Share

Target Baru

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-17 10:36:16

“Lisa … enak sekali hidup kamu sekarang, ya? Pantasan minta cerai sama aku dan ambil semua hartaku! Sekarang kamu malah berfoya-foya bersama laki-laki berkedok dokter itu,” gumam Roy dari kejauhan ketika melihat Lisa berjalan bersama dokter Lukman dengan banyak sekali paper bag yang mereka tenteng.

Roy memang sedang berada di mall itu juga dengan seorang wanita yang tak lain adalah sekretaris barunya. Perempuan bernama Fanya itu baru dua bulan ini bekerja pada perusahaan Roy dan ia sama sekali tidak pernah tahu tentang kehidupan rumah tangga Roy. Baik itu dengan Lisa maupun dengan Miranda.

Fanya sudah tergoda bujuk rayu Roy yang memang merasa jenuh dengan Miranda. Ia merasa Miranda sudah tidak semenarik dan tidak sehot dulu lagi ketika berada di ranjang. Itu sebabnya dia ingin mencari pelampiasan pada wanita yang lain.

Pilihan Roy jatuh pada Fanya ketika mereka tidak sengaja bertabrakan dan file yang dibawa Fanya jatuh berantakan. Bola mata Roy justru tertuju pada bongkahan kenyal yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
dasar Roy buaya darat, akhirnya Miranda dpt karma , tinggal karma Roy menunggu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Merebut Suami Sahabatku   Boking Hotel

    ‘Bagus. Nggak akan susah dapetin perempuan matre kayak dia. Aku nggak bisa lagi bersama Lisa. Miranda juga udah mulai nggak nikmat. Jangan salahkan aku kalau sekarang aku jadi brengsek!’ bathin Roy dalam hati dan kemudian melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang ramping Fanya.“Kalau gitu, sekarang temani aku ke hotel dulu, ya. Satu jam lagi ada meeting sama klien di Hotel Sinar. Jadi, kita tunggu di sana aja sambil ganti pakaian. Udah keliling dari tadi, pasti kamu udah gerah dan nggak nyaman kan?” ajak Roy pada Fanya dengan penuh percaya diri.“Eh … nggak apa-apa, Pak. Masih nyaman kok, soalnya kan kita di mall ruangan full AC. Jadi, nggak berkeringat juga,” tolak Fanya yang sebenarnya merasa sedikit takut jika dibawa ke hotel.“Tapi aku nggak nyaman. Aku mau mandi dan ganti baju dulu. Kamu tau kan kalau aku orang yang cinta kebersihan?” tanya Roy mendominan situasi dan membuat Fanya tidak bisa lagi membantah.“I-iya, Pak. Aku ngikut aja, Pak!”“Nah, gitu, dong! Ikut aja apa kata

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Merebut Suami Sahabatku   Pemaksaan

    “Jangan pura-pura nggak tau kamu, Fanya! Aku tau kalau kamu adalah gadis yang sengaja menggoda pria demi mendapatkan semua kemewahan. Iya kan?” tuding Roy pada Fanya langsung membuat tenggorokan Fanya tercekat.Ia tidak dapat mengelak karena semua yang dikatakan Roy memang adalah tujuannya. Fanya tidak menyangka bahwa Roy akan secepat itu mengetahui maksud dan tujuannya. Atau memang hanya dia saja yang terlalu bodoh dan menanggap Roy tidak pria yang mudah ia dapatkan dengan sekedar memberikan tontonan gratis pada sedikit bagian tubuhnya itu saja?“Sekarang, sebaiknya kamu beri imbalan padaku!” titah Roy dan menghentakkan dengan kasar jambakannya tadi.“Apa maksudnya, Pak? Aku nggak ngerti! Imbalan apa yang Bapak maksud?” cecar Fanya yang sungguh tidak mengerti apa maunya Roy saat ini.“Imbalan untuk semua yang udah aku beri ke kamu, dong! Jangan berlagak polos! Kamu pasti udah sering ‘kan memakai trik ini? Jangan menipuku, Fanya!”“Ka-kalau Bapak nggak mau ngasih semua ini, saya juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Merebut Suami Sahabatku   Teriakkan Namaku!

    Fanya hanya bisa menuruti perintah yang diberikan oleh Roy padanya, karena tidak mampu untuk melawan. Apapun yang ia lakukan akan menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri. Fanya tahu bahwa dirinya tidak akan pernah bisa menentang atau pun melawan kuasa seorang Roy. Dalam segi apapun dia akan kalah telak karena ia hanya lah seorang gadis biasa dan berasal dari keluarga sederhana. Bukan seseorang yang punya kekuasaan dan jabatan tinggi seperti Roy.Dalam hal ini, tidak jarang korban malah akan menjadi tersangka karena hukum di negara ini sudah tidak lagi memandang siapa yang benar dan siapa yang salah. Melainkan siapa yang berkuasa maka dia akan jadi pemenang yang dibenarkan.“Sekarang, aku akan segera menikmati tubuhmu, Sayang. Ayo bersiap-siap dan buka semua bajumu!” ucap Roy ketika ia merasa masih menginginkan hal yang lainnya setelah mencapai pelepasan pertamanya tadi.“A-apa maksudnya, Pak?” tanya Fanya tergugu.“Buka bajumu semuanya! Aku tidak suka mengulangi perkataanku, Fanya!” t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • Merebut Suami Sahabatku   Kenikmatan

    “Aakhh …,” pekik Fanya ketika benda tumpul itu berhasil menerobos masuk dan menyatu dengan dirinya.Bulir bening terus mengalir di sudut mata Fanya dan ia bahkan sudah tidak bisa lagi bersuara untuk meneriakkan rasa sakit dan perihnya atas perlakuan Roy itu. Yang bisa Fanya lakukan memang hanya diam dan mengikuti permainan Roy saat ini.“Ya, memang harus begitu! Berteriak dan menangis, mendesah dan menjerit, lalu nanti kamu akan meminta lagi dan lagi padaku!” ucap Roy ketika ia berhenti sejenak memberikan ruang untuk Fanya bernapas dan menahan rasa perihnya.Sebenarnya, Roy cukup terkejut karena mengetahui ternyata Fanya masih perawan dan ia sudah mengambil keperawanan gadis itu. Namun, kemudian Roy berpikir bahwa ini adalah harga yang pantas untuk ia dapatkan setelah menuruti semua nafsu belanja Fanya hari ini.Sementara itu, Fanya sendiri tidak melakukan perlawanan lagi pada Roy. Ia hanya diam dan menerima nasibnya saat ini dan berpikir bahwa percuma saja ia menolak dan melawan kare

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-24
  • Merebut Suami Sahabatku   Dasar Pelakor

    “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa Roy seperti nggak peduli sama sekali padaku? Padahal, aku baru saja melahirkan dia bahkan nggak datang untuk menemani aku!” lirih Miranda dengan isak tangis yang sengaja ia tahan.Miranda tidak ingin membuat orang-orang semakin iba padanya dan menganggap bahwa dia adalah wanita yang sangat malang. Meskipun kenyataannya memang lah seperti itu, dan tidak dapat Miranda pungkiri bahwa kini ia memang terlihat sangat malang. Miranda ditinggalkan ketika melahirkan dan tidak ada yang lebih menyedihkan dari pada saat ini dalam hidupnya.Miranda kembali merenung dan meratapi nasibnya sambil memandang wajah polos bayi yang baru saja keluar dari rahimnya. Bayi itu tertidur pulas dan seperti sangat nyaman sudah terlahir ke dunia yang penuh tipu daya ini.Mungkin, karena naluri sebagai seorang ibu sudah secara alami merasuki dalam hati dan jiwanya, Miranda merasa bersalah kepada sang bayi karena sudah memperlakukannya tidak baik selama dalam kandungan. B

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Merebut Suami Sahabatku   Pengakuan Mengejutkan

    “Tolong … tolong … ada yang mau mencuri anak aku! Tolong!” jerit Miranda dengan nada frustasi dan air mata yang sudah berderai.Ia masih tidak bisa melakukan apapun saat ini karena jahitan setelah melahirkan anaknya masih terasa sangat nyeri. Miranda tidak terlalu pandai mengedan anaknya dan memang anaknya juga sangat besar. Bayi itu terlahir dengan berat 4.5 kg dan panjang 32 cm.Miranda menggeleng ke arah Ella berharap wanita itu tidak menyentuh putrinya. Namun, nyatanya Ella tetap mengambil bayi itu dan mendekapnya dalam gendongan. Seringai tajam masih Ella sunggingkan di sudut bibirnya yang membuat Miranda semakin frustasi.“Tolong jangan ambil anakku, La. Aku mohon sama kamu. Dia nggak bersalah dalam hal ini, dan dia juga bukan anak Roy! Tolong tinggalkan kami, karena aku akan pergi dari kehidupan Roy mulai saat ini,” ungkap Miranda dengan tangis yang sudah membanjiri pipinya.“Oh, ya? Jadi, bayi ini bukan anak Roy? Dan selama ini kamu malah koar-koar kalau anak ini adalah anak R

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Merebut Suami Sahabatku   Pantas Mati

    “Maaf, Pak! Apa Anda baik-baik aja?” tanya seseorang yang lewat pada Roy.Roy terlihat menyedihkan bersandar pada dinding luar sebuah kamar rawat inap. Ia masih termenung seperti orang yang kehilangan semangat hidup. Sehingga membuat orang yang lewat itu merasa iba dan bertanya.Namun, tidak ada jawaban dari Roy dan mendadak matanya menjadi merah seperti sedang menahan amarah. Ia langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar itu dengan sedikit membanting pintu kamar itu.Miranda dan Ella sangat terkejut mendengar suara bantingan pintu itu. Mungkin, sama halnya dengan saudara Ella yang ada di sebelah karena terdengar jeritan kaget di sana. Tidak lupa, para bayi yang tadinya tengah tidur lelap kini berpacu dalam tangisan. Suara kedua bayi di dalam ruangan itu sangat keras dan melengking memekakkan telinga.“Roy! Akhirnya kamu datang. Anak kita udah lahir, Roy! Kamu gendong dia, Sayang. Dia terkejut karena kedatangan kamu yang mendadak. Mungkin dia tau papinya datang, jadi dia nangis minta d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Merebut Suami Sahabatku   Lisa-ku

    Tuuut … tuuut … tuuutt ….“Hai, Ella! Apa kabar? Lama nggak say hallo. Apa kamu sekarang di Indonesia?” cecar Lisa dengan nada yang bahagia ketika menjawab panggilan telepon dari Ella.“Sa … Miranda meninggal. Roy … dia … dia membunuh Miranda di rumah sakit!” ucap Ella dengan suara yang masih terdengar bergetar karena tidak sanggup mengatakan kenyataan itu kepada Lisa. Bagaimanapu juga, pasti Lisa akan terpukul.“Apa yang kamu katakan, La? Kamu di mana sih sekarang? Kok suaranya putus-putus gini?” cecar Lisa dengan nada heran di seberang sana.Lisa memang tidak dapat mendengar dengan jelas hal apa yang baru saja disampaikan oleh Ella di seberang telpon. Namun, Lisa masih dapat menangkap kata Roy dan Miranda dari kalimat yang terputus-putus itu. Dibunuh? Siapa yang dibunuh dan membunuh? Lisa sangat ingin tahu dengan semua itu.Sementara di sana, Ella tidak dapat bicara apapun lagi sekarang. Keberaniannya seperti habis bersamaan dengan putusnya sambungan telepon itu. Ella tidak lagi san

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08

Bab terbaru

  • Merebut Suami Sahabatku   Happy Ending

    “Mami ….”Suara igauan dari Ane menyadarakan Lukman pada khayalannya tentang Lisa. Ia tidak tahu apakah Lita marah dan tersinggung pada ucapannya tadi atau tidak.“Maaf. Aku … aku tiba-tiba teringat istriku,” ucap Lukman penuh nada sesal.“I-iya. Nggak apa-apa. Makasih udah anterin aku sampai depan hotel. Kalau gitu aku permisi.” Lita menjawab dengan sedikit gugup juga.“Sama-sama. Btw, apa kamu jadi test DNA besok?” tanya Lukman sebelum Lita benar-benar turun dari dalam mobilnya.“Jadi. Aku juga penasaran dengan kebenarang itu. Setidaknya, dengan hasil test DNA itu nanti semuanya akan sangat jelas. Iya atau tidaknya informasi yang aku kantongi saat ini.”“Kamu benar. Yang penting semuanya diperiksa dulu, kan?”“Iya. Tapi ….”“Tapi apa?”“Aku kan baru di kota ini. Jadi … aku nggak tau ke mana harus pergi untuk melakukan test itu nanti. Eh, bukannya kamu dokter? Tadi, anak kembarmu itu bilang gitu. Gimana kalau di rumah sakit tempat kamu kerja aja?” tanya Lita kemudian dengan suara yan

  • Merebut Suami Sahabatku   Mami Kedua

    Lita masih tertegun tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut anak seusia Ane. Anak itu terdengar sangat dewasa dan pembawannya juga tenang ketika mengatakan semua itu. Bahkan, Lita menjadi ragu bahwa ia adalah anak yang baru berusia sekita enam atau tujuh tahunan.“Maafkan anakku, Nona. Dia masih anak-anak dan nggak ngerti dengan apa yang baru aja dia katakan,” ucap Lukman segera ketika melihat perubahan pada raut wajah Lita.Ia mengira mungkin saja Lita tersinggung dengan ucapan bocah itu. Karena tentu saja, itu adalah hal yang seharusnya diucapkan oleh orang dewasa dan makna dari kalimat itu tentu sangat besar. Tidak main-main tentunya.“Nggak masalah. Aku nggak apa-apa dengan hal itu. Tapi … apa yang membuat Lisa bisa meninggal secepat ini? Aku nggak memiliki Riwayat penyakit dalam yang parah, seharusnya Lisa juga gitu. Karena dia adalah kembaranku. Setidaknya, itu yang aku dengar dan ketahui tentang hubungan kami yang bahkan belum pernah bertemu satu sama yang

  • Merebut Suami Sahabatku   Pertemuan Dengan Lita

    Lukman tidak dapat mempercayai penglihatannya saat ini. Di depannya jelas ada wanita yang tampak sangat mirip dengan Lisa – istri tercinta yang sudah tiada dan bahkan sekarang ia dan ketiga anaknya sedang berada di makam Lisa.“Papi … itu bukannya Mami?” tanya Ane dengan suara nyaring pada Lukman dan tak lupa telunjuknya menunjuk kepada wanita itu.“Sayang … jangan asal bicara. Nanti tantenya tersinggung,” gumam Lukman dengan suara yang sedikit ia keraskan agar Ane bisa mendengarnya dengan jelas.“Iya. Meski pun memang mirip, aku rasa dia bukan Mami. Mami jelas udah ada di syurga saat ini,” sela Andi pula dengan pemikirannya yang bak orang dewasa.“Aku setuju dengan Andi. Mereka hanya mirip dan memang di dunia ada tujuh orang yang saling mirip satu sama yang lainnya bukan?” Ana pun ikut menimpali percakapan itu.Sementara, wanita yang sedang mereka bicarakan sudah berada di depan makam Lisa dan menatap ketiga anak Lukman itu dengan senyum yang mengambang. Ia tampak menyukai anak-anak

  • Merebut Suami Sahabatku   Lisa?

    Lukman membawa ketiga bayi besarnya itu menuju ke sebuah pemakaman elite yang terlihat sangat indah dan rapi tentunya. Di sana adalah makam Lisa yang sudah meninggalkan dirinya lima tahun yang lalu. Lukman tidak pernah merasa kesepian karena Lisa sudah meninggalkan ketiga anak bayi besar itu untuk ia rawat, jaga, dan sayangi sepanjang hidupnya.Ana, Ane, dan Andi tampak sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Andi duduk di kursi penumpang di sebelah kemudi Lukman. Sementara Ana dan Ane duduk di kursi belakang yang sedang asik dengan tablet mereka masing-masing.“Apa yang sedang kalian lakukan? Main game?” tanya Lukman dan melirik kedua gadisnya itu melalui kaca tengah.“Bukan, Pi. Aku sedang melihat style penyanyi luar negeri ini, yang terbaru. Aku mau melukisnya nanti." Ana menyahut dan menampilkan layar tabletnya ke arah Lukman dan tentu saja tidak dapat diliat dengan jelas oleh lelaki itu.“Bagus banget, Sayang. Kamu mau jadi desaigner, ya?” tanya Lukman lagi kepada Ana dengan nad

  • Merebut Suami Sahabatku   Ana, Ane, Andi

    Lima tahun setelah kepergian Lisa ….“Papi … Ane mana?” Sebuah suara bocah terdengar memanggil ke arah Lukman.“Papi nggak tau, Sayang. Tadi ada di sini. Kenapa?” sahut Lukman pada gadis kecil berusia enam tahun itu.“Dia pinjam buku cerita aku, tapi robek. Liat nih!” jawab gadis bernama Ana itu dengan menunjukkan sebuah buku dongeng yang sampulnya sudah robek setengah kepada Lukman.Lukman menghela napasnya dengan berat. Ia tahu bahwa Ane tidak akan pernah bisa menjaga barangnya dengan baik. Berbeda memang dengan Ana yang selalu perfect dalam segala hal. Meski pun mereka masih terbilang sangat kecil, Ana sudah memperlihatkan sisi kedewasaannya pada saudaranya yang lain.Ia selalu menjadi yang paling unggul di antara kedua saudara kembarnya yang lain. Ana selalu sempurna dalam segala hal dan tidak suka ada kesalahan atau kekurangan sedikit pun pada benda-benda yang dimilikinya. Namun, Ane yang selalu menjadi biang rusuh akan selalu merusak segalanya dan membuat Ana marah.“Nanti Papi

  • Merebut Suami Sahabatku   Dua Tahun Berlalu

    Dua tahun sudah berlalu sejak pernikahan Lisa dan Lukman. Kini mereka sudah tinggal di sebuah rumah yang sederhana tetapi punya lahan yang cukup luas. Ketika membuka jendela kamar, maka hamparan laut biru membentang di pelupuk mata. Lisa selalu suka memandang ke luar jendelanya baik di pagi hari, siang, sore, apalagi malam hari. Sementara Lukman membuka sebuah klinik Kesehatan yang selalu ramai dikunjungi pasien. Meski pun ia tidak pernah menetapkan harga untuk biaya pengobatannya, Lukman sudah cukup merasa bahagia dengan kehidupannya sekarang. Baginya, asalkan Lisa bisa bahagia maka dia juga akan merasa bahagia untuk hal itu. Siang ini, tumben sekali tidak ada pasien yang datang berkunjung ke kliniknya itu. Jadi, Lukman memutuskan untuk segera pulang dan makan masakan istri tercinta. Sudah lama sejak mereka makan siang bersama di rumah bersama tiga orang anak yang berusia sama. Mereka seperti kembar tiga yang selalu ada di mana pun Lisa berada. “Sayang … di mana Ane, Ana, dan Andi?

  • Merebut Suami Sahabatku   Ciuman Panas Pagi Hari

    “Aku tau kalau kamu terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini, sampai kamu lupa kalau hari ini ulang tahunmu. Iya kan?” tanya Lukman dengan serius.“Hmm … sepertinya gitu. Aku benar-benar lupa kalau hari ini ulang tahunku. Kamu malah ingat dan kasih aku kejutan seperti ini. Makasih banyak, Sayang. Aku percaya kamu selalu memberikan aku kebahagiaan tak terbatas,” jawab Lisa dengan mata berkaca-kaca dan memandang lekat pada bola mata Lukman.“Aku nggak bisa menjanjikan apa pun untuk kamu. Tapi … aku bisa pastikan selama aku bisa maka aku akan memberikan segala yang terbaik untuk kamu dan kebahagiaan kamu,” ungkap Lukman sekali lagi dan membuat hati Lisa merasa tenang.“Makasih, Sayang. Akhirnya aku benar-benar bisa hidup dengan bahagia.”“Memangnya, siapa yang bilang kalau kamu nggak bisa hidup bahagia?”“Nggak ada. Itu cuma ketakutan yang sempat mengisi hati dan pikiranku dulu,” jawab Lisa dan tersenyum tipis.“Sekarang, nggak ada lagi yang harus kamu takutkan. Selama ada aku, semuanya ak

  • Merebut Suami Sahabatku   Kejutan

    “Siapa yang datang jam segini?” tanya Lukman dan merasa heran.“Mana aku tau, Sayang. Kamu yang buka atau aku?” Lisa menaikkan bahunya lalu bertanya juga pada Lukman.“Aku aja. Kamu di sini aja, ya. Siapa tau itu mantan mertua kamu yang dalam incaran polisi,” jawab Lukman dan mulai waspada.“Apa aku telpon 116 aja sekarang?”“Jangan dulu. Kita nggak tau siapa yang berdiri di depan pintu saat ini. Jangan gegabah, Sayang.”Lukman berkata kepada Lisa karena sebenarnya sejak tadi dia juga merasa tidak nyaman dan seperti ada hal besar yang akan terjadi. Namun, karena tidak ingin membuat Lisa merasa khawatir, tentu saja Lukman tidak menyampaikan hal itu kepada sang istrinya. Apalagi Lisa sedang dalam masa pemulihannya. Hal-hal tidak penting seperti itu hanya akan memperburuk kesehatannya lagi.Lisa memperhatikan Lukman yang berjalah keluar dari kamar dan berharap semoga yang datang bukan lah orang jahat. Ia mengikuti perintah Lukman dan tetap berdiri di dalam kamar mereka dengan menahan ras

  • Merebut Suami Sahabatku   Saling Melengkapi

    Tiga hari lamanya Lisa dirawat secara insentif di rumah sakit hingga akhirnya diperbolehkan untuk pulang dan bisa melakukan pengobatan dengan rawat jalan saja. Hal itu dikarenakan kondisi Lisa yang memang benar-benar sudah memungkinkan dan mengalami kemajuan yang sangat pesat pasca perawatan di rumah sakit besar itu.Lukman membawa Lisa pulang ke apartemennya dan mereka merasa sangat lega karena akhirnya bisa kembali pulang. Hal itu juga membuat keluarga Lukman yang sudah pulang ke negaranya menjadi sangat senang. Mereka mengatakan sangat menyesal tidak bisa menemani Lisa sampai Lisa diperbolehkan untuk pulang.“Sayang … makasih kamu udah rawat aku selama aku sakit,” ucap Lisa sungguh-sungguh dengan menggenggam tangan Lukman dengan erat.“Jangan bilang makasih, dong Sayang. Itu memang udah jadi tanggung jawab aku sebagai suami kamu,” balas Lukman dengan tatapan mesra dan juga melempar senyum pada Lisa.“Kamu adalah pria terhebat dan juga suami terbaik di dunia,” ungkap Lisa dan langsu

DMCA.com Protection Status