Share

santai

Penulis: Princess Belda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 23:59:22

Bab 21

Lama aku terpaku ketika Putri membuka pintu rumah kami saat aku pulang untuk menjenguk anakku yang sedang sakit

Penampilan Putri hari ini benar-benar berbeda dan membuat aku terhipnotis olehnya. Sungguh bidadari surgaku ini masih sangatlah cantik.

Seketika aku melupakan niatku untuk meminta izin menikah lagi dan ancaman yang disarankan oleh Mutia.

Untuk saat ini hanya ada satu yang terbersih di benakku yaitu membawa sang istri ke tempat peraduan kami untuk menuju nirwana

Putri yang selama ini hanya berkutat di dapur dan sumur hanya dengan menggunakan daster, kini sudah menjelma menjadi sosok bidadari yang begitu anggun dengan polesan make up tipis. Putri juga mengganti model rambutnya entah kapan wanitaku itu ke salon.

Ada sedikit yang mengganjal dari pikiranku, sudah sekian lama aku tidak memberikan Putri uang, tapi dari mana ia bisa mendapatkan duit untuk perawatan ke salon? Namun, bodo amat dengan hal itu yang jelas aku senang melihat istriku cantik seperti saat ini.

K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Bab 22. syok

    “Baru Hari ini aku menghidangkan air mineral di pagi hari untuk kamu, tapi kamunya udah semarah itu, lalu bagaimana dengan aku dan anak-anak yang terkadang hanya makan nasi dengan garam ditambah dengan dorongan dari air mineral agar nasi itu mudah mengalir di tenggorokan? Pernahkah kamu membayangkan bagaimana pedihnya hari-hari kami tanpa sepeserpun nafkah yang kau berikan untuk kami? Apa kau pernah membayangkan bagaimana menderitanya hidup aku Dan anak-anak? Apa kamu tahu bagaimana keadaan mental mereka karena memiliki orang tua yang tidak bertanggung jawab?” Putri menyeka kristal bening yang mulai membasahi pipinya.Setiap rangkaian kata yang keluar dari bibir Putri begitu menyayat hati. Sungguh memilukan. Aku benar-benar menyesal atas semua keegoisanku yang mengabaikan anak dan istriku.“ Mereka hanya bisa menatap nasi putih bercampur garam dengan lintangan air mata karena apa? Karena papanya nggak bertanggung jawab. Namun, aku bersyukur karena aku mampu mendidik anakku untuk tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    setuju

    Tatapan Putri begitu tajam menatap Mutia seolah ia sedang berada mengintimidasi Mutia habis-habisan.Mutia hanya tertunduk lemah. Entah apa yang dipikirkan oleh wanitaku itu. “Aku tidak mau menikah dengan pria miskin.” Aku mendengar Mutia bergumam lirih.Meskipun aku tahu Mutia wanita yang materialistis, tapi aku tidak menyangka jika wanitaku itu bisa berkata demikian. Apa jangan-jangan selama ini Mutia hanya mencintai uangku saja tanpa pernah melihat ke arahku? Begitulah pemikiranku.Sebisa mungkin aku menahan amarah yang sudah menjalar di sanubari menghadapi dua wanita yang aku cintai.“Kamu pasti tidak akan mampu bukan?” lagi, Putri bertanya penuh intimidasi.“Kamu benar Put. Aku tidak munafik seperti kamu. Hidup itu butuh uang karena tidak akan kenyang hanya makan cinta,” jawab Mutia mantap.Mendengar jawaban dari Mutia membuat emosiku semakin melonjak. Namun, aku mengerti dengan posisinya yang selama ini hidup serba kekurangan. Aku tahu Mutia juga ingin merasakan hidup enak. La

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kawin lagi

    Bab 24 kawin lagi.Kini aku dan Mutia sedang berada di rumah orang tuanya yang berada jauh di perdesaan. Aku dan Mutia sudah sepakat untuk meminta izin menikah pada orang tuanya sekaligus angkat nikah waktu itu juga, mengingat posisi orang tuanya yang sangat jauh dari kota tempat kami tinggal.Kedatanganku dan Mutia disambut antusias oleh kedua orang tuanya.“Kamu yakin mau jadi istri yang kedua?” Tanya ayahnya Mutia ketika Aku meminta izin kepada orang tuanya setelah makan malam. Kami tiba di rumah orang tua Mutia tepat ketika adzan maghrib.“Yakin, yah. Aku dan Mas Alfi, kami saling mencintai,” jawab Mutia mantap.“lalu bagaimana dengan istri pertamanya Nak Alfi?” Ayah Mutia kembali melontarkan pertanyaan.“Dia akan menjadi urusan saya Pak,” jawabku. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan orang tua Mutia karena aku tidak ingin sia-sia datang ke pelosok yang begitu jauh ini.“ Lagian Alfi ini laki-laki, jadi tidak butuh izin dari istrinya untuk menikah lagi,” Ibunya M

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    my life

    Dari lirikan mata aku melihat Mutia mengikuti arah langkah kakiku yang melewatinya. Setelah Aku memastikan keadaan di dapur hingga ke belakang rumah sampai ke pintu samping pun tak luput dari pantauanku, aku tidak menemukan siapapun di sana atau tanda-tanda kehadiran orang lain di sana. Aku membuang nafas kasar Mungkin ini hanya firasat ku saja. Aku mencoba menepih semua pikiran buruk yang menghantuiku, mengingat aku ini bukanlah lelaki setia, sehingga tidak menutup kemungkinan istri keduaku juga melakukan hal yang sama.Untuk Putri, aku bisa mempercayainya karena sejauh ini Ia tidak pernah mengkhianatiku. Walau sekejam apapun perlakuanku kepadanya, tapi istri cantikku itu tidak pernah berpaling dariku sedikitpun.Putri memang tidak bisa hidup tanpa aku, oleh karena itu aku berani semena mena kepadanya.“kamu cari apa Mas?” tegur Mutia yang mengikutiku dari belakang sampai ke pintu samping.Mendengar suara lembut istriku membuat aku mengalihkan atensi ke arahnya.“Enggak ada. Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    keputusan Putri

    Selalu saja Mutia menggunakan status untuk pembelaan dirinya setiap kali Ia melakukan kesalahan.Dia malas masak dengan dalih Dia hanyalah istri sirih bukan istri sah. Dia selalu minta bayaran setiap melayaniku juga dengan alasan yang sama. Bahkan dia berfoya-foya, lagi-lagi dengan alasan itu.Memang Mutia pernah berjanji ia akan menjadi istri yang paling baik sedunia seandainya aku menikahinya secara negara. Dia butuh pengakuan di publik. Katanya dia tidak ingin dicap sebagai pelakor.“Kamu lihat Mas! Gara-gara kamu yang begitu takut dengan perempuan sialan itu, sampai hari ini aku tidak bisa mengandung.Dulu ketika aku menikah dengan suami pertamaku, hanya dalam jangka satu bulan aku sudah hamil,” Cerocos Mutia.“Apa jangan-jangan kamu tidak pernah mencintaiku dan hanya menginginkan anak perempuan dariku, lalu pergi meninggalkanku?” imbuhnya dengan nada memilukan.“Enggak salah memang selama ini aku menunda kehamilan,” tambah Mutia kemudian ia langsung membekam mulutnya sendir

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kembali jatuh cinta

    Ketika aku sedang sedang termenung memikirkan kata-kata kedua putraku, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi mengalihkan atau si kami bertiga. Ia, di rumah ini hanya ada Kami bertiga.Siapa gerangan kira-kira yang pagi-pagi bertamu ke rumah?Ketika aku hendak bangun untuk melihat siapa yang datang, Aldo lebih dulu berdiri dari duduknya.“Biar kakak saja yang lihat, Mah. Mama lanjut aja sarapannya, itu nasi dari tadi diaduk-aduk aja tanpa dimakan,” ucap Aldo, lalu ia melenggang pergi untuk membukakan pintu.Lama aku menunggu Aldo tak juga kembali, ia juga tidak memberitahu siapa yang datang.Karena kepo aku bangkit dari duduk menyusul Putra sulungku. Dari ruang tamu aku melihat Aldo hanya berdiri mematung di depan pintu tanpa mengeluarkan sepatah katapun.“siapa kak?” tanyaku penasaran.Mendengar pertanyaan dariku, Aldo beralih menatap ke arahku sambil tersenyum.“bukan siapa-siapa kok Mah, Bapak ini salah alamat. Mama tunggu aja di ruang makan nanti aku nyusul balik kedalam. Aku kasih t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    come back

    Bab 29 come back Masih dari dalam, aku mengintip Aldo bergeming sama sekali. Sementara Mas Alfi masih juga masih dalam posisinya“Hai jagoan Papa,” ucap Mas Alfi mengalihkan atensinya ke arah Aris yang sedang berlarian ke arahnya.Aris langsung berhamburan ke dalam dekapan sang papa. Bocah itu begitu kentara jika dirinya selama ini merindui sosok sang Papa. Bocah itu memeluk dengan erat leher sang Papa, seolah ia berkata, tidak ingin kembali berjauhan dengan superhero nya itu.Setelah puas memeluk Papanya, Aris menarik diri, lalu beralih menatap ke arah sang kakak yang sedari tadi hanya berdiri mematung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun atau hanya sekedar melangkah maju ataupun mundur.“Kakak nggak peluk Papa?” tanya Aris polos. Entah bocah itu memang beneran polos atau dia memang sengaja ingin membuat keluarga ini harmonis kembali. Di awal kepergian Mas Alfi, Aris memang sering menanyakan keberadaan sang Papa. Namun, seiring waktu berlalu bocah itu tidak lagi bertanya hal-hal

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Intropeksi diri

    Bab. 30 Intropeksi diriAku melambai tangan ke arah kedua malaikat kecilku yang semakin menjauh ditelan jarak yang membawa Mereka pergi. Senyuman terus mengembang di bibirku menetap kepergian kedua buah hatiku Kini tinggallah aku dan Mas Alfi.Perlahan tapi pasti langkahku berputar menghadap ke arah lelaki yang masih berstatus suami sahku itu.HeningHanya ada kesunyian dan tatapan yang sulit diartikan dari sorot mata kami yang saling bersitatap.Aku tidak tahu apakah Mas Alfi sudah menceraikan aku secara agama atau tidak.Mengingat aku yang masih berstatus istrinya, aku memilih mengalah dan mengangkat suara terlebih dahulu.“assalamualaikum, Mas,” ucapku sambil berjalan mendekat ke arahnya.Tanganku terulur untuk menyalami tangan kekarnya yang sekian purnama tidak pernah aku lihat apalagi aku genggam.Aku mencium takzim tangan mas Alfi seperti biasanya, seperti di saat rumah tangga kami masih harmonis tanpa kehadiran orang ketiga.“Waalaikumsalam,” jawab Mas Alvi lirih.Tang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30

Bab terbaru

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kegilaan Sang Mantan

    Kegilaan Sang Mantan“Ketahuilah wahai mantan, memaafkan itu bukan berarti melupakan. Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakan semua perlakuan yang pernah kau lakukan kepadaku. Pengkhianatanmu itu tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nyawa berpisah dengan raga sekalipun. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini melebihi sebuah penghianatan,” sarkasku.Mata ini memancarkan gejolak amarah di dalam kalbu.“Tidak semuanya salahku, Put. Andai Kau mau sedikit berbaik hati dan sikap lembutmu itu benar adanya tanpa dibuat-buat, aku pasti tidak akan meninggalkanmu. Namun, kamu tak sebaik yang aku kira, Kau sengaja mencampurkan obat perangsang dan obat tidur ke dalam minumanku dan menyuruhku menandatangani semua berkas itu disaat aku hilang kendali dengan dalih berkas milik anak-anak yang membutuhkan tanda tanganku.” Ujarnya. Raut kecewa tercetak jelas di wajahnya.Pastilah dia sadar setelah semua yang terjadi, tapi tidak apa-apa karena tetap akulah yang

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Diluar prediksi BMKG

    Diluar prediksi BMKG Ternyata semua tak sesuai ekspektasiku yang terlalu berlebihan. Lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu, kini berlutut di hadapanku dengan wajah memelas.Syok, itulah yang saat ini kurasakan. Kira-kira apalagi yang ia inginkan dari diri ini?Aku melongo di tempat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tidak menghentikan aksinya tidak boleh membenarkan apa yang ia lakukan. Dalam sekejap perbendaharaan kosa kata ku hilang tak bersisa.Mas Alfi mencoba meraih tanganku, tapi secepat kilat aku menarik tanganku dan menjauh dari jangkauan tangan laknat Sang mantanku itu.Dia menunduk sejenak, memasang wajah penuh penyesalan. Dengan gerakan slow motion Ia mengangkat kepalanya, menatap ke arahku, tatapan yang sulit untuk di artikan.“Maafkan aku Put! Bisakah kita memulai semua dari awal? Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah begitu menyakitimu, melukai perasaanmu dan juga anak-anak. Namun, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, karena no body is perfect. Di setiap k

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    tamu tak di undang

    Hari yang terus bergulir dari waktu ke waktu. Banyak cerita yang kita lalui, ada luka dan juga bahagia di dalamnya.Beberapa hari belakangan ini hidupku cukup damai karena tidak ada yang menerorku dan tidak ada pula yang membuntutiku seperti beberapa hari yang lalu.Aku menjalani rutinitasku sebagaimana biasa. Pagi hari mengantar kedua buah hati menuntut ilmu, dan setelah itu lanjut ke kantin untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah.Mas Farid dan Lucas juga sering bertukar kabar denganku. Malam minggu ini aku mendapat undangan makan malam bersama Lucas. Entah mimpi apa bocah itu hingga mengajakku makan malam berdua saja, dan lebih anehnya lagi, katanya Mas Farid akan mengajak Aldo dan Aris ke fun game.Membinggokan tingkah dua serangkai itu. Entah kejutan apa yang mereka rencanakan?Alasan mas Farid mengajak Aldo dan abis main, karena dia tidak bisa ikut kami healing weekend ini, cukup masuk akal.Sementara alasan Lucas mengajakku makan malam berdua karena ada hal penting yang i

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Heboh

    HebohAku terperangan mendengar jawaban dari Putra sulungku itu. Dia memang selalu membuat aku Culture shock. Belum hilang syok yang semalam, sekarang ia kembali membakit adrenalin dalam diri ini.Aku sudah tidak lagi menimpali Aldo karena berdebat dengannya yang ada hanya akan menguras energiku saja. Pasti akan ada saja alasan darinya. Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menunggu mereka di sana.Anakku Memang sudah benar-benar gede sekarang. Anak seusia Aldo memang usia yang lagi gila-gilanya anak mencari jati diri. Mereka selalu penasaran dengan semua hal dan selalu ingin mencoba semua hal baru.Berawalnya kenakalan remaja itulah ketika anak-anak seusia Putra sulungku. Aku memijat pelipis, membuang nafas kasar, aku harus semakin memperbanyak stok kesabaranku dalam menghadapi tingkah anak yang mulai menginjaki usia remaja ini.Tidak boleh terlalu dikekang dan juga tidak boleh terlalu dibebaskan karena kedua hal itu akan berakibat fatal bagi anak-anak seusianya.‘Ya Allah, bimbing a

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tingkah Aldo

    Tingkah Aldo Setiap sebulan sekali aku memang selalu mengadakan jalan-jalan bersama dengan para karyawanku. Tujuanku untuk mempererat hubungan emosional diantara kami, selain partner kerja. Mereka selalu antusias setiap kali kami melakukan trip. Aku bangga karena Kami selalu bisa bekerja sama dalam tim. Mereka sering curhat denganku. Mereka juga selalu berdiri di gardan terdepan setiap kali ada orang yang mengusikku. Karena adanya mereka Reno tidak pernah menemuiku di rumah sakit. Lelaki itu trauma karena pernah diulti oleh para karyawanku. “Put, aku ikut,” ucap Lucas. “Oke. Jam 08.00 harus sudah stand by di sini,” jawabku. “Om baik nggak ikut?” tanya Aris penuh harap. Aku melihat mas Farid hanya diam saja ketika Lucas sibuk berceloteh tentang rencana healing kami minggu depan. ”Om baik enggak bisa ikut, ya?” Tanya Aris penuh perhatian. Mas Farid mengulas senyuman tipis sebe

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Reno kena ulti

    Reno kena ulti“Ada apa sayang? Apa tamunya mencari Om?” Tanya Mas Farid yang sudah berdiri di belakang Aldo.Aku tersadar dari lamunan ketika bariton seksi itu masuk ke dalam indra pendengaranku.Reflek tanganku terulur ke dada, merasakan detak jantung yang tidak seperti biasanya.“Paman ini menanyakan Om,” jawab Aldo.Iris hitamnya menatap tajam ke arah Reno, mengintimidasi, lalu dagunya terangkat seolah bertanya ada keperluan apa lelaki itu mencari dirinya.Reno meneliti penampilan Mas Farid dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Reno menelan salivanya secara paksa. Pasti setelah ini ia akan mundur alon-alon karena tidak mungkin bersaing dengan pria yang memiliki kharisma awut-awutan seperti Mas Farid.“Selamat malam,” ucap Reno kiku. “Malam! Ada keperluan apa anda mencari saya?” tanya mas Farid to the point. Aku yakin pemilik mata hitam legam itu sengaja memojoki Reno.“kenalkan aku Reno, pamannya Aldo.”“Oh, paman Aldo? Ada keperluan apa mencari saya? bukannya Aldo ada di dep

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Absurd

    Absurd Mas Farid berdecak sebal ketika melihat siapa gerangan tamu yang datang. Sementara aku, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya. “Jadi Lo begitu susah dihubungi karena sedang ngantem di sini? Feeling ku memang tidak pernah salah,” ucap laki-laki yang baru sampai itu. “katanya lu mau keluar kota, tapi kenapa malah ke sini?” jawab Mas Farid, menatap sinis ke arah rivalnya itu. “Feeling gua mengatakan kalau gue harus melindungi calon bidadari surga gua dari seorang pria lapuk,” jawab Lucas. “Lu tahu, Putri sendiri yang meminta gua ke sini untuk barbeque. Lo itu tidak diundang dan tidak diharapkan karena hanya akan menjadi pengganggu,” ujar Mas Farid sadis. Tatapan permusuhan Lucas layangkan untukku. Aku tergelak melihat Lucas misuh misuh. “Katanya kamu mau ke luar kota, makanya aku enggak ngehubungi kamu,” ucapku. “Udahlah Put jujur aja kalau kamu sengaja mengadakan barbeque di saat enggak ada Lucas supaya tidak ada penggagu diantara kita,” Mas Farid masih betah me

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    barbeque

    Putri POVSepertinya mulai hari ini, hari-hari tenang dan damaiku akan kembali terusik oleh seseorang yang sudah memberi trauma yang mendalam bagiku. Kembali bertemu dengannya bagaikan mimpi buruk untukku.Di weekend yang berbahagia ini ia sudah merusak mood ku pagi pagi sekali. Feeling ku memang tepat sasaran.Entah apa salahku kepadanya hingga ia tidak pernah membiarkan aku hidup tenang dan bahagia.Gangguan dari orang lain mungkin mudah aku atasi karena mereka memang tidak pernah memiliki hubungan apapun denganku. Namun, berbeda dengan mas Alfi yang notabenenya mantan suamiku, terlebih diantara kami memiliki dua putra yang membuat kami pasti akan selalu berhubungan.Cinta untuknya memang sudah tidak lagi kumiliki, tapi goresan luka yang pernah ia berikan akan selalu terbayang setiap kali melihat wajahnya.Selama ini begitu sulit aku berjuang seorang diri untuk menyembuhkan luka itu dan terlihat baik-baik saja. Namun, ia datang dengan mudah dan membangkitkan kembali luka yang sudah

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Kembali Ke Nol

    Kembali ke nolAku tersenyum sinis, menatap jijik ke arah wanita yang masih berstatus istriku.Kepingan-kepingan ingatan masa lalu masuk ke dalam memoriku. Beberapa kali aku pernah mendapati motor Deni berada di depan rumahku. Setiap kali motor itu terparkir di sana pasti jendela kamar kami terbuka lebar. Tidak lama setelah kepulanganku pasti motor itu sudah tidak ada lagi di sana.Kenapa selama ini aku tidak sadar ya? Aku memang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cinta kepada Mutia. Padahal jelas-jelas sebelum aku di penjara aku begitu mencurigai motor yang terparkir sesaat itu. Setiap kali aku ingin bertanya kepada Mutia itu motor siapa? Pasti motor itu sudah tidak ada lagi setelah aku masuk ke dalam sebentar.Oh, bodohnya diriku. Entah mereka yang begitu pandai menyembunyikan semuanya atau aku yang memang bodoh dan ceroboh?Aku berderap, mengikis jarak di antara diriku dan Mutia.“Membalas Budi katamu?” Lagi aku menarik sebuah sudut bibirku ke samping.“Harusnya aku membunuhnya tad

DMCA.com Protection Status