Sementara itu di tempat lain, tepatnya di kediaman Ratna, terlihat wanita setengah baya itu, duduk santai dengan mengenakan daster lebarnya, sedang menikmati suasana sore hari di tepi kolam, secangkir teh hangat dan camilan ada di atas meja sebelahnya. Dengan menyerutup pelan teh dalam cangkir yang di pegangnya, Ratna tampak memasang wajah serius.“Nyonya, ada undangan,” ujar Eni asisten rumah tangga Ratna sambil menyodorkan sebuah undangan warna putih.“Undangan,” gumam Ratna, lalu meraih kertas berwarna putih.Di bukanya undangan itu, tapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi kesal, ketika tahu itu adalah undangan ulang tahun Ratih, yang akan di adakan di ballroom Hotel Raharja.Ohh...jadi kamu sudah terang-terangan datang ke Jakarta dan membuat acara di hotelku, batin Ratna, tangannya meremas undangan itu.“Bu, apa ibu juga mendapatkan undangan ulang tahun dari ibu Ratih?” tanya Hazna pelan.“Iya Haz, sudah aku buang di tempat sampah,” balas Ratna, membuat Hazna menelan ludah, kare
Abimanyu berjongkok, kepalanya sejajar dengan perut Hazna, lalu di usapnya lembut perut Hazna.“Aku bersumpah Haz, demi bayi ini, jika malam itu aku memikirkan dirimu, aku sudah mulai mencintaimu,” jelas Abimanyu, lalu mengecup perut yang semakin membuncit itu.Hazna menitikkan air mata, lalu dia mengusap kepala Abimanyu dan di rekatkan kepalanya di perutnya.“Aku tidak ingin, ada kebohongan lagi, jangan sakiti hatiku lagi, karena aku mungkin, tidak bisa menerima lagi,” ujar Hazna dengan lirih.“Aku janji Haz, aku tidak akan menyakitimu lagi,” ucap Abimanyu menegadahkan kepalanya menatap dalam wanita dengan paras cantik dengan mata berkaca-kaca itu.Perlahan Abimanyu, mengusap air mata Hazna, supaya tidak terjatuh di pipi mulusnya. “Haz, apa kamu sudah menghancurkan video itu?”“Belum Mas, ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan padamu.” Hazna berucap sambil berdiri, dan berjalan ke arah meja dan meraih tas, lalu mengeluarkan benda pipih itu.“Mas, kamu harus lihat jika ada seorang
Satu-satunya senjata yang aku miliki hilang Bu, flashdisk video itu hilang,” keluh Bagaskara.“Jangan khawatir Bagaskara, aku punya salinannya,”“Apa benar Bu?”“kamu masih ingat ‘kan? Waktu mengirimkan video itu padaku, ibu menyimpannya, belum terhapus dari ponsel ibu,” jawab Ratih sambil di ikuti tertawa jahatnya.Bagaskarapun tersenyum sinis, kini rencananya tidak akan gagal, dan Abimanyu akan merasakan akibatnya.Hari yang ditunggu Hazna dan Abimanyu telah tiba, ballroom Hotel Raharja kini telah di dekorasi dengan nuansa jawa, nantinya upacara tujuh bulanan adat jawa yang akan dilaksanakan. Tampak semua perlengkapan sudah siap di tempatnya masing-masing. Hazna sudah tampak cantik, mengenakan kebaya yang dihiasi rangkaian bunga melati, sedangkan Abimanyu mengenakan basekap dilengkapi blangkon sebagai penutup kepalanya, senyum keduanya selalu merekah menyambut para tamu.Para tamu undangan sudah menempatkan diri di kursi yang telah disediakan. Ratna, dan kedua orang tua Hazna, tak
Satu hari berlalu, Hazna, belum sadar pasca operasi. Abimanyu terus menunguinnya di samping tempat tidur, sementara Mega dan Derma, untuk sementara pulang ke rumah.Sementara Bu Ratna menyelesaikan administrasi kepulangan cucu laki-lakinya, Ratna membawa cucunya pulang ke rumah setelah mendaptkan izin dari dokter, dengan senyum mengembang dibawanya keranjang bayi, di sampingnya ada Wawan sopir pribadinya.“Pak Wawan, bawa cucu saya ke mobil, jika paparazi itu mengenalku, aku tidak ingin cucuku terganggu dengan mereka,” bisik Ratna menyerahkan keranjang bayi pada Wawan.Wawanpun mengangguk sambil membawa bayi itu, menuju tempat parkir, dengan hati–hati Wawan berjalan menuju mobilnya untunglah area perkir terlihat sepi, tiba-tiba langkahnya terhenti.“Nyonya Katrina?” sapa Wawan dengan terkejut .“Wan, bantu aku sekali lagi.”“Bantu apa Nyonya.”“Tukarkan Bayi yang kamu bawa dengan bayi ini,” ucap Katrina, dengan menatap bayi yang sudah tak bernyawa digendongannya.Wawan terkejut, bi
Dokter itu menghela napas, kemudian menatap Abimanyu, dan kembali menatap Hazna.“Kami tim dokter, setelah melakukan operasi untuk mengeluarkan bayi, dalam kandungan Bu Hazna, kami menemukan bahwa ternyata satu ovarium, Bu Hazna, mengalami kerusakan akibat benturan, dan kami harus segera mengambil ovarium Ibu, demi keselamatan Bu Hazna,” jelas Dokter.“Mas, kenapa kamu tidak memberitahukan aku dulu, sebelum mengambil keputusan.” Hazna berkata, sambil menatap suaminya yang terduduk lesu.“Maaf Haz, kamu pingsan, dan dokter butuh persetujuan secepatnya, aku hanya ingin kamu selamat,” ucap laki-laki itu dengan menatap pilu istrinya yang terlihat sedih.“Tapi Mas, kamu tahu ‘kan resikonya, aku akan sulit punya anak lagi.” “Bu Hazna, memang kemungkinan untuk hamil 30 persen, tapi percayalah, jika Allah berkehendak itu menjadi mungkin,” sela Dokter, berusaha membuat tenang Hazna.Hazna mendesah pelan, seakan tidak ada udara di sekitarnya, dadanya sesak, bulir bening mengalir perlahan.
“Jangan khawatir Bu, apalagi bayi Hazna sudah meninggal, ditambah lagi ia akan sulit mempunyai keturunan lagi, putraku adalah satu-satunya pewaris dari Abimanyu Raharja,“ balas Angela dengan nada penuh keyakinan.“Iya, saat ini karir aktrismu, sudah tidak bisa diharapkan, setidaknya kamu akan lebih terpandang dengan harta melimpah, jika menjadi nyonya Abimanyu Raharja, pengusaha, hotel resort dan kafe.” Katrina berucap sambil menatap bayi tampan berkulit bersih seperti ayahnya. Tiba-tiba bayi yang baru berumur satu minggu itu, memuntahkan susu yang sudah ditelannya, wajah mungilnya memucat, Katrina tampak khawatir.“Angela, ada apa dengan putramu, kenapa tiba-tiba memuntahkan semua susu yang diminumnya,” ujar Katrina, lalu menggendong bayi yang menangis itu.Angela gegas mendekati bayi itu. ”Mom, kita harus bawa ke rumah sakit sekarang,” ajak Angela, dengan cepat ia meraih tas dan kunci mobil di atas meja ruang tengah.Kartina menggendong bayi , lalu keduanya melangkah pergi menuju
Hazna menghampiri Abimanyu, lalu dipeluknya pinggang lelaki di depannya, kepalanya disandarkan di dada bidang Abimanyu.“Aku bukan istri yang sempurna, aku merasa tidak ada gunanya sebagai istrimu. Ibu juga pasti kecewa dengan kejadian ini.” Hazna berucap sambil terisak.Abimanyu mengecup pucuk kepala Hazna, tangannya direkatkan di tubuh istrinya, mencoba memberi ketenangan untuk Hazna yang saat ini pasti sedang rapuh. Mentari pagi bersinar terang, hingga sinarnya masuk ke celah jendela kamar hotel vvip, Bagaskara menyerutup kopi yang di tangannya, sambil tersenyum puas, ini sudah hampir satu minggu kejadian yang membuat acara tujuh bulanan Hazna berujung duka, tapi tidak bagi Bagaskara dan Ratih, saat ini mereka berdua adalah orang yang paling menikmati kesedihan Ratna dan juga Abimanyu.“Bu, sebenarnya aku tidak tega dengan Hazna, dia itu wanita baik, tapi apa boleh buat, ia sangat mencintai suaminya itu,” ucap Bagaskara dengan senyum miring bibirnya, dan menatap wanita yang melah
Entah apa yang dirasakan Hazna, yang pasti naluri seorang ibu sangat kuat, apalagi setelah menyusui bayi Angela, ia merasakan getaran aneh dalam jiwanya, seakan ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencari tahu.Rasa penasarannya semakin membuncah, keinginannya semakin kuat untuk menyelidiki kematian bayinya. Sesampainya di Rumah Sakit Medika Sehat. Hazna mengayunkan langkahnya menuju ruang informasi.Terlihat seorang perawat sedang sibuk di depan komputer, ia melempar senyum, ketika melihat Hazna ada di depannya.“Ada yang bisa kami bantu Bu?” tanya perawat dengan ramah.“Maaf suster, boleh saya bertanya tentang wanita yang melahirkan dua minggu yang lalu di rumah sakit ini?” tanya Hazna begitu penasaran.“Maaf Bu, kami pihak rumah sakit tidak bisa memberikan informasi pasien, kecuali pihak keluarga,” jawab suster“Saya Hazna Safitri, dua minggu yang lalu saya melahirkan di sini, dan waktu itu juga saya operasi pengangkatan ovarium, jadi saya tidak sadarkan diri, tolong beri saya
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap