Pukul 12.30 di Ruang Kerja Istana, semua anggota Master Legends berkumpul. disana terlihat Lerry dengan wajah yang penuh dengan lebam karena dihukum oleh Morine dan Ria. Disana juga ada Verto, Asami, Lei, dan Natasha sudah tiba di Akademis.
“Aku sudah tidak sabar lagi.” Ujar Ria tampak bersemangat dengan senyuman iblisnya menatap pria elf yang malang itu.
“Ampun ,kak. Aku keceplosan menggunakan sihir itu.” Ujar Lerry memohon ampun kepada Morine yang menjewernya.
“Sudahlah tu, hari ini kita punya acara penting.” Ujar Erina tersenyum berkeringat saat melihat aksi keji mereka.
“Udahlah, Aku sudah tidak mood lagi. Jangan merusak kebahagiaan orang hari ini.” Ucap Morine melepaskan tali yang mengikatnya.
“Iya.” Lerry tampak menangis, dirinya lega karena dia selamat dari siksaan mereka berdua. Nina segera menggunakan sihir penyembuhan untuk menyembuhkan wajahnya yang bonyok.
“Kalian semua, silakan ganti pakaian yang sudah kusiapkan.” Ucap Mah
Di Ruang Aula Akademis, Maha Master melanjutkan pengumumannya. “Selanjutnya Seorang Pria yang dijuluki God (dewa) karena kemampuan yang mampu mengendalikan 5 elemen sekaligus dengan Role sebagai seorang Fighter, Nijiro.” Kemudian Nijiro muncul dari Portal dengan memakai baju ala kantoran, Nina juga ikut menyelip keluar (Mengingat sihir kutukan dari Grand Master Worns) dan menyembunyikan diri dengan sihir Stealth. “Kyaa....... Nijiro Sama... <3” Terdengar sorakan dari Para peserta perempuan. Nijiro melambaikan tangan ke arah mereka sambil tersenyum dan berdiri disamping Ria. “Dan terakhir, seorang Gadis yang dijuluki sebagai Dewi Remang-remang, memiliki kemampuan manipulasi Jiwa, dengan role supporter, Anami Nina.” Tiba-tiba Nina muncul di samping Nijiro dan menyapa para hadirin. Gadis berambut pirang emas itu memakai gaun berwarna ungu (Ala putri Raja), memakai sepatu hak tinggi dan melambai tangannya ke semua peserta.
Pasca Pelantikan Kapten Master Legends di akademis, Kegiatan belajar di Akademis mulai berjalan seperti biasa. Di sisi lain, Semua Kapten Master Legends kembali ke Istana. Pada ruang rapat Istana... “Aku mohon maaf membuat kalian menunggu begitu lama. Mari kita segera memulai rapatnya.” Ujar Maha Master berjalan kemudian duduk di kursi meja bundar. Saat hendak memulai rapat, tiba-tiba dari ponselnya ada panggilan masuk. Maha Master mengangkat telepon tersebut. Beberapa saat kemudian, “Maafkan saya, Ada sesuatu hal yang saya lupa.” Ujar Maha Master kemudian bergegas meninggalkan Meja Bundar. “Tunggu, Maha Master...” Ujar Ria menghentikannya, namun dia sudah pergi. “Aku harap ini segera berakhir. Aku seharusnya tidak terlalu berharap menjadi seorang Kapten Master Legends. Tampaknya setiap hari bakal merepotkan.” Morine duduk di salah satu kursi meja bundar, dia tampak mulai mengeluh. “Jangan bilang begitu, Morine Chan. Menjadi se
Di dalam Ruang Rapat Istana, Poidon mulai menjelaskan perihal semua mengenai Dewa Naga Asgardian. “Kami merupakan Dewa Naga yang bertugas melindungi Asgardian. Ozziedyrth, The Nocturnal Dragon King, beliau merupakan Raja dari Dewa Naga Asgardian. Mungkin ini kejadian lebih tepat beberapa bulan yang lalu, saat kemunculan kelompok ESDA, Master Orion. Di Istana utama kerajaan Dragon Skyland yang terletak di pulau langit, Tiba-tiba saja ada sebuah benda berbentuk aneh yang terbuat dari besi mendarat di istana.” “Kemudian dari benda aneh tersebut muncul beberapa orang. Para prajurit Naga kami berhasil dikalahkan dalam sekejap. Seorang pria bermata Hitam, berkulit coklat Gelap, berkumis hitam, berambut hitam, memakai sebuah jubah berwarna merah lengkap dengan seragam penyihirnya. Dia datang dan membantai seluruh naga yang ada di kerajaan.” “Apakah jangan-jangan....” Ujar Aldo. “Iya. Grand Master Worns yang kalian kenal saat ini. Namun pada waktu itu,
Di ruang bawah tanah istana, “Aku mengerti yang kamu rasakan. Tapi kamu tidak boleh terus menerus seperti ini. Kamu harusnya memanfaatkan waktu ini untuk melatih kemampuanmu. Waktu jangan disia-siakan. Jika kamu kuat, kamu pasti bisa melindunginya.” Kata Erina mencoba memotivasinya. Mendengar perkataannya, dia mulai meneteskan air matanya. “hiks... hiks... Aku masih terlalu hiks... lemah... Aku ingin menjadi lebih kuat.” Ujar Meldina tampak bersedih. “Kamu pasti bisa menjadi kuat. Percayalah padaku.” Ujar Erina. “Kalau begitu, kamu juga harus masuk ke Akademis Legends. Disana kamu bisa berlatih.” Ucap Morine. “Tapi, kak. Bagaimana caraku mendaftar, kak?” Tanya Meldina dengan polos sambil mengusap matanya. “Tenang saja. Kamu hanya perlu isi formulir dan test bola sihir. Dari situ kami bakal tahu, role mana yang harus kamu kuasai.” Ucap Erina menjelaskan prosedur pendaftaran. “Baiklah. Master, mohon bimbing saya. Saya ing
Di depan rumah kayu, mereka langsung masuk ke Mobil terbang dan berangkat menuju ke Kerajaan Aldes. Kedua baling-baling yang ada di sisi kiri dan kanan mobil mulai berputar. Mobil tersebut mulai lepas landas. “Wih.... Master, sungguh sangat keren.” Ujar Clori dengan mata berbinar melihat langit Asgardian yang begitu cerah. “Aku tidak menyangka alat ajaib ini bisa terbang.” Ucap Poidon merasa takjub. “Tentu dong... Siapa pembuatnya.” Ujar Saito dengan tampang sok keren sambil menyetir. “Iyalah...” Jawab Ria tampak merasa bosan. Nina hanya tersenyum. Akhirnya mereka mulai terbang melewati Hutan Magazone, kemudian melewati desa Elfano. Tiga puluh menit kemudian, mereka akhirnya tiba di gurun pasir di sisi timur desa Elfano. Seperti biasa, Badai pasir sedang menerpa. “Keadaan Gurun ini sungguh sangat gersang. Dari tadi hanya badai Pasir melulu.” Kata Morine sambil memandang keadaan gurun dari jendela Mobil. “Ini sudah tidak
Di Dalam salah satu gubuk desa kerajaan Aldes, Nina dan lainnya bertemu dengan seseorang. Terlihat seorang pria berusia 70 tahunan, berpakaian ala Raja India Kuno, memakai turban putih. Dia tampak sedang duduk sambil melihat denah diatas mejanya. “Apa kalian pengelana dari desa lain?” Tanya Pria itu sembari beranjak dari tempat duduk. “Paman, Ini saya.. Lerry...” “Lerry? Kamu Bocah perusuh itu? kenapa kamu bisa disini?” “(Image Lerry di Planet ini buruk xD),” Morine tampak menahan tawanya melihat dia dijuluki sebagai bocah perusuh. xD “Aku bukan di sini merusuh. Hari ini aku bersama dengan teman-temanku ingin menyelidiki soal Dewa Naga Angin.” “Oh Begitu... Kalian duduklah dulu.” Raja Aldes mempersilakan mereka untuk duduk. “Kenapa Anda ingin menemui kami?” Tanya Erina kepada Raja Aldes. “Aku punya sebuah permintaan.” Tiba-tiba Raja Aldes berlutut. “Hentikan itu Yang Mulia.” Terlihat Warrior tersebut ingin menco
Di dalam sebuah gubuk kecil, Saat mereka hendak mulai beraksi. Tiba-tiba saja ada seorang prajurit masuk ke ruangan dengan ekspresi panik. “Ini gawat, Yang Mulia. Desa kita diserang sekelompok makhluk Birlon.” “Apa Katamu?” Tampak Raja Aldes terkejut. “Kenapa di saat-saat begini..” Ujar Warrior terlihat putus asa. “Sepertinya kita harus mengurus masalah ini terlebih dahulu.” Ujar Morine. “Kalau begitu Morine Chan, Saito Kun, Poidon San, kalian ikutlah denganku. Mari kita basmi semua monster yang ada.” Ujar Ria. “Ok.” Jawab mereka serentak. “Tunggu Ria Chan, aku juga ingin ikut..” Ujar Nina. “Jangan Nina Chan, simpanlah kekuatanmu untuk menaklukkan dewa naga angin nanti.” Imbuh Ria. Mendengar perkataannya, Nina hanya terdiam sejenak. Kemudian gadis berambut pirang emas itu berkata, “Hati-hati...” “Tentu.” Jawab Ria tersenyum. “Nijiro Kun, mari segera kita bantu evakuasi penduduk yang terluka.” Kat
Akhirnya Rencana OPS dimulai. Nina dan lainnya menaiki mobil terbang yang diciptakan oleh Saito. Mobil terbang tersebut pergi menuju ke Ibu Kota Kerajaan. Disisi lain, Raja Aldes memerintahkan semua prajurit untuk mengungsikan semua masyarakatnya yang berada di dekat Ibu Kota. “Mari kita Jalankan OPS!” Ujar Saito yang menyetir mobil dengan semangat! Sementara itu di Ibu Kota terlihat Dewa Naga Angin terus meraung dan menciptakan badai Tornado Raksasa. Disisi lain, Poidon sudah sampai dan mulai mencoba menghentikannya. (Air vs. Angin xD) Memang kalau dilihat segi ukurannya Poidon jauh lebih besar dibandingkan dengan Selon (Naga berbentuk kadal bersayap berbulu lembut berwarna abu-abu). Namun kekuatan mereka setara. “Selon, Sadarlah. Kamu tidak boleh terus seperti ini, kamu harus segera hentikan semua ini!” Ucap Poidon dalam wujud naganya, akan tetapi Selon tidak merespon dan malah mencoba menyerangnya. “Wind Dragon Magic : Sky Dragon Roar.” Sep
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd