Kediaman mewah milik Casandra tampak begitu ramai dengan banyaknya para keluarga yang datang. Beberapa pelayan sejak tadi mondar mandir menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan.Hari ini adalah hari yang tidak pernah Casandra sangka akan terjadi dalam hidupnya secepat ini. Menikah dengan pria yang sama sekali tidak pernah dia cintai. Kegugupan, ketakutan, kecemasan melingkupi diri Casandra.Ingin rasanya Casandra berlari dari pernikahan ini, namun dirinya terlalu lemah untuk melawan keinginan Michael. Ancaman pria itu mampu dengan mudahnya melumpuhkan niat Casandra yang ingin melarikan diri. Casandra menatap cincin berlian yang melingkar di jari manisnya itu sekilas. Kilauan berliannya sangat indah. Harusnya setiap perempuan akan bahagia mendapatkan cincin berlian dari calon suaminya. Namun nyatanya tidak untuk Casandra.Gadis itu memasang wajah muram. Tidak ada sedikit pun pancaran kebahagiaan di iris matanya. Jika sebelumnya Casandra begitu bahagia mendapatkan lamaran dari Gio.
Pelupuk mata Casandra bergerak-gerak di kala wajahnya merasakan silau dari sinar matahari. Manik mata cokelatnya pun mulai terbuka secara perlahan. Lalu, tepat di kala matanya terbuka, dia sedikit memijat sedikit keningnya—kepalanya berputar membuatnya pusing.Saat pusing di kepala Casandra mulai sedikit membaik, tatapan wanita itu teralih mengendar ke sekitar kamar—di mana dirinya berada. Seketika Casandra terdiam melihat dirinya ada di sebuah kamar hotel yang megah dan indah. Aroma pengharum ruangan lavender bercampur dengan vanilla harusnya menyejukan, tapi malah membuat Casandra seakan sesak.Ya, Casandra mengingat kemarin dirinya telah resmi menjadi istri dari Michael Yates Hutomo. Jika biasanya semua wanita bahagia karena telah menikah, lain halnya dengan Casandra yang merasa tertekan.Menikahi pria yang sama sekali tak dicintainya adalah sebuah mimpi yang tak pernah Casandra sangka akan terjadi. Rencana Casandra dulu adalah menikah dengan Gio. Menjalin hubungan bertahun-tahun,
Jantung Casandra nyaris berhenti berdetak melihat lorong gelap di balik dinding. Apa mungkin mansion Michael ini memiliki ruang bawah tanah? Kalau iya, untuk apa Michael memiliki ruang bawah tanah? Mansion ini sudah megah dan memiliki puluhan kamar.Rasa cemas menelusup ke dalam diri Casandra. Dia ingin mengabaikan, tapi hatinya memaksanya untuk melihat apa yang ada di lorong gelap itu. Kunci menuju ruang bawah tanah sudah terbuka. Mungkin saja Michael memiliki rahasia yang tak boleh diketahui oleh siapa pun. Atau bisa juga Michael menyimpan hal yang merupakan kelemahannya, agar musuhnya tak menyerangnya. Semua dugaan muncul di dalam benak Casandra.Casandra mengatur napasnya, meneguhkan hatinya untuk bersikap berani. Walau rasa takut menyergap, tapi Casandra berusaha keras menunjukkan keberanian. Selanjutnya, Casandra masuk ke dalam—ingin tahu apa yang ada di dalam ruang bawah tanah itu.Casandra menekan saklar lampur demi melihat jelas apa isi dari kamar tersebut. Lalu, seketika mat
Kaki Casandra seakan lemah tak sanggup untuk berdiri tegak. Semua pengakuan yang lolos di bibir Michael membuat Casandra rasanya ingin runtuh. Tak pernah terbesit sedikit pun dalam pikiran Casandra, Michael akan melakukan tindakan segila ini. Pria yang dia nikahi adalah pria yang sudah kehilangan akal sehatnya.Delapan tahun sudah, Casandra dibuntuti oleh seorang pria yang terobesi padanya, namun Casandra sama sekali tak pernah tahu. Bagi Casandra hidupnya baik-baik saja sempurna tanpa sama sekali masalah sebelum ada kehadiran Michael. Namun, ternyata apa yang Casandra pikirkan salah besar. Hidupnya sudah sejak lama berada di dalam ambang bahaya hanya tinggal menunggu bom meledak. Seperti saat ini.“K-kau benar-benar sudah tidak waras, Michael!!” seru Casandra dengan tatapan tajam penuh kemarahan tertahan.Michael tersenyum samar. Manik mata birunya nampak senang melihat kemarahan di wajah Casandra. Sejak dulu, Casandra akan selalu seksi jika tengah marah. Well, kewarasan Michael mema
Sinar matahari menembus sela-sela gorden kamar. Cahanya menyentuh kulit wajah Casandra. Perlahan pelupuk mata Casandra bergerak. Mengerjapkan mata beberapa kali. Tepat di saat mata Casandra sudah terbuka—dia merasakan perih yang luar biasa di inti tubuhnya.Tubuhnya terasa begitu remuk. Bahkan setiap kali Casandra bergerak, dia merasakan sakit yang luar biasa. Sesaat Casandra mengedarkan pandangannya, menatap dirinya berada di dalam kamar yang berisikan begitu banyak foto-fotonya.Raut wajah Casandra langsung berubah. Pancaran di manik mata cokelat wanita itu lenyap menunjukan kemuraman. Ingatan Casandra teringat tentang kejadian tadi malam—di mana Michael menjamah seluruh tubuhnya. Merenggut paksa sesuatu yang berharga yang selama ini dia jaga untuk Gio.Casandra adalah wanita kuno yang lahir di jaman modern. Dia tidak pernah menginginkan hubungan seks sebelum pernikahan. Sejak awal, Casandra selalu menjaga dirinya hanya demi menyerahkan seutuhnya untuk Gio, pria yang begitu dia dici
Michael menyesap wine di tangannya. Sesaat dia memikirkan kejadian tadi pagi. Hukuman kecil yang dia buat untuk Casandra yang selalu ditolak namun tubuh wanita itu menerimanya. Seringai di wajah Michael terukir membayangkan kejadian itu. Well… Casandra, wanita yang selalu menolaknya tetapi tidak mampu menolak sentuhannya.Suara ketukan pintu terdengar, membuat Michael mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan menginterupsi untuk masuk.“Tuan.” Erlan melangkah mendekat pada Michael. Dia langsung menundukan kepalanya kala tiba di depan Michael.“Ada apa?” tanya Michael dingin dengan tatapan lekat pada Erlan.“Saya ingin mengabarkan tentang Gio Redley, Tuan.”“Katakan.”“Kodisi Redley Group sudah membaik. Redley Group sudah mendapatkan investor baru. Dan tentu Gio Redley sama sekali tidak mengetahui bahwa Anda yang berada di belakang semua ini.” Erlan melaporkan.Michael tersenyum penuh kemenangan. “Good. Itu yang aku inginkan.”“Tuan, aaya dengar kali ini Gio Redley saat ini berada di
Keheningan membentang di ruang makan megah dan hanya terisi oleh Michael dan Casandra yang tengah menikmati sarapan mereka. Baik Michael dan Casandra, tak mengeluarkan perkataan sedikit pun.Hanya sesekali Michael melihat Casandra yang terlihat muram. Michael tentu tak perlu lagi bertanya kenapa wajag Casandra muram. Wanita di sampingnya itu masih terus memikirkan tentang mantan kekasihnya. Ditambah dengan Michael melarang Casandra untuk pergi ke kantor.“Casandra,” panggil Michael dengan nada datar dan raut wajah tanpa ekspresi.“Ada apa?” Casandra mengalihkan pandangannya, menatap Michael dingin.“Ganti pakaianmu. Aku akan membawamu pada orang tuaku. Kemarin orang tuaku hanya tahu dirimu saat di pernikahan. Ibuku sudah memintaku untuk membawamu padanya,” ucap Michael masih dengan nada datar.Casandra mengembuskan napas kasar mendengar apa yang telah diucapkan oleh Michael. Ya, sebenarnya Casandra sedikit bingung karena kedua orang tua Michael tiba di Los Angeles tepat di hari pernik
Tubuh Casandra membeku diam di tempatnya di kala melihat sosok gadis kecil cantik di hadapannya memanggil Michael dengan sebutan ‘Daddy’. Otak Casandra berusaha mencerna, namun semuanya buntu.Lidah Casandra kelu, tak mampu merangkai kata sedikit pun. Wanita itu menoleh sedikit ke Michael—dan hasilnya adalah Michael memberikan senyuman manis pada gadis kecil cantik itu.Raut wajah Casandra berubah menjadi tegang. Apa Michael sudah memiliki seorang putri? Jika iya, kenapa Michael tak bercerita padanya? Lalu, di mana ibu dari gadis kecil itu? Atau jangan-jangan dirinya dijadikan istri kedua Michael? Jutaan dugaan-dugaan muncul di dalam pikiran Casandra.“Little girl. Aku merindukanmu.” Michael bangkit berdiri, menghampiri gadis kecil itu, dan menggendongnya seraya mengecupi pipi bulat gadis kecil itu.Hati Casandra benar-benar campur aduk melihat Michael. Yang Casandra tahu Michael begitu temperamental dan arogan. Casandra tak mengira kalau Michael memiliki sisi lembut. “Daddy, aku jug
Bern, Swiss. Pemandangan alam yang menakjubkan sudah tidak lagi asing untuk Casandra setiap kali mengunjungi Swiss. Sebuah negara yang kaya akan pemandangan alam—menjadi salah satu tempat favorite Casandra.Calista dan Jessica sampai berlari-lari menelusuri pinggir sungai Aar yang ada di Bern. Tentu, mereka tidak berenang. Mereka hanyalah berjalan-jalan ditemani oleh para pengasuh dan pengawal mereka. Sedangkan Maximilian yang masih bayi—tengah terlelap di stroller-nya.Casandra tersenyum melihat Calista dan Jessica begitu menikmati bermain di pinggir sungai Aar. Suara tawa Calista dan Jessica bahkan terdengar di telinganya. Itu adalah pemandangan yang paling menyejukkan.Casandra duduk di kursi bersama dengan Michael. Mereka sama-sama melihat pemandangan indah di hadapan mereka. Bukan hanya pemandangan alam dari kota Bern saja yang menakjubkan, tapi kebersamaan mereka yang sangatlah indah.Casandra tak pernah mengira kalau Michael mencari waktu untuk bisa quality time. Sungguh, Casa
Napas Gio sedikit memburu mendengar jeritan Casandra. Pria itu berdiri di luar ruang bersalin. Bingung, takut, cemas, dan khawatir melebur menjadi satu. Gio tak menemani Casandra di ruang bersalin, karena bagaimanapun yang wajib menemani Casandra adalah Michael, bukan dirinya.Tak dipungkiri mengantar Casandra ke rumah sakit dalam kondisi Casandra kontraksi membuat perasaan Gio campur aduk. Benaknya memikirkan—mungkin jika dirinya yang menikah dengan Casandra, maka hari ini akan menjadi hari di mana dirinya bukan hanya sekedar khawatir tapi juga sangat amat bahagia. Suara pintu ruang rawat terbuka. Dokter berdiri di ambang pintu. Refleks, Gio segera melangkah cepat menghampiri sang dokter.“Bagaimana keadaan Casandra? Kenapa dia terus berteriak kesakitan?” seru Gio bertanya dengan nada panik.“Tuan, kepala bayi sudah terlihat. Nyonya Yates bisa melahirkan sekarang. Apa Anda tidak ingin masuk menemani istri Anda?” balas sang dokter—yang seketika itu juga membuat Gio terdiam sebentar.
Casandra turun dari mobil masuk ke dalam supermarket bersama dengan dua orang pelayan. Kondisi supermarket terbilang tak terlalu ramai, karena memang posisinya ini bukanlah weekend atau hari libur. Setibanya di dalam supermarket, Casandra berjalan-jalan menuju ke tempat buah-buahan. Dua pelayan dengan sigap mengikuti ke mana pun langkah Casandra. Selain mereka harus berbelanja memenuhi dapur, mereka juga wajib menjaga istri dari bos mereka. Jika terjadi sesuatu hal buruk pada Casandra, maka sudah pasti dua pelayan tersebut sudah tidak tahu lagi bagaimana nasibnya.Berbagai aneka buah, daging segar, ayam, ikan, dan makanan ringan dipilih oleh Casandra. Makanan ringan sehat paling banyak karena Calista dan Jessica sering sekali mengemil di malam hari. Well, itu yang membuat tubuh Calista dan Jessica padat berisi—namun sangat menggemaskan.“Nyonya, apa Anda ingin membeli daging angsa?” tanya sang pelayan pada Casandra.“Hm, tidak usah. Itu saja. Nanti kalau ada yang kurang, pesan via on
Casandra melakukan gerakan perlahan pada jemari-jemarinya guna melatih kemampuan tangannya. Terakhir, dokter mengatakan pada Casandra untuk sering menggerak-gerakan jemari serta menggenggam sesuatu benda kecil.Kondisi tangan Casandra bisa dikatakan sudah pulih delapan puluh persen. Meski belum pulih sepenuhnya, tapi Casandra sudah sangat amat bersyukur. Setidaknya, Casandra sudah bisa menggendong anaknya, meskipun tak bisa terlalu lama. Dulu, saat Calista masih bayi, sempat Casandra kesulitan menggendong Calista di kala tubuh putrinya semakin gemuk. Akan tetapi, Casandra tidak menyerah. Dia selalu berusaha untuk sembuh.Memang, Casandra sempat putus asa tapi untungnya dia memiliki support system yang luar biasa yaitu suami tercintanya. Entah, bagaimana hidup Casandra jika tak mendapatkan dukungan dari sang suami tercinta.Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Casandra duduk di taman seraya melihat keindahan bunga-bunga di taman mansion-nya yang begitu indah. Casandra selalu meminta
“Calista, kenapa kau pelit sekali. Ayo beri tahu aku, siapa yang memberimu gelang itu.” Jessica bertolak pinggang, memaksa Calista untuk bicara padanya. Dia tidak bisa tenang di kamarnya. Dia penasaran pada teman baru Calista.Calista mengembuskan napas panjang. “Kak, nanti saat aku dewasa, kau juga pasti akan tahu. Aku bukan tidak mau cerita. Tapi—”“Calista, menunggu kita dewasa itu lama. Ayo beri tahu aku. Aku janji tidak akan membocorkan pada Daddy dan Mommy.” Jessica terus mendesak Calista untuk cerita padanya.Calista nampak berpikir sejenak. Gadis kecil cantik itu tidak langsung menjawab apa yang Jessica katakan padanya. Dia masih ragu, karena takut kakak sepupunya itu akan membocorkan rahasianya.Akan tetapi, jika Calista menyimpan sendiri rahasianya, dan tak memberi tahu Jessica, maka pasti kakak sepupunya itu akan terus mendatangi kamarnya, menanyakan siapa yang memberikan gelang padanya. Sungguh, ini menyebalkan. Calista pun kesal sendiri. Lihat saja, sekarang bibir Calista
Casandra mengusap perut buncitnya yang semakin besar. Wanita itu duduk di ranjang seraya bersandar di kepala ranjang. Dia baru saja selesai makan malam dengan Calista dan Jessica.Michael belum pulang ke kantor. Itu yang membuat Casandra hanya makan bersama dengan Calista dan Jessica. Malam ini, Michael pulang sedikit terlambat. Tentu, Casandra sempat kesal bahkan hampir menangis. Akan tetapi, Michael sudah melakukan video call guna menenangkan Casandra.Malam ini, Michael memiliki meeting penting yang tak bisa ditinggal. Meeting tersebut adalah meeting di mana Michael menggantikan Casandra. Sejak di mana kedua tangan Casandra mengalami cedera, memang perusahaan Casandra di bawah pimipinan Michael. Bahkan sekarang setiap kali membutuhkan tanda tangan, maka tanda tangan Michael berlaku.Dulu, Casandra tidak bisa tanda tangan akibat cedera di tangannya, tapi sekarang keadaan tangannya sudah mulai membaik. Dia sudah bisa tanda tangan, namun meski sudah bisa tanda tangan, tetap Michael ta
“Na … na … na …” Calista berjalan sambil melompat-lompat kecil, menelusuri taman di mana gadis kecil itu berada. Dia senang tidak lagi diikuti oleh pengasuh dan pengawal. Para pengasuh dan pengawalnya hanya melihatnya dari kejauhan saja.Calista paling tidak suka jika diawasi oleh pengasuh dan pengawal. Gadis kecil cantik itu lebih menyukai berjalan-jalan sendiri. Akan tetapi, tentu dia tak bisa lepas dari pengawasan pengawal dan pengasuh, karena ayahnya begitu overprotective. Padahal Calista merasa bisa menjaga diri sendiri.“Bunga ini cantik sekali,” gumam Calista pelan sambil menyentuh bunga yang tumbuh di taman dengan sangat indah. Manik mata biru gadis kecil itu mengerjap beberapa kali, akibat kekagumannya pada bunga yang ada di hadapannya.“Bunga itu tidak secantik dirimu,” ucap seorang bocah laki-laki yang sangat tampan, menghampiri Calista.Calista mengalihkan pandangannya, menatap bocah laki-laki tampan yang ada di hadapannya. “Tadi kau bilang apa?” tanyanya polos.Bocah laki
Casandra melangkah perlahan masuk ke dalam kamar Calista. Tampak senyuman di wajah wanita itu terlukis melihat Calista tengah bermain dengan Jessica. Jessica memiliki kamar sendiri tepat di samping kamar Calista, namun terkadang memang Jessica tidur dengan Calista. Mereka berdua sepupu, tapi sudah seperti saudara kandung bahkan seperti sahabat.“Calista, Jessica,” panggil Casandra lembut.Calista dan Jessica mengalihkan pandangan mereka menatap Casandra dengan senyuman riang. “Mommy?”Casandra mendekat—dan Calista serta Jessica langsung memberikan pelukan ke tubuh Casandra. Tentu, Casandra membalas pelukan Calista dan Jessica. Kedua tangannya sudah membaik, membuatnya bisa memeluk kedua putrinya itu.“Mommy, jangan marah.” Calista dan Jessica mengucapkan kalimat kompak, sambil mengurai pelukan mereka.Casandra tersenyum. “Sayang, Mommy tidak marah. Maaf, tadi Mommy kesal karena perasaan Mommy sedang sensitive.”Calista membawa tangan mungilnya membelai pipi Casandra. “Mommy, maafkan a
Casandra masih diam dengan raut wajah yang menunjukkan jelas rasa kesal dan juga tak enak. Apa yang dikatakan oleh Michael memang fakta. Selama ini, Michael tidak pernah mengarahkan Calista untuk menyukai olahraga boxing.Hanya saja, memang Casandra kurang setuju jika Calista memilih olahraga boxing. Dia lebih menyukai olahraga yang dipilih Jessica yaitu balet dan sekolah modelling. Yang Casandra takutkan adalah saat besar Calista malah menjadi orang yang menyukai kekerasan.Michael menatap dalam manik mata cokelat gelap sang istri. Pria itu membawa tubuh istrinya itu duduk di pangkuannya, dan membelai pipi sang istri tercinta. “Casandra, aku tahu mana yang baik, dan tidak baik untuk putriku. Aku membiarkan Calista belajar bela diri sejak kecil, karena memang bela diri sangat penting. Kelak, Calista akan melindungi Jessica dan kau, jika kalian dalam keadaan bahaya dan aku sedang tidak ada. Calista juga bisa melindungi dirinya sendiri. Kemungkinan buruk mungkin saja terjadi, Sayang. It