Pagi yang cerah, tapi bagi Hazna, pagi terasa mendung, kepalanya pusing, dan ia mendadak malas untuk bangun dari tempat tidur, Hazna mencoba duduk di tempat tidur, punggungnya disandarkan di tumpukan bantal, hatinya boleh hancur dan sedih, tapi ia mencoba bersabar dan iklas dan berusaha tersenyum, demi anak yang tumbuh di rahimnya, tangannya membelai lembut perutnya dan melantunkan doa-doa terbaik untuk bayi yang belum lahir itu.“Haz, Ibu masuk ya,” ucap Mega di balik pintu.“Iya Bu,” sahut Hazna.Pintu kamar terbuka, terlihat ibunya membawa satu nampan berisi segelas susu cokelat, dan nasi uduk.“Ibu bawakan, kamu sarapan, ibu tahu pasti kamu ingin sendiri, kamu harus kuat Haz, jika perceraian harus terjadi, ibu selalu mendukungmu, walau kita dari keluarga sederhana, tapi Ibu tidak mau kamu di permainkan suamimu,” jelas Mega, dengan nada tegas.Hazna, menarik napas pelan, lalu meraih susu cokelat dan menyerutupnya.” Bu, Hazna akan membuat keputusan, jika anakku sudah lahir,” bala
Ratna tampak kecewa, ia meninggalkan Hazna di rumah orang tuanya, karena Hazna tidak mau diajak pulang ke rumah. Ia pun berniat menemui Angela untuk melampiaskan kekesalannya pada artis itu.“Bagaimana Pak Wawan, apa Bapak berhasil menemukan di mana Angela tinggal sekarang?” tanya Ratna, pada sopirnya itu.“Saya sudah menemukan alamat tinggal Angela, apa Nyonya mau di antar sekarang?” “Iya Pak, bawa aku ke sana, akan aku beri perhitungan wanita itu,” gerutu Ratna terlihat kesal.Mobil Alphard putih melaju cepat menuju kawasan apartemen, di Jakarta utara. Hingga Wawan menghentikan mobilnya di depan apartemen.“Angela tinggal di sini, apartemen ini ‘kan sederhana,” gumam Ratna, terheran-heran.“Mungkin, ia menghindari paparazi, tidak ada yang menyangka ‘kan, jika artis papan atas, Angela Kana tinggal di apartemen sederhana ini,” jelas Wawan.“Pak Wawan benar, aku akan menuju Angela, Pak Wawan tunggu di sini !” perintah Ratna.“Baik Nyonya,” jawab Wawan singkat sambil turun membukan pi
Hazna membuat sarapan untuk Abimanyu, seperti biasa menu sederhana segelas jus pisang, dan dua telur ceplok menjadi reques Abimanyu di pagi itu, dengan tubuh yang masih terliiit handuk, Abimanyu keluar dari kamar mandi yang tidak jauh dari dapur, lalu ia menyapa Hazna yang sibuk di dapur.“Pagi Haz,” ucap Abimanyu sambil melempar senyum hangat.“Hih cepat Mas, ganti baju, sudah aku siapkan kemejamu,” sela Hazna, menahan malu .Abimanyu malah tertawa kecil, sebenarnya ia juga merasa risih, jika terus-terusan tinggal di rumah sederhana dengan kamar mandi di luar kamar, milik mertuanya, tapi apa boleh buat, ini adalah jalan satu-satunya untuk bisa membawa Hazna pulang ke rumahnya. Kemarin siang ia bersusah payah menyakinkan Pak Derma untuk bisa menginap di rumahnya, dan sebagai gantinya Pak Derma dan Bu Mega di minta tidur di hotel, semula Derma keberatan apalagi Mega, ia sempat memarahi menantunya, tapi laki-laki tampan yang mempunyai sejuta pesona, akhirnya dapat membujuk mertuanya
Hari menjelang malam, Abimanyu membereskan meja kantornya, ketukan pintu depan tidak menghentikan aktivitasnya, tapi ia menyuruh masuk orang yang telah mengetuk pintu.“Malam, Bim,” sapa Bagaskara, sembari berjalan mendekati saudara laki-lakinya itu.“Ada apa?” tanya Abim, seketika menghentikan aktivitasnya dan duduk di kursi kebesarannya.“Bukan, masalah penting, aku hanya ingin mengundangmu dan Hazna ke acara ulang tahun Ibuku, yang akan aku adakan di bollroom Hotel Raharja Jakarta,” jelas Bagaskara.“Aku sarankan lebih baik jangan di sini, karena ibuku pasti tidak menyukainya, dan aku sebagai CEO di sini tidak mengizinkannaya,” balas Abimanyu dengan sorot mata tajam.“Tidak bisa, Bim. Aku juga mempunyai hak, dan kamu jangan khawatir, aku menggunakannya tidak dengan gratis, aku akan menyewa bollroom itu sesuai dengan tarifnya,” tegas Bagaskara.“Kamu bisa menggunakan uangmu untuk menyewa hotel lain, kenapa kamu dan ibu Ratih seakan-akan ingin membakar hati ibuku, kalian tahu ‘kan, i
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di kediaman Ratna, terlihat wanita setengah baya itu, duduk santai dengan mengenakan daster lebarnya, sedang menikmati suasana sore hari di tepi kolam, secangkir teh hangat dan camilan ada di atas meja sebelahnya. Dengan menyerutup pelan teh dalam cangkir yang di pegangnya, Ratna tampak memasang wajah serius.“Nyonya, ada undangan,” ujar Eni asisten rumah tangga Ratna sambil menyodorkan sebuah undangan warna putih.“Undangan,” gumam Ratna, lalu meraih kertas berwarna putih.Di bukanya undangan itu, tapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi kesal, ketika tahu itu adalah undangan ulang tahun Ratih, yang akan di adakan di ballroom Hotel Raharja.Ohh...jadi kamu sudah terang-terangan datang ke Jakarta dan membuat acara di hotelku, batin Ratna, tangannya meremas undangan itu.“Bu, apa ibu juga mendapatkan undangan ulang tahun dari ibu Ratih?” tanya Hazna pelan.“Iya Haz, sudah aku buang di tempat sampah,” balas Ratna, membuat Hazna menelan ludah, kare
Abimanyu berjongkok, kepalanya sejajar dengan perut Hazna, lalu di usapnya lembut perut Hazna.“Aku bersumpah Haz, demi bayi ini, jika malam itu aku memikirkan dirimu, aku sudah mulai mencintaimu,” jelas Abimanyu, lalu mengecup perut yang semakin membuncit itu.Hazna menitikkan air mata, lalu dia mengusap kepala Abimanyu dan di rekatkan kepalanya di perutnya.“Aku tidak ingin, ada kebohongan lagi, jangan sakiti hatiku lagi, karena aku mungkin, tidak bisa menerima lagi,” ujar Hazna dengan lirih.“Aku janji Haz, aku tidak akan menyakitimu lagi,” ucap Abimanyu menegadahkan kepalanya menatap dalam wanita dengan paras cantik dengan mata berkaca-kaca itu.Perlahan Abimanyu, mengusap air mata Hazna, supaya tidak terjatuh di pipi mulusnya. “Haz, apa kamu sudah menghancurkan video itu?”“Belum Mas, ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan padamu.” Hazna berucap sambil berdiri, dan berjalan ke arah meja dan meraih tas, lalu mengeluarkan benda pipih itu.“Mas, kamu harus lihat jika ada seorang
Satu-satunya senjata yang aku miliki hilang Bu, flashdisk video itu hilang,” keluh Bagaskara.“Jangan khawatir Bagaskara, aku punya salinannya,”“Apa benar Bu?”“kamu masih ingat ‘kan? Waktu mengirimkan video itu padaku, ibu menyimpannya, belum terhapus dari ponsel ibu,” jawab Ratih sambil di ikuti tertawa jahatnya.Bagaskarapun tersenyum sinis, kini rencananya tidak akan gagal, dan Abimanyu akan merasakan akibatnya.Hari yang ditunggu Hazna dan Abimanyu telah tiba, ballroom Hotel Raharja kini telah di dekorasi dengan nuansa jawa, nantinya upacara tujuh bulanan adat jawa yang akan dilaksanakan. Tampak semua perlengkapan sudah siap di tempatnya masing-masing. Hazna sudah tampak cantik, mengenakan kebaya yang dihiasi rangkaian bunga melati, sedangkan Abimanyu mengenakan basekap dilengkapi blangkon sebagai penutup kepalanya, senyum keduanya selalu merekah menyambut para tamu.Para tamu undangan sudah menempatkan diri di kursi yang telah disediakan. Ratna, dan kedua orang tua Hazna, tak
Satu hari berlalu, Hazna, belum sadar pasca operasi. Abimanyu terus menunguinnya di samping tempat tidur, sementara Mega dan Derma, untuk sementara pulang ke rumah.Sementara Bu Ratna menyelesaikan administrasi kepulangan cucu laki-lakinya, Ratna membawa cucunya pulang ke rumah setelah mendaptkan izin dari dokter, dengan senyum mengembang dibawanya keranjang bayi, di sampingnya ada Wawan sopir pribadinya.“Pak Wawan, bawa cucu saya ke mobil, jika paparazi itu mengenalku, aku tidak ingin cucuku terganggu dengan mereka,” bisik Ratna menyerahkan keranjang bayi pada Wawan.Wawanpun mengangguk sambil membawa bayi itu, menuju tempat parkir, dengan hati–hati Wawan berjalan menuju mobilnya untunglah area perkir terlihat sepi, tiba-tiba langkahnya terhenti.“Nyonya Katrina?” sapa Wawan dengan terkejut .“Wan, bantu aku sekali lagi.”“Bantu apa Nyonya.”“Tukarkan Bayi yang kamu bawa dengan bayi ini,” ucap Katrina, dengan menatap bayi yang sudah tak bernyawa digendongannya.Wawan terkejut, bi
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap