Abimanyu sudah duduk di kursi kerja di rumahnya, tatapannya intents menatap gadis muda yang berpenampilan sederhana dan cendrung kusam tidak terawat.“Siapa namamu?” tanya Abimanyu.“Ema Pak,” jawabnya singkat masih menundukkan kepala.“Apa Adri pernah bercerita tentangku?”“Dulu waktu kerja dengan Pak Abimanyu, Kak Adri sangat senang, dan ia selalu memberiku uang, untuk keperluan sekolah, tapi satu tahun ini, Kak Adri berubah sejak ia mempunyai kekasih,” ungkap Ema“Maksudmu kekasih Adri itu Santi?”“Iya, Kak Santi itu sudah punya suami tapi ia masih mengoda Kak Adri.”“Ema, Kamu mau membantuku.”“Apa yang bisa aku lakukan Pak Abimanyu?”“Bujuklah kakakmu untuk kembali mendukungku, aku akan membiayai sekolahmu dan juga kehidupannmu sampai kamu bisa mandiri,” tawar Abimanyu pada gadis yang berusia 19 tahun itu.“Bapak akan membiayai kuliahku?”“Iya, aku akan membiayai kuliahmu sampai lulus.”Wajah gadis itu terlihat bahagia, senyum hangat langsung terpancar di wajahnya.“Aku akan me
“Haz...!” tukas Derma.”Bapak ingin bicara denganmu.” Derma menarik lengan Hazna dan membawanya menjauh dari Angela.“Haz, kamu tahu jika Bapak yang mendonorkan darah pada Angela?” tanya Derma.“Iya Pak, aku juga menunggu Bapak untuk berterus terang pada ibu, tapi kenapa Bapak masih menyembunyikan rahasia sebesar ini, Angela dan Ibu berhak tahu ’kan?”“Kamu juga tahu jika Angela adalah anak kandung Bapak?”Hazna mengangguk pelan, menatap dalam Derma.”Hazna tidak sengaja mendengar percakapan Bapak dan Bu Katrina waktu di rumah sakit.”“Haz, maafkan Bapak...” Derma terduduk di kursi teras, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya.“Bapak tidak salah, bapak harus secepatnya menceritakan hal ini pada ibu, sebelum ibu mendengarkan dari orang lain.”“Tapi Bapak tidak bisa harus mulai dari mana Haz...berterus terang pada Angela saja rasanya sangat sulit. Apalagi kalian berdua terlibat dalam pernikahan yang rumit ini.”“Itu sebabnya Pak, Hazna kasihan pada Angela jika Mas Abim, mence
Reyna, duduk di kursi tamu, menatap nanar Angela yang masih sesenggukkan.“Tenanglah Angela, tidak ada gunanya kamu meratapi seperti ini,” ucap Reyna pelan.“Rey, bawa aku ke apartemen, aku sesak berada disini.” Angela mengusap air matanya, dan memohon pada Reyna sang manager.Helaan napas panjang keluar dari bibir Reyna, ”Maaf, aku telah menyewakan apartemenmu.”“Rey, kenapa disewakan, terus aku tinggal di mana?”“Angela, kamu tahu ‘kan, satu tahun kamu tidak ada pekerjaan, tabunganmu sudah habis, terus waktu kamu kecelakaan untuk membayar rumah sakit, menyewa pengacara untuk tante Katrina,” keluh Reyna.“Aku harus bagaimana dengan keadaan lumpuh seperti ini, sedangkan Abim sudah tidak memperdulikan aku lagi.”“Tinggalah disini, Hazna dan Bu Ratna sudah mengizinkannya ‘kan, nanti jika kamu sudah sembuh, aku akan pikirkan lagi, ada sisa uang dari hasil sewa apartemen, aku sudah transfer ke rekeningmu, untuk biaya pengobatanmu dan terapi. Fokuslah pada kesembuhanmu.”“Baiklah Rey, ters
Mega tidak menghiraukan teriakan Derma. ”Bu, jangan lakukan itu, aku yakin Angela sudah menyadari kesalahannya.” Derma mencoba menghalangi Mega yang sudah memakai hijab dan meraih tas bersiap untuk pergi menemui Angela.Langkah wanita itu semakin cepat tanpa memperdulikan teriakan Derma, setelah berhasil menghubungi taksi online, Mega bergegas menaiki taksi, begitu di depan pagar rumah berhenti sebuah mobil.Derma dengan susah payah menghalangi Mega, tapi mobil avanza itu dengan cepat melaju.Dengan keadaan marah Mega menuju rumah besannya, tidak lama kemudian sampailah Mega di rumah Ratna, menjelang malam.Dengan langkah lebar dilangkahkan kakinya langsung menuju palvilium khusus tamu, dan dengan mengetuk pintu kasar, Mega meluapkan amarahya.Ceklek..., perawat membukakan pintu.”Ada perlu apa Bu? Nyonya Angela sedang beistirahat,” ucap Eva.“Suruh keluar atau aku dobrak pintu kamarnya,” ancam Mega, dengan wajah penuh amarah.“Suster siapa yang teriak-teriak itu,” panggil Angela da
Malam semakin pekat, di sinilah Hazna dan Abimanyu menghabiskan malam, di sebuah kamar pribadinya di Hotel Raharja, kamar yang sama tapi desain yang berbeda, aroma wangi mawar begitu mengairahkan, lampu redup menambah kesan romantis.“Aku tak menyangka suamiku yang dingin, dan berhati salju mempunyai jiwa romantis yang luar biasa,” ucap Hazna tanganya sudah bergelayut manja di leher Abimanyu.“Hanya untukmu Haz...aku berjanji tidak akan ada wanita lain,” janji Abimanyu.Abimanyu memeluk erat Hazna, seakan tidak mau melepaskan wanita itu. “Jangan tinggalkan aku Haz...” bisiknya di telinga Hazna.Akhirnya kedua insan itu menghabiskan malam dengan penuh cinta di atas tempat tidur bertabur kelopak mawar, laksana pengantin baru yang merengkuh indahnya bercinta.Hari berganti hari, tidak terasa usia Leon, sudah satu tahun, wajah tampannya seperti Abimanyu, mata teduhnya seperti Hazna, perpaduan yang sangat sempurna. Hari ini pesta ulang tahun Leon akan di adakan dengan sangat meriah di ked
Hari menjelang malam ketika Hazna sampai di sebuah resort mewah tempat diadakannya pernikahan Anjar dan Dela. Resort itu tidak lain adalah milik Abimanyu.“Cantiknya sahabatku,” puji Hazna pada Dela.“Terima kasih, mana Abimanyu?”“Maaf, Mas Abim, tidak bisa datang, ada meeting penting dan dadakan.”“Jadi kamu sendiri ke sini?”“Iya Del, aku juga meninggalkan Leon di rumah.”“Oh kalau begitu, menginaplah di resort, karena jika kamu pulang pasti akan kemalaman, kamu harus ada sampai acara resepsi pernikahan selesai,” ajak Dela.“Iya aku janji akan di sini sampai acara selesai, tapi maaf aku tidak bisa jika harus menginap, aku tidak bisa berjauhan lama dengan Leon.”“Dengan Leon apa dengan Abimanyu Haz,” seloroh Anjar sambil melempar senyum.“Mas Anjar, bisa saja.” Hazna tersipu malu.”Hari ini aku sangat bahagia Dela, Mas Anjar akhirnya kalian menyadari jika ada cinta di hati kalian, selamat, semoga bahagia selamanya,” Hazna meraih tangan Dela dan memeluknya erat.Beberapa jam berlalu,
Bagaskara mengeryitkan dahinya, mendengar pertanyaan Hazna, dalam benaknya ia sudah bisa menebak, jika Hazna mengalami amnesia ia tidak mengingat apapun. Hingga membuat Bagaskara mempunyai rencana.“Kamu tidak ingat siapa dirimu?” tanya Bagaskara memastikan bahwa apa yang dipikirkannya benar.Hazna mengeleng pelan, manatap lekat pria dihadapannya. Bagaskara tersenyum hangat.“Kamu tunggulah di sini, aku akan kembali,” ujar Bagaskara. Lalu melangkah keluar kamar, menemui Santi yang tertidur di kursi tunggu.“Santi, bangun,” bisik Bagaskara.Haaap... Santi menguap menahan rasa kantuknya. ”Ada apa? Hazna meninggal.”“Tutup mulutmu, jangan bicara sembarangan,” bisik Bagaskara lagi.“Hazna hilang ingatan, aku punya rencana, kita tinggalkan klinik ini,” ajak Bagaskara.“Apa maksudmu?”“Jangan banyak bertanya, apa kamu tadi sudah mengurus administrasinya?” tanya Bagas.“Belum.”“Bagus, kamu alihkan perhatian perawat yang jaga, dan bayar biaya pengobatan tadi, jangan tinggalkan identitas
Hazna berdiri dari duduknya menuju jendela kamar, ditatapnya hamparan perbukitan yang menyejukkan matanya.“Apa aku punya orang tua atau keluarga lainnya?”“Sebenarnya ada, tapi kamu itu hanyalah anak pungut dari Derma dan Mega, anak kandungnya adalah Angela, oleh karena itu mereka lebih mendukung Angela daripada kamu,” jelas Bagas, berbohong pada Hazna, dia tidak mau ingatan Hazna kembali jika ia mengatakan sebenarnya.“Menurutmu apa yang harus aku lakukan Bagas?” tanya Hazna, kembali menoleh ke arah pria yang masih duduk di kursi.“Pilihanmu hanya dua, yaitu kembali sebagai Hazna Safitri, dan harga dirimu kembali diinjak, dikhianati dan yang lebih parah, suamimu dan kekasihnya akan kembali berusaha melenyapkanmu, atau pilihan kedua, kembali sebagai orang lain dan buat keadaan menjadi sebaliknya.” jelas Bagas dengan tegas.Hazna menatap dalam Bagas, diam sejenak dan kemudian kembali bersuara, ”Aku memilih datang kembali dengan orang yang berbeda dan membuat keadaan menjadi sebalikny
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap