Perkenalkan Nama Saya Swandor, Saya Kepala Resepsionis Berdikari Herby. Anda sekarang berada diwilayah Kerajaan Sihir Tekno Glory Herby. Disini saya bermaksud untuk berdiskusi dengan Anda tentang Permasalahan Migrasi. Apakah Anda Pemimpin Penduduk ini?” Kepala Resepsionis. “Iya, Nama Saya Olin, Saya Kepala Suku Penduduk Asli dari Planet Toksin.” Olin memperkenalkan dirinya kepada Swandor. “Saya ke sini untuk membahas tentang tempat tinggal baru kami, Apakah masih ada Apartement atau tempat tinggal yang masih kosong?” Jelas Olin yang bermaksud menanyai perihal Tempat Tinggal. “Baik.. Disini saya akan me
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd