Kembali ke sisi Kota Netborn, Seperti biasa Saito melakukan rutinitasnya sebagai programmer di Planet Herby. Di meja kerjanya, dia tampak sedang mengetik koding sembari memantau jalur komunikasi Herby.
“(Apakah seumur hidup kerjaku harus begini terus?)” Pikir Saito dengan jenuh.
Beberapa saat kemudian, Wally datang.
“Kapten... Aku menangkap sinyal misterius. Sinyal ini mengandung pesan yang disampaikan oleh Jenita.” Ujar Wally dengan panik.
“Jenita?” Saito sejenak mengingat kembali...
::: FLASHBACK :::
Pada suatu ketika, saat berada di dalam Ruang kerja Maha Master,
“Saito, ada sesuatu hal yang ingin kukatakan.” Maha Master.
“Iya? Apa itu?” Saito.
“Ini mengenai Jenita... Tapi sebelumnya apakah kamu sudah mengenalnya?” Maha Master.
“Belum... Siapa dia?” Saito.
“Jenita juga sama seperti Nina dan lainnya. Dia juga salah satu Kapten Master Legends. Dia gadis yang sangat ceria meskipu
Untuk Chapter selanjutkan akan dirilis pada akhir Januari ini. Terimakasih sudah bersedia membaca. :) Semoga hari anda selalu menyenangkan...
Saat lepas landas, “Kalau begitu mari kita ke Planet Mardes.” Ujar Saito dengan nada datar. “Baik Kapten.” Jawab Wally tampak mempersiapkan instrumen. Mereka mulai memasuki wormhole. Beberapa waktu kemudian, mereka tiba di sistem Bintang Mardes. Diketahui bintang Planet Mardes merupakan Bintang Katai Merah dengan diameter sekitar 350.000 km. Bintang ini memiliki 6 planet yang mengelilinginya. Tiga planet diantaranya merupakan planet layak huni. “Sungguh menarik sistem bintang ini.” Saito. “Iya. Namun, Radiasi bintang induk planet ini 10x lebih kuat dari Bintang katai kuning pada sistem Tata Surya Asgardian." “Sekarang berapa jarak kita dengan Planet Mardes?” Saito. “Jarak kita dengan mereka sekitar 60 AU (sekitar 8.975.880.000 km).” Wally. “Mari kita instal alat ini.” Ujar Saito sembari menunjukkan sebuah alat yang akan dipasangkan pada pesawat. “Persiapan dimulai...” Wally mulai mengetik koding. Setelah
“(Aku harus cari cara lain untuk bertemu penyusup itu).” Gumam Yenny sembari duduk terdiam dengan memejamkan mata. Ekspresinya terlihat sangat datar. Kembali ke dalam hutan Maxar, “Ini sungguh menyenangkan... Aku tak menyangka, para robot-robot ini mudah tertular virus...” Ujar Wally sembari menuju ke kastil istana. “Jangan lengah. Petinggi mereka masih belum muncul. Mungkin saja, mereka sudah menyiapkan beberapa perangkap untuk menangkap kita. “Tenang saja..” Ujar Wally dengan senyuman menyeringai. Saat Wally tersenyum, dia tampak lengah. Di saat bersamaan, dia langsung terperangkap pada sebuah jaring yang tiba-tiba muncul (Mirip kayak jaring penangkap saat berburu hewan dihutan). “Kan sudah kubilang... Jangan lengah!” Saito. “Oya... Oya... Sepertinya kita sudah menangkap seekor mangsa.” Reni. “Tentu dong... Jebakanku pasti akan selalu berhasil.” Mifa. Namun, apa yang ditangkap mereka hanya sebuah boneka robot tanpa in
Setelah meninggal Planet Mardes dan berada di luar angkasa, Wally langsung menyerahkan sebuah surat gulungan kepadanya. “Master, mohon baca surat ini.” Wally. Tanpa ragu, Jenita langsung membuka surat gulungan tersebut. Dia tampak sangat terkejut ketika membaca tulisan alien tersebut. :v “Ini tidak mungkin... Selama ini, usahaku sia-sia.” Jenita mulai frustasi. Wally hanya bisa terdiam sembari menatapnya yang penuh dengan keputusasaan. “Maha Master menyuruh kami untuk mengantar Anda pulang. Sudah tidak ada gunanya Anda memata-matai kelompok Grand Master Zanuks.” Wally. “Tidak mungkin...” Jenita. Wally tampak mengetahui suasana atmosfernya dan memutuskan meninggalkannya. Robot ndut itu langsung kembali ke ruang kendali kapal untuk menemui Saito. “Bagaimana?” Saito. “Dia tampak sangat frustasi.” Wally. “Aku sepertinya merasakan hal yang buruk mungkin saja terjadi. Entah kenapa perasaan ini tidak enak.” Sai
Di dalam ruang kerja Istana, “Aku yakin, ini menjadi beban yang selalu dia bawa. Dia juga pernah menduga bahwa semua itu perbuatan dari Grand Master Zanuks.” Maha Master. “Jadi misi setahun yang master berikan itu?” Saito. “Itu semua hanya settingan saja.” Maha Master. “...” Saito dan Wally langsung terdiam. “Aku sebenarnya sengaja bilang seperti itu karena Jenita sendiri yang meminta. Dan juga mungkin dia tidak percaya padaku.” Maha Master “Aku merasa ini bakal menjadi rumit.” “Iya. Padahal sudah kuperingatkan dia agar jangan mendekati Grand Master Zanuks. Meskipun dia terlihat orang baik, tapi dia sangat licik.” Maha Master. “Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk Jenita.” Wally. “Untuk saat ini, kita biarkan saja dia untuk istirahat, setelah itu kita akan mengadakan rapat dengan kapten lain, membahas masalah Jenita. “Iya.” Jawab Saito. “Mungkin itu dulu. Kita akan bahas lebih lanjut pas rapat. Beristirahatlah dulu...” Ujar Maha Master dengan penuh perhatian. “Terimakasi
Ops... Kita sudah terlalu maju dalam alur cerita... xD Kembali beberapa minggu yang lalu pasca Invansi Herby. Nina, Para Homies, Nijiro, Morine, Lerry bersama Poidon, dan Selon melanjutkan perjalanan mereka. Tampak dalam perjalanan Yurine sedang beristirahat. Kali ini mereka berada di dalam sebuah Kapal pesiar yang dibuat oleh Spirit Hakuna. Dengan pemandangan lautan dan langit yang indah, mereka mulai menikmati waktu santai. “Wah... nyamannya. Lerry, tolong kamu poleskan tabir surya.” Gumam Morine berbaring terbalik dengan santai dengan baju bikini. “Dengan senang hati.” Dengan tampang mesum si Elf bejat, terus meremas-remas bagian punggungnya. Di sisi lain, “Ah... Akang...” Nina terlihat sedang bermesraan dengan modus. “Waduh, kamu jangan elus-elus dong. Adick ku bangun ini.” Dengan tersipu malu, Nijiro berkata. “Ini lah hidup. Selama ini aku belum pernah pacaran.” Komentar Poidon saat melihat aksi icha-icha mereka. “
Kembali ke Sebuah Pulau misterius tempat Nina berada, Yurine menerawang masa lalu dari tempat ini. Ini kejadiannya lebih tepat beberapa bulan yang lalu saat Kelompok Grand Master Zanuks bersama dengan Master Orion melakukan invansi... Salah satu pulau di suatu tempat, terlihat seorang Pria berkulit coklat, bertanduk putih, berambut putih, berpakaian minim (telanjang dada, hanya mengenakan celana panjang berwarna putih) dengan badan sebesar hulk sedang membantu para penduduk mereparasi kota. Salah seorang penduduk memberitahu... “Tuan, ini gawat! Kediaman Kerajaan Dragon Skyland diserang. Seseorang meminta Anda untuk segera kembali ke sana.” Ujar penduduk itu. Mendengar hal tersebut, pria itu langsung bertransformasi ke wujud naganya dan terbang. Namun, tanpa disangka itu adalah perangkap. Saat terbang, dia terkena jebakan dan terperangkap dalam sebuah sihir. Disana sudah ada sekelompok penyihir dan penjelajah angkasa yang menghampirinya. “Apa-apaan ini? Kenapa aku tidak bisa men
Kembali ke area pertarungan, “Size Manipulation : Area Shrinker Magic. Sekarang serang!” Setelah menyusutkan ukuran para monster, Morine langsung memerintahkan Homies Nina untuk menyerang. “Rasakan ini! Fire Style : Rain Fireball!” Sirius. “Thunder Release : Thunder Strike!” Rai. “Wind Release : Moon Cleave!” Windy. “Water Release : Water Slicer!” Shuu. Duar... Serangan para Homies cukup membuat ledakan yang lumayan. Mereka berhasil mengalahkan sebagian dari Monster Pakuya. “Clori, jangan jauh dariku!” Ujar Nijirou sembari meninju para monster tersebut. “Siap Master...” Clori. Di alam bawah sadar Nina, “Lacrima Kristal?” Nina tampak kebingungan. “Lacrima itu aku buat untuk tetap menjaga kesadaranku. Kalau kelima Lacrima itu hancur, aku tidak mampu menahan kekuatan ini lagi.” Ujar Grindrot sembari menahan rasa sakit. “Jadi apa yang harus lakukan?” Tanya Nina. “Pergilah menuju ke ruang bawah tanah. Disana ada jantungku. Hancurkanlah jantungku! Maka efek kutukan ini akan sege
Pada sisi yang berbeda, “Windi, bagaimana? Apakah kamu bisa mengalahkan mereka?” Tanya Sirius dengan bersemangat. “Ini sangat sulit. Sihir anginku tak bisa menebasnya. Sisiknya sangat tebal.” Windi. “Kalau begitu, gabungkan kekuatan kita, aku yakin serangan elemental intermediate bisa mengatasi monster-monster ini.” Ujar Sirius dengan percaya diri. Melihat ke PD-annya, Windi langsung mendekati Homie Matahari tersebut. “Sekarang, Sirius! Lakukan Combo sihir!” Windi. “Iya...” Respons Sirius. “Unison Raid : Scorch Storm!” Dengan kombinasi sihir Api dan Angin, membentuk sebuah Elemen baru yang bernama Elemen hangus. Serangan tersebut menciptakan Badai api yang sangat dahsyat hingga membuat daerah di sekitar mereka menjadi gosong. Beberapa waktu kemudian, “Kita berhasil mengalahkan semuanya.” Windi tampak gembira. “Iya... Itu berkat kombo sihir kita. Aku tak menyangka sihir anginmu bisa membuat serangan apiku meningkat berkali-kali lipat.” Sirius tampak terkesima. “Tentu, sihir an
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd