Share

curhat

Penulis: Princess Belda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-18 20:25:20

Mas Farid menganggukkan kepalanya tanda setuju.

“Kalau gitu, kita ke fun game yang di perempatan jalan aja ya! Biar deket.”

“iya, Mas,” jawabku.

Bukan Tanpa alasan Aku mau ikut serta diajak dengan mas Farid. Namun, aku harus meminta maaf kepadanya tentang kejadian tadi. Aku juga tidak mungkin membicarakan hal itu di depan kedua buah hatiku. Karena sudah kepalang ketahuan, biar sekalian aku ceritakan dan meminta pendapatnya. Lagian, selama ini Mas Faris sudah cukup baik kepadaku dan dia juga orang yang bisa dipercaya.

Wajah kedua putraku yang tadinya sendu kini sudah berbinar kembali. Anak-anak memang semudah itu melupakan permasalahan. Aku berharap semoga mereka akan selalu bisa sebahagia seperti ini.

Mas Farid juga membayar bakmie yang kami makan. Meskipun aku sudah menolaknya, tapi lelaki itu tetap bersi keras untuk membayarnya. Alasannya biar imbang, karena selama ini aku tidak pernah menerima pembayaran ketika ia mampir ke warungku.

Tidak butuh waktu lama kami sudah tiba di fun ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    lancar

    MKYHS BAB. LancarApa pun yang terjadi, waktu tetap akan terus berjalan.Tanpa terasa, tiga bulan sudah aku menjanda. Hari ini merupakan hari putusan sidang mengenai perceraian aku dan Mas Alfi.Tekadku untuk menjebloskan keduanya ke penjara sudah benar-benar bulat. Aku mengutarakan semua yang terjadi dalam rumah tanggaku tanpa ada yang dikurangi atau pun dilebihkan.Sebenarnya aku menolak mediasi dan menginginkan perkara ini cukup selesai dalam satu kali sidang saja karena semua bukti sudah aku kantongi. Namun, Karena Mas Alfi bersikeras untuk melakukan mediasi dan membantah semua tuduhanku, sehingga pihak pengadilan memutuskan untuk melakukan sidang satu kali lagi. Lelaki itu memutar balikkan fakta seolah akulah yang bersalah di sini. Dia menjadikan acara makan malamku yang tidak sengaja dengan mas Farid sebagai tuduhan jika aku juga melakukan perselingkuhan di belakangnya.Aku yang sempat menggadaikan BPKB mobil untuk menopang hidup, dituduhnya jika aku meminjam uang ke rentenir

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    comeback

    Come backMaaf, Pak. Kami hanya menjalankan tugas. Mohon bekerja sama agar tidak terjadi kekerasan,” jawab salah satu polisi yang membawa Mutia dengan begitu sopan.“Putri lepaskan Aku. Aku tidak ada sangkut pautnya dengan Kau. Itu urusan Kau dengan suami Kau,” teriak Mutia.Mas Alfi beralih menetap ke arahku. Langkahnya bergerak mendekatiku.Pergerakannya begitu cepat. Kedua tangan Mas Alfi sudah berada di pundakku. Ia mencengkeram kedua bahuku kuat. Putri, tolong lepaskan Mutia ini permasalahan kita berdua, jangan menyeret wanita hamil itu,” ucap Mas Alfi penuh penekanan.Ini memang masalah kita berdua, tapi permasalahan ini hadir karena adanya wanita itu. Lagian aku sudah mencoba berbaik hati terhadap kalian, tapi kebaikanku kalian salah artikan.” Aku tersenyum miring.“kebaikan apa?” sargah Mutia cepat.“Andaikan kamu mengizinkan aku untuk menikah lagi, pasti kita tidak akan pernah bercerai sampai saat ini. Namun, semua sudah terlanjur.” Mas Alfi membuang nafas kasar. Ia terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tamu takterduga

    Tamu takterdugaSetelah melewati beberapa drama, akhirnya kami memutuskan untuk kembali.Bukan hanya aku yang tidak ingin pulang, tapi hal itu juga berlaku bagi Agus yang katanya masih merindukan masakan Mama tercinta.Setelah melewati perjalanan panjang, akhirnya aku kembali di sebuah kediaman yang pernah ada bahagia dan juga air mata di sini.Bibir ini hanya mampu tersenyum miring ketika mengingat takdir yang mempermainkan diri ini.Senin merupakan hari yang tidak ingin ditemui oleh kebanyakan orang dan hal itu juga berlaku kepadaku hari ini.Kemarin aku begitu puas memanjakan diri di rumah Mama. Namun, sekarang harus kembali baku hantam dengan pekerjaan untuk mencari sesuap nasi.Seperti biasanya, aku bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Aku berkutat di dapur untuk membuatkan sarapan kepada kedua Putraku.Begitu lantunan adzan menyapu Indra pendengaranku, gagas diri ini melakukan kewajiban sebagai Muslim, tidak lupa membangunkan Aldo dan Aris sebelumnya untuk melaksanakan sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Duda lapuk

    Duda lapuk Aku merasa euforia manakala mataku dan matanya saling bertemu. Ini sangatlah tidak baik untuk jantungku, aku harus menjaga pandangan ini agar tidak semakin terperosok ke dalam pesonanya.“ Sekarang kamu percaya sama aku?” Tanya Lukas setelah aku mengalihkan pandanganku.“Aku rasa tidak ada alasan untuk Aku tidak percaya kepada kamu,” jawabku apa adanya.“By the way kamu tahu aku tinggal di sini dari mana?” tanya aku penasaran, karena seingat Aku, Aku tidak pernah memberitahu Lucas jika aku tinggal di sini.“Aku baca dari informasi kamu. Awalnya aku kira kamu itu gadis, ternyata....” Lukas menggantung ucapannya, matanya terbelalak lebar menatap ke arah ponselnya. Aku yakin jika dia sedang membaca informasi tentang diriku.“Ternyata apa?” tanyaku.“Ternyata ... Ternyata aku masih memiliki kesempatan,” jawabnya ambigu.Keningku berkerut mendengar jawaban darinya.“Kamu mau pindah ke sana kapan?” tanya Lucas mengalihkan pembicaraan.“Lah? DP rumah aja belum, sudah main pindah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    oh ternyata

    Oh ternyata Sungguh aku tidak tahu bahwasanya lelaki yang selama ini begitu baik kepadaku itu adalah seorang duda. Selama ini aku mengira dia bujang lapuk, ternyata oh ternyata. “Jelas Putri belum tahu karena gua belum memberitahunya,” potong Mas Farid. “Hal penting seperti itu Lo rahasiakan dari putri yang konon katanya calon bini?” Cibir Lucas. Tatapan sinis dihadiahkan oleh mas Farid kepada Lucas. Lelaki yang berstatus duda itu melempar pandangannya ke arah ku. “Kamu pasti mau ke kantin? Ayo aku antari!” Ajak Mas Farid. “jangan, Put. Kamu mending jalan sama aku saja ketimbang sama duda karatan,” tantang Lucas. Maf Farid menatap nyalang ke arah Lucas. Ia bersedekap dada “Mending karatan daripada celup sana, celup sini,” sargah Mas Farid. Kedua insan itu kembali beradu argumen. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkah keduanya. Aku memutuskan untuk pergi dan membiarkan mereka dengan dunia mereka sendiri. Ternyata hidup selucu itu. Aku sengaja mendorong

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    hidup lagi lucu-lucunya

    Aku terkekeh mendengar pertanyaan Aldo. Sebenarnya bukan pertanyaannya yang ngomong buat aku tertawa, tapi ekspresi wajahnya yang begitu serius itu terlihat begitu lucu dan menggemaskan. Di usianya yang masih remaja ia bersikap seolah sudah cukup dewasa dengan kata lain sok dewasa.“Jawab Ma.” Aldo menghentakkan kakinya. Ia merajuk karena ulahku yang memilih tertawa daripada menjawab pertanyaan darinya.Mataku sampai berair karena tertawa. Setelah kembali bisa mengontrol diri, aku memposisikan dudukku menghadap ke arah Putra sulungku.“Untuk saat ini kakak dan adik lah yang menjadi prioritas hidup Mama. Mama ingin membahagiakan kalian, mencukupi kebutuhan kalian tanpa kekurangan sesuatu apapun.” Aku tersenyum lalu mengacak acak rambut Aldo.“Jangan hanya memikirkan kebahagiaan kami, Mama juga harus memikirkan kebahagiaan Mama agar Mama bisa menjadi matahari untuk kami.”“Kebahagiaan kalian itulah kebahagiaan Mama yang tak terhingga,” ujarku, Sambil mengusap penuh kasih kepala Aldo.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    akhirnya tahu juga

    Tekadku untuk pindah rumah semakin bulat setelah kedatangan Kak Lusi yang tampak angin, tanpa hujan, mencecarku tanpa henti.Hari ini Kak Lusi. Besok, lusa entah siapa lagi yang akan datang. Jika uang dari Mas Alfi tidak mengalir lagi untuk mereka, pasti akulah yang akan menjadi sasarannya. Sesuai janjiku dengan Lucas, aku menemuinya di jam makan siang di sebuah restoran.Selera Lucas ternyata tinggi juga. Terlihat dari restoran yang aku masuki saat ini.Lucas melambaikan tangannya ke arahku, memintaku untuk menghampirinya. Aku mengukir senyuman tipis di bibir, lalu berjalan menghampiri Lucas.Melihat aku yang semakin dekat dengan meja tempat ia duduk, Lucas bangkit berdiri, lalu menggeserkan kursi untukku. Pria yang manis.“Terima kasih,” hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir indahku. Aku merasa sedikit canggung pada pemuda yang usianya lebih muda dariku itu.“Sama-sama,” jawabnya dengan senyuman tampan menghiasi wajahnya.“Sudah sepantasnya seorang laki-laki memperlakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Dukungan

    Dukungan Melihat reaksi kedua Putraku, Mirna tersenyum bahagia.“Jadi selama ini kalian tidak tahu jika Mama kalian ini sudah memenjarakan Papa kalian?” Tanya Mirna.“Cukup Mirna,” bentakku. Hilang sudah kesabranku yang tidak tebal ini.“Lebih baik sekarang kamu pergi dan jangan mengganggu anak-anakku,” aku memperingati.“Kenapa?” Tantang Mirna. Ia menyeringai lebar.“Apa kamu takut anak-anak kamu tahu jika Mamanya tidak sebaik yang mereka sangka? Kamu takut kan mereka tahu kalau kamu sudah memenjarakan kakakku?” Sinis Mirna.“Baguslah kalau Papa di penjara. Setidaknya sudah berkurang satu orang yang menyakiti Mama,” ucap Aldo santai.Aku tercengang mendengar penuturan Aldo. Ternyata sesakit itu hatinya untuk Mas Alfi. Selama ini aku mengira mereka akan histeri jika tahu aku yang sudah memenjarakan Papa mereka.“kata bu guru orang yang berbuat kejahatan itu memang akan dipenjara,” imbuh Aris. Ternyata kedua Putraku begitu mendukungku.“Hailah keponakan-keponakan tante!” seru Mirna.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28

Bab terbaru

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kegilaan Sang Mantan

    Kegilaan Sang Mantan“Ketahuilah wahai mantan, memaafkan itu bukan berarti melupakan. Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakan semua perlakuan yang pernah kau lakukan kepadaku. Pengkhianatanmu itu tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nyawa berpisah dengan raga sekalipun. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini melebihi sebuah penghianatan,” sarkasku.Mata ini memancarkan gejolak amarah di dalam kalbu.“Tidak semuanya salahku, Put. Andai Kau mau sedikit berbaik hati dan sikap lembutmu itu benar adanya tanpa dibuat-buat, aku pasti tidak akan meninggalkanmu. Namun, kamu tak sebaik yang aku kira, Kau sengaja mencampurkan obat perangsang dan obat tidur ke dalam minumanku dan menyuruhku menandatangani semua berkas itu disaat aku hilang kendali dengan dalih berkas milik anak-anak yang membutuhkan tanda tanganku.” Ujarnya. Raut kecewa tercetak jelas di wajahnya.Pastilah dia sadar setelah semua yang terjadi, tapi tidak apa-apa karena tetap akulah yang

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Diluar prediksi BMKG

    Diluar prediksi BMKG Ternyata semua tak sesuai ekspektasiku yang terlalu berlebihan. Lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu, kini berlutut di hadapanku dengan wajah memelas.Syok, itulah yang saat ini kurasakan. Kira-kira apalagi yang ia inginkan dari diri ini?Aku melongo di tempat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tidak menghentikan aksinya tidak boleh membenarkan apa yang ia lakukan. Dalam sekejap perbendaharaan kosa kata ku hilang tak bersisa.Mas Alfi mencoba meraih tanganku, tapi secepat kilat aku menarik tanganku dan menjauh dari jangkauan tangan laknat Sang mantanku itu.Dia menunduk sejenak, memasang wajah penuh penyesalan. Dengan gerakan slow motion Ia mengangkat kepalanya, menatap ke arahku, tatapan yang sulit untuk di artikan.“Maafkan aku Put! Bisakah kita memulai semua dari awal? Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah begitu menyakitimu, melukai perasaanmu dan juga anak-anak. Namun, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, karena no body is perfect. Di setiap k

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    tamu tak di undang

    Hari yang terus bergulir dari waktu ke waktu. Banyak cerita yang kita lalui, ada luka dan juga bahagia di dalamnya.Beberapa hari belakangan ini hidupku cukup damai karena tidak ada yang menerorku dan tidak ada pula yang membuntutiku seperti beberapa hari yang lalu.Aku menjalani rutinitasku sebagaimana biasa. Pagi hari mengantar kedua buah hati menuntut ilmu, dan setelah itu lanjut ke kantin untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah.Mas Farid dan Lucas juga sering bertukar kabar denganku. Malam minggu ini aku mendapat undangan makan malam bersama Lucas. Entah mimpi apa bocah itu hingga mengajakku makan malam berdua saja, dan lebih anehnya lagi, katanya Mas Farid akan mengajak Aldo dan Aris ke fun game.Membinggokan tingkah dua serangkai itu. Entah kejutan apa yang mereka rencanakan?Alasan mas Farid mengajak Aldo dan abis main, karena dia tidak bisa ikut kami healing weekend ini, cukup masuk akal.Sementara alasan Lucas mengajakku makan malam berdua karena ada hal penting yang i

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Heboh

    HebohAku terperangan mendengar jawaban dari Putra sulungku itu. Dia memang selalu membuat aku Culture shock. Belum hilang syok yang semalam, sekarang ia kembali membakit adrenalin dalam diri ini.Aku sudah tidak lagi menimpali Aldo karena berdebat dengannya yang ada hanya akan menguras energiku saja. Pasti akan ada saja alasan darinya. Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menunggu mereka di sana.Anakku Memang sudah benar-benar gede sekarang. Anak seusia Aldo memang usia yang lagi gila-gilanya anak mencari jati diri. Mereka selalu penasaran dengan semua hal dan selalu ingin mencoba semua hal baru.Berawalnya kenakalan remaja itulah ketika anak-anak seusia Putra sulungku. Aku memijat pelipis, membuang nafas kasar, aku harus semakin memperbanyak stok kesabaranku dalam menghadapi tingkah anak yang mulai menginjaki usia remaja ini.Tidak boleh terlalu dikekang dan juga tidak boleh terlalu dibebaskan karena kedua hal itu akan berakibat fatal bagi anak-anak seusianya.‘Ya Allah, bimbing a

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tingkah Aldo

    Tingkah Aldo Setiap sebulan sekali aku memang selalu mengadakan jalan-jalan bersama dengan para karyawanku. Tujuanku untuk mempererat hubungan emosional diantara kami, selain partner kerja. Mereka selalu antusias setiap kali kami melakukan trip. Aku bangga karena Kami selalu bisa bekerja sama dalam tim. Mereka sering curhat denganku. Mereka juga selalu berdiri di gardan terdepan setiap kali ada orang yang mengusikku. Karena adanya mereka Reno tidak pernah menemuiku di rumah sakit. Lelaki itu trauma karena pernah diulti oleh para karyawanku. “Put, aku ikut,” ucap Lucas. “Oke. Jam 08.00 harus sudah stand by di sini,” jawabku. “Om baik nggak ikut?” tanya Aris penuh harap. Aku melihat mas Farid hanya diam saja ketika Lucas sibuk berceloteh tentang rencana healing kami minggu depan. ”Om baik enggak bisa ikut, ya?” Tanya Aris penuh perhatian. Mas Farid mengulas senyuman tipis sebe

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Reno kena ulti

    Reno kena ulti“Ada apa sayang? Apa tamunya mencari Om?” Tanya Mas Farid yang sudah berdiri di belakang Aldo.Aku tersadar dari lamunan ketika bariton seksi itu masuk ke dalam indra pendengaranku.Reflek tanganku terulur ke dada, merasakan detak jantung yang tidak seperti biasanya.“Paman ini menanyakan Om,” jawab Aldo.Iris hitamnya menatap tajam ke arah Reno, mengintimidasi, lalu dagunya terangkat seolah bertanya ada keperluan apa lelaki itu mencari dirinya.Reno meneliti penampilan Mas Farid dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Reno menelan salivanya secara paksa. Pasti setelah ini ia akan mundur alon-alon karena tidak mungkin bersaing dengan pria yang memiliki kharisma awut-awutan seperti Mas Farid.“Selamat malam,” ucap Reno kiku. “Malam! Ada keperluan apa anda mencari saya?” tanya mas Farid to the point. Aku yakin pemilik mata hitam legam itu sengaja memojoki Reno.“kenalkan aku Reno, pamannya Aldo.”“Oh, paman Aldo? Ada keperluan apa mencari saya? bukannya Aldo ada di dep

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Absurd

    Absurd Mas Farid berdecak sebal ketika melihat siapa gerangan tamu yang datang. Sementara aku, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya. “Jadi Lo begitu susah dihubungi karena sedang ngantem di sini? Feeling ku memang tidak pernah salah,” ucap laki-laki yang baru sampai itu. “katanya lu mau keluar kota, tapi kenapa malah ke sini?” jawab Mas Farid, menatap sinis ke arah rivalnya itu. “Feeling gua mengatakan kalau gue harus melindungi calon bidadari surga gua dari seorang pria lapuk,” jawab Lucas. “Lu tahu, Putri sendiri yang meminta gua ke sini untuk barbeque. Lo itu tidak diundang dan tidak diharapkan karena hanya akan menjadi pengganggu,” ujar Mas Farid sadis. Tatapan permusuhan Lucas layangkan untukku. Aku tergelak melihat Lucas misuh misuh. “Katanya kamu mau ke luar kota, makanya aku enggak ngehubungi kamu,” ucapku. “Udahlah Put jujur aja kalau kamu sengaja mengadakan barbeque di saat enggak ada Lucas supaya tidak ada penggagu diantara kita,” Mas Farid masih betah me

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    barbeque

    Putri POVSepertinya mulai hari ini, hari-hari tenang dan damaiku akan kembali terusik oleh seseorang yang sudah memberi trauma yang mendalam bagiku. Kembali bertemu dengannya bagaikan mimpi buruk untukku.Di weekend yang berbahagia ini ia sudah merusak mood ku pagi pagi sekali. Feeling ku memang tepat sasaran.Entah apa salahku kepadanya hingga ia tidak pernah membiarkan aku hidup tenang dan bahagia.Gangguan dari orang lain mungkin mudah aku atasi karena mereka memang tidak pernah memiliki hubungan apapun denganku. Namun, berbeda dengan mas Alfi yang notabenenya mantan suamiku, terlebih diantara kami memiliki dua putra yang membuat kami pasti akan selalu berhubungan.Cinta untuknya memang sudah tidak lagi kumiliki, tapi goresan luka yang pernah ia berikan akan selalu terbayang setiap kali melihat wajahnya.Selama ini begitu sulit aku berjuang seorang diri untuk menyembuhkan luka itu dan terlihat baik-baik saja. Namun, ia datang dengan mudah dan membangkitkan kembali luka yang sudah

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Kembali Ke Nol

    Kembali ke nolAku tersenyum sinis, menatap jijik ke arah wanita yang masih berstatus istriku.Kepingan-kepingan ingatan masa lalu masuk ke dalam memoriku. Beberapa kali aku pernah mendapati motor Deni berada di depan rumahku. Setiap kali motor itu terparkir di sana pasti jendela kamar kami terbuka lebar. Tidak lama setelah kepulanganku pasti motor itu sudah tidak ada lagi di sana.Kenapa selama ini aku tidak sadar ya? Aku memang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cinta kepada Mutia. Padahal jelas-jelas sebelum aku di penjara aku begitu mencurigai motor yang terparkir sesaat itu. Setiap kali aku ingin bertanya kepada Mutia itu motor siapa? Pasti motor itu sudah tidak ada lagi setelah aku masuk ke dalam sebentar.Oh, bodohnya diriku. Entah mereka yang begitu pandai menyembunyikan semuanya atau aku yang memang bodoh dan ceroboh?Aku berderap, mengikis jarak di antara diriku dan Mutia.“Membalas Budi katamu?” Lagi aku menarik sebuah sudut bibirku ke samping.“Harusnya aku membunuhnya tad

DMCA.com Protection Status