Share

Bab 31

Author: Gracia
last update Last Updated: 2024-11-12 14:42:37
Kebetulan melihat Jack yang mendorong pintu dan masuk ke ruangan.

Fiona mengernyit, bingung menatapnya dan berkata dengan dingin, “Kenapa kamu ada di sini?”

Jack menatapnya dengan pandangan yang sedikit merendahkan, seolah-olah sedang melihat orang bodoh, menjawab, “Pihak sekolah meneleponku, katanya kamu cedera.”

Usai bicara, Jack melemparkan kantong obat ke tempat tidur.

Barulah Fiona ingat bahwa dirinya amnesia dan tidak punya keluarga, kontak darurat yang dicantumkan di sekolah adalah Jack.

Dia berjalan ke samping tempat tidur, mengambil kantong obat itu dan dengan canggung berkata, “Terima kasih.”

Jack sedikit terkejut, ternyata Fiona bisa mengucapkan terima kasih?

Bukan begitu garang seperti beberapa hari yang lalu.

“Di mana Yogi? Kenapa dia nggak datang ke rumah sakit?” tanya Jack dengan santai, seolah hanya berbincang sebagai seorang teman.

“Bukan urusanmu!” jawab Fiona dengan kesal, sambil melihat wajahnya di cermin kecil rumah sakit.

Untung wajahnya tidak terluka.

“Cih!” Jack
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 32

    Dengan tenang, Fiona menatap mereka dan tersenyum tipis, menjawab, “Terima kasih sudah repot-repot datang menjengukku.”Cintya tampak ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Jack buru-buru memotongnya dan berkata pada Cintya, “Bukannya kamu bilang mau ambil obat untuk Fiona? Sudah diambil?”“Sudah!” jawab Cintya dengan mata berbincar, menatapnya dengan tatapan penuh kebahagiaan.“Kalau begitu, kita pergi dulu, masih ada urusan di kantor!” ujar Jack langsung mengambil tas yang dipegang Cintya, lalu tampak ragu untuk meraih tangan Cintya. Akhirnya menggandengnya menuju pintu keluar.Fiona melihat tangan mereka yang saling menggenggam erat, tatapan matanya tampak tajam dan terlihat muram.“Dek Fiona, kami pergi dulu ya, sampai jumpa!” kata Cintya sambil melambai imut sebelum mengikuti langkah Jack keluar dari kamar.Setelah pintu kamar tertutup.Fiona melempar bajunya ke tempat tidur. Seakan-akan seluruh kekuatannya menguap, dia duduk lemas di pinggir tempat tidur.Keduanya tampak serasi da

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 33

    *Setelah tiba di rumah, bagian tubuh Fiona yang lebam mulai terasa nyeri. Bahkan jantungnya juga terasa sedikit sesak.Dia masuk ke kamar, melepas pakaiannya dan mulai mengoleskan obat salep. Bagian lebam ada di sisi kanan tubuhnya. Jadi, dia berusaha mengoleskan obat dengan tangan kirinya.Selesai mengoleskan obat, perutnya mulai lapar. Karena malas masak, dia memesan makanan lewat aplikasi.Di tengah makan, gurunya mengirim pesan, menanyakan kabar dan menawarkan untuk menggantikan biaya pengobatannya.Fiona menolak, mengingat dirinya sudah keluar dari sekolah dan kejadian itu murni karena kelalaian dirinya sendiri, tidak ada hubungannya dengan pihak sekolah.Justru guru dan teman-temannya yang membantunya memanggil ambulans dan mengantarnya ke rumah sakit.Setelah mengucapkan terima kasih pada guru dan teman-temannya, dia kembali menikmati makanannya sambil menonton drama.Setelah makan, Fiona terus menonton, tanpa perlu khawatir lagi soal sekolah dan pameran seni. Kini, yang harus

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 34

    “Aku mungkin akan pindah ke kota lain atau mungkin ke luar negeri, masih belum dipastikan,” ujar Fiona sambil bersandar di sofa dengan tenang.“Bagus, itu ide yang bagus!” ujar Susan dengan antusias mendukung.“Kamu bisa pergi ke Moro! Keluargaku tinggal di sana, aku bisa ajak kamu main ke rumahku,” lanjut Susan dengan riang.Fiona terdiam, memikirkan Moro … Tempat Cintya dan Jack bertemu kembali … “Sekolah Flair juga ada di Moro, kamu bisa lanjut belajar di sana,” saran Susan. Melihat sahabatnya yang termenung, dia langsung tahu apa yang dikhawatirkan Fiona.“Moro begitu luas, kecil kemungkinan kamu bisa bertemu dengan Jack bajingan itu! Mereka juga tinggal di bumi, nggak mungkin kamu harus pindah ke planet lain, ‘kan?”Benar juga yang dikatakan Susan, pikiran Fiona menjadi lebih terbuka.Sekolah Flair adalah institusi seni terbaik, sayang jika tidak dicoba.Hanya karena pengalaman buruk dengan lelaki, dirinya nggak mungkin mengorbankan diri dan karirnya!Fiona mengangguk yakin dan

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 35

    Yogi membawa bungkusan makanan di kedua tangannya dan berkata, “Bukannya kakak bilang habis jatuh dan nggak bisa keluar? Jadi aku langsung bawain makanan ke sini saja.”“Aku tebak kalian juga pasti nggak sempat masak, pasti bakal pesan makanan, ‘kan?” katanya sambil berjalan masuk dan menaruh makanan di meja makan.“Makanan dari restoran kesukaan kakak,” lanjut Yogi sambil tersenyum lebar.“Wah, nggak kusangka, adik kecil ini perhatian sekali!” ujar Susan sambil bergegas ke dapur mengambil piring dan sumpit.Mendengar kata adik kecil, Yogi mengernyit. Dia diam-diam mengamati reaksi Fiona, khawatir dia akan menolaknya karena merasa usianya terlalu muda, yang membuat Fiona tidak menyukainya.Yogi tahu bahwa kakak cukup mempermasalahkan perbedaan usia.Melihat Fiona tidak menunjukkan reaksi berlebihan, Yogi pun merasa lebih tenang.“Kamu nggak perlu repot-repot datang. Kamu sudah menyelamatkanku di kolam renang, harusnya aku yang mentraktirmu makan,” ujar Fiona dengan santai.“Nggak apa-a

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 36

    "Waktumu hanya tersisa seminggu, ingat tanggal 21 untuk pergi ke Kota Beya dan berkoordinasi dengan pemerintah."Setelah itu, guru juga mengirimkan kontak dari pihak pemerintah Kota Beya."Baiklah."Seminggu kemudian, Fiona membawa hasil gambar yang telah disiapkan dan naik pesawat menuju Kota Beya.Di kelas bisnis, baru saja Fiona duduk, tiba-tiba terdengar suara yang familiar di telinganya."Kakak!"Yogi kembali muncul dengan suara remajanya yang segar."Yogi? Kenapa kamu ada di pesawat ini?" tanya Fiona terkejut dan bingung."Tentu saja untuk liburan!" jawab Fiona sambil duduk di kursi sebelah Fiona."Kita satu penerbangan?""Iya!"Ekspresi wajah Fiona penuh dengan ketidakpercayaan.Yogi tertawa dan menjelaskan, "Susan yang memberitahuku bahwa kamu akan pergi ke Kota Beya. Dia juga memberitahuku nomor penerbangan dan kursimu.""Kebetulan searah, jadi sekalian saja!"Sambil menjelaskan, Yogi mengeluarkan ponsel, mengatur filter dan posisinya, lalu "klik" mengambil selfie dengan Fiona

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 37

    Cintya selalu menunjukkan sikap tinggi hati dan istimewa, seolah punya hubungan khusus dengan direktur, tapi anehnya dia bahkan tidak tahu kalau direktur berpergian dengan pesawat pribadi.Fiona jauh lebih rendah hati dan sopan dibandingkan dengannya.Kisah antara direktur, Fiona dan Cintya telah tersebar di kalangan tim sekretaris.Tim sekretaris berada di lantai yang sama dengan ruang kantor direktur, jadi tahu semua gosip yang beredar."Baiklah, aku akan telepon dia untuk bertanya," ujar Cintya pura-pura santai.Sekretaris wanita itu meninggalkan ruang tamu.Cintya juga tahu bahwa Jack akan pergi perjalanan bisnis ke Kota Beya hari ini, makanya dirinya datang ke kantornya siang ini untuk bisa ikut dengannya.Namun, begitu sampai di kantor, ternyata Jack sudah tiada.Cintya menelepon Jack, setelah dua kali nada dering, panggilannya dijawab."Halo Kak Jack, kenapa kamu nggak mengajakku berangkat denganmu?" ujar Cintya merajuk manja. Dengan sedikit kecewa, dia melanjutkan, "Aku mau iku

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 38

    “Tante, kamu ibunya Jack dan aku pacarnya Jack. Tentu saja aku harus memanggilmu tante!”“Aku bukan orang yang nggak tahu sopan santun. Tante hanyalah panggilan sementara, setelah menikah dengan Jack, aku harus memanggilmu ibu!” ujar Cintya tertawa pelan.Wajah Helen tampak penuh amarah. Dengan nada tajam, dia memperingatkan, “Cintya, jauhi anakku! Masih berpikir mau menikah dengannya? Mimpi kamu! Selama masih ada aku di keluarga ini, jangan harap bisa masuk ke rumah ini!”“Tante, kamu belum tahu ya?” tanya Cintya dengan ekspresi kaget dan menutup mulutnya, lalu melanjutkan, “Kak Jack sudah mengajakku ke panti jompo untuk menjenguk kakek kemarin. Dia bahkan sudah melamarku di depan kakek!”Usai bicara, dia tersenyum bahagia.Lalu memandang Helen dengan tatapan menantang.Helen sangat marah hingga dadanya naik turun, lalu berkata keras, “Nggak mungkin! Anakku nggak akan melamarmu, apalagi menikahimu!”“Kalau nggak percaya, tante bisa menelepon Jack untuk memastikannya,” jawab Cintya sam

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 39

    Fiona terdiam, bisa-bisanya bocah kecil ini begitu banyak gaya.Melihat kopernya tak bisa diambil kembali, akhirnya Fiona hanya membiarkannya saja.Setelah keluar dari bandara.“Kamu menginap di mana?”“Hotel Austin.”Fiona terkejut, bukankah Hotel Austin adalah tempat yang dipesankan oleh pihak pemerintah Kota Beya untuknya?Tadinya dia berpikir bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk berpisah dengan Yogi.Ternyata mereka masih sejalan.Mereka pun naik taksi yang sama menuju hotel.Fiona langsung masuk ke kamar dan mulai membereskan barang-barangnya.“Ting tong.” Suara bel pintu berbunyi terus-menerus.Fiona berjalan ke pintu dan membukanya, “Siapa?”“Kakak, ponselmu mati ya?” tanya Yogi sambil bersandar santai di dinding samping pintu dengan wajah yang sedikit pasrah.“Ponsel?”Fiona mencari ponselnya dari dalam tas dan menjawab, “Aku lupa mematikan mode pesawat. Ada apa mencariku?”Yogi menunjuk jam tangannya dan menjawab, “Sudah waktunya makan, kak. Boleh rajin kerja, tapi jangan sa

Latest chapter

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 50

    “Hm, rasanya enak sekali,” puji Jack.“Aku ingat dulu kamu nggak suka masak, ‘kan?” tanya jack tiba-tiba teringat.“Kak Jack, kamu sendiri yang bilang kalau itu dulu. Sejak tiga tahun tinggal di Moro, hidupku penuh ketidakpastian … seiring waktu berjalan, aku jadi belajar banyak hal!” Ujar Cintya dengan suara yang mulai serak, berusaha keras menahan air mata yang hampir jatuh.Jack teringat dengan kecerobohannya tiga tahun lalu, Cintya menghilang dan menjalani hidup keras di jalanan. Rasa bersalah memenuhi hatinya.Dengan penuh perhatian, Jack menghiburnya dan berjanji sambil mengambil dua lembar tisu, mengusap air matanya dan menenangkannya, “Jangan menangis, semua itu nggak akan terulang lagi!”Cintya menundukkan kepalanya sedikit, menampakkan air mata yang membuatnya terlihat sangat lembut dan mengundang simpati.Dengan nada tegar, dia berkata, “Aku percaya dengan Kak Jack!”“Kak Jack, kesehatanku sudah mulai pulih sekarang.”Gerakan makan Jack tiba-tiba berhenti, terlihat sedikit

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 49

    Jack sudah memesankan tiket pesawat untuk perjalanan pulang dan akan ada orang yang menjemput di bandara. Tempat tinggal di Vila Cemara Asri juga telah disiapkan, Fiona bisa pindah kembali ke sana.Baru saja pesan itu terkirim, layar menunjukkan tanda seru merah.Pesan sudah dikirim, tetapi ditolak oleh penerima.Jadi? Dirinya diblokir?Jack tidak marah, malah tertawa kecil.Sifat Fiona memang seperti itu.Jack pun segera menelepon Fiona dengan nomor telepon kantornya.Belum lama berdering, panggilan diangkat oleh Fiona.“Halo? Dengan siapa?’ terdengar suara sopan Fiona dari ujung telepon.“Aku sudah memesankan tiket pesawat untukmu. Ingat pulang sendiri, jangan bersama … “ dengan Yogi, aku nggak mau melihat kalian berdua bersamaan di depanku … Belum selesai Jack bicara, tiba-tiba terdengar suara lembut seorang wanita yang memotong ucapannya.“Kak Jack, masakannya harus tunggu sebentar lagi. Kamu belum makan di pesawat tadi, minum susu dulu, aku baru menghangatkannya.”Ujar Cintya sam

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 48

    Dua wanita di sisinya tidak menjadi masalah bagi Jack.Bagaimanapun, di lingkaran orang-orang seperti dirinya, bos dan direktur biasanya tidak hanya memiliki satu wanita.Kecanduannya terhadap tubuh Fiona justru semakin memperdalam rasa bersalahnya terhadap Cintya.Mereka semua meninggalkan bandara melalui jalur VIP dan langsung menuju ke area parkir bawah tanah.Diko dan Jimmy mengikuti dari belakang.Di depan mobil, Cintya berkata dengan nada sedikit sedih kepada Jack, “Kak Jack, kamu mau langsung kembali ke kantor lagi?”Teringat bahwa dirinya akan tetap memelihara Fiona di luar, Jack merasa bersalah kepada Cintya.“Nggak, aku mengantarmu pulang dulu,” jawabnya dengan senyuman lembut.Ekspresi Cintya langsung berubah menjadi terlihat bahagia.Diko yang menyaksikan interaksi mereka, menyeringai sedikit.Dia mendengus dingin, “Cih, Jimmy, sepertinya kita harus segera pergi dari ini. Jangan sampai menjadi nyamuk bosmu!”Cintya menundukkan kepalanya, tampak sedikit ketakutan.Jack menat

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 47

    *Di rumah sakit.Setelah selesai persiapan sebelum operasi, Fiona berbaring di meja operasi untuk menerima suntikan anestesi.Lampu di atas kepalanya menerangi wajahnya. Sinar yang terang menyilaukan matanya. Fiona yang biasanya jarang menangis, air matanya kini mengalir perlahan dan membasahi rambutnya.Di dalam pesawat, Jack baru saja duduk dan bersiap untuk lepas landas. Namun, tiba-tiba perasaannya tidak tenang. Dia merasa gelisah, seolah ada sesuatu yang buruk akan terjadi.Teringat dengan kejadian semalam.Dengan cepat, Jack mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Fiona.“Jauhi Yogi. Kalau kamu kekurangan uang, aku akan memberinya padamu, jangan keluar untuk bekerja lagi!”Setelah mengirim pesan itu, Jack mentransfer sepuluh miliar ke rekeningnya.Jika terlalu sedikit, dirinya takut Fiona akan meremehkannya.Setelah semuanya selesai, dia mengaktifkan mode pesawat.Pesawat pun lepas landas.Di ruang operasi.Fiona menutup matanya.Dokter sudah mengenakan pakaian operasi da

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 46

    Tak ada jawaban untuk Fiona, janinnya masih sangat kecil.Dia mendaftar, membuat janji untuk aborsi dan perawat yang cekatan segera menyelesaikan semua prosesnya.Jadwal operasi ditetapkan pada pukul tiga sore dan dirinya harus puasa tanpa boleh makan apapun.Yogi juga menemani Fiona tidak makan.Melihat masih harus menunggu beberapa jam lagi dan mereka tidak boleh makan, Yogi berpikir untuk mengajaknya tidur sebentar di mobil.Saat mereka menuju pintu depan rumah sakit, mereka berpapasan dengan DIko yang datang dari arah berlawanan. “Fiona? Wah, kebetulan sekali bertemu di Kota Beya!” sapa Diko dengan santai, lalu bertanya, “Kamu sakit? Nggak enak badan?”Saat melihat Yogi di sampingnya, Diko juga menyapa sopan, “Yogi.”“Kak Diko,” jawab Yogi.“Aku ada urusan kerja ke Kota Beya, tapi ternyata asam lambungku kambuh, jadi berobat ke rumah sakit,” jawab Fiona langsung menggunakan alasan asam lambung.Wajahnya pucat karena belum sarapan dan setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, tubu

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 45

    Di Bagian Ginekologi.Dokter menurunkan kacamatanya, melihat hasil tes dan tersenyum ramah pada Fiona dan Yogi.“Selamat, kamu sudah hamil satu bulan dan bayi kembar. Mual-mual ini hal yang normal, dalam dua bulan akan hilang. Jaga pola makan, konsumsi makanan yang lebih ringan … “ Dokter terus menjelaskan.Hamil!Bayi kembar!Fiona terkejut.Dirinya bahkan tidak tahu bagaimana dirinya keluar dari ruang konsultasi. Begitu tersadar, dirinya sudah berada di koridor.Dirinya hamil!Sebulan yang lalu, Jack memang sering bersamanya dan mereka tidak memakai pengaman.Namun! Bukannya kecil kemungkinan untuk bisa hamil?Dia pernah membaca bahwa banyak orang yang berusaha keras untuk punya anak.Lalu kenapa dirinya bisa langsung hamil!Tidak! Dia tidak boleh melahirkan anak ini!“Kakak,” panggil Yogi.“Anak ini … “Ekspresi penuh kekhawatiran terpancar di wajah tampan Yogi.“Ini anaknya Jack,” ujar Fiona tanpa ragu, tanpa menyembunyikan apapun.Hanya saja, setelah mengatakannya, dia menghela na

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 44

    Perasaan sedih dan kecewa seperti sepasang tangan besar yang terus-menerus merobek hatinya.Fiona tetap dalam posisi bekerja, tidak bergerak, membiarkan perasaan buruk itu memenuhi seluruh tubuhnya.Dia menganggap emosi ini sebagai efek samping dari patah hati.Begitu perasaan ini perlahan hilang, dirinya juga akan terlahir kembali.Karena sudah memutuskan untuk meninggalkan Jack, dirinya tidak akan pernah menyesalinya seumur hidup!Jack segera mengendarai mobilnya ke stasiun kereta cepat untuk menjemput Cintya dan membawanya ke hotel.Dia juga membuka satu kamar lagi untuk Cintya.“Kak Jack~” Cintya merajuk, karena dia datang ke Kota Beya bukan untuk tinggal sendirian di hotel.“Sayang, badanmu masih belum sehat, jangan pikirkan yang aneh-aneh.”“Baiklah!” Cintya menggerutu.Sampai di depan pintu kamar, Cintya melangkah masuk dengan langkah berat sambil menoleh berkali-kali ke belakang.Jack mengantar Cintya sampai ke kamarnya, lalu kembali ke kamarnya sendiri. Saat itu sudah jam tiga

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 43

    "Sudah direvisi, silakan diperiksa Pak Jack,“ lapor Fiona dengan profesional.Tiba-tiba, ponselnya berbunyi, panggilan dari Yogi.Fiona meletakkan laptop dan berjalan ke samping, membelakangi Jack untuk mengangkat telepon."Iya iya, aku tahu, jangan mengomel terus, tidurlah."Jack terus menatapnya dengan tatapan tajam saat Fiona sedang mengangkat telepon, hingga menunggunya kembali."Yogi?"Sudah tahu masih tanya, gumam Fiona."Kenapa? Kamu masih bersama Yogi? Dia nggak punya uang untuk memeliharamu? Kenapa kamu masih perlu bekerja?” tanya Jack dengan penuh sindiran."Fiona, haruskah kamu begitu merendahkan diri, bahkan sampai harus bekerja sendiri? Keluarga Pangestu begitu kaya, tapi begitu pelit denganmu!"Jack tidak melihat rancangan gambar, malah terlihat tertarik membicarakan urusan pribadi Fiona."Pak Jack, ini masalah pribadiku, seharusnya aku nggak perlu melaporkannya!" kata Fiona dengan tegas, tidak ingin melaporkan status hubungannya."Hubungan kita sudah berakhir, nggak pant

  • Miliarder Kehilangan Kontrol Setelah Putus   Bab 42

    “Bukannya telepon saja?”Fiona membuka pintu dan terkejut hingga membeku di tempatnya!Jack?Kenapa dia ada di sini?“Telepon? Mau telepon dengan siapa?”Fiona membeku dan seketika tidak menyadarinya.Begitu sadar, dia langsung menutup pintu dengan paksa.Namun, kekuatannya tentu tidak sebanding dengan seorang pria. Dengan sedikit tenaga, Jack berhasil menahan pintu yang hampir tertutup.Lalu melangkah masuk tanpa ragu.“Jack, sepertinya kurang pantas kamu masuk ke kamarku di malam hari seperti ini?” tanya Fiona sambil mengernyit dan menatapnya dengan penuh amarah.Jack seolah tidak mendengar ucapannya dan langsung masuk ke dalam kamar.Memeriksa setiap sudut kamar, di balik tirai, di bawah sofa, mencari apakah ada pria lain di sana.Yogi tidak ada di sini?Mereka tidak tinggal bersama?Siang tadi, Jack melihat Yogi dan Fiona di parkiran!Fiona berdiri di depan pintu yang terbuka dan menatap Jack dengan tidak senang, berharap dia segera pergi.Namun, Jack malah duduk dengan santai di s

DMCA.com Protection Status