Saat Mereka keluar dari kapal dan hendak mencari Makanan, Liana memanggil Morine.
“Morine Chan..”
Sejenak Morine berbalik dan menoleh ke arahnya. Namun saat Morine menyadari kehadirannya, dia menjadi sedikit terdiam.
“Aku ingin menceritakan sesuatu hal padamu.” Ujar Liana.
Ibu Kepsuk melihat mereka akan membicarakan sesuatu hal kemudian meninggalkan mereka pergi mencari beberapa makanan.
==FLASHBACK==
Beberapa minggu yang lalu di Herby. Saat itu, saat Liana menjalankan misi di Bandara Herby..
“Aku berjanji akan segera kembali Morine Chan.” Ucap Liana dengan raut wajah yang tersenyum. Saat itu Morine hanya melambaikan tangannya.
Beberapa hari kemudian, Akhirnya Kapal Angkasa Liana telah kembali, akan tetapi ada sesuatu yang mengganjal. Saat Kapal tersebut terbuka, ada banyak sekali Boneka-boneka sihir yang dikirim dari Master X menyerang Kota Glory Herby.
Saat itu suasana sangat kacau.
“A
Di dalam Gubuk Kecil, “Nina Chan, lakukan sesuatu pada Rai ini. Dari tadi pingsan aja, gak sadar-sadar.” Ujar Ria sembari memberikan Rai kepada Nina. “Iya.” Jawab Nina yang memegang Rai. Kemudian Nina memanggil Nijiro tercintanya, “Nijiro Kun. Bisakah kamu memberi sedikit energi listrikmu pada Rai?” Ujar Nina sembari menunjukkan bola besi itu kepada Nijiro. “Tentu. Serahkan semuanya padaku. Element Form : Lightning Mode, Lightning Charging” Nijiro (Lightning) memegang Rai dengan kedua tangannya, dan menyalurkan Energi listrik. Kemudian Energi Listrik mengalir ke tubuh besinya. Tubuhnya bagaikan sedang sedang dicas. Beberapa saat kemudian, Rai mulai sadarkan diri. “Huh...” Rai melihat keadaan sekitar. “Rai, Apa kamu baik-baik saja?” Tanya Nina dengan penuh perhatian. “MASTER..” Tiba tiba bola besi itu terbang dan bertengger di dada Nina. “Berterima kasihlah kepada Nijiro Kun. Dia sudah memberimu Energi.” Imbuh Ni
Di Bukit Dungeon Hutan Timur, Ria, Morine, dan Liana membantu para penduduk untuk bersiap-siap menuju ke kapal, sedangkan Di kapal akhirnya Nina dan lainnya memasuki kapal dan bertemu dengan Erina. “Lady Erina...” Panggil Gadis berambut pirang emas itu. “Nina Chan.” Jawab Gadis berambut orange yang sedang mengotak-atik Kapal Angkasa. “Sedang apa kamu diruang kendali?” Tanya Nina sembari melihat Pekerjaan Erina. “Saya hanya mempelajari cara kerja kapal ini saja.” Jawab Erina sambil menunjukkan Tombol-tombol alat kendali. “Siapa yang merekonstruksi ini, ini sangat luar biasa.” Ucap Nina dengan tersenyum tipis. Saito yang mendengar pujian Nina merasa bangga. “Tapi kok dikamar mandi ada CCTVnya... Yang merekonstruksi kapal ini benar-benar hidung belang.” Imbuh Nina dengan raut wajah tanpa ekspresi sambil melihat ada CCTV Kamar mandi di layar hologram. Saito seketika merasa ditusuk oleh jarum yang sangat beracun. “Hancurkan
Di Bukit Dungeon Hutan Timur, para Pasukan menyerang dengan sangat dahsyat. “Sial, Mereka tidak ada habisnya.” Nijiro (Ice) yang terus menerus menyerang Pasukan boneka itu tanpa henti. “Nijiro Kun, Gunakan Manaku, hancurkan mereka dengan Kekuatan es terkuat mu! Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Ucap Nina. Kemudian Dia mentransfer Mana (Chakra) nya kepada Nijiro (Ice). Seketika Tubuh Pria Ice itu bersinar remang-remang. “(Perasaan apa ini, Seluruh kekuatanku meningkat sangat drastis, Aku merasakan energi sihir yang sangat Luar Biasa),” Pikir Nijiro yang merasakan tubuhnya dipenuhi oleh Mana. “Aku akan coba menggunakan skill itu. Ice Magic : Cold Destruction,” Nijiro menciptakan Sebuah Meteor Es Raksasa menghantam ke area yang penuh dengan Prajurit Robot dan Boneka. Seketika Meteor Es itu meledak dan membekukan seluruh Arena. “Ini tidak Mungkin, Siapa sebenarnya mereka?” Sujana tidak percaya melihat Pasukan Boneka dan Prajurit Robot yang dikiri
Di dalam Dungeon Hutan Timur, “SIAPA KAU SEBENARNYA? LEPASKAN AKU!” Teriak Sujana. “(Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku),” Pikir Sujana. Nina hanya terdiam sambil menonjok Sujana tanpa ampun.. “AAARRRRGGGHHHHHHH.........” Sujana menjerit kesakitan. Kemudian Sujana membuat Sebuah ledakan Listrik yang keluar dari tubuhnya. Nina melepaskannya karena tersengat listrik. Dia berhasil lolos dari jeratan Nina (Iblis). “KEPARAT!! DEMON LIGHTNING : LIGHTNING BALL STORM,” Sujana menciptakan Bola-bola Listrik Iblis menyerang Nina. Meskipun Nina menerima setiap serangan Lightning Ball Storm dari sujana, serangan sihir Iblis Sujana sudah tidak berefek padanya. Gadis yang dipenuhi amarah berjalan dengan darah bercucuran kemudian membuatnya tampak semakin ketakutan. “SIALAN KAU TERIMALAH INI!!!!.... DEMON LIGHT : GREAT SCATTER STORM.” Seketika seluruh Hutan Timur ke sentrum Listrik, Morine yang dalam perjalanan pun tersengat listrik
Ria dalam perjalanan menuju ke Kapal bersama Morine yang terluka. Mereka bertemu dengan Erina di depan Pintu Masuk Kapal. Gadis berambut jingga itu melihat Ria merangkul Morine, dia segera menghampirinya. “Apa yang terjadi dengan Morine, Kenapa dia bisa terluka seperti ini?” Erina bertanya sambil memegang Tangan Morine. “Sepertinya dia terkena serangan Petir dari Orang itu. Saat dalam perjalanan saya melihat seluruh area sekitar Tersengat Listrik.” Ucap Ria menjelelaskan. “Lupakan itu, Erina Chan. Tolong bantu Nina, kutukannya Kembali kambuh.” Jelas Ria sambil membawa Morine masuk ke dalam. “Ini sangat berbahaya, Kondisinya semakin memburuk. Cepat kamu bawa Morine ke dalam kapal, Serahkan Nina padaku.” Ucap Erina. “Iya.” Kata Ria, Kemudian menggendong Morine dan bergegas ke Kapal. “(Apa yang sebenarnya terjadi padamu?),” Erina bergumam sambil terbang dengan tongkat sihirnya menuju ke Nina. Di Luar Angkasa, dekat dengan Planet T
Sekitar Pukul 11.57 tengah malam, Liana menghampiri Saito yang berada di Ruang kendali. “Saito, Tolong hentikan dulu Wormhole untuk sementara.” Minta Liana kepada Saito yang sedang mengotak-atik mesin Kapal Angkasa. “Maafkan saya, Proses memasuki Wormhole tidak bisa ditunda lagi.. Sekarang prosesnya sudah 98%...” Jelas Saito yang menunjukkan progress di Hologram. 98.1% ~ 98.2% ~ 98.3% ~ 98.4% ~ 98.5% ~ 98.6% ............ Liana yang melihat progress persiapan Energi memasuki Wormhole, tiba-tiba drop. “Ini gawat, mereka bisa tertinggal.” Tampak raut wajah Liana yang ketakutan. Sekitar pukul 11.58 PM, “(Aku harus lebih cepat lagi, Nina sudah kehilangan Banyak darah),” Erina bergumam sambil terbang membawa Nina yang terus menerus mengalami pendarahan. Dan Erina pun hampir sampai dekat kapal. Di pintu Masuk Kapal Angkasa, Disana ada Ria yang sudah menunggu. Ria yang melihat Erina kemudian.. “Portal Dimension :
Setelah melakukan hal yang terlarang, Erina dengan cepat berlari ke arah Ruangan ICU Kapal Angkasa. Diruang ICU, akhirnya Erina sampai dan segera masuk ke dalam ICU. “Cepat Erina Chan, aku sudah tidak kuat lagi.” Kata Ria yang mulai lemas dan kehabisan sihir menahan pendarahan Nina. “Cepat Master tuangkan cairan itu ke luka Nina.” Ucap Natasha yang terlihat mengelap keringat Ria yang sedang serius. Erina menuangkan cairan itu ke dalam Tubuh Nina. Cairan itu terlihat mulai bereaksi dengan tubuh Nina. Cairan itu terlihat mengeluarkan cahaya putih. Sesuai dugaan Erina, Cairan kehidupan Pria dapat berangsur-angsur membuat pendarahannya mulai berhenti. Namun, kondisinya masih kritis. Hal ini dikarenakan dia kehilangan banyak sekali darah. “Akhirnya pendarahan Nina berhasil berhenti.” Ujar Erina kemudian tumbang. “Kamu juga sebaiknya beristirahat.” Kata Natasha sambil memegang Pundak Erina yang telah tumbang. “Iya, Biarkan kami menja
Saat Nijiro masuk bersama dengan Homiesnya Nina ke dalam Ruang ICU, tiba-tiba ada alarm berbunyi.. Pengumuman : “Mohon perhatiannya kepada seluruh penumpang dan awak kapal Angkasa, saya Saito dari Ruang kendali Kapal, Kita akan memasuki Wormhole, dimohon untuk semuanya berkumpul diruang Aula dan duduk di kursi Penumpang yang sudah disediakan. Proses Memasuki Wormhole akan dimulai dalam 1 menit dari sekarang. Sekian Terima kasih.” Di dalam Kamar ICU, mendengar pengumuman yang disampaikan oleh Saito berkata, “Ini sangat Berbahaya untuk Pasien ICU Saat Kapal Angkasa memasuki Wormhole. Nijiro tugasmu tahan kasur Nina, jangan biarkan kasurnya sampai terhempas. Jika terhempas, Nyawanya bisa dalam bahaya. Aku akan segera menuju ke ruang Perawat untuk mengamankan Morine dan Erina.” Nijiro yang mendengar perkataan Ria menelan ludahnya dan kemudian segera bersiap-siap. Di ruang Aula Kapal Angkasa, “Dimana para bocah-bocah itu?” Ujar Ibu Kepsuk y
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd