Di dalam Rumah Kayu, Nijiro mengatakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
“Yukino adalah Ibuku.” Jelas Nijiro dengan tidak percaya perkataan yang disampaikan oleh Lerry.
“APA (⓿_⓿) (⓿_⓿)?? IBUMU?” Lerry kaget.
“Kamu mengetahuinya kan? Ceritakan padaku sedetailnya.” Nijiro tiba-tiba menarik baju Lerry dan memintanya menjelaskannya mengenai legenda Ibunya di Asgardian ini. Tanpa disadari dia menghimpit Morine yang berada duduk di sebelah Lerry.
“Soal itu..” Lerry berusaha melepas diri dari cengkraman tangannya.
“Hentikan itu Mesum!!” Morine menabok Nijiro dan Lerry secara bersamaan. Mereka berdua tampak terkapar. Namun diwaktu yang tak terduga, tanpa sengaja adegan YAOI telah dilakukan. Ciuman antara Cowok, Bisakah Anda membayangkannya? (>.<)
“Kya.... Astaga...” Yurine menjadi keplek-keplek melihat adegan tak terduga itu... xD Wajah Poidon, Selon, dan Nina memerah padam. Lerry dan Nijiro sama-sama berteriak xD.
Lerry dan
Chapter Selanjutnya akan dirilis pada Minggu terakhir Oktober 2021 ini. Demikian yang dapat saya posting, terimakasih atas perhatiannya. :)
Kembali ke rumah kayu, Morine dan Nina mempersiapkan alat-alat seperti obat-obatan, Perlengkapan berkemah seperti senter, Tenda, Alat-alat dapur, dll. Yurine berusaha menyemangati Lerry yang suram... Poidon dan Selon terbang untuk mencari makanan. Semuanya terlihat mulai berjalan seperti biasanya hingga malam hari... “Akhirnya malam yang ditunggu telah tiba...” Ujar Morine sembari bersantai di sofa. “Iya.” Jawab Nina tersenyum. “Ini sungguh memalukan. Kenapa lah aku selalu menjadi korban YAOI? Author penulis novel ini, kenapa dikau begitu tega padaku? (。﹏。*)” Ujar Lerry yang bersandar di pojok ruangan dengan suram dan tidak berwarna. “Sudahlah... Lupakan yang sudah berlalu..” Kata Yurine dengan ekspresi wajah tersenyum sembari menepuk pundaknya. “Ini semua gara-gara Morine ini. ╰(艹皿艹 ) Dia selalu saja menyebabkan aku sial.” Lerry mulai berulah :3 xD “Diam kau kakek tua! Siapa suruh kalian himpit-himpit saya, ha?” Morine
Mari kita kembali ke masa setelah Herby berhasil lolos dari invasi Grand Master Ando. Saat memasuki wormhole dan di dalam ruang bawah tanah evakuasi. “Apa-apaan ini? Kenapa planet ini bergetar?” Tanya Natasha yang sedang menahan ketidakstabilan gravitasi. Salah satu robot yang berada di dekatnya menjawab, “Sepertinya, armada Herby sedang berada dalam lubang cacing.” “Apa? Lubang Cacing? Kenapa bisa planet herby masuk ke lubang cacing?” Lei. “Sebenarnya Herby bukan planet, melainkan sebuah kapal angkasa yang super canggih dan super besar.” Jawab robot dengan nada datar. “Jangan lepaskan tangan kalian dari tiang itu.” Teriak Ibu Kepsuk sembari memegang sebuah tiang untuk menahan gravitasi. “Aku harap semua akan baik-baik saja.” Ujar Verto dengan nada pelan. Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya tiba di dekat Planet Asgardian. Gravity bot tampak menstabilkan Gaya Gravitasi Planet Herby agar bisa mengorbit Planet Asgardian dengan
Saat dalam perjalanan menuju ke camp, “Berduellah denganku sekarang!” Ujar Pria itu. Seketika semua orang yang ada tertuju pada mereka... Asami dan kawan-kawan terkejut saat mendengar pernyataan darinya. “Apa? Berduel denganku? Kenapa?!” Asami. “Aku tidak percaya kamu menjadi anggota dari Nina Squad. Aku ingin menguji kemampuan kalian!” Jawab Pria itu dengan tampang angkuh. “Hentikan itu! Kalian tidak boleh bertarung di sini!” Saat Lei melanjutkan perkataannya, tiba-tiba saja pria berambut biru tua itu muncul dari arah belakang dan menyerangnya dalam sekejap. Gadis marksman itu langsung terpental dan menabrak dinding hingga hancur. “Lei!!” Teriak Natasha yang menghampirinya. “Sekarang dengan begini, kamu sudah punya alasan bertarung kan?” Dengan tampang memuakkan, pria itu berkata. “Sialan kau! Beraninya kau menyakiti rekan kami.” Asami mulai terprovokasi. “Bagus, inilah yang kutunggu-tunggu.” “Kalau kal
Keesokan paginya pukul 7.00 tampak semua peserta sudah standby. Namun pada salah satu camp, “Verto Kun, Asami Chan... Bangun... bangun... sekarang udah siang loh.” Lei dan Natasha sibuk membangunkan mereka berdua. “Tunggulah. Aku masih ngantuk..” Jawab Asami sembari bergolek-golek di kasur. “Iya. Aku juga masih ngantuk.” Jawab Verto yang ikutan bergolek-golek di kasur. “Jangan seperti itu dong. Nanti Ibu Alma datang loh.” Lei. Tanpa diduga-duga seseorang langsung datang dan menyiram mereka berdua. “Aduh. Kok main siram-siram sih!” Ujar Asami yang tampak kesal. Saat melihat sosok yang menyiramnya, nyalinya langsung menciut. “Memangnya kenapa? masbuloh? Sekarang udah jam berapa? Cepat kumpul ke aula sekarang!!” Teriak Ibu Alma. “Baik, Bu.” Dengan panik anggota Nina Squad bergegas langsung menuju ke aula. Saat berada di ruang Aula, Ibu Alma mulai berpidato. “Baiklah semuanya. Terimakasih sudah hadir. Disini saya ingin meny
“Kalau begitu, aku ada sebuah misi untuk kalian.” Ujar Maha Master kepada Erina dkk... Mereka mulai mendengarkannya secara saksama. “Misi kalian, bantu Ria perbaiki kota Espadla dalam beberapa hari ini. Dan juga sebagai hukuman akademis, Asami dan Martin akan tidur sekamar.” Maha Master. “Apa? Tidur sekamar dengan si maniak petarung ini?” Asami tampak ogah. “Bagus... Inilah yang kunantikan.” Ujar Martin dengan ekspresi mesumnya. “No Komento!! Saya tidak mau mendengar alasan apa pun.” Maha Master. Asami sejenak langsung membisu. “Jadi setelah ini apa ada orang yang harus kami temui?” Lei. “Ada. Kalian berlima akan dibimbing langsung sama Kapten Ria.” Maha Master. “Mantul!” Jawab Verto dengan semangat. “Kalau begitu tolong bawa mereka ke dalam mobil terbang.” Maha Master memerintah salah satu prajurit robotnya. “Baik, Maha Master. Mari ikuti saya. Kita akan segera menuju kota Espadla.” Jawab Prajurit robot dengan
Kembali ke sisi Kota Netborn, Seperti biasa Saito melakukan rutinitasnya sebagai programmer di Planet Herby. Di meja kerjanya, dia tampak sedang mengetik koding sembari memantau jalur komunikasi Herby. “(Apakah seumur hidup kerjaku harus begini terus?)” Pikir Saito dengan jenuh. Beberapa saat kemudian, Wally datang. “Kapten... Aku menangkap sinyal misterius. Sinyal ini mengandung pesan yang disampaikan oleh Jenita.” Ujar Wally dengan panik. “Jenita?” Saito sejenak mengingat kembali... ::: FLASHBACK ::: Pada suatu ketika, saat berada di dalam Ruang kerja Maha Master, “Saito, ada sesuatu hal yang ingin kukatakan.” Maha Master. “Iya? Apa itu?” Saito. “Ini mengenai Jenita... Tapi sebelumnya apakah kamu sudah mengenalnya?” Maha Master. “Belum... Siapa dia?” Saito. “Jenita juga sama seperti Nina dan lainnya. Dia juga salah satu Kapten Master Legends. Dia gadis yang sangat ceria meskipu
Saat lepas landas, “Kalau begitu mari kita ke Planet Mardes.” Ujar Saito dengan nada datar. “Baik Kapten.” Jawab Wally tampak mempersiapkan instrumen. Mereka mulai memasuki wormhole. Beberapa waktu kemudian, mereka tiba di sistem Bintang Mardes. Diketahui bintang Planet Mardes merupakan Bintang Katai Merah dengan diameter sekitar 350.000 km. Bintang ini memiliki 6 planet yang mengelilinginya. Tiga planet diantaranya merupakan planet layak huni. “Sungguh menarik sistem bintang ini.” Saito. “Iya. Namun, Radiasi bintang induk planet ini 10x lebih kuat dari Bintang katai kuning pada sistem Tata Surya Asgardian." “Sekarang berapa jarak kita dengan Planet Mardes?” Saito. “Jarak kita dengan mereka sekitar 60 AU (sekitar 8.975.880.000 km).” Wally. “Mari kita instal alat ini.” Ujar Saito sembari menunjukkan sebuah alat yang akan dipasangkan pada pesawat. “Persiapan dimulai...” Wally mulai mengetik koding. Setelah
“(Aku harus cari cara lain untuk bertemu penyusup itu).” Gumam Yenny sembari duduk terdiam dengan memejamkan mata. Ekspresinya terlihat sangat datar. Kembali ke dalam hutan Maxar, “Ini sungguh menyenangkan... Aku tak menyangka, para robot-robot ini mudah tertular virus...” Ujar Wally sembari menuju ke kastil istana. “Jangan lengah. Petinggi mereka masih belum muncul. Mungkin saja, mereka sudah menyiapkan beberapa perangkap untuk menangkap kita. “Tenang saja..” Ujar Wally dengan senyuman menyeringai. Saat Wally tersenyum, dia tampak lengah. Di saat bersamaan, dia langsung terperangkap pada sebuah jaring yang tiba-tiba muncul (Mirip kayak jaring penangkap saat berburu hewan dihutan). “Kan sudah kubilang... Jangan lengah!” Saito. “Oya... Oya... Sepertinya kita sudah menangkap seekor mangsa.” Reni. “Tentu dong... Jebakanku pasti akan selalu berhasil.” Mifa. Namun, apa yang ditangkap mereka hanya sebuah boneka robot tanpa in
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd