Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorSemenjak Aditya pergi, Lana tidak pernah bisa tenang. Hatinya selalu gelisah, pikiran negatif bermunculan tapi wanita itu menepisnya karena berpikir suaminya tidak akan melakukan hal diluar batas di sana. Firasat seorang istri memang tidak bisa diragukan lagi. Bahkan Lana bisa sampai tiga atau empat kali menghubungi Aditya dalam sehari hanya untuk memastikan jika semuanya baik-baik saja. Seperti pemain ulung tentu Aditya bisa menyembunyikan semuanya dengan rapi tapi kembali lagi seperti kata pepatah pada akhirnya bau bangkai akan tercium meskipun mencoba untuk disembunyikan. Hanya waktu yang bisa menjawab kapan waktu itu tiba."Bu, hindari stress ya. Soalnya itu berpengaruh untuk ASI-nya," pesan dokter."Iya, Dok.""Untuk sekarang ibu fokus saja membuat diri sendiri bahagia, karena anak juga bisa merasakan apa yang ibunya rasakan."Lana diam mendengar penuturan dokter, beberapa hari ini Asha memang sering rewel bahkan setelah diberikan ASI terkad
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorAktivitas panas itu terhenti saat terdengar suara bel, Anika tertegun. Ia tahu itu adalah Raya, Anika memang sempat mengirimkan pesan pada temannya itu. Gadis itu gemetar saat Aditya beranjak dari atas tubuhnya dan dengan cepat memakai celana pendek untuk menutupi bagian tubuh bagian bawahnya. Dengan kesal Aditya keluar dari kamar, mata Aditya membulat saat melihat monitor di samping pintu yang menampakkan sosok Raya. Ia berdecak kesal, tahu jika Anika yang melakukan ini. Aditya mengurungkan niatnya untuk membuka pintu dan kembali ke kamar."Usir dia sekarang juga dan jangan katakan apapun!" geram Aditya pada Anika.Memiliki kesempatan untuk kabur tentu tidak akan disia-siakan oleh Anika. Ia meraih kemeja milik Aditya yang terlalu kebesaran saat dipakai Anika. Ia berjalan dengan tertatih karena merasakan perih di pangkal pahanya. Aditya kesal karena aktivitasnya terganggu, ia tidak berhenti mengumpat. Beberapa menit menunggu ia malah mendengar su
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Pilihan ada di tangan lo, Nik. Gue nggak bisa maksa lo buat ninggalin tuh cowok!" ujar Raya."Emang semuanya salah gue dari awal, harusnya gue nggak segampang itu nyerahin tubuh gue ke dia," gumam Anika."Emang siapa sih cowok itu sampai bisa bikin lo gil* kayak gini?"Anika menghela nafas berat, "Lo nggak usah tahu siapa cowok itu.""Pikir baik-baik, jangan sampai lo nyesel sama pilihan lo sendiri," tutur Raya lalu keluar dari ruangan Anika.Mereka menghabiskan jam istirahat di dalam ruangan Anika karena Raya masih ingin mengorek lebih dalam mengenai apa yang terjadi pada temannya itu sampai berani tidur dengan suami orang. Anika bahkan tidak fokus bekerja karena masalah ini, tidak ada Aditya di sana karena lelaki itu memutuskan untuk pulang. Anika bahkan tidak mengetahui mengenai kepergian Aditya yang sangat tiba-tiba itu. Hanya ada Reni yang menggantikan Aditya selama Rangga belum datang.Anika menatap layar ponselnya, gambar kebersamaan diri
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lana!" teriak Aditya, ia terbangun dari tidurnya dengan kering yang membanjir seluruh tubuhnya. Nafasnya bahkan memburu, Aditya langsung memeluk Lana dengan begitu eratnya sambil terus bergumam."Mas!""Jangan tinggalkan Mas … jangan tinggalkan Mas ….""Mas kamu kenapa? Mimpi buruk?" tanya Lana sambil mengelus punggung suaminya yang bergetar.Dalam hatinya Aditya bersyukur karena semua itu hanya mimpi buruk saja. Entah bagaimana jadinya jika semua itu terjadi di kehidupan nyata, Aditya tidak akan bisa tanpa Lana. Ia sangat mencintai wanita yang sudah memberikannya seorang putri itu. Sadar jika apa yang dilakukannya di belakang Lana itu benar-benar salah dan kejam. Aditya berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi, tidak ingin mempertaruhkan rumah tangganya yang sudah belasan tahun dibina."Sayang, kamu harus janji jangan tinggalin Mas apapun yang terjadi," pinta Aditya sambil menggenggam tangan Lana. Meskipun tidak mengerti dengan apa yang ter
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Pak Rangga ini sekretaris anda, perkenalkan dirimu." Reno menatap Anika yang terpaku melihat Rangga karena wajahnya memang mirip dengan Aditya, bukankah wajar karena mereka adalah ayah dan anak."Halo, Pak. Saya Anika, saya akan berusaha melakukan yang terbaik!"Rangga menyambut uluran tangan Anika dengan singkat dan kembali ke ruang Aditya yang kini resmi menjadi ruangannya. Anika menatap punggung itu sampai hilang dibalik pintu. Sempat terpesona karena wajahnya mirip Aditya, ia berpikir jika Aditya saat muda pasti mirip dengan Rangga. Meskipun wajah mereka mirip tapi Anika tidak bisa membohongi hatinya yang sudah dirampas oleh Aditya. Jika diminta Anika mungkin akan memberikan seluruh hidupnya pada lelaki beristri itu.Gadis itu mencoba mengirimkan pesan dan menghubungi Aditya tapi tidak bisa. Ia berpikir jika Aditya sengaja menghindari dirinya, entah karena ia sedang berada dekat dengan istrinya atau lelaki itu tidak ingin memiliki hubungan a
Mertua, Awal Pembawa PetakPOV AuthoDengan langkah lebar Lana dan Rania berjalan ke ruang tamu diikuti Mbok Tin dari belakang. Lana mencoba menjauhkan Rangga dari atas tubuh Aditya yang terlihat tidak berdaya. Wajahnya babak belur, sudut bibir lelaki it robek dan mengeluarkan darah"Kamu kenapa, Nak? Ada apa ini?" Lana sebisa mungkin menahan agar tidak marah pada RanggaBukannya menjawab lelaki itu menatap tajam sang ayah, dadanya kembang kempis karena amarah. Tangannya masih mengepal kuat, rahangnya juga mengeras. Jika tidak ada Lana entah bagaimana kondisi Aditya. Rangga memang tidak pernah berpikir panjang jika sedang dikuasai emosi seperti ini. Lana membantu Aditya untuk duduk di sofa, Lana meringis melihat luka di wajah suaminya"Abang kenapa sih? Dateng-dateng langsung pukulin papa kayak gini?" tanya Rania, ia mengguncang bahu sang kakak karena tidak kunjung buka suaraCairan bening kembali merembes di sudut mata lelaki itu, melihat betapa Lana sangat mengkhawatirkan Aditya. Sa
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorMata Lukman kini sudah berembun jika mengingat masa lalu Lukman merasa dirinyalah lelaki paling b*jingan lelaki paling brengsek dan lelaki paling tidak tahu diri di dunia karena ia tega menyakiti istri yang baik dan setia seperti Kanaya. Waktu memang tidak bisa diputar tapi apa yang sudah terjadi pasti akan membekas di benak dan pikiran apalagi sesuatu hal yang menyakitkan itu akan sulit untuk dilupakan."Tolong jangan bahas lagi masa lalu aku nggak mau lagi membuka kisah kelam kita di masa lalu itu bukan cuma nyakitin aku tapi juga nyakitin kamu juga, Mas." Kanaya mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu."Tapi, Yank–""Kalau kamu bahas itu lagi, aku bakalan marah!" ancam Kanaya."Oke, Mas minta maaf. Mas janji nggak bakal ngomong soal itu lagi," ujar Lukman."Jadi gimana, kamu udah telepon Shanum atau Trisha?" Kanaya mengulang pertanyaan yang tadi sudah keluar dari mulutnya."Nggak nelpon sih, Shanum cuman kiriman video Zian la
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorKeesokan harinya Lana mendatangi pengacara untuk membahas soal perceraian, ia tidak ingin menunda terlalu lama. Lana paling tidak suka berlarut-larut dalam kesedihan, hidupnya harus tetap berjalan apalagi ada Asha yang membutuhkan curahan kasih sayang dari ibunya. Lukman dan Rangga menemani Lana sedangkan Rania berada di rumah bersama Kanaya menjaga Asha."Apa ibu sudah yakin dengan keputusan ini?" tanya pengacara itu memastikan, Rangga sengaja membawa Lana menemui pengacara keluarga yang mengetahui mengenai perjanjian pra nikah antara Lana dan Aditya."Ya, saya sudah yakin, Pak!" jawab Lana tegas."Baiklah, sebelumnya saya akan membacakan perjanjian pra nikah yang pernah dibuat oleh Pak Aditya atas kesepakatan kalian berdua."Lana menarik nafas panjang, ia mencoba menenangkan perasaannya saat pengacara itu mulai menjelaskan. Jika seluruh harta Aditya akan berpindah tangan pada Lana saat Aditya ketahuan berselingkuh, Aditya sendiri yang membuat i
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorWanita jika sudah didapatkan kelemahannya seperti Anika tentu ia tidak akan melepaskan lelaki yang sudah menggagahinya itu. Ia memang tidak menggoda Aditya tapi lelaki itu yang memaksa tapi paksaan itu malah membuat Anika menjadi egois dan tidak ingin melepaskan Aditya.Baru saja akan keluar dari grup, telepon Anika berdering. Panggilan masuk dari ibunya yang berada di kampung, Anika memang seorang diri. Ia tinggal di salah satu kontrak dan rencana akan membeli apartemen tahun ini setelah uangnya cukup. Anika bahkan sudah dua tahun tidak pulang karena ia malas mendengar keluarga besar dan tetangganya menanyakan mengenai dirinya yang masih belum menikah."Iya, Bu," sapa Anika dengan tidak bersemangat, ia masih merasa kesal karena orang-orang membicarakannya di grup."Kenapa kamu melakukan hal menjijikkan itu, Nak?" tutur sang ibu dengan Isak tangis. Jantung Anika berpacu lebih cepat dari sebelumnya, ia takut jika ibunya tahu mengenai masalah ini.
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Apa bedanya sama lo? Lo juga kawin sama setiap cowok yang lo pacarin!" sahut Anika karena tidak terima dikatai murahan oleh Raya."Jelas beda dong, Say. Gue mah jelas pacaran sama cowok yang nggak ada bininya, lah elo? Udah tahu ada bininya masih di embat aja, kayak nggak ada cowok lain aja di dunia ini!" sungut Raya."Udah ah! Jadi ini gimana solusinya?" tanya Anika."Lo tinggalin Pak Adit, dia udah jelas nggak bakalan milih lo, Nik. Jagan berharap lo bisa jadi istri keduanya, mending lo susun lagi hidup lo dan jangan inget masa lalu. Wkatu itu berharga, jangan lo sia-siain buat nunggu laki orang."Anika terdiam, ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Raya. Sisi egosi dalam dirinya tetap tidak ingin kalah, sebelum mundur Anika akan mencoba dulu untuk mendekati Aditya dan meminta pertanggungjawaban lelaki itu. Meskipun tidak hamil tapi Aditya sudah merenggut kesucian Anika. Jika seseorang sudah dikuasai ambisi tentu tidak akan pernah
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Tolong tinggalkan kami di sini!" pinta Lukman.Kanaya masih belum beranjak, ia takut suaminya akan menghajar Aditya yang wajahnya saja bahkan sudah sangat menyedihkan seperti ini. Mengerti dengan kecemasan sang istri kini Lukman menatap Kanaya sambil memegang pundak wanita itu."Mas ….""Kamu percaya 'kan, Yank?" Lukman menatap Kanaya sambil tersenyum.Kanaya mengangguk lalu meninggalkan Lukman dan Aditya berdua. Aditya merasa bingung sekaligus takut saat tadi Mbok Tin mengatakan jika Lukman datang. Sudah pasti jika Lukman akan menanyakan perihal masalah rumah tangga Aditya dan Lana."Gue nggak tahu alasan lo sebenarnya apa Tapi gue nggak nyangka lo bisa ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu!" tutur Lukman. Ia sadar, tidak mungkin menghakimi Aditya karena Lukman juga pernah melakukan kesalahan yang sama di masa lalunya yang bahkan masalah yang ditimbulkannya bergulir sampai anak-anaknya tumbuh dewasa.Aditya menunduk, "Gue bener-bener nyesel, tolon
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorLana mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan perasaan berharap Lukman tidak mencurigai apapun. Rania masuk ke dalam kamar membawa Asha, hotel itu memiliki dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan juga dapur. Rangga sengaja memesannya untuk beberapa hari kedepan."Mas ….""Kamu nggak mau cerita apapun?" tanya Lukman tiba-tiba membuka tubuh Lana menegang. Wanita itu mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkinkah jika Lukman mengetahui semuanya."Cerita soal apa, Mas?" Lana mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan gejolak dalam dadanya."Tolong jangan sembunyikan apapun lagi, Lan. Masalah sebesar ini kamu tanggung sendiri? Mas masih ada di sini, Lan." Suara Lukman melemah, samar-samar Lana bisa mendengar suara isak tangis dari ujung telepon."Mas ….""Mas sama Mbak kamu sekarang lagi di jalan. Tunggu kita datang!"Belum sempat Lana buka suara, sambungan telepon itu lebih dulu terputus. Lana langsung gusar, ia takut jika kakaknya datan
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lo kenapa, Nik? Kok muka lo pucet gitu?" tanya Raya heran karena melihat tadi Anika biasa saja.Anika diam hingga membuat Raya langsung merebut benda pipih itu dari tangan wanita itu. Mata raya membelalak melihat isi pesan yang membuat Anika jadi pucat. Rayq bahkan membacanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dibacanya itu salah."Apa ini keluarga istri cowok lo, Nik?" tanya Raya.Anika menggelengkan kepalanya, "Gue nggak tahu, kenapa hidup gue jadi nggak tenang gini sih," gerutunya."Salah lo sendiri, siapa suruh main sama laki orang!" tutur Raya dengan entengnya, ia seolah tidak mengerti bagaimana perasaan Anika saat ini. Selain bingung, Anika juga takut dengan ancaman dari orang tidak dikenal itu. Tapi Anika sempat berpikir jika Rangga yang melakukannya, karena lelaki itu pula yang tiba-tiba memecatnya tanpa sebab. Jika iya Rangga yang melakukan itu semua, Anika lebih was-was karena bisa saja Rangga nekat menyebarkan rahasia ini dan An
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera