Kembali Disisi lain Aldo vs. Sujana,
Sujana melancarkan serangan petirnya secara bertubi-tubi dalam mode iblisnya, sedangkan Aldo hanya terlihat menebas setiap serangan Petirnya.
“(Sial, sebenarnya seberapa kuat dia, sihir Demon Lightningku berhasil ditebasnya).” Gumam Sujana mencoba menyerang Aldo kembali. Pria berpedang hitam itu menebas setiap serangan petirnya. Kemudian dia berusaha mengejar dan memberikan tebasannya. Sujana tampak dengan sangat mudah menghindari serangannya.
“(Dia sungguh cepat sekali. Seranganku tidak mampu mengenainya).” Gumam Aldo sambil berusaha meningkatkan konsentrasinya.
“(Dia sangat tangguh. Bahkan dia lebih tangguh dari mereka. Apakah dia pemimpin Bajak Laut Angkasa Herby?)” Pikir Sujana sambil meningkatkan kewaspadaannya.
“(Berpikirlah, Bagaimana caraku mengalahkannya).” Aldo terus berpikir dengan keras cara untuk mengalahkannya. Namun dia terlihat tidak memiliki ide yang berarti.
“Tampaknya sihirmu mamp
Disalah satu reruntuhan bangunan di kota Merbon, terlihat Nijiro Kun kembali ke dalam. Dia bertemu dengan Ria yang sedang merawat luka Nina. “Nina Chan..” Panggil Nijiro melihat keadaannya yang memburuk. Dengan wajah penuh air mata, dia berlari menghampirinya. “Nina Chan... Nina Chan...” Panggil Nijiro mencoba menggendongnya. “Hentikan itu, Nijiro Kun.” Ujar Ria yang mencoba menghentikannya, namun dia diabaikan. “Sadarlah, Nina Chan...” Tampak raut wajah penyesalan yang sangat mendalam, terus memanggil wanita itu sambil meneteskan air mata. Ria hanya bisa terdiam melihatnya. “Nijiro San, Master masih hidup. Dia hanya kelelahan karena monster di dalam dirinya mengamuk.” Ujar Natasha. Tiba-tiba saja Para Minion terkutuk mengepung mereka yang berada di dalam reruntuhan gedung tersebut. Tampak ada beberapa minion terkutuk berbentuk seperti pasukan minion yang berwarna hitam memasuki reruntuhan dan berpapasan dengan mereka. Para min
Kemudian Ria, Morine dan lainnya keluar dari apartemen untuk melihat adegan Nina Nijiro.. Mereka hanya tersenyum. “(Mau-maunya kau dipeluk oleh Pria dalam kondisi seperti itu).” Gumam Morine tertawa dengan tangan menutup mulut saat melihat adegan wah.. Disisi lain terlihat Grand Master Worns belum sepenuhnya kalah. Pria itu Kembali bangkit. “Sialan Kau Nina, akan kuhabisi kau!” Melihat Grand Master bangkit, mereka kemudian bersiaga. “Tak akan kubiarkan kau menyakiti teman kami! High Enchantment : Master Separation Magic,” Erina menciptakan sebuah ledakan sihir dengan sihir Enchantment. >>Note : Sihir Master Separation Magic merupakan sihir enchantment tipe pemisah dan juga ini merupakan sihir di atas level Separation Magic. Dengan sihir ini Erina dapat mengekstrak kekuatan sihir seseorang lebih dalam.<< “Percuma saja, Sihir tidak mempan padaku. Hahahaha...” Ujar Grand Master Worns menyerap sihir Separation Erina.
Kembali melihat suasana Kota Merbon di Planet Elevon, para Tentara Pemerintahan Cosmos telah tiba untuk mengamankan keadaan kota. Selang beberapa jeda saat hendak mendarat tiba-tiba ada ledakan nuklir yang cukup dahsyat hingga sebagian pesawat dari Pemerintahan Cosmos hancur. Di dalam Kapal Induk Pesawat Cosmos. “Lapor, Komandan. Ada ledakan Nuklir yang terdeteksi pada Planet Elevon.” “Apa katamu? Ledakan Nuklir?” “Iya, Komandan.” “(Sialan, Mereka sangat licik).” “Apa yang harus kami lakukan?” “Selamatkan semua penduduk disana, kita akan melaporkan ini ke pemerintahan Semesta. Kita tidak boleh membiarkan mereka berbuat seenaknya. Terutama Anami Nina... Dan juga, selamatkan para Master bodoh itu.” “Siap komandan.” Jawab tentara itu. Di Planet Asgardian, Hutan Magazone di Rumah Kayu, di Kamar Aldo, Terlihat Pria berpedang hitam itu terus muntah darah, menahan rasa sakit yang dideritanya. “Ini buruk. Kita h
Tak terasa waktu telah berlalu. Sekitar jam 7 malam di dalam Kamar Aldo, terlihat pria berpedang hitam membuka matanya. “(Mungkin ini karma yang kudapat saat menebas Nijiro dulu. Tubuhku merasa sangat lemas)” Pikir Aldo yang tampak lesu. Kemudan pria berpedang hitam itu mencoba melihat sekelilingnya. Terlihat di sampingnya ada gadis berambut hijau sedang tertidur duduk di kursi saat menjaganya. “Morine Chan.” Panggil Pria berpedang itu dengan nada lemah. Mendengar panggilan darinya, Gadis itu terbangun. “Kamu jangan paksakan dirimu. Kamu harus banyak istirahat, Minum air doa dari Nina ini.” Ujar Morine sembari memberikan segelas air. Kemudian Aldo meminum segelas air yang diberikan olehnya. “Terima Kasih.” Ujar Aldo sembari meminum gelas berisi air tersebut. “Sebaiknya kamu jangan bergerak dulu. Biarkan aku bawakan makan malam ya.” “Maafkan aku jadi merepotkanmu.” Ucap Aldo yang merasa malu. Saat Morine keluar d
Pasca ledakan Nuklir mini di Planet Elevon, Keadaan Kota Merbon 90% hancur lebur. Banyak Korban jiwa, Para Master, Grand Master Worns beserta Prajurit terluka sangat parah. Disana juga terlihat Pasukan Pemerintahan Cosmos sedang mengevakuasi Korban yang terluka. Komandan Pasukan Pemerintah Cosmos R1 berada di dalam kapal induk.. “Bagaimana keadaan Kota Merbon?” Tanya Komandan sambil melihat peta dan Camera drone yang terbang di langit kota Merbon. “Keadaannya sangat Parah, Komandan. Sebagian Korban selamat, tapi sebagian prajurit dan armada kita telah hancur.” “Lapor, Komandan. Anggota dari Pasukan Warlord dan Grand Master Worns sudah ditemukan.” “Bagaimana kondisi mereka?” “Untuk para Master, mereka baik-baik saja. Namun, Grand Master Worns menerima luka yang sangat fatal. Tubuhnya terkena mutasi genetik.” Jawab prajurit lain memberi laporan. “Segera kirim mereka semua ke Hospital Galatic!” Ucap Komandan itu. “Baik, Komandan!”
Di dalam Kamar Aldo, “Bagaimana ini, Master?” Tanya Natasha kepada Nina dengan raut wajah khawatir. “Biarkan saja, Nanti dia akan kembali kesini dalam keadaan sakit perut.” Jawab Nina mengedipkan matanya. “Iya...” Ujar Natasha tersenyum berkeringat. Sepuluh menit kemudian sesuai dengan yang dikatakan olehnya, Pria berpedang hitam itu kembali ke rumah Kayu dalam keadaan sakit perut. “Hebat... Kenapa balik lagi? Janganlah pulang dulu om.” Ucap Nina berdiri tersenyum seram sambil menyindirnya. “Maafkan saya.” Aldo terlihat ketakutan dan bersujud memohon maaf. Nijiro yang melihat juga merasa takut dengan aura seram Nina. “Besok Keluar lagi ya. Kalau perlu tak usah balik lagi.” Imbuh Nina mengedipkan matanya. “Ndak do, Nina Chan. Aku janji gak akan keluar lagi.” “Good Boy.” Nina mengelus kepala Aldo. Nijiro menjadi cemburu dan memberi tatapan seram kepadanya. Erina dan Ria hanya tertawa saja. xD
Kembali ke daerah ladang Hutan Magazone, sekitar Rumah Kayu, “Oh tidak... Bagaimana ini?” Nina tampak kaget dan panik saat mendengar berita darinya. “Apakah ini sangat penting?” Tanya Poidon. “Iya... Karena ini pelantikan Master Legends untuk pertama kali.” Jawab Ria. “Aduh... Poidon San, aku benar-benar mohon maaf. Sepertinya misi ini harus kita tunda. Aku benar-benar tidak tahu jika ada acara yang sangat penting pada hari ini.” Ucap Nina sambil menundukkan kepalanya di hadapannya. Melihat gadis berambut pirang emas itu menundukkan kepalanya, Pria biru itu segera menghampirinya dan memegang tangannya. “Tidak apa-apa. Ini merupakan acara penting dan kamu harus berada disana. Kita akan memulai perjalanan kita esok hari saja.” Ujar Poidon yang tampak tidak merasa keberatan. “Apakah Kamu yakin? Bagaimana dengan Dewa Naga Angin?” “Aku yakin dia baik-baik saja.” Jawab Poidon dengan tenang. Mendengar perkataannya, Hat
Pukul 12.30 di Ruang Kerja Istana, semua anggota Master Legends berkumpul. disana terlihat Lerry dengan wajah yang penuh dengan lebam karena dihukum oleh Morine dan Ria. Disana juga ada Verto, Asami, Lei, dan Natasha sudah tiba di Akademis. “Aku sudah tidak sabar lagi.” Ujar Ria tampak bersemangat dengan senyuman iblisnya menatap pria elf yang malang itu. “Ampun ,kak. Aku keceplosan menggunakan sihir itu.” Ujar Lerry memohon ampun kepada Morine yang menjewernya. “Sudahlah tu, hari ini kita punya acara penting.” Ujar Erina tersenyum berkeringat saat melihat aksi keji mereka. “Udahlah, Aku sudah tidak mood lagi. Jangan merusak kebahagiaan orang hari ini.” Ucap Morine melepaskan tali yang mengikatnya. “Iya.” Lerry tampak menangis, dirinya lega karena dia selamat dari siksaan mereka berdua. Nina segera menggunakan sihir penyembuhan untuk menyembuhkan wajahnya yang bonyok. “Kalian semua, silakan ganti pakaian yang sudah kusiapkan.” Ucap Mah
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd